Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

RT 02 RW 008 KELURAHAN HARAPAN MULYA

KOTA BEKASI

Dosen Pembimbing : Ns. Ritanti, M. Kep. Sp. Kep. Kom

Nama Penyusun :

Isfia Aunillah Rahma Soleha 1710711031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2020
Lampiran 1

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN PERTAMA KEPERAWATAN KELUARGA

I. LATAR BELAKANG

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Duvall
dan Logan (2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (2008).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI (2005)
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Keluarga pun memiliki berbagai macam struktur/bentuk/tipe, sebagai berikut:

1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006),
sebagai berikut:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasikeperawatan. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan klien. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada
keluarga.

Jadi berdasarkan hal tersebut, sebelum merumuskan masalah dan membuat


perencaaan untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian
terlebih dahulu baik melalui anamnesa, pengkajian fisik atau pemeriksaan penunjang
lainnya.

II. DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Data umum

2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga

3. Lingkungan

4. Struktur keluarga

5. Fungsi keluarga

6. Stress dan koping keluarga


III. MASALAH KEPERAWATAN

Belum ditemukan masalah karena pengkajian belum dilakukan.

IV. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa

Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.

2. Tujuan Umum

Dalam waktu 60 menit terkumpulnya data yang dapat menunjang timbulnya masalah
kesehatan pada keluarga.

3. Tujuan Khusus

 Terkumpulnya data umum, riwayat dan tahapan perkembangan keluarga , lingkungan,


struktur keluarga, fungsi keluarga, serta stress dan koping keluarga..
 Teridentifikasi masalah kesehatan.

V. RENCANA KEGIATAN

1. Topik : Pengkajian data umum, riwayat dan tahapan perkembangan keluarga,


lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, serta stress dan koping keluarga.
2. Metode : Wawancara, observasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
4. Waktu : Kamis, 19 November 2020
5. Tempat : Rumah keluarga.

VI. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Orientasi

a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan keluarga
2. Kerja

a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan inspeksi terhadap lingkungan
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan
d. Memberikan re-inforcement pada pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga

VII. TERMINASI

1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya


2. Mengucapkan salam

VIII. KRITERIA EVALUASI

1. Struktur :

a. LP disiapkan
b. Alat bantu / media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan rencana

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan


b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Di dapatkan : data umum, riwayat dan tahapan perkembangan, lingkungan, struktur


keluarga dan fungsi keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
Bekasi, 19 November 2020

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Ritanti, M.Kep, Sp.Kep.Kom

MAHASISWA

Isfia Aunillah Rahma Soleha


Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DIARE

DI RT 02 KAMPUNG KANDANG KELUHARAN HARAPAN MULYA

KECAMATAN MEDAN SATRIA KOTA BEKASI

Bidang Studi : Keperawatan Komunitas


Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan dan Pertolongan Pertama Diare
Sasaran : Keluarga Tn. D khususnya An. F
Hari/Tanggal    : Rabu, 25 November 2020
Jam                    : 08.00 WIB - selesai
Waktu                : 20 menit
Tempat             : Rumah Tn. D

1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegahaan dan Penanganan
Diare di kediaman Tn. D selama   20 menit, diharapkan An. F dan keluarga dapat
memahami tentang bagaimana Diare dapat terjadi.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Diare di kediaman Tn. D
selama 20 menit, diharapkan seluruh pasien atau keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
2. MATERI
Terlampir
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. Laptop
3. Leaflet
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
5. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
 Memberi salam Menjawab salam,
1 5 menit  Menjelaskan tujuan penyuluhan mendengarkan dan
 Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
Menyimak dan
2 20 menit 1. Pengertian Diare
memperhatikan
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare

Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti penyuluhan.
2. Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan. Menyimak,
3 10 menit 3. Memberi kesempatan kepada mempraktekkan dan
peserta untuk bertanya. mendengarkan
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan.
4 8 menit Penutup : Menjawab salam
 Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telah disampaikan.
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

6. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kediaman Tn. D
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan An. F dan keluarga mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.

Lampiran 2a
MATERI
1.1. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja
yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3
tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat
(Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar yang
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari tinja yang
melembek sampai mencair.

1.2. Penyebab Diare

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare (Simatupang, 2005).
Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan,
kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu
makan). Berikut adalah faktor penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung karbohidrat, lemak,
dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan terjadinya
diare. Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak,
sayuran dimasak kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. BAB disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka kejadian
dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya diare adalah
rasa takut, cemas, dan gelisah.

1.3. Bahaya Diare

Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air
yang sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat
secara drastis. Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita
juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh. Padahal
bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa
normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami
dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat
mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang
ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya
cairan tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa
haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat
dehidrasi yang dialami penderita.

1.4. Penanganan Diare


Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus
diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai
pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air matang, teh.
Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit. Jka tidak ada oralit, bisa
menggunakan larutan gula garam. Cara pembuatannya sebagai berikut : satu sendok teh
munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung garam, dilarutkan dalam satu gelas
air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum.

1.5. Nutrisi bagi penderita Diare


Kondisi peristaltik usus yang tidak memungkinkan, maka perlu diberi makanan
yang lunak untuk membantu peristaltik usus. Bagi bayi yang menyusui, ASI tetap
diberikan dan PASI diencerkan.
Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and Toast (pisang,
nasi, saus apel, dan roti panggang). Makanan tersebut penting dikonsumsi terutama 24
jam pertama diare yang dapat membantu meringankan diare serta memberikan vitamin
penting, mineral, dan karbohidrat yang mudah dicerna (diserap).
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara lain :
a. Pisang
b. Beras
c. Sereal
d. Saus apel
e. Apel
f. Teh
g. Roti dan jelly
h. Yoghurt
i. Kentang rebus
j. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit )
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun
mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-kacangan,
brokoli, dan kembang kol.

1.6. Pencegahan Diare


Adapun pencegahan diare adalah :

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


b) Menutup makanan dan minuman
c) Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak
d) Selalu minum air yang sudah dimasak
e) Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang pada
tempatnya dan ditutup
f) Makan makanan yang sehat dan bergizi

Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus
berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Lampiran 2b
Leaflet Diare

Lampiran 2c
Power Point Pendidikan Kesehatan Diare
Lampiran 3

FORMAT PENULISAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : 2

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan


dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada
diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja
diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60%
diantaranya dapat meninggal. Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di
Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik
maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak
faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat
karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang
mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh
kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak
langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah
dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu
masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia.
Terapi Larutan Gula Garama adalah cara pengobatan dengan cara memberikan larutan
sebagai obat terdeiri dari gula dan garam perbandinagnnya 1:2 setelah selesai di buat
dengan air hangat langsung diminum habis oleh pasien dan cairan ini akan menggantikan
setiap cairan yang terus keluar saat sedang diare cairan ini disebut cairan elektrolit buatan
yang di mudah untuk di buat oleh siapapun.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. D khususnya An. F
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. D khususnya An. F
c. Ketidakefektifan koping Ketidakefektifan koping pada keluarga Tn. D
2. Tujuan Umum
Kunjungan ketiga dilakukan dalam waktu 20 menit diharapkan An. F dapat merubah
perilaku An. F hidupnya menjadi lebih sehat.
3. Tujuan Khusus
Dapat mengetahui tanda dan gejala Diare lebih awal, dapat mengidentifikasi gejala
yang muncul, dapat melakukan tindakan pencegahan, dapat melakukan tindakan untuk
mengurangi gejala, dan dapat melakukan inhalasi buatan secara mandiri.
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
Metode yang digunakan yaitu dengan penyuluhan pembuatan Larutan Gula Garam
secara mandiri baik oleh An. F ataupun keluarga yang lainnya.
2. Media dan alat
Media dan alat yang digunakan adalah :
a) Gelas 250 ml
b) Wadah bersih (seukuran teko)
c) Sendok
d) Garam dapur (halus)
e) Gula pasir (halus)
f) Air matang
3. Waktu dan tempat
a) Waktu : 25 November 2020 pukul 14.00 WIB
b) Tempat : Rumah keluarga Tn. D
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a) Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan.
b) Alat dan media disiapkan.
c) Melakukan kontrak dengan keluarga sesuai dengan rencana.
2. Kriteria Proses
a) Pelaksanaan sesuai dengan strategi dan waktu pelaksanaan.
b) Keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
3. Kriteria Hasil
Didapatkannya hasil An. F dapat menyebutkan manfaat Larutan Gula Garam dan An.
F dapat membuat Larutan Gula Garam secara mandiri.

E. Kriteria Evaluasi
4. Kriteria Struktur
d) Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan.
e) Alat dan media disiapkan.
f) Melakukan kontrak dengan keluarga sesuai dengan rencana.
5. Kriteria Proses
c) Pelaksanaan sesuai dengan strategi dan waktu pelaksanaan.
d) Keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
6. Kriteria Hasil
Didapatkannya hasil An. F dapat menyebutkan manfaat Larutan Gula Garam dan An.
F dapat membuat Larutan Gula Garam secara mandiri.
Lampiran 3a

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Masalah               : Kurangnya Informasi Tentang 6 langkah cuci tangan


Pokok Bahasan         : Pencegahan Diare Berulang
Sub Pokok Bahasan   : 6 Langkah cuci tangan yang benar dan pembuatan oralit atau larutan
gula garam (LGG)
Sasaran                 : klien dan keluarga
Waktu                        : 20 Menit
Hari/ Tanggal              : Jum’at, 27 November 2020
Tempat           : Kediaman Tn. D

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan , klien mampu memahami tentang 6 Langkah cuci tangan
yang benar dan mengetahui cara membuat oralit atau larutan gula garam (LGG).

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian dari cuci tangan
b. Menyebutkan alasan dari pentingnya mencuci tangan
c. Meyebutkan manfaat melakukan 6 Langkah cuci tangan yang benar
d. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
e. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah sakit
f. Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci tangan dengan benar
menggunakan sabun dan hand rub
g. Mampu membuat oralit atau larutan gula garam (LGG)

III. Materi Penyuluhan


a. Pengertian mencuci tangan
b. Pentingnya mencuci tangan
c. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
d. 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
e. 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah sakit
f. Cara membuat oralit atau larutan gula garam (LGG)

IV. Metode Pembelajaran


a. Metode : Ceramah dan diskusi
b. Langkah-langkah kegiatan      :
1) Kegiatan pra pembelajaran
- Mempersiapkan materi, media dan tempat
- Kontrak waktu
2) Kegiatan membuka pembelajaran
- Memberi salam
- Perkenalan
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
3) Kegiatan inti
- Penyuluh memberikan materi
- Sararan menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaan
- Penyuluh menjawab pertanyaan
4) Kegiatan menutup pembelajaran
- Melakukan post test (memberi pertanyaan secara lisan)
- Menyimpulkan materi
- Memberi salam

V. Media dan Sumber


Media       : Leaflet, PPT Penkes Cuci Tangan, dan Laptop
VI. Evaluasi
Prosedur                    : Post test
Jenis tes                    : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan    :
a. Sebutkan pengertian mencuci tangan
b. Sebutkan pentingnya mencuci tangan
c. Sebutkan manfaat 6 langkah cuci tangan dengan benar
d. Sebutkan 5 waktu melaksanakan cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari
e. Sebutkan 5 waktu melaksanakan cuci tangan di lingkungan rumah sakit
f. Peragakan 6 langkah cuci tangan yang benar
g. Peragakan cara membuat oralit atau larutan gula garam (LGG)
Lampiran 3b
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN MENCUCI TANGAN


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara
bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir
dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur
pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan,
penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang
penting terhadap timbulnya wabah

B. PENTINGNYA MENCUCI TANGAN


Penularan lewat Tangan
- Infeksi fecal-oral: gastroenteritis (virus, kuman, parasit), kolera, disenteri, tifus,
cacingan, hepatitis A, leptospirosis, candidiasis, polio.
- Tak langsung lewat tangan: SARS, flu burung.
- Langsung lewat kuku tangan: bisul, jerawat, makanan tercemar (basi)

C. MANFAAT MENCUCI TANGAN


Hal utama dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
- Sederhana dan efektif mencegah infeksi
- Menciptakan lingkungan yang aman
- Pelayanan kesehatan menjadi aman
- Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir
- Bila tangan tak tampak kotr,bersikamn denga gosok cairan berbasis alcohol atau
hand sanitizer
D. WAKTU  PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN SEHARI-HARI
- sebelum memasukan makanan ke dalam mulut
- sebelum mengolah makanan
- sebelum memegang bayi
- setelah menceboki anak
- setelah buang air kecil(BAK) dan buang air besar (BAB)

E. 5 WAKTU PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN DI LINGKUNGAN


RUMAH SAKIT
1. Sebelum Kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan asepsis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 

F. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu.

G. Oralit atau Laruran Gula Garam (LGG)


Oralit yang menurut WHO mempunyai komposisi campuran Natrium Klorida,
Kalium Klorida, Glukosa dan Natrium Bikarbonat atau Natrium Sitrat sekarang
dijual dengan berbagai merek dagang seperti Cymatrolit, Eltolit, Ottolyte, Kritallyte
dan Aqualite mengandung komposisi yang sama (Bromilow 1993; Patra 1992).
H. Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit
Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :
 1 sendok teh gula
 Seperempat (1/4) sendok teh garam
 1 gelas air putih (200 ml)

Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok


teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200 ml).
Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa diminum.

Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu berlebihan
yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit sehingga diharapkan
dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya :
 Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit. Selanjutnya
0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit.
Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya 1,5
gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas oralit.
Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare.
Lampiran 3c

Standar Operasional Prosedur (SOP)

ENAM LANGKAH MENCUCI TANGAN YANG BENAR

1. PENGERTIAN Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan


dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang
sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan
menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua
prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.

2. TUJUAN 1. Terhindar dari berbagai macam mikroorganisme


2. Terhindar dari berbagai resiko penyakit
3. Menciptakan kehidupan yang sehat
3. INDIKASI 1. Sebelum makan
2. Setelah makan
3. Setelah BAK atau BAB
4. Setelah bantuk atau nersin
5. Setelah main memegang hewan peliharaan
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien siap untuk dilakukan prosedur mencuci tangan
2. Buatlah lingkungan yang nyaman bagi pasien sebelum
penkes dilaksanakan
3. Tawarkan apabila ingin ke toilet terlebih dahulu
4. Posisikan klien dalam posisi duduk yang nayaman agar fokus
selama penkes dilaksanakan
6. PERSIAPAN ALAT 1. Handrup
2. Sabun antiseptic
3. Air mengalir
4. Handuk
5. Tisu
7. CARA BEKERJA :
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil
sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu

8. Hasil :
Pasien mengetahui cara yang benar dalam melakukan tahapan cuci tangan dan mampu
memperagakannya secara mandiri.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pastikan lingkungan nyaman dan tenang
CARA MEMBUAT ORALIT ATAU
LARUTAN GULA GARAM (LGG)

1. PENGERTIAN Oralit yang menurut WHO mempunyai komposisi campuran


Natrium Klorida, Kalium Klorida, Glukosa dan Natrium
Bikarbonat atau Natrium Sitrat sekarang dijual dengan berbagai
merek dagang seperti Cymatrolit, Eltolit, Ottolyte, Kritallyte dan
Aqualite mengandung komposisi yang sama (Bromilow 1993;
Patra 1992).
2. TUJUAN Mengatasi kehilangan cairan aktif selama proses diare

3. INDIKASI Diare
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien siap untuk dilakukan prosedur cara membuat
oralit atau larutan gula garam (LGG)
2. Buatlah lingkungan yang nyaman bagi pasien sebelum penkes
dilaksanakan
3. Tawarkan apabila ingin ke toilet terlebih dahulu
4. Posisikan klien dalam posisi duduk yang nayaman agar fokus
selama penkes dilaksanakan
6. PERSIAPAN ALAT 1. Gelas ukuran 200 cc
2. Teko air hangat
3. Sendok
4. Gula
5. Garam
7. CARA BEKERJA :

1. Siapkan alat dan bahan secukupnya :


 1 sendok teh gula
 Seperempat (1/4) sendok teh garam
 1 gelas air putih hangat (200 ml)
2. Larutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok teh gula dan seperempat sendok
teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200 ml).
3. Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut
4. Pembuatan oralit telah selsai dan bisa diminum.

8. Hasil :
Pasien mengetahui cara membuat oralit atau larutan gula garam (lgg) dan mampu
memperagakannya secara mandiri.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pastikan lingkungan nyaman dan tenang

Lampiran 3d

Leaflet 6 Langkah Mencuci Tangan dan Pembuatan Oralit atau Larutan Gula Garam
Lampiran 3e

Power Point Pendidikan Kesehatan Cara Mencuci Tangan dan

Cara Pembuatan Oralit atau Larutan Gula Garam (LGG)


Lampiran 4

DAFTAR KEGIATAN HARIAN MAHASISWA

PRAKTEK ONLINE KEPERAWATAN KELUARGA

DI RT 02 KELURAHAN HARAPAN MULYA KECAMATAN MEDAN SATRIA


KOTA BEKASI

Nama : Isfia Aunillah Rahma Soleha

NIM : 1710711031

Hari/Tanggal : Kamis, 19 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot,


link video)
09.00-11.00 Mengunjungi Ketua RW 008
untuk mengkaji data sekunder
masyarakat Kp. Kandang
Harapan Mulya Medan Satria
Bekasi
13.00-15.00 Mengunjungi Ketua Posyandu
untuk mengkaji data sekunder
masyarakat yang di butuhkan
pada praktek keperawatan
keluarga.

16.00-17.00 Mengunjungi Ketua RT 02


untuk mengkaji data sekunder
masyarakat Kp. Kandang
Harapan Mulya Medan Satria
Bekasi

Hari/Tanggal : Jum’at, 20 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09.00 – 11.00 Melakukan pengkajian
tahap pertama dengan
keluarga binaan
keperawatan keluarga
11.00 – 12.00 Bimbingan pertama
praktek online bersama
dengan dosen pembimbing
Ns. Ritanti, M. Kep. Sp.
Kep. Kom

Hari/Tanggal : Senin, 23 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
08.00 – 10.00 Melanjutkan pengkajian
dengan An. F dan
keluarganya dan kontrak
waktu untuk supervisi
keperawatan keluarga hari
rabu, 25 November 2020
Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09.30 – 09.50 TUK 1
Supervisi keperawatan
keluarga melakukan
intervensi Pendidikan
Kesehatan Diare Bersama
dengan An. F (remaja
binaan keperawatan
keluarga)
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09. 00 – 10.00 TUK 3
Melakukan intervensi
Pendidikan kesehatan 6
langkah cuci tangan yang
benar dan pembuatan
Larutan Gula Garam
Memperagakan cara mencuci tangan

Membuat oralit atau larutan gula garam

Hari/Tanggal : Senin, 30 November 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09. 00 – 10.00 TUK 4
Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan :
control resiko dan keamanan
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Desember 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09. 00 – 10.00 TUK 5
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Desember 2020

Waktu Kegiatan Keterangan (Bukti Foto, Screenhoot, link


video)
09. 00 – 11.00 Meriview semua TUK 1-5
diagnosa utama :
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan pada keluarga
Tn. D khususnya An. A
Lampiran 5

LAPORAN KEPERAWATAN

PRAKTEK ONLINE KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT REMAJA

DI RT 02 KAMPUNG KANDANG KELUHARAN HARAPAN MULYA

KECAMATAN MEDAN SATRIA KOTA BEKASI

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA


A. Data umum

1. Nama KK : Tn. D
2. Umur KK : 52 tahun
3. Alamat : Kp. Kandang Harapan Mulya Bekasi
4. No. Telephon : 081380958967
5. Pekerjaan : Guru PNS
6. Pendidikan: S2
7. Susunan Anggota Keluarga :

Sex Tgl Lahir Gol


No Nama Pendidikan Pekerjaan Hubungan
(L/P) (umur) Darah
1. Tn. D L 16-02-1969 B S2 Guru PNS Suami

2. Ny. S P 03-10-1975 A SMA IRT Istri

3. An. R P 17-11-1998 B S1 Mahasiswa Anak kandung

4. An. F L 21-07-2003 A SMA Siswa Anak kandung

5. An. F L 09-10-2009 B SD Siswa Anak kandung

Genogram (dibuat 3 generasi)

Tn. D Ny. S
An. I An. F An. F

Keterangan :

= laki-laki = laki-laki meninggal = anggota keluarga yang sakit

= perempuan = perempuan meninggal = anggota yang tinggal serumah

8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. D memiliki tipe keluarga inti, karena keluarga Tn.D terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada masalah dalam keluarga Tn.D.

9. Latar belakang kebudayaan (etnik)


Tn. D dan Ny. S berasal dari dua suku yang berbeda. Tn. D berasal dari Suku
Sunda dan Ny. S berasal dari Suku Betawi apabila sakit mereka akan menggunakan
pengobatan tradisional sesuai dengan sukunya masing-masing.

10. Identifikasi religius


Anggota keluarga Tn. D beragama islam. Tn. D dan Ny. S selalu mengajarkan
anakya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan anak-anaknya agar
sholat lima waktu, sering mengusahakan untuk sholat berjamaah di masjid lingkungan
rumah, setiap malam jumat seluruh anggota keluarga membaca Surat Al- Kahfi
bersama.

11. Status kelas sosial


Tn. D bekerja sebagai seorang guru PNS di salah satu sekolah negeri di Kota
Bekasi dengan penghasilan perbukannya ± 5 juta/bulan Tn. D juga mengatakan tiap
tiga bulan sekali beliau mendapatkan tunjangan daerah sebesar ± 3,5 juta/3bulan. Ny.
S merupakan seorang IRT namun beliau memiliki agen kecil-kecilan di rumah yang
menjual Gas LPG 3 kg, air aqua gallon dan air isi ulang dll. Dengan penghasilan yang
tak menentu setiap harinya mulai dari ± 50.000 – 100.000/hari. Penghasilan Tn. D dan
Ny.S di gunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari, bayar tagihan listrik, berbelanja
kebutuhan sembako, membayar tagihan wifi dll. Adapun perabotan yang dimiliki Tn.
D yaitu laptop 1, tv 1, mejicjer 1, rice cooker 1, dll. Dan alat transportasi, 2 motor
pribadi dan 1 mobil. Kebutuhan yang di keluarkan keluarga Tn.H setiap bulan ± Rp.
8.000.000.

12. Mobilitas kelas sosial


Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, makan
bersama di luar dan sesekali bertamasya ke tempat ke luar kota. Kadang-kadang
berkumpul dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran. An. F
mengatakan jika merasa bosan dan stress dia sering keluar malam untuk sekedar
nongkrong bersama temannya. An. F juga mengatakan bahwa dia pernah keluar
malam dan pulang jam 12 malam. Namun, sekarang dia mengatakan bahwa dia hanya
keluar pada malam minggu dan pulang jam 10 malam. An. F mengatakan bahwa dia
sangat menyukai games online sehingga terkadang dia menghibur diri dengan main
bareng gmaes online dan mengumpulkan teman-temannya untuk main bareng di
rumahnya.

B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan

13. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tn. D memiliki 3 orang anak, 1 perempuan dan 2 laki-laki. Saat ini anak pertama
keluarga Tn. D (An. I) berumur 22 tahun, belum berkeluarga dan masih kuliah. Anak
ke-2 Tn. D (An. F) berumur 17 tahun, belum berkeluarga dan juga masih sekolah
SMA. Dan anak ke-3 Tn. D (An. F) berumur 11 tahun, masih sekolah SD sekaligus
pesantren di luar kota.

14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga Tn. D masih belum terpenuhi karena Tn. D harus
membiayai 3 orang anaknya. Anak pertama Tn. D masih dalam tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa yang saat ini anak pertama (An. I) kuliah semester 7
dan anak kedua (An. F) masih dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak
remaja yang saat ini bersekolah kelas 3 SMA, anak ketiga (An. F) sekolah kelas 2 SD
yang saat ini masih dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
(families with children school).

15. Riwayat keluarga inti

Tn. D memiliki Riwayat hipertensi dan 7 tahun yang lalu pernah mengalami
stroke selama satu bulan dan sudah sembuh secara total untuk saat ini. Saat
hipertensinya datang beliau akan mengeluh pusing dan lemas, ketika diperiksa
keadaannya dan didapatkan tekanan darah Tn. H yaitu 180/100 mmHg. Tn.H tidak
pernah memeriksakan dirinya ke dokter, dia menganggap penyakit tersebut akan
sembuh sendiri. Biasanya jika TD Tn. H naik, dia meminum air rebusan daun seledri
dan memakan rebusan sayuran timun dan jika tidak kunjung membaik barulah beliau
akan berobat. Ny.S beranggapan bahwa sakit Tn.H hanya biasa dan tidak terlalu
serius.
Ny.S menderita hipertensi. Dia mulai terkena hipertensi setelah melahirkan
anak ketiga. Ny.S mengatakan bahwa dia biasa akan meminum air rebusan daun
seledri dan memakan timun yang sudah direbus dan jika tidak kunjung membaik
beliau akan mengkonsumsi obat yang dibelinya di apotek. Beliau juga mengatakan
bahwa obat itu pernah diresepkan oleh dokter pada saat penyakitnya kambuh,
sehingga Ny.S tidak lagi berobat ke dokter dan langsung mengkonsumsi obat
hipertensi apabila dia merasa tekanan darahnya naik. Ny.S juga mengatakan dia tidak
mengkonsumsi obat hipertensi setiap hari, hanya jika sangat diperlukan saja. Ny.S
mengatakan bahwa selain mengonsumsi air rebusan seledri dan rebusan timun dia
biasa meminum obat herbal setiap hari untuk menstabilkan tekanan darah. Ny. S.
Beliau juga mengatakan bahwa resep itu dia dapatkan dari temannya yang juga
menderita hipertensi.
Anak pertama, kedua, dan ketiga dari Tn. D memiliki Riwayat penyakit
gastritis. An. I sering mengeluhkan sakit gastritisnya semenjak duduk di bangku
sekolah SMP sekaligus pesantren di luar kota dia mengungkapkan gastritisnya akan
kambuh jika dia telat makan, tidak sempat sarapan, makan – makanan pedas, asam
dalam jumlah banyak maka dia akan mendapati asam labungnya naik alias
gastritisnya kambuh maka dia akan segera beli obat warung Promagh ataupun
polisilane lalu meminumnya sebanyak dua butir dan 30 menit kemudian akan merasa
membaik dan jika tidak kunjung membaik dia akan pergi berobat ke dokter
langganannya sakit magh ini terakhir dirasakan yaitu 1 tahun yang lalu.
Anak kedua yaitu An. F sama halnya jika gastritisnya kambuh itu dikarenakan
dia tidak sarapan, telat makan, makan sembarangan dalam artian makan makanan
yang pedas dan asam yang tidak wajar dan akhirnya gastritisnya kambuh beda halnya
dengan anak pertama, anak kedua ini lebih sering langsung berobat ke dokter
langganannya untuk mengatasi gastritisnya ini dia juga beranggapan tidak pernah
memakai fasilitas puskesmas untuk berobat karena obat yang dia terima dari
puskesmas kurang efektf dalam mengatasi gastritsinya dan juga penyakit ini sudah
tidak pernah terjadi lagi karena terakhir 1 tahun yang lalu dan An. F berusaha untuk
mengatur dan berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang akan membuat asam
lambungnya naik.
Selain itu, An. F pernah dua hari yang lalu baru saja sembuh dari sakit diare
selama 7 hari yang membuat nafsu makanannya dan BB menurun. Dia mengatakan
bahwa diarenya itu terjadi setelah dia makam mie ayam yang pedang, setelah itu
minum susu segelas besar untuk menghilangkan rasa pedasnya dan tak lama
kemudian dia minum kopi karena dia juga penikmat kopi. Dia berusaha untuk
menahan diri untuk tidak makan-makanan yang menyebabkan diarenya terjadi tetapi
ada kalanya dia juga tergiur untuk mengonsumsi makanan yang berpotensi membuat
diarenya terjadi lagi. Dia juga mengungkapkan bahwa selama beberapa hari sebelum,
saat dan sesudah sakit pola tidurnya terganggu, mengalami penurunan konsentrasi,
dan merasa mudah letih.
Anak yang ketiga yaitu An. F dia juga memilkiki Riwayat gastritis di usianya
yang masih kecil penyebabnya sama saat dia lupa untuk sarapan, telat makan, makan
– makanan pedas dan asma serta mengonsumsi terlalu banyak minuman soda maka
gastritisnya akan kambuh dan langsung memberitahu Ny. S agar segera berobat ke
donketr langganannya untuk mengatasi gasritsnya ini.

16. Riwayat keluarga asal


Orang tua Tn. D memiliki beberapa penyakit serius. Ayah dan Ibu Tn. D
memiliki penyakit jantung yaitu hipertensi kronis dan keduanya meninggal dengan
diagnosa yang sama yaitu hipertensi dan dengan penyakit penyerta masing – masing.
Orang tua yaitu Ayah dan Ibu dari Ny. S juga memiliki riwayat penyakit jantung yaitu
hipertensi dan masing – masing dari mereka meninggal dengan diagnosa HHD
(Hypertension Heart Disease) disertai dengan penyakit penyertanya. Maka, dapat
disimpulkan bahwa Tn. D dan Ny. S mengalami penyakit hipertensi sebegian besar
penyebabnya karena keturunan dan gaya hidup konsumsi makanan yang bersantan,
berminyak dan kuah kental gaya konsumsi yang kurang sehat.

C. Data Lingkungan

17. Karakteristik rumah


Tempat tinggal Tn. D memiliki luas 90 m, Tipe rumah 45, milik sendiri.
Rumah Tn. D memiliki kamar/ ruangan sebanyak 10 ruangan, Ventilasi/ penerangan
cukup, dengan pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 R.serbaguna, 1
R keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi. Rumah Tn. D memiliki 1 Septik tenk, jarak
pembuangan (Septik tenk) dengan sumber mata air ± 10m. Keluarga Tn. D
menggunakan sumber air minum dari air sumur. tersedia tempat sampah, untuk
limbah rumah tangga ada di depan rumah dan biasanya akan di angkut 3 hari sekali
oleh petugas kebersihan. Lingkungan rumah Tn. D cukup bersih, jarak rumah dengan
jalan raya cukup jauh.

Denah rumah
Ket :

= Lt. 1

= Pintu

/ = Jendela / Penchayaan
= Septic Tank

18. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat


Keluarga Tn. D tinggal di daerah perkampungan yang berdiri kokoh di
samping kehidupan perkotaan yang mewah, tetangga yang ada di sekitar rumah
semuanya adalah keluarga besar yang sudah pasti ramah dan saling tolong-menolong
satu sama lain dan beberapa warga pendatang. Warga sekitar khususnya ibu – ibu
memiliki kebiasaan mengadakan pengajian rutin setiap hari jumat. Pengajian diadakan
di masjid dekat rumah. Warga di sekitar juga sering mengadakan kerja bakti
membersihkan lingkungan setiap 1 bulan sekali khusunya dilakukan oleh pihak bapak
– bapak. Apalagi jika sudah memasuki musim penghujan.

19. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. D sudah menempati rumah itu sejak 19 Juli 2005 sampai
sekarang. Tn. D lahir dan besar di Ciamis dan pada usia 25 tahun merantau ke Kota
Bekasi untuk mencari pekerjaan setelah lulusan menjadi sarjana Pendidikan agama
islam, sedangkan Ny. S lahir di Bekasi dan merupakan warga Kp. Kandang asli.
Setelah menikah, Tn. D dan Ny. S memutuskan untuk tetap tinggal di Bekasi. Tn. D
tinggal berjauhan dengan sanak keluarga dan saudara dengan memilih untuk
mengikuti istrinya yaitu tinggal di Kota Bekasi. Setiap harinya Tn. D dan Ny. S saling
sapa,salam, dan berkumpul ria dengan saudara dari Ny. S dan keluarga ini sering
pulang kampung atau mudik ke kampung halaman ± 2-3 kali dalam setahun untuk
mengunjungi sanak keluarga dan saudara di Ciamis menghabiskan 1 atau 2 minggu di
kampung halaman. Tn. D memiliki 2 saudara yang dekat (masih 1 kota).

20. Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat


Ny. S biasanya mengikuti arisan dengan ibu – ibu sekitar rumahnya selain itu
juga aktif dan beberapa kesempatan mengikuti penyuluhan dan promosi kesehatan
yang dilakukan oleh ibu – ibu kader PKK yang berkolaborasi dengan tingkat
kelurahan sedangkan Tn. D selalu ikut serta bila ada acara kerja bakti RT maupun
RW.
An. I mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan
usia dan sosial karena tergabung dalam organisai karang taruna tempat tinggalnya dan
aktif juga untuk bersosialisasi dan bertukar pemikiran dengan anggota karang taruna
di daerah lainnya.
An. F mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan
sosial, mulai dari penjual makanan keliling, tukang warung klontong, mahasiswa,
SMA, perkumpulan anak – anak pencinta games online dll. An. F juga mengatakan
bahwa hampir semua temannya merokok, akan lupa waktu jika sudah keasyikan main
bareng games online di warung tongkrongannya sampai akhirnya pulang larut malam,
beberapa dari temannya juga ada yang melakukan kenakalan remaja seperti tawuran
dll. Namun, An. F berusaha untuk tidak mengikuti tindakan negatif teman-temannya,
karena An. F mengerti bahaya dari tindakan tersebut. An. F juga mengatakan bahwa
Ibunya Ny. S sering memberikan wejangan kepadanya. Untuk terakir An. F tidak
dilakukan pengkajian terhadapnya karena sedang pesantern di luar kota.
D. Struktur Keluarga

21. Pola dan Komunikasi Keluarga

Keluarga Tn. D dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/ tidak


langsung menggunakan Bahasa Indonesia, dalam keadaan emosi keluarga Tn. D
menggunakan kalimat yang positif dan jika sudah mulai pusing dan tidak sanggup
dengan tingkah laku anak – anaknya Tn. D menggunakan tambahan Bahasa sunda
yang berbilai positif. Ny. S selalu berusaha membangun komunikasi yang baik dengan
anak-anaknya terutama An. F, karena dia rentan dengan perilaku menyimpang jika
dilihat dari teman-temannya. An. I dekat dengan adik-adiknya, dan biasanya selalu
dijadikan tempat curhat oleh adik-adiknya.

22. Struktur Kekuatan

Saudara-saudara dari Ny. S dan Tn. D selalu siap membantu apabila keluarga
Tn. D membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang harus dilalui,
bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling tolong menolong baik
dalam keadaan susah, sedih, dan menderita sekalipun.

23. Struktur Peran


 Tn. D :

Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga, ayah,

pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga,


sebagai anggota masyarakat.
Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.
 Ny.S :
Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah tangga,
mendidik anak-anak, dan pedagang agen.
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.
 An. I :
Peran formal : menjadi anak, anggota karang taruna, mahasiswa.
Peran informal : sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita adik-
adiknya.
 An. F :
Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar
Peran informal : sebagai pelindung adik dan kakaknya.
 An. F :
Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar
Peran informal : sebagai penyelaras

24. Nilai-Nilai Keluarga

Tn. D menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat dan adat
istiadat orang sunda berkolaborasi dengan betawi. Keluarga Tn. D sangat mematuhi
peraturan yang ada di rumah, seperti anak perempuannya tidak boleh keluar setelah
magrib tanpa di dampingi keluarga laki-laki. Tn. D dan Ny. S juga mengajarkan
pentingnya bersikap/ sopan santun dengan orang lain, terutama pada lansia.

Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah
cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga selalu berusaha
dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.

E. Fungsi Keluarga

25. Fungsi Afektif


Keluarga Tn. D dan Ny. S selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-
anaknya, Ny.S dan Tn. D juga selalu mendukung dan mengarahkan segala sesuatu
yang dilakukan oleh anak-anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar norma dan etika sopan santun sesuai dengan agama dan adat istiadat yang
berlaku di masyarakat.

26. Fungsi Sosialisasi


Interaksi Tn. D dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn. D memiliki peran yang
besar dalam mengambil keputusan, namun Tn. D selalu adil kepada keluarganya.

Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan


sopan santun dalam berperilaku. Keluarga mengajarkan dan menanamkan prilaku
sosial yang baik, keluarga cukup aktif di dalam masyarakat. Di waktu senggang
biasanya keluarga berkumpul untuk saling bertukar informasi mengenai kegiatannya
hari ini.

27. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn. D dan Ny.S mengatakan tahu/ mengerti dengan penyakit yang sering
diderita dirinya serta anak-anaknya. Baik itu mengenai pengertian, tanda gejala,
etiologi maupun pencegahan dan perawatannya. Ny.S mengatakan bahwa dirinya
belajar banyak dari pengalaman serta pengobatan-pengobatan yang pernah dilakukan.
Anak-anak dari Tn. D dan Ny. S juga sedikit mengenal penyakit yang sering mereka
derita. An. I tahu betul tentang penyakitnya, baik itu pengertian, etiologi, tanda dan
gejala maupun pencegahan dan perawatan. Namun, An. F dan An. F mengatakan
mereka sering tidak mendengarkan nasihat dari orang tuanya, sehingga penyakit
mereka sering kembali.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Keluarga mengetahui tentang masing-masing penyakit yang pernah mereka
derita, sehingga apabila mereka mulai merasakan tanda dan gejala, mereka langsung
mengkonsumsi obat yang biasa mereka konsumsi. Apabila sakit tak kunjung sembuh,
mereka segera pergi ke puskesmas atau dokter.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. D dan Ny. S mengatakan bila kepalanya terasa pusing, maka mereka
langsung meminum obat antihipertensi dan langsung beristirahat. An. I juga
melakukan hal yang sama jika perutnya terasa mual dan sakit. Namun, An. F dan
An.P akan melaporkan gejala yang mereka rasakan kepada Ny. S dan Ny.S langsung
memberikan obat. Ny. S juga mengatakan bahwa dia selalu berusaha mengontrol
jadwal makan anak-anaknya apalagi jika sedang dirumah. Tn. D dan Ny. S berusaha
sekaut tenaga untuk merespon cepat dan tanggap dalam mengetahui terdapat anggota
keluarganya sakit.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn. D menyadari pentingnya kebersihan ligkungan, oleh sebab itu
keluarga selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan lingkungan
rumah, seperti menyapu 1-3 kali/hari, mengepel 1-2 kali/hari dan menguras bak mandi
1-2 kali/minggu agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit terlebih sekarang
sudah masuk musim penghujan tingkatkan terus kewaspadaan dalam membasmi
jentik-jentik nyamuk.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat
Tn. D dan Ny. S mengatakan sudah mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan,
selama ini keluarga mendapakan pelayanan yang baik oleh puskesmas. Keluarga
juga percaya dengan informasi yang di berikan oleh puskesmas.
28. Terapi Komplementer dan Alternatif
Terapi alternatif yang dilakukan keluarga Tn. D yaitu dengan melakukan pijat
tradisional dengan memanggil orang yang ahli dalam bidang memperbaiki keadaan
fisik yang kurang baik terkenal dalam msyarakat seperti tukang pijat atau urut dan
dengan mengonsumsi tanaman herbal tradisonal turun temurun contohnya seperti
parutan kunyit yang di rebus dan ditambahkan madu di minum agar mengurangi rasa
nyeri saat magh kambuh dan nyeri menstruasi. Kemudian untuk terapi alternatifnya
keluarga Tn. D melakukan teknik acupressure dan terapi pijat refleksi.
29. Sumber Pembiayaan
Tn. D merupakan seorang PNS dan untuk pembiayaan saat beliau dan keluarganya
sakit yaitu menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan.

F. Stress dan Koping Keluarga


30. Stressor jangka pendek
Tn. D takut kondisi tekanan darahnya yang sering tinggi dapat mempengaruhi
kerjanya di kantor begitupun Ny.S juga khawatir terhadap kondisinya khawatir tidak
maksimal dalam menjadi istri dan ibu rumah tangga kemudian beliau juga khawatir
dengan kondisi An. F yang sering begadang dan keluar malam sehingga gastritisnya
sering kambuh. Tn. D dan Ny.S khawatir dengan pergaulan An. F. Tn. D dan Ny. S
juga mulai khawatir dengan anak-anaknya yang masih SMP yaitu An. F yang mulai
beranjak menuju remaja. Tn. D dan Ny. S takut anaknya salah dalam bergaul dan
terjerumus ke pergaulan yang negative.
31. Stressor jangka panjang
Tn.D dan Ny. S memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anak-
anaknya. Dapat kita ketahui bahwa semakin berkembangnya zaman dengan teknologi
yang canggih dengan sistem pendidikan yang lebih terbaru maka akan mempengaruhi
biaya Pendidikan yang akan datang.

32. Strategi koping keluarga


Strategi koping yang digunakan Tn. D dan Ny. S baik, Bila ada permasalahan,
Tn. D dan Ny. S berusaha untuk selalu menyelesaikannya dengan bermusyawarah dan
tetap tenang dalam berfikir. Namun, keputusan tertinggi tetap berada di tangan Tn.
sebagai kepala rumah tangga, pemimpin, dan sebagai pemberi keamanan dan
kenyamanan dalam keluarganya.

33. Adaptasi keluarga


Keluarga Tn. D tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam
kepada anak ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi pada anggota keluarganya.
G. Pemeriksaan Fisik

N Jenis Ayah ibu Anak 1 Anak 2 Anak 3


o pemeriksaan
1. TTV :
Tensi : 160/100mmg 140/100mmH 110/80mmHg 100/60mmHg 100/60mmHg
Suhu : 36,5° C g 36,8° C 36,9° C 36,5° C
Nadi : 70x/meit 36,6° C 75x/menit 70 x/menit 67x/menit
Nafas : 22x/menit 80x/meit 20x/menit 22x/menit 22x/meit
20x/menit
2. Kulit, Rambut: Rambut: Rambut: Rambut: Rambut:
rambut dan I: warna I: warna I: warna I: warna I: hitam,
kuku. hitam, tidak hitam, terdapat hitam, hitam, pendek dan
I : ada uban, uban yang panjang, dan pendek dan bersih
P: pendek dan tidak terlalu bersih. bersih.
P: bersih. banyak,
A: panjang dan
P: tidak ada bersih. P: tidak ada P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
dan tidak ada nyeri tekan dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada
benjolan dan tidak ada benjolan benjolan benjolan
benjolan
Kulit: Kulit: Kulit: Kulit:
I: warna kulit Kulit: I: warna kulit I: warna kulit I: warna kulit
sawo matang, I: warna kulit sawo matang, sawo matang, sawo matang,
pigmentasi sawo matang, pigmentasi pigmentasi pigmentasi
normal, pigmentasi normal, normal, normal,
P: normal, P: P: P:
kelembapan P: kelembapan kelembapan kelembapan kelembapan
normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak
ada lesi, ada lesi, turgor ada lesi, ada lesi, ada lesi,
turgor kulit kulit elatis turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elatis elatis elatis elatis

Kuku:
I: warna Kuku: Kuku: Kuku:
dasar pink, Kuku: I: warna I: warna I: warna
bentuk I: warna dasar dasar pink, dasar pink, dasar pink,
norma, dan pink, bentuk bentuk bentuk bentuk
tekstur halus norma, dan norma, dan norma, dan norma, dan
P: CRT: 2 tekstur halus tekstur halus tekstur halus tekstur halus
detik. P: CRT: 2 P: CRT: 2 P: CRT: 2 P: CRT: 2
detik detik detik detik

3. Kepala, Mata: Mata: Mata: Mata: Mata:


leher I: Kedua I: Kedua mata I: Kedua I: Kedua I: Kedua
I : mata simetris, mata simetris, mata mata
P: simetris, isokor, an isokor, an simetris, simetris,
P: isokor, an ikterik, ikterik, isokor, an isokor, an
A: ikterik, konjungtiva konjungtiva ikterik, ikterik,
konjungtiva anemis. anemis, konjungtiva konjungtiva
anemis, menggunakan anemis, anemis,
menggunaka kacamata (-1)
n kacamata
(+1,5)
A: pupil aktif A: pupil aktif
A: pupil aktif terhadap terhadap A: pupil aktif A: pupil aktif
terhadap cahaya cahaya terhadap terhadap
cahaya cahaya cahaya
Hidung : Hidung :
Hidung : I: simetris, I: simetris, Hidung : Hidung :
I: simetris, bersih dan bersih dan I: simetris, I: simetris,
bersih dan terdapat bulu terdapat bulu bersih dan bersih dan
terdapat bulu hidup, tidak hidup, tidak terdapat bulu terdapat bulu
hidup, tidak sinusitis, tidak sinusitis, hidup, tidak hidup, tidak
sinusitis, polip, tidak polip, sinusitis, sinusitis,
tidak polip, penciuman penciuman tidak polip, tidak polip,
penciuman baik. baik. penciuman penciuman
baik. P: tidak ada P: tidak ada baik. baik.
P: tidak ada nyeri tekan nyeri tekan P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Mulut: Mulut:
Mulut: I: berish, 2 I: berish, 3 Mulut: Mulut:
I: berish, 2 gigi bolong, 3 gigi bolong, I: berish, ada I: berish, 1
gigi bolong, gigi tidak ada, ada plak, plak, lidah gigi bolong,
ada plak, ada plak, lidah lidah bersih, bersih, uvula ada plak,
lidah bersih, bersih, uvula uvula normal normal lidah bersih,
uvula normal normal. uvula normal

Telingan : Telingan :
Telingan : I: simetris, I: simetris, Telingan : Telingan :
I: simetris, bersih dan bersih dan I: simetris, I: simetris,
bersih dan tidak ada tidak ada bersih dan bersih dan
tidak ada pengeluaran pengeluaran tidak ada tidak ada
pengeluaran cairan, tidak cairan, tidak pengeluaran pengeluaran
cairan, tidak ada lesi. ada lesi. cairan, tidak cairan, tidak
ada lesi. P: tidak ada P: tidak ada ada lesi. ada lesi.
P: tidak ada nyeri tekan nyeri tekan P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Leher: Leher:
Leher: Tidak ada Tidak ada Leher: Leher:
Tidak ada benjolan, tidak benjolan, Tidak ada Tidak ada
benjolan, ada tidak ada benjolan, benjolan,
tidak ada pembesaran pembesaran tidak ada tidak ada
pembesaran kelenjar limfe kelenjar limfe pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar kelenjar
limfe limfe

4. Thoraks dan Thoraks : Thoraks : Thoraks : Thoraks : Thoraks :


paru ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
pada dada, pada dada, pada dada, pada dada, pada dada,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan sesak keluhan sesak keluhan sesak keluhan keluhan
dan jantung dan jantung dan jantung sesak dan sesak dan
jantung jantung
Paru: Paru: Paru:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Paru: Paru:
kelainan pada kelainan pada kelainan pada Tidak ada Tidak ada
dada, tidak dada, tidak ada dada, tidak kelainan pada kelainan pada
ada keluhan keluhan sesak ada keluhan dada, tidak dada, tidak
sesak dan dan jantung sesak dan ada keluhan ada keluhan
jantung jantung sesak dan sesak dan
jantung jantung
3 Abdomen Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
. I : tidak tidak tidak tidak tidak
P: kembung, kembung, kembung, kembung, kembung,
P: tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
A: pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hati dan hati dan hati dan hati dan hati dan
limpa. limpa. limpa. limpa. limpa.
4 Genitalia Normal dan Normal dan Normal dan Normal dan Normal dan
. I : tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi
P:
P:
A:
5 Ekstremit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
. as atas + pembengkak pembengkak pembengkak pembengkak pembengkak
refleks an. Tidak an. Tidak an. Tidak an. Tidak an. Tidak
fisiologis gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal,
I : turgor baik, turgor baik, turgor baik, turgor baik, turgor baik,
P: CRT <2detik CRT <2detik CRT <2detik CRT <2detik CRT <2detik
P: dan dan dan dan dan
A: terkadang terkadang terkadang terkadang terkadang
merasa merasa merasa merasa merasa
kesemutan kesemutan kesemutan kesemutan kesemutan
dan kebas, dan kebas, dan kebas, dan kebas, dan kebas,
reflex normal reflex normal reflex normal reflex normal reflex normal
6 Ekstremit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
. as bawah pembengkak pembengkak pembengkak pembengkak pembengkak
+ an. Tidak an. Tidak an. Tidak an. Tidak an. Tidak
refleks gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal, gatal-gatal,
fisiologis turgor baik, turgor baik, turgor baik, turgor baik, turgor baik,
I : tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
P: edema edema edema edema edema
P: tungkai, CRT tungkai, CRT tungkai, CRT tungkai, CRT tungkai, CRT
A: <2detik <2detik <2detik <2detik <2detik

Bekasi, 20 November 2020


Isfia Aunillah Rahma Soleha

Lampiran 4a
PENULISAN ASKEP KELUARGA BINAAN

a. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


 An. F mengatakan dua hari yang  Wajah An. F terlihat masih pucat
lalu dia baru saja sembuh dari sakit  Mata An. F terlihat cowong
diare selama 7 hari  An. F terlihat masih lemas dan
 An. F mengatakan satu hari bisa 3- pergerakannya juga sedikit
5 kali BAB dengan konsistensi cair  Dibeberapa kesempatan An. F
dan ampasnya sedikit didapati memegang perutnya
 An. F mengatakan penyebab dia  Dibeberapa kesempatan An. F
diare setelah mengonsumsi mie didapati raut wajah mengisyaratkan
ayam pedas, minum susu segelas adanya rasa sakit dari perutnya yang
besar, dan tak lama dari itu masih nyeri walaupun hanya
mengonsumsi kopi karena dia meringis dengan waktu yang tidak
penikmat kopi lama. Skala nyeri: 2
 An. F mengatakan mulai saat ini  TTV:
akan mengontrol dirinya untuk  TD: 100/60mmHg
tidak mengonsumsi makanan  N: 70x/menit
pedas dan makanan yang lainnya  RR: 20x/menit
yang menyebabkan diare  S: 36,9° C
 An. F mengatakan untuk satu  Peristaltik usus : 35x/menit
bulan kedepan akan diet makanan
pedas dan makanan lainnya yang
bisa menyebabkan diare.
 An. F mengatakan bahwa mulai
saat ini dia akan menjalani pola
hidup yang sehat dengan
mengonsumsi makanan sehat dan
bergizi dan rajin berolahraga
 An. F mengatakan saat ini pola
tidurnya terganggu
 An. F mengatakan konsentrasinya
menurun saat sakit
 An. F mengatakan akhir-akhir ini
selalu merasa keletihan
b. Skoring
1. Resiko tinggi terulangnya diare pada keluarga Tn. D (51 th) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang
kesehatan.

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat Masalah An. F sudah sembuh
Skala : 1 3/3x1 = 1 dari diare semenjak 2
Potensial (skor 1) hari dan mulai
Risiko (skor 2) menunjukkan perbaikan
Aktual (skor 3) 30%

An. F masih terlihat


lemas, pucat,
memeganggi perutnya
dan beberapa saat
wajahnya merongis
merasakan nyeri perut

2 Kemungkinan masalah An. F mengatakan


untuk dirubah : 2 1/2x2= 1 belum tahu tentang
Skala: pertolongan pertama
mudah =2 pada diare. An. F
sebagian =1 menganggap itu
tidak dapat = 0 masalahnya ini cukup
iya khawatirkan
3 Potensial masalah Diare sudah terjadi
untuk di cegah 1 2/3x1= 2/3 sejak 2 hari yang lalu.
Skala: An. F masih belum
Tinggi =3 berencana membawa
Cukup =2 berobat ke puskesmas.
Rendah = 1

4 Menonjolnya masalah: An. F menganggap


Skala : 1 2/2x1= 1 bahwa diare harus
Segera ditangani = 2 segera di tangaani
Mslh ada tapi tdk karena dia khawatir jika
perlu segera ditangani selama fase pemulihan
=1 terjadi diare terulang
Masalah tidak
dirasakan = 0

Total 3 2/3

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga di keluarga Tn. D

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat Masalah Ny. S sudah
Skala : 1 1/3x1 = 1/3 mengetahui An. F sakit
Potensial (skor 1) diare selama 7 hari dan
Risiko (skor 2) hari ini hari kedua
Aktual (skor 3) setelah An. F merasa
agak baikan diarenya

2 Kemungkinan masalah Pada beberapa


untuk dirubah : 2 2/2x1= 1 kesempatanNy. S
Skala: pernah mendengar
mudah =2 bagaimana cara
sebagian =1 penaganan pertama
tidak dapat = 0 diare melihat dari siaran
tv, internet dll dan Ny.
S sudah membuatkan
LGG sebagai cairan
elektrolit An. F
3 Potensial masalah Selain Ny. S, semua
untuk di cegah 1 3/3x1= 1 anggota keluarga
Skala: mengetahui bahwa An.
Tinggi =3 F sudah sembuh dari
Cukup =2 diare dan sedang dalam
Rendah = 1 masa pemulihan dan
dalam pembuatan LGG
An. I juga ikut
membantu
4 Menonjolnya masalah: Seluruh keluarga
Skala : 1 1/2x1= ½ menyatakan bahwa
Segera ditangani = 2 sudah mengetahui
Mslh ada tapi tdk bahwa An. F diare
perlu segera ditangani tetapi dalam pembuatan
=1 LGG baru hari kedua
Masalah tidak setelah An. F terlihat
dirasakan = 0 semakin pucat, lemah
dan terus muntah

Total 2 5/6

3. Ketidakefektifan koping pada keluarga Tn. D

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat Masalah Keluarga Tn. D
Skala : 1 1/3x1 = 1/3 mengungkapkan akan
Potensial (skor 1) lebih siap dan sigap
Risiko (skor 2) untuk mengetahui
Aktual (skor 3) potensi-potensi yang
akan terjadi saki pada
tiap anggotanya

2 Kemungkinan masalah Keluarga Tn. D kompak


untuk dirubah : 2 2/2x1= 1 untuk dapat mengubah
Skala: secara baik lagi
mudah =2 pemahamannya
sebagian =1 terhadap terjadinya
tidak dapat = 0 masalah penyakit yang
mungkin akan terjadi
3 Potensial masalah Keluarga Tn. D
untuk di cegah 1 2/3x1= 2/3 mengungkapkan bahwa
Skala: akan lebih sensitive lagi
Tinggi =3 saat anggota keluarga
Cukup =2 ada yang sakit dan
Rendah = 1 segera memberikan
pertolonan pertama
4 Menonjolnya masalah: Keluarga Tn. D
Skala : 1 1/2x1= ½ mengatakan bahwa
Segera ditangani = 2 akan sensistif dalam
Mslh ada tapi tdk bertindak melakukan
perlu segera ditangani pertolongan pertama
=1 tergantung dengan
Masalah tidak keparahan tingkat
dirasakan = 0 masalah atau
penyakitnya

Total 1 3/2

c. Diagnosa keperawatan setelah dilakukan prioritas

No. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. D khususnya An.


1.
A

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. D khususnya


2.
An. F
3. Ketidakefektifan koping pada keluarga Tn. D

d. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1. Ketidakefektifan TUK 1 Modifikasi Perilaku
manajemen kesehatan Keluarga mampu mengenal - Menentukan motivasi
pada keluarga Tn. D masalah kesehatan tentang pasien terhadap
khususnya An. A Diare perubahan perilaku
Kontrol Gejala - Dukung pasien untuk
a. Dapat memantau mengganti kebiasaan
munculnya gejala (skala yang tidak diinginkan
1 ke 4) dengan kebiasaan
b. Dapat melakukan yang diinginkan
tindakan pencegahan - Tawarkan penguatan
(skala 1 ke 4) positif dalam
c. Dapat melakukan pembuatan keputusan
tindakan untuk mandiri pasien
mengurangi gejala (skala - Kembangkan program
1 ke 4) perubahan perilaku
d. Dapat menggunakan - Tentukan perubahan
sumber-sumber yang perilaku dengan
tersedia (skala 1 ke 4) membandingkan dasar
sebelumnya
Perilaku Patuh dibandingkan dengan
a. Dapat menanyakan perilaku setelah
pertanyaan terkait intervensi
kesehatannya (skala 1 ke Peningkatan Kesadaran
4) Diri
b. Dapat - Bantu pasien dan
mempertimbangkan keluarga untuk
keuntungan/risiko dari mengidentifikasi alas
perilaku hidup sehat an
(skala 1 ke 4) peningkatan/perbaikan
c. Dapat menggunakan perilaku
strategi untuk - Bantu pasien untuk
mengoptimalkan mengidentifikasi
kesehatan (skala 1 ke 4) sumber motivasi
d. Dapat melakukan
monitor sendiri
mengenai status
kesehatan secara mandiri
(skala 1 ke 4)

TUK 2 Dukungan keluarga


Keluarga mampu dalam membuat
memutuskan untuk merawat, keputusan
meningkatkan atau - Informasikan pada
memperbaiki kesehatan pasien mengenai
Berpartisipasi dalam pandangan-pandangan
memutuskan perawatan atau solusi alternatif
kesehatan dengan cara yang jelas
a. Mencari informasi yang atau mendukung
terpercaya (skala 1 ke 4) - Berikan informasi
b. Menunjukkan pengaraha sesuai permintaan
n diri dalam membuat ke pasien
putusan (skala 1 ke 4) - Bantu pasien
c. Menentukan pilihan menjelaskan
yang diharapkan terkait keputusan pada orang
dengan outcome lain, sesuai dengan
kesehatan (skala 1 ke 4) kebutuhan
- Jadilah sebagai
Pembuatan Keputusan penghubung antara
a. Mengidentifikasi inform pasien dan keluarga
asi yang relevan (skala 3
ke 5) Peningkatan
b. Mengidentifikasi alterna Keterlibatan Keluarga
tif (skala 3 ke 5) - Identifikasi
c. Mempertimbangkan alte kemampuan anggota
rnative (skala 3 ke 5) keluarga untuk terlibat
dalam perawatan
pasien
- Monitor keterlibatan
anggota keluarga
dalam perawatan
pasien
- Berikan informasi
penting kepada
anggota keluarga
mengenai pasien
sesuai dengan
keinginan pasien
- Dorong anggota
keluarga untuk
menjaga atau
meningkatkan kondisi
pasien pada anggota
keluarga
- Terapi
komplementer:
Pemberian madu
karena efek
antibakterinya dan
kandungan nutrisinya
yang mudah dicerna.
TUK 3 Peningkatan
Keluarga mampu merawat Keterlibatan Keluarga
anggota keluarga untuk - Identifikasi
memperbaiki kesehatan kemampuan anggota
Dukungan keluarga keluarga untuk terlibat
selama perawatan dalam perawatan
a. Anggota keluarga - Identifikasi harapan
mengungkapkan anggota keluarga
keinginan untuk - Dorong anggota
mendukung anggota keluarga untuk
keluarga yang sakit membantu dalam
dipertahankan pada mengembangkan
skala 2 ditingkatkan ke rencana perawatan,
skala 4 termasuk hasil yang
b. Meminta informasi diharapkan dan
mengenai prosedur pelaksanaan rencana
dipertahankan pada perawatan
skala 2 ditingkatkan ke - Monitor keterlibatan
skala 4 anggota keluarga
c. Bekerja sama dengan dalam perawatan
penyedia layanan - Dorong anggota
kesehatan dalam keluarga untuk
menentukan perawatan menjaga /
dipertahankan pada mempertahankan
skala 2 ditingkatkan ke hubungan keluarga
skala 4
Coaching :
- Pembuatan laritan
gula garam (LGG)

TUK 4 Bantuan Modifikasi Diri


Keluarga mampu - Dorong pasien untuk
memodifikasi lingkungan : mengkaji nilai-nilai
control resiko dan keamanan dan keyakinan pribadi
Pengetahuan: Gaya Hidup serta kepuasan
Sehat [pasien] terhadap hal
a. Strategi untuk memperta tersebut
hankan diet yang sehat - Bantu pasien untuk
(skala 1 ke 4) mengidentifikasi
b. Srategi mencegah perilaku-perilaku
penyakit (skala 1 ke 4) sasaran yang perlu
c. Pentingnya diubah serta mencapai
mengkomunikasikan tujuan yang
fikiran, perasaan, dan diinginkan
emosi yang konstruktif - Identifikasi bersama
(skala 1 ke 4) pasien mengenai
d. Tahu kapan untuk strategi paling efektif
mendapatkan bantuan terkait dengan
dari seorang perubahan perilaku
professional kesehatan
(skala 1 ke 4)
TUK 5 Panduan Sistem
Keluarga mampu Pelayanan Kesehatan
memanfaatkan fasilitas - Jelaskan sistem
kesehatan perawatan kesehatan
Perilaku Pencarian segera, cara kerjanya,
Kesehatan dan apa yang bisa
a. Mengajukan pertanyaan- diharapkan keluarga
pertanyaan yang - Bantu keluarga
berhubungan dengan memilih profesional
kesehatan (skala 2 ke 4) perawatan kesehatan
b. Mendapat bantuan dari yang tepat
profesional kesehatan - Identifikasi dan
(skala 2 ke 4) fasilitasi komunikasi
c. Melakukan perilaku antara penyedia
kesehatan yang layanan kesehatan
disarankan (skala 2 ke 4) yang relevan, dengan
d. Mencari bantuan bila tepat
diperlukan (skala 1 ke 4) - Dorong konsultasi
dengan profesional
perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat

No Diagnosa NOC NIC


2. Ketidakefektifan TUK 1 Pendidikan kesehatan :
pemeliharaan kesehatan Keluarga mampu mengenal pengajaran proses
pada keluarga Tn. D masalah kesehatan tentang penyakit
khususnya An. F Diare - Kaji pengetahuan
Pengetahuan : Promosi keluarga tentang
Kesehatan diare
a. Definisi diare - Jelaskan kepada
b. Penyebab diare keluarga pengertian,
c. Tanda gejala diare penyebab, tanda
d. Etiologi diare gejala, etiologi serta
e. Penatalaksanaan diare tindakan yang
dilakukan bisa salah
satu anggota keluarga
terkena diare
- Ajarkan cara pola
hidup sehat kepada
keluarga.
TUK 2 Dukungan keluarga
Keluarga mampu dalam membuat
memutuskan untuk merawat, keputusan
meningkatkan atau - Informasikan pada
memperbaiki kesehatan pasien mengenai
Berpartisipasi dalam pandangan-
memutuskan perawatan pandangan atau
kesehatan solusi alternatif
d. Mencari informasi yang t dengan cara yang
erpercaya (skala 1 ke 4) jelas atau mendukung
e. Menunjukkan pengaraha - Berikan informasi
n diri dalam membuat ke sesuai permintaan
putusan (skala 1 ke 4) pasien
f. Menentukan pilihan - Bantu pasien
yang diharapkan terkait menjelaskan
dengan outcome keputusan pada orang
kesehatan (skala 1 ke 4) lain, sesuai dengan
kebutuhan
Pembuatan Keputusan - Jadilah sebagai
d. Mengidentifikasi inform penghubung antara
asi yang relevan (skala 3 pasien dan keluarga
ke 5)
e. Mengidentifikasi alternat Peningkatan
if (skala 3 ke 5) Keterlibatan Keluarga
f. Mempertimbangkan alter - Identifikasi
native (skala 3 ke 5) kemampuan anggota
keluarga untuk
terlibat dalam
perawatan pasien
- Monitor keterlibatan
anggota keluarga
dalam perawatan
pasien
- Berikan informasi
penting kepada
anggota keluarga
mengenai pasien
sesuai dengan
keinginan pasien
- Dorong anggota
keluarga untuk
menjaga atau
meningkatkan
kondisi pasien pada
anggota keluarga
TUK 3 Peningkatan
Keluarga mampu merawat keterlibatan keluarga
anggota keluarga untuk - Identifikasi
memperbaiki kesehatan kemampuan anggota
Dukungan keluarga selama keluarga untuk
perawatan terlibat dalam
d. Anggota keluarga perawatan
mengungkapkan - Identifikasi harapan
keinginan untuk anggota keluarga
mendukung anggota - Dorong anggota
keluarga yang sakit keluarga untuk
dipertahankan pada skala membantu dalam
2 ditingkatkan ke skala 4 mengembangkan
e. Meminta informasi rencana perawatan,
mengenai prosedur termasuk hasil yang
dipertahankan pada skala diharapkan dan
2 ditingkatkan ke skala 4 pelaksanaan rencana
f. Bekerja sama dengan perawatan
penyedia layanan - Monitor keterlibatan
kesehatan dalam anggota keluarga
menentukan perawatan dalam perawatan
dipertahankan pada skala - Dorong anggota
2 ditingkatkan ke skala 4 keluarga untuk
menjaga /
mempertahankan
hubungan keluarga

Coaching :
- Terapi pembuatan
Larutan Gula
Garam (LGG)
- Rumah sehat

TUK 4 Bantuan Modifikasi


Keluarga mampu Diri
memodifikasi lingkungan : - Dorong pasien untuk
control resiko dan keamanan mengkaji nilai-nilai
Pengetahuan: Gaya Hidup dan keyakinan
Sehat pribadi serta
e. Strategi untuk memperta kepuasan [pasien]
hankan diet yang sehat terhadap hal tersebut
(skala 1 ke 4) - Bantu pasien untuk
f. Srategi mencegah mengidentifikasi
penyakit (skala 1 ke 4) perilaku-perilaku
g. Pentingnya sasaran yang perlu
mengkomunikasikan diubah serta
fikiran, perasaan, dan mencapai tujuan
emosi yang konstruktif yang diinginkan
(skala 1 ke 4) - Identifikasi bersama
h. Tahu kapan untuk pasien mengenai
mendapatkan bantuan strategi paling efektif
dari seorang professional terkait dengan
kesehatan (skala 1 ke 4) perubahan perilaku
TUK 5 Panduan Sistem
Keluarga mampu Pelayanan Kesehatan
memanfaatkan fasilitas - Jelaskan sistem
kesehatan perawatan kesehatan
Perilaku Pencarian segera, cara kerjanya,
Kesehatan dan apa yang bisa
e. Mengajukan pertanyaan- diharapkan keluarga
pertanyaan yang - Bantu keluarga
berhubungan dengan memilih profesional
kesehatan (skala 2 ke 4) perawatan kesehatan
f. Mendapat bantuan dari yang tepat
profesional kesehatan - Identifikasi dan
(skala 2 ke 4) fasilitasi komunikasi
g. Melakukan perilaku antara penyedia
kesehatan yang layanan kesehatan
disarankan (skala 2 ke 4) yang relevan, dengan
h. Mencari bantuan bila tepat
diperlukan (skala 1 ke 4) - Dorong konsultasi
dengan profesional
perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat

No Diagnosa NOC NIC


3. Ketidakefektifan koping TUK 1 Terapi Keluarga
pada keluarga Tn. D Keluarga mampu mengenal - Gunakan riwayat
masalah kesehatan tentang keluarga untuk
koping keluarga mendukung diskusi
633 keluarga
Keterampilan interaksi - Identifikasi
sosial bagaimana keluarga
a. Dapat membuka menyelesaikan
pembicaraan dengan masalah
tepat (skala 1 ke 4) - Tentukan bagaimana
b. Dapat bekerjasama keluarga mengambil
dengan keluarga (skala 1 keputusan
ke 4) - Tentukan apakah
c. Dapat menunjukan penganiayaan terjadi
perilaku asertif terhadap dalam keluarga
keluarga (skala 1 ke 4) - Identifikasi peran
d. Dapat menunjukkan dalam sistem
perhatian (skala 1 ke 4) keluarga
e. Dapat menunjukkan - Identifikasi area
ketulusan (skala 1 ke 4) ketidakpuasan dan/
f. Dapat menunjukkan konflik
kehangatan (skala 1 ke - Bantu keluarga
4) berkomunikasi
g. Dapat menunjukan efektif
kepercayaan (skala 1 ke - Bantu keluarga
4) memprioritaskan dan
h. Dapat menggunakan menyeleksi masalah
kompromi dengan tepat yang paling
(skala 1 ke 4) diprioritaskan
- Bantu keluarga
meningkatkan
strategi koping yang
ada
TUK 2 Modifikasi perilaku
Keluarga mampu - Menentukan motivasi
memutuskan untuk merawat, pasien terhadap
meningkatkan atau perubahan perilaku
memperbaiki kesehatan - Dukung pasien untuk
Adaptasi Relokasi mengganti kebiasaan
a. Dapat menyadari alasan yang tidak diinginkan
untuk merubah dengan kebiasaan
lingkungan sekitar (skala yang diinginkan
1 ke 4) - Tawarkan penguatan
b. Dapat menunjukkan positif dalam
kepuasan akan hubungan pembuatan keputusan
sosial (skala 1 ke 4) mandiri pasien
c. Dapat menjaga - Kembangkan
hubungan dengan program perubahan
keluarga (skala 1 ke 4) perilaku
- Tentukan perubahan
perilaku dengan
membandingkan
dasar sebelumnya
dibandingkan dengan
perilaku setelah
intervensi
- Berusaha untuk
bersosialisasi pada
lingkungan yang
sehat
TUK 3 Peningkatan
Keluarga mampu merawat Keterlibatan Keluarga
anggota keluarga untuk - Identifikasi
memperbaiki kesehatan kemampuan anggota
a. Anggota keluarga keluarga untuk
mengungkapkan terlibat dalam
keinginan untuk perawatan
mendukung anggota - Identifikasi harapan
keluarga yang sakit anggota keluarga
dipertahankan pada skala - Dorong anggota
2 ditingkatkan ke skala 4 keluarga untuk
b. Meminta informasi membantu dalam
mengenai prosedur mengembangkan
dipertahankan pada skala rencana perawatan,
2 ditingkatkan ke skala 4 termasuk hasil yang
c. Bekerja sama dengan diharapkan dan
penyedia layanan pelaksanaan rencana
kesehatan dalam perawatan
menentukan perawatan - Monitor keterlibatan
dipertahankan pada skala anggota keluarga
2 ditingkatkan ke skala 4 dalam perawatan
- Dorong anggota
keluarga untuk
menjaga /
mempertahankan
hubungan keluarga

Coaching :
- Terapi pembuatan
Larutan Gula
Garam
TUK 4 Bantuan Modifikasi
Keluarga mampu Diri
memodifikasi lingkungan : - Dorong pasien untuk
control resiko dan keamanan mengkaji nilai-nilai
Pengetahuan: Gaya Hidup dan keyakinan
Sehat pribadi serta
i. Strategi untuk memperta kepuasan [pasien]
hankan diet yang sehat terhadap hal tersebut
(skala 1 ke 4) - Bantu pasien untuk
j. Srategi mencegah mengidentifikasi
penyakit (skala 1 ke 4) perilaku-perilaku
k. Pentingnya sasaran yang perlu
mengkomunikasikan diubah serta
fikiran, perasaan, dan mencapai tujuan
emosi yang konstruktif yang diinginkan
(skala 1 ke 4) - Identifikasi bersama
Tahu kapan untuk pasien mengenai
mendapatkan bantuan dari strategi paling efektif
seorang professional terkait dengan
kesehatan (skala 1 ke 4) perubahan perilaku
TUK 5 Panduan Sistem
Keluarga mampu Pelayanan Kesehatan
memanfaatkan fasilitas - Jelaskan sistem
kesehatan perawatan kesehatan
Perilaku Pencarian segera, cara kerjanya,
Kesehatan dan apa yang bisa
i. Mengajukan pertanyaan- diharapkan keluarga
pertanyaan yang - Bantu keluarga
berhubungan dengan memilih profesional
kesehatan (skala 2 ke 4) perawatan kesehatan
j. Mendapat bantuan dari yang tepat
profesional kesehatan - Identifikasi dan
(skala 2 ke 4) fasilitasi komunikasi
k. Melakukan perilaku antara penyedia
kesehatan yang layanan kesehatan
disarankan (skala 2 ke 4) yang relevan, dengan
Mencari bantuan bila tepat
diperlukan (skala 1 ke 4) - Dorong konsultasi
dengan profesional
perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat
e. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Nama


dan
TTD
1 Ketidakefektifan Hari/Tanggal : S:
manajemen Rabu, 25-11-2020  An. F
kesehatan pada Pukul 09.00 mengatakan
keluarga Tn. D TUK 1 : bahwa faktor
khususnya An. A 1. Melakukan penyebab
pendidikan dirinya diare
kesehatan tentang adalah makan
diare mie ayam pedas
sebelum makan
TUK 2 : nasi
1. Membantu  Ny. S
keluarga untuk mengatakan
merawat, dirinya akan
meningkatkan selalu
dan memperbaiki memperhatikan
kesehatan pasien pola makanan
2. Mengikutsertakan yang di
keluarga dalam konsumsi atau
merawat pasien jajanan yang
3. Menerapkan An. F konsmsi
terapi  Ny. S
komplementer : megarakan
Pemberian madu dirinya akan
karena efek aktif dalam
antibakterinya merawat An. F
dan kandungan yang dalam
nutrisinya yang fase pemulihan
mudah dicerna. setelah sakit
diare ini
 Ny. S
mengatakan
akan segera
membeli madu
dan akan
langsung
diberikan
kepada An. F

O:
 Sepanjang
berjalannya
penkes diare
An. F
mengikuti
dengan
sungguh-
ssungguh dan
focus saat
mendengarkan
penjelasan
materi diare
 An. F mampu
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
kepadanya
mengenai
penyebab
dirinya diare
 Ny. S terlihat
aktif dan selalu
hadir saat
kunjungan ke
An. F
 Ny. S aktif
dalam bertanya
seputar
makanan yang
boleh di
konsumsi atau
tidak oleh An.
F selama fase
penyembuhan
dari diare ini

A:
 Masalah
teratasi
sebagaian
P:
 Melanjutkan
intervensi
mengajarkan 6
langkah cuci
tangan benar
 Melakukan
pertemuan
untuk membuat
Larutan Gula
Garam
Hari/Tanggal : S:
Jum’at, 27-11-2020  An. F
Pukul 09.00 mengatakan
TUK 3 : sudah menegrti
1. Mengajarkan 6 dan paham
langkah mencuci tahapan dalam
tangan yang benar melakukan 6
2. Mengajarkan cara langkah
membuat Larutan mencuci tangan
Gula Garam dengan benar
 An. F
mengatakan
sudah mengerti
dan paham cara
membuat
Larutan Gula
Garam dan
telah mempu
untuk membuat
LGG ini sendiri
 An. F
mengatakan
jika dirinya
diare lagi dia
akan langsung
membuat
Larutan Gula
Garam sendiri
dan akan
mengajarkan
kepada teman-
temannya
bagaimana cara
membuat LGG
O:
 Saat
mempraktekkan
6 langkah
mencuci tangan
yang benar An.
F terlihat
melakukannya
sesuai dengan
tahapan yang
diajarkan
 Saat An. F di
minta untuk
membuat
Larutan Gula
Garam sendiri
dirinya mampu
membuat LGG
sesuai dengan
tahapan yang
diajarkan
A:
 Masalah
teratasi
sebagian
P:
 Melanjutkan
intervensi
Hari/Tanggal : S:
Senin, 30-11-2020  An. F
Pukul : 09.00 mengatakan
bersedia dan
TUK 4 : setuju dalam
1. Memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungannya
2. Mengontrol resiko dengan selalu
dan keamanan pasien memerapkan
3. Memberikan cuci tangan
pengetahuan yang benar
tentang sebelum
makanan diet makan, sesudah
sehat untuk makan dan
pasien diare setelah dari
jamban
 An. F
mengatakan
bersedia untuk
dapat
mengontrol
resiko dan
keamanan bagi
dirinya selama
fase
penyembuhan
dari diare ini
 An. F
mengatakan
untuk selalu
diet sehat untuk
makanan yang
boleh dan tidak
boleh di
konsumsi
selama fase
penyembuhan
dari diare ini

O:
 An. F terlihat
bersemangat
selakali dalam
memodifikasi
lingkungannya
menjadi
lingkungan
yang sehat dan
dirinya juga.
 An. F terlihat
bersungguh-
sungguh dalam
mengontrol
resiko dan
kemanan bagi
dirinya selama
fase
penyembuhan
diare ini
 An. F terlihat
bersungguh-
sungguh
dengan
melakukan
diaet sehat
selama
penyembuha
diarenya ini

A:
 Masalah teratas
sebagian

P:
 Melanjutkan
intervensi
Hari/Tanggal : S:
Rabu, 02-12-2020  Ny. S
Pukul 09.00 mengatakan
TUK 5 : akan lebih
sering lagi
1.Memberikan dalam
pendidikan bagi keluarga memanfaatkan
tentang pemanfaatan fasilitas
fasilitas layanan kesehatan yang
kesehatan tersedia
 Ny. S
mengatakan
akan segera
membawa
keluarganya ke
puskesmas saat
di dapati
keluarganya
sakit dan
membutuhkan
pengibatan
yang segera

O:
 Ny. S terlihat
sangat fokus
dan antusias
dalam
mendengarkan
pentingnya
penggunaan
fasilitas
kesehatan bagi
individu yang
membutuhkan
 Ny. S terlihat
bersemangat
dalam
pengunaan
fasilitas
layanan
kesehatan
setelah
mengetahui
pentingnya
puskesmas
untuk individu
yang sakit
A : Masalah teratasi

P:-

Anda mungkin juga menyukai