Perkunjungan rumah tangga adalah salah satu organisasi yang ada di gereja, terkhususnya
di GBKP Semarang. Kata Gereja berasal dari bahasa Yunani yaitu Ekklesia, umat yang
dipanggil keluar, untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Allah. Secara teologis gereja
adalah perhimpunan umat milik Tuhan, yang dipanggil keluar dari antara bangsa-bangsa,
masuk dalam satu persekutuan guna mengembangkan tugas pengutusan (diutus kembali)
kedalam dunia ini. Dengan demikian gereja mempunyai perbedaan dengan organisasi-
organisasi lainnya, yang dapat dimiliki oleh tokoh pendirinya. Gereja adalah milik Tuhan, yang
telah menebusnya dengan pengorbanan Juruslamat Yesus Kristus, yang kemudian disebut
sebagai raja gereja. Oleh karena itu, kesadaran akan persekutuan dengan keristus dan dengan
sesama melahirkan dinamisme yang mendorong orang-orang Kristen untuk memberikan
kesaksian bersama yang sungguh-sungguh kelihatan karena Allah adalah Allah yang missioner
dan umat Allah adalah umat yang missioner.3 Dalam menjalankan tugas pelayanan gereja, ada
tiga visi pelayanan, biasa disebut sebagai trifungsi gereja, yaitu: Koinonia (persekutuan)
membangun jemaat lewat persekutuan iman, harapan dan kasih, marturia (kesaksian) menjadi
saksi Kristus yang hidup merupakan tugas dan tanggung jawab menyampaikan kabar gembira,
dan diakonia (pelayanan). Dari ketiga tugas gereja tersebut, penulis lebih memfokuskan kepada
1
Drs.Arif Santosa, M.Pd. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Mahkota kita,2018, Hal 358.
2
Budyapranata, AL. Menjadi saudara Bagi sesama, hal 8-10
3
Pdt. Pra mudianto STH,Se.M.Min, Panduan Pelayanan Majelis, Banjar Wijaya, SIRAO CREDENTIA CENTER
2008, cat:1, hal 1,6.
9
diakonia (pelayanan). Diakonia secara harafiah adalah memberi pertolongan atau pelayanan. 4
Berdiakonia adalah memberikan pelayanan khusus kepada seseorang (jemaat) yang
membutuhkan pertolongan, baik itu dalam materi maupun tindakan. Diakonia merupakan ciri
yang paling menonjol dalam kehidupan Kristus. Berdiakonia merupakan pelayanan kepada
jemaat yang membutuhkan uluran tangan agar gereja mampu untuk menolong jemaat.
Diakonia dapat juga disebut sebagai bidang karya pastoral yang menekankan pada pelayanan
kaum miskin, dengan kata lain kegiatan pada pelayanan ini menitik beratkan pada pengabdian. 5
Menurut Josef P. Widyatmadja diakonia adalah pembebasan manusia dari berbagai
keterpurukan dan keterbelakangannya, sebagaimana secara penuh diperlihatkan oleh Yesus
Kristus Sendiri.6 Gereja harus mampu untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk
melayani dengan baik karena gereja tanpa diakonia tidak pantas disebut gereja. Bahkan, gereja
adalah diakonia.
Menjalankan diakonia gereja adalah salah satu bentuk pelayanan pastoral yang
dilakukan oleh Pendeta dan majelis gereja melalui perkunjungan rumah tangga (PRT). Dengan
dilaksanakannya perkunjungan rumah tangga mampu untuk membuat hubungan Pendeta dan
jemaat lebih akrab, dekat dan hangat.7 Berdiakonia adalah bentuk pelayanan yang mampu
untuk meningkatkan iman seseorang dalam memiliki sikap solidaritas terhadap sesama.
Perkunjungan Rumah tangga merupakan salah satu kegiatan yang dikategorikan sebagai
bentuk-bentuk penggembalaan yang diatur dalam tata gereja GBKP. 8 Oleh karena itu, Pendeta
dan Pertua/Diaken ikut terlibat berperan aktif di jemaat.
4
A. Noordegraaf, orientasi Diakonia Gereja:Teologi dalam presepektif Reformasi, (Jakarta, BPK Gunung Mulia,
2004), hal 2
5
Adisusanto, F.X. Katekese Sebagai Pelayanan Sabda, (Yogyakarta: Seri Puskat 2000), hal 16
6
Josef.P.Widyatmadja, Diakonia Sebagai Misi Gereja. Yogyakarta, Kanisius, tahun 2009, cat: 1, hal 6.
7
Aloysia Paskela Squera, Peranan Kunjungan Keluarga Untuk Meningkatkan Iman Katolik, tahun 2010.
8
Tata Gereja Edisi Sinodal 2010, hal,64
9
M.Bons Storm, Apakah penggembala itu?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999) hal 9.
10
Menurut Gary R.Colines konseling kristen adalah hubungan timbal balik antara dua
indivindu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang
10
membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Setiap orang
keristen mempunyai sikap tanggung jawab dalam dirinya masing-masing untuk menolong
sesamanya. Konseling kristen dapat menjadi salah satu sarana pastoral untuk menolong dan
membimbing orang lain untuk dapat keluar dari pergumulan yang dimilikinya.
10
DR. GARY R. COLLINS, Konseling Kristen yang efektif , DEPARTEMEN LITERATUR SAAT, (Malang), 2001, hal 3.
11
J.D.Engel,M.Si. Konseling pastoral dan isu-isu konteporer, PT BPK Gunung mulia, cet: 1, 2016, hal 3.
12
Howard Clinbell, tipe-tipe dasar pendampingan dan konseling pastoral, (Yogyakarta:pratical Theology
Translation Project, 2002), hal,17-18
13
J.D.Engel, MSi, Pastoral Dan Kebutuhan Dasar Konseling, PT. BPK Gunung Mulia, (Jakarta), cet 1: 2016, hal 2
11
didampingi berada dalam kedudukan yang seimbang dan timbal-balik. 14 Pelayanan pastoral
konseling tidak hanya sekedar meringankan atau menyembuhkan beban yang terjadi dalam
jemaat namun pastoral konseling juga dapat menumbuhkan iman dalam membangun relasi
yang baik dengan Allah. Pendampingan pastoral (Pastoral Care) dalam bahasa alkitabiah
dipakai untuk melakukan tugas Penggembalaan.
14
AART VAN BEEK. Pendampingan Pastoral, PT BPK Gunung Mulia, (Jakarta), cet:8, 2017 hal 9
15
Pdt.Dr.J.D.Engel,Msi. Pastoral dan kebutuhan dasar-dasar konseling hal 5
16
Alkitab mazmur 23:2-6
17
J.D.Engel. Pastoral Dan kebutuhan dasar konseling hal 91-92
12
Pertama fungsi bimbingna (guiding) membantu konseli yang berada dalam
kebingungan untuk menentukan pilihan-pilihan dan pengambilan keputusan yang
pasti.18 Seorang konselor membantu konseli untuk memberi arahan yang positif dalam
mengambil suatu keputusan
Kedua adalah fungsi penopangan (suastaining) yang berfungsi untuk membantu konseli
yang sakit atau terluka agar dapat bertahan mengatasi suatu kejadian yang terjadi pada
waktu lampau.19 Pastoral mampu untuk menolong konseli dengan memberikan
penguatkan melalui perkataan dan tindakan.
Ketiga adalah fungsi penyembuhan (Belaling) merupakan pelayanan pastoral secara
holistik, lahir dan batin, jasmani dan rohani, tubuh dan jiwa. 20 Dengan adanya
pelayanan pastoral mampu untuk menyembuhkan konseli untuk menjadi lebih baik
secara rohani.
Keempat adalah fungsi memulihkan/memperbaiki hubungan (reconciling) membantu
konseli memperbaiki kembali hubungan yang rusak antara dirinya dan orang lain.21
Konselor mampu membawa konseli untuk memperbaiki hubunganya dengan dirinya
sendiri dan orang lain. Dalam kemampuan untuk memperbaiki hubungan dengan
sesama tentuk kita mampu untuk membangun komunikasi yang baik dengan Tuhan.
Kelima adalah fungsi memelihara/mengasuh (nurturing) suatu proses pendidikan agar
konseli memiliki kemampuan yang dianugrahkan Tuhan, yang dapat dikembangkan
untuk kebaikannya di masa depan.22 Konseli mampu untuk mengembangkan seluruh
talenta atau kemampuan yang ada dalam diri konseli agar bermanfaat bagi orang lain
dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Tujuan utama dari pendampingan pastoral yaitu,
mengutuhkan kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupannya, yakni fisik, sosial,
mental, dan spiritual.23 Dari kelima fungsi tersebut mampu menolong konseli untum
memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik.
18
J.D.Engel. Pastoral Dan Kebutuhan Dasar Konseling, hal 5
19
J.D.Engel. Pastoral dan kebutuhan dasar konseling, hal 6.
20
J.D.Engel. Pastoral dan kebutuhan dasar konseling, hal 7.
21
J.D.Engel. Pastoral dan kebutuhan dasar Konseling hal 8
22
J.D.Engel. Pastoral dan kebutuhan dasar konseling hal 8-9
23
AART VAN BEEK. Pendampingan Pastoral, PT BPK Gunung Mulia, (Jakarta), cet:8, 2017 hal 16
13
Menurut Tulus Tu’u Ada sepuluh tujuan dari pelayanan konseling pastoral yang harus dicapai
yaitu :
Mencari yang bergumul: semua orang pasti mengharapkan hal-hal baik yang terjadi di
dalam hidupnya, namun pada kenyataannya penderitaan dan pergumulan yang selalu
datang yang harus dihadapi dan dijalani. Ketika jemaat yang sedang mengalami
berbagai problem dalam dirinnya maka gereja wajib untuk mengunjunginya.
Menolong yang membutuhkan uluran tangan: konseli membutuhkan uluran tangan
Tuhan yang lewat pertolongan konselor, oleh karena itu konselor adalah utusan Kristus
untuk menolong konseli yang terperosok
Mendampingi dan membimbing: seorang pendamping tidak berada didepan, tetapi ia
ada disisi samping yang sedang didampinginya. Sedamgkan membimbing dilakukan
melalui respon percakapan yang interpretatif yang mengajak untuk berfikir, menuntun,
mengajar, menerangkan dan membimbingnya.
Berusaha menemukan solusi: konselimg pastoral seharusnya mengajak konseli untuk
berfikir dan memikirkan problemnya secara bersama-sama dengan konselor. Dalam hal
ini konselor memberikan pengharapan dan memimpin percakapan menuju satu titik
untuk menemukan solusi dari permasalahannya.
Memulihkan kondisi yang rapuh: konselor mampu untuk menolong konseli
menemukan solusi agar mampu mengatasi kerapuhan dirinya, untuk menjadi lebih
tegar sabar, kuat dalam menghadapi setiap permasalahan yang akan datang.
Perubahan sikap dan perilaku: konselor tidak hanya membantu konseling dalam
mengatasi permasalahan yang ada dalam hidupnya, namun konselor membantu konseli
untuk menjadi lebih baik lagi, baik dalam sikap, perbuatan dan tingkah lakunnya.
Menyelesaikan dosa melalui Kristus: konselor perlu membantu konseli untuk
menyadarkan dirinnya yang tidak bersih di hadapan Tuhan.
Pertumbuhan iman: iman adalah kepercayaan dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan.
Oleh karena itu konseor membantu untuk mendorong konseli dalam pertumbuhan iman
yang kuat kepada Tuhan.
Terlibad persekutuan jemaat: dengan keterlibatan konseli mengambil bagian dalam
persekutuan tentu mampu untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Mampu menghadapi persoalan selanjutnya; oleh karena itu konseli harus belajar untuk
menjadi peribadi yang dewasa dalam segala hal, agar konseli mampu untuk
14
menghadapi persoalan selanjutnya.24 Oleh karena itu, pentingnya pelayanan pastoral
konseling kepada jemaat agar seseorang mampu menyelesaikan persoalan kehidupnya
secara dewasa dan baik.
Penulisa mengambil kesimpulan dari beberapa pemahaman para toko diatas adalah
perkunjungan rumah tangga adalah bagian dari pelayanan pastoral konseling di gereja yang
dilakukan oleh Pendeta dan Pertua/Diaken, pelayanan pendampingan dan pastoral konseling
sangat penting untuk dilakukan oleh jemaat yang memiliki problem permasalahan dalam
dirinya. Pendampingan dan konseling pastoral dilakukan untuk mendorong terjadinya
pertumbuhan iman konseli, dengan pertumbuhan iman yang semakin besar dalam diri konseli
tentu akan semakin dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam diri
seseorang, dan konseli mampu melibatkan Tuhan dalam setiap masalah yang terjadi dalam
hidup konseli tersebut.
24
Tulus Tu’u, S.Th, M.Pd, Dasar-Dasar Konseling Pastoral, Anggota IKAPI (Yokyakarta), 2007, cet:1, hal 29-39
15