Anda di halaman 1dari 5

Dalam bukunya,Daniel Ronda memberikan defenisi tentang pastoral

sebagai berikut: “Istilah pastoral berasal dari kata pastor/gembala dalam


bahasa Latin.Padanan dalam bahasa Yunaninya adalah Poimen.Jadi
pelayanan pastoral dapat diartikan sebagai penggembalaan”.17 Daniel
Ronda,Pengantar Konseling Pastoral,(Bandung: Kalam Hidup, 2015), 22.

Pastoral/Penggembalaan Beberapa ahli memberikan jawaban yang sangat


bervariasia. Menurut T.C.Oden: Pastoral atau penggembalaan
sebagai cabang teologia Kristen yang mengkaji jabatan dan fungsi
gembala; dan berupaya untuk memikirkan penyataan diri Allah seperti
ditegaskan oleh Alkitab, diteruskan melalui tradisi, direnungkan
oleh pemikiran kritis dan terwujud dalam pengalaman pribadi dan
sosial. Tugas sebagai alat untuk menyampaikan karunia (kasih,
anugerah, keselamatan) Allah kepada manusia.

b. Menurut M.Thornton:
Pastoral atau penggembalaan adalah suatu penyesuaian doktrin oleh
gembala dalam pengawasan terhadap kawanan domba.

c.MenurutSeward hiltner;
Pastoral atau penggembalaan adalah sebagai cabang atau bidang
pengetahuan dan penyelidikan teologis yang mengarahkan perspektif
penggembalaan kepada semua tugas,kewajiban dan fungsi gereja
jugagembala, dan sesudah itu menarik kesimpulan dalam bentuk
tatanan teologis dari perenungan terhadap pengamatan-pengamatan ini.
Defenisi ini menempatkan bahwa sifat dasar teologi penggembalaan
bukan suatu fungsi khusus dari pelayanan tetapi “perspektif
penggembalaan” yang mempengaruhi seseorang terhadap keseluruhan
tugas penggembalaan dalam perspektifdan kapasitas yang
didalamnya tugas itu dilaksanakan.

Alkitab adalah Firman Allah merupakan perkataan Allah, di mana


Allah berbicara kepada manusia secara tertulis. Alkitab adalah Firman
Allah yang menjadi otoritas dan satu-satunya landasan praktik kehidupan
percaya. Alkitab adalah Firman Allah, yang ditulis oleh orang-orang
yang dipakai oleh Allah (menerima wahyu dan ilham Allah,
digerakkan dan dinafaskan Allah)(2Tim. 3:16; 2Pet.1:20-21). Dan
semua tulisan baik mulai dari Perjanjian Lama maupun sampai
kepada Perjanjian Baru terfokus kepada Yesus Kristus.21
https://jurnal.sttarrabona.ac.id/JurnalSTTA/index.php/JUAR/article/view/
36/23

Istilah "pastoral" tidak ditemukan secara eksplisit dalam Alkitab, tetapi konsepnya terdapat dalam
banyak bagian Alkitab. Secara umum, pastoral dapat diartikan sebagai pelayanan atau penggembalaan
umat Tuhan dalam konteks gereja atau komunitas iman.

Beberapa dasar Alkitab tentang pastoral antara lain:

Yesus Kristus adalah gembala yang baik (Yohanes 10:11). Yesus dikenal sebagai gembala yang baik
yang memberikan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya. Sebagai pengikut-Nya, para pemimpin gereja
juga diharapkan untuk mengikuti teladan-Nya dalam pelayanan pastoral.

Tugas penggembalaan adalah tanggung jawab para pemimpin gereja (Kisah Para Rasul 20:28). Para
pemimpin gereja dipanggil untuk merawat jemaat dan memimpin mereka dengan kasih dan keahlian.

Penggembalaan mencakup berbagai aspek kehidupan (1 Petrus 5:2-3). Seorang penggembala harus
peduli terhadap kebutuhan rohani dan praktis jemaat, termasuk mendengarkan, mendoakan, mengajar,
dan memberikan perhatian pada kebutuhan fisik dan emosional.

Pelayanan pastoral harus dilakukan dengan kasih (1 Korintus 13:1-3). Tanpa kasih, pelayanan pastoral
menjadi tidak efektif dan tidak memiliki dampak positif pada jemaat.

Tujuan utama pelayanan pastoral adalah untuk memperkuat iman dan pertumbuhan rohani jemaat
(Efesus 4:11-16). Para pemimpin gereja harus berusaha membantu jemaat menjadi lebih matang
dalam iman mereka dan membantu mereka mencapai tujuan hidup rohani mereka.

Pelayanan pastoral harus berdasarkan Firman Tuhan (2 Timotius 4:2). Para pemimpin gereja harus
menekankan pentingnya Firman Tuhan dan mengajar jemaat untuk hidup sesuai dengan prinsip-
prinsip yang terkandung di dalamnya
Aspek-aspek pertumbuhan kaum muda

Berikut adalah aspek-aspek pertumbuhan kaum muda

Aspek Fisik: Meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik seperti tinggi badan, berat badan, dan
organ tubuh lainnya. Sumbernya dapat berasal dari genetik, nutrisi, aktivitas fisik, dan lingkungan.
Contoh catatan kaki: Menurut Hofferth dan Hayes (2018, hal.62), faktor genetik memainkan peran
penting dalam pertumbuhan fisik, tetapi nutrisi dan lingkungan juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan fisik.

Aspek Psikologis: Meliputi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial. Sumbernya dapat berasal
dari lingkungan, keluarga, pendidikan, teman sebaya, dan pengalaman hidup.
Contoh catatan kaki: Menurut Steinberg (2014), lingkungan dan pengalaman hidup dapat
mempengaruhi perkembangan psikologis remaja. Namun, keluarga dan pendidikan juga dapat
memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan psikologis remaja.

Aspek Sosial: Meliputi perkembangan sosial seperti hubungan dengan orang lain, norma dan nilai
sosial, dan keterampilan interpersonal. Sumbernya dapat berasal dari keluarga, teman sebaya, sekolah,
dan media sosial.
Contoh catatan kaki: Menurut Prinstein dan Dodge (2008, hal.105), hubungan dengan teman sebaya
dapat mempengaruhi perkembangan sosial remaja, tetapi pengaruh keluarga dan lingkungan sosial
juga sangat penting dalam membentuk nilai dan norma sosial remaja.

Aspek Intelektual: Meliputi perkembangan kognitif seperti kecerdasan, kemampuan berpikir kritis,
dan kreativitas. Sumbernya dapat berasal dari pendidikan, lingkungan, dan pengalaman hidup.
Contoh catatan kaki: Menurut Vygotsky (1978), pendidikan dan lingkungan dapat mempengaruhi
perkembangan intelektual dan kemampuan berpikir kritis remaja.

Aspek Spiritual: Meliputi pertumbuhan rohani seperti kepercayaan, nilai-nilai, dan sikap positif
terhadap hidup. Sumbernya dapat berasal dari agama, keluarga, dan pengalaman hidup.
Contoh catatan kaki: Menurut Hill dan Pargament (2003), agama dan keluarga dapat mempengaruhi
perkembangan spiritual remaja, tetapi pengalaman hidup juga dapat membentuk kepercayaan dan
nilai-nilai remaja.

Sumber:
Hofferth, S.L., & Hayes, C.D. (2018). Risiko dan ketahanan dalam perjalanan pembangunan. Pers
Universitas Cambridge.
Steinberg, L. (2014). Masa remaja. Pendidikan McGraw-Hill.
Prinstein, M.J., & Dodge, K.A. (2008). Memahami pengaruh teman sebaya pada anak-anak dan
remaja. Guilford Press.
Vygotsky, L.S. (1978

Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli Indonesia tentang pembentukan karakter:

Komaruddin Hidayat
Menurut Komaruddin Hidayat, karakter dibentuk oleh kebiasaan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan diinternalisasi. Pembentukan karakter dilakukan melalui pendidikan yang memberikan
pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk memperkaya pengetahuan dan nilai-nilai yang
dipegang oleh individu.
Sumber: Hidayat, K. (2010). Pendidikan karakter: Solusi yang tepat untuk bangsa yang berakhlak.
Penerbit Erlangga.

Arief Rahman
Arief Rachman menyatakan bahwa pembentukan karakter harus dimulai sejak dini, yaitu dengan
melarang nilai-nilai moral dan etika kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui pengajaran di
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pembentukan karakter juga perlu didukung oleh lingkungan yang
positif dan kondusif.
Sumber: Rachman, A. (2012). Pendidikan karakter bangsa: Suatu keharusan. Penerbit Buku Kompas.

Munawaroh
Munawaroh memandang bahwa karakter dibentuk oleh nilai-nilai yang dipegang oleh individu. Nilai-
nilai tersebut berasal dari agama, budaya, dan lingkungan sosial. Pendidikan karakter harus
mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aktivitas pendidikan.
Sumber: Munawaroh. (2012). Pendidikan karakter: Perspektif keislaman. Penerbit Diva Press.

Sudrajat
Sudrajat mengajukan konsep pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran akademik.
Konsep ini berfokus pada pengembangan keterampilan sosial, moral, dan spiritual. Pembentukan
karakter dilakukan melalui pengalaman-pengalaman positif yang dihadapi individu.
Sumber: Sudrajat. (2011). Pendidikan karakter: Konsep dan model pembelajaran. Penerbit PT Raja
Grafindo Persada.
Catatan kaki sumber buku:

Hidayat, K. (2010). Pendidikan karakter: Solusi yang tepat untuk bangsa yang berakhlak. Penerbit
Erlangga.
Rachman, A. (2012). Pendidikan karakter bangsa: Suatu keharusan. Penerbit Buku Kompas.
Munawaroh. (2012). Pendidikan karakter: Perspektif keislaman. Penerbit Diva Press.
Sudrajat. (2011). Pendidikan karakter: Konsep dan model pembelajaran. Penerbit PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai