KOTA BEKASI
Nama Penyusun :
2020
Lampiran 1
LAPORAN PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006),
sebagai berikut:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasikeperawatan. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan klien. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada
keluarga.
1. Data umum
3. Lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
1. Diagnosa
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpulnya data yang dapat menunjang timbulnya masalah
kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
V. RENCANA KEGIATAN
1. Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan keluarga
2. Kerja
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan inspeksi terhadap lingkungan
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan
d. Memberikan re-inforcement pada pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga
VII. TERMINASI
1. Struktur :
a. LP disiapkan
b. Alat bantu / media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan rencana
2. Proses :
3. Hasil :
DOSEN PEMBIMBING
MAHASISWA
1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegahaan dan Penanganan
Diare di kediaman Tn. D selama 20 menit, diharapkan An. F dan keluarga dapat
memahami tentang bagaimana Diare dapat terjadi.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Diare di kediaman Tn. D
selama 20 menit, diharapkan seluruh pasien atau keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
2. MATERI
Terlampir
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. Laptop
3. Leaflet
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
5. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
Memberi salam Menjawab salam,
1 5 menit Menjelaskan tujuan penyuluhan mendengarkan dan
Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
Menyimak dan
2 20 menit 1. Pengertian Diare
memperhatikan
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti penyuluhan.
2. Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan. Menyimak,
3 10 menit 3. Memberi kesempatan kepada mempraktekkan dan
peserta untuk bertanya. mendengarkan
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan.
4 8 menit Penutup : Menjawab salam
Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telah disampaikan.
Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
6. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kediaman Tn. D
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan An. F dan keluarga mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
Lampiran 2a
MATERI
1.1. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja
yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3
tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat
(Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar yang
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari tinja yang
melembek sampai mencair.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare (Simatupang, 2005).
Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan,
kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu
makan). Berikut adalah faktor penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung karbohidrat, lemak,
dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan terjadinya
diare. Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak,
sayuran dimasak kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. BAB disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka kejadian
dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya diare adalah
rasa takut, cemas, dan gelisah.
Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air
yang sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat
secara drastis. Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita
juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh. Padahal
bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa
normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami
dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat
mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang
ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya
cairan tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa
haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat
dehidrasi yang dialami penderita.
Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus
berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Lampiran 2b
Leaflet Diare
Lampiran 2c
Power Point Pendidikan Kesehatan Diare
Lampiran 3
FORMAT PENULISAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan ke : 2
A. Latar Belakang
E. Kriteria Evaluasi
4. Kriteria Struktur
d) Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan.
e) Alat dan media disiapkan.
f) Melakukan kontrak dengan keluarga sesuai dengan rencana.
5. Kriteria Proses
c) Pelaksanaan sesuai dengan strategi dan waktu pelaksanaan.
d) Keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
6. Kriteria Hasil
Didapatkannya hasil An. F dapat menyebutkan manfaat Larutan Gula Garam dan An.
F dapat membuat Larutan Gula Garam secara mandiri.
Lampiran 3a
F. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu.
Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu berlebihan
yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit sehingga diharapkan
dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya :
Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit. Selanjutnya
0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit.
Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya 1,5
gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas oralit.
Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret.
Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare.
Lampiran 3c
8. Hasil :
Pasien mengetahui cara yang benar dalam melakukan tahapan cuci tangan dan mampu
memperagakannya secara mandiri.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pastikan lingkungan nyaman dan tenang
CARA MEMBUAT ORALIT ATAU
LARUTAN GULA GARAM (LGG)
3. INDIKASI Diare
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien siap untuk dilakukan prosedur cara membuat
oralit atau larutan gula garam (LGG)
2. Buatlah lingkungan yang nyaman bagi pasien sebelum penkes
dilaksanakan
3. Tawarkan apabila ingin ke toilet terlebih dahulu
4. Posisikan klien dalam posisi duduk yang nayaman agar fokus
selama penkes dilaksanakan
6. PERSIAPAN ALAT 1. Gelas ukuran 200 cc
2. Teko air hangat
3. Sendok
4. Gula
5. Garam
7. CARA BEKERJA :
8. Hasil :
Pasien mengetahui cara membuat oralit atau larutan gula garam (lgg) dan mampu
memperagakannya secara mandiri.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pastikan lingkungan nyaman dan tenang
Lampiran 3d
Leaflet 6 Langkah Mencuci Tangan dan Pembuatan Oralit atau Larutan Gula Garam
Lampiran 3e
NIM : 1710711031
LAPORAN KEPERAWATAN
1. Nama KK : Tn. D
2. Umur KK : 52 tahun
3. Alamat : Kp. Kandang Harapan Mulya Bekasi
4. No. Telephon : 081380958967
5. Pekerjaan : Guru PNS
6. Pendidikan: S2
7. Susunan Anggota Keluarga :
Tn. D Ny. S
An. I An. F An. F
Keterangan :
8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. D memiliki tipe keluarga inti, karena keluarga Tn.D terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada masalah dalam keluarga Tn.D.
Tn. D memiliki 3 orang anak, 1 perempuan dan 2 laki-laki. Saat ini anak pertama
keluarga Tn. D (An. I) berumur 22 tahun, belum berkeluarga dan masih kuliah. Anak
ke-2 Tn. D (An. F) berumur 17 tahun, belum berkeluarga dan juga masih sekolah
SMA. Dan anak ke-3 Tn. D (An. F) berumur 11 tahun, masih sekolah SD sekaligus
pesantren di luar kota.
Tn. D memiliki Riwayat hipertensi dan 7 tahun yang lalu pernah mengalami
stroke selama satu bulan dan sudah sembuh secara total untuk saat ini. Saat
hipertensinya datang beliau akan mengeluh pusing dan lemas, ketika diperiksa
keadaannya dan didapatkan tekanan darah Tn. H yaitu 180/100 mmHg. Tn.H tidak
pernah memeriksakan dirinya ke dokter, dia menganggap penyakit tersebut akan
sembuh sendiri. Biasanya jika TD Tn. H naik, dia meminum air rebusan daun seledri
dan memakan rebusan sayuran timun dan jika tidak kunjung membaik barulah beliau
akan berobat. Ny.S beranggapan bahwa sakit Tn.H hanya biasa dan tidak terlalu
serius.
Ny.S menderita hipertensi. Dia mulai terkena hipertensi setelah melahirkan
anak ketiga. Ny.S mengatakan bahwa dia biasa akan meminum air rebusan daun
seledri dan memakan timun yang sudah direbus dan jika tidak kunjung membaik
beliau akan mengkonsumsi obat yang dibelinya di apotek. Beliau juga mengatakan
bahwa obat itu pernah diresepkan oleh dokter pada saat penyakitnya kambuh,
sehingga Ny.S tidak lagi berobat ke dokter dan langsung mengkonsumsi obat
hipertensi apabila dia merasa tekanan darahnya naik. Ny.S juga mengatakan dia tidak
mengkonsumsi obat hipertensi setiap hari, hanya jika sangat diperlukan saja. Ny.S
mengatakan bahwa selain mengonsumsi air rebusan seledri dan rebusan timun dia
biasa meminum obat herbal setiap hari untuk menstabilkan tekanan darah. Ny. S.
Beliau juga mengatakan bahwa resep itu dia dapatkan dari temannya yang juga
menderita hipertensi.
Anak pertama, kedua, dan ketiga dari Tn. D memiliki Riwayat penyakit
gastritis. An. I sering mengeluhkan sakit gastritisnya semenjak duduk di bangku
sekolah SMP sekaligus pesantren di luar kota dia mengungkapkan gastritisnya akan
kambuh jika dia telat makan, tidak sempat sarapan, makan – makanan pedas, asam
dalam jumlah banyak maka dia akan mendapati asam labungnya naik alias
gastritisnya kambuh maka dia akan segera beli obat warung Promagh ataupun
polisilane lalu meminumnya sebanyak dua butir dan 30 menit kemudian akan merasa
membaik dan jika tidak kunjung membaik dia akan pergi berobat ke dokter
langganannya sakit magh ini terakhir dirasakan yaitu 1 tahun yang lalu.
Anak kedua yaitu An. F sama halnya jika gastritisnya kambuh itu dikarenakan
dia tidak sarapan, telat makan, makan sembarangan dalam artian makan makanan
yang pedas dan asam yang tidak wajar dan akhirnya gastritisnya kambuh beda halnya
dengan anak pertama, anak kedua ini lebih sering langsung berobat ke dokter
langganannya untuk mengatasi gastritisnya ini dia juga beranggapan tidak pernah
memakai fasilitas puskesmas untuk berobat karena obat yang dia terima dari
puskesmas kurang efektf dalam mengatasi gastritsinya dan juga penyakit ini sudah
tidak pernah terjadi lagi karena terakhir 1 tahun yang lalu dan An. F berusaha untuk
mengatur dan berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang akan membuat asam
lambungnya naik.
Selain itu, An. F pernah dua hari yang lalu baru saja sembuh dari sakit diare
selama 7 hari yang membuat nafsu makanannya dan BB menurun. Dia mengatakan
bahwa diarenya itu terjadi setelah dia makam mie ayam yang pedang, setelah itu
minum susu segelas besar untuk menghilangkan rasa pedasnya dan tak lama
kemudian dia minum kopi karena dia juga penikmat kopi. Dia berusaha untuk
menahan diri untuk tidak makan-makanan yang menyebabkan diarenya terjadi tetapi
ada kalanya dia juga tergiur untuk mengonsumsi makanan yang berpotensi membuat
diarenya terjadi lagi. Dia juga mengungkapkan bahwa selama beberapa hari sebelum,
saat dan sesudah sakit pola tidurnya terganggu, mengalami penurunan konsentrasi,
dan merasa mudah letih.
Anak yang ketiga yaitu An. F dia juga memilkiki Riwayat gastritis di usianya
yang masih kecil penyebabnya sama saat dia lupa untuk sarapan, telat makan, makan
– makanan pedas dan asma serta mengonsumsi terlalu banyak minuman soda maka
gastritisnya akan kambuh dan langsung memberitahu Ny. S agar segera berobat ke
donketr langganannya untuk mengatasi gasritsnya ini.
C. Data Lingkungan
Denah rumah
Ket :
= Lt. 1
= Pintu
/ = Jendela / Penchayaan
= Septic Tank
Saudara-saudara dari Ny. S dan Tn. D selalu siap membantu apabila keluarga
Tn. D membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang harus dilalui,
bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling tolong menolong baik
dalam keadaan susah, sedih, dan menderita sekalipun.
Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga, ayah,
Tn. D menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat dan adat
istiadat orang sunda berkolaborasi dengan betawi. Keluarga Tn. D sangat mematuhi
peraturan yang ada di rumah, seperti anak perempuannya tidak boleh keluar setelah
magrib tanpa di dampingi keluarga laki-laki. Tn. D dan Ny. S juga mengajarkan
pentingnya bersikap/ sopan santun dengan orang lain, terutama pada lansia.
Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah
cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga selalu berusaha
dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.
E. Fungsi Keluarga
Kuku:
I: warna Kuku: Kuku: Kuku:
dasar pink, Kuku: I: warna I: warna I: warna
bentuk I: warna dasar dasar pink, dasar pink, dasar pink,
norma, dan pink, bentuk bentuk bentuk bentuk
tekstur halus norma, dan norma, dan norma, dan norma, dan
P: CRT: 2 tekstur halus tekstur halus tekstur halus tekstur halus
detik. P: CRT: 2 P: CRT: 2 P: CRT: 2 P: CRT: 2
detik detik detik detik
Telingan : Telingan :
Telingan : I: simetris, I: simetris, Telingan : Telingan :
I: simetris, bersih dan bersih dan I: simetris, I: simetris,
bersih dan tidak ada tidak ada bersih dan bersih dan
tidak ada pengeluaran pengeluaran tidak ada tidak ada
pengeluaran cairan, tidak cairan, tidak pengeluaran pengeluaran
cairan, tidak ada lesi. ada lesi. cairan, tidak cairan, tidak
ada lesi. P: tidak ada P: tidak ada ada lesi. ada lesi.
P: tidak ada nyeri tekan nyeri tekan P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Leher: Leher:
Leher: Tidak ada Tidak ada Leher: Leher:
Tidak ada benjolan, tidak benjolan, Tidak ada Tidak ada
benjolan, ada tidak ada benjolan, benjolan,
tidak ada pembesaran pembesaran tidak ada tidak ada
pembesaran kelenjar limfe kelenjar limfe pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar kelenjar
limfe limfe
Lampiran 4a
PENULISAN ASKEP KELUARGA BINAAN
a. Data Fokus
Total 3 2/3
Total 2 5/6
Total 1 3/2
d. Intervensi Keperawatan
Coaching :
- Terapi pembuatan
Larutan Gula
Garam (LGG)
- Rumah sehat
Coaching :
- Terapi pembuatan
Larutan Gula
Garam
TUK 4 Bantuan Modifikasi
Keluarga mampu Diri
memodifikasi lingkungan : - Dorong pasien untuk
control resiko dan keamanan mengkaji nilai-nilai
Pengetahuan: Gaya Hidup dan keyakinan
Sehat pribadi serta
i. Strategi untuk memperta kepuasan [pasien]
hankan diet yang sehat terhadap hal tersebut
(skala 1 ke 4) - Bantu pasien untuk
j. Srategi mencegah mengidentifikasi
penyakit (skala 1 ke 4) perilaku-perilaku
k. Pentingnya sasaran yang perlu
mengkomunikasikan diubah serta
fikiran, perasaan, dan mencapai tujuan
emosi yang konstruktif yang diinginkan
(skala 1 ke 4) - Identifikasi bersama
Tahu kapan untuk pasien mengenai
mendapatkan bantuan dari strategi paling efektif
seorang professional terkait dengan
kesehatan (skala 1 ke 4) perubahan perilaku
TUK 5 Panduan Sistem
Keluarga mampu Pelayanan Kesehatan
memanfaatkan fasilitas - Jelaskan sistem
kesehatan perawatan kesehatan
Perilaku Pencarian segera, cara kerjanya,
Kesehatan dan apa yang bisa
i. Mengajukan pertanyaan- diharapkan keluarga
pertanyaan yang - Bantu keluarga
berhubungan dengan memilih profesional
kesehatan (skala 2 ke 4) perawatan kesehatan
j. Mendapat bantuan dari yang tepat
profesional kesehatan - Identifikasi dan
(skala 2 ke 4) fasilitasi komunikasi
k. Melakukan perilaku antara penyedia
kesehatan yang layanan kesehatan
disarankan (skala 2 ke 4) yang relevan, dengan
Mencari bantuan bila tepat
diperlukan (skala 1 ke 4) - Dorong konsultasi
dengan profesional
perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat
e. Implementasi dan Evaluasi
O:
Sepanjang
berjalannya
penkes diare
An. F
mengikuti
dengan
sungguh-
ssungguh dan
focus saat
mendengarkan
penjelasan
materi diare
An. F mampu
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
kepadanya
mengenai
penyebab
dirinya diare
Ny. S terlihat
aktif dan selalu
hadir saat
kunjungan ke
An. F
Ny. S aktif
dalam bertanya
seputar
makanan yang
boleh di
konsumsi atau
tidak oleh An.
F selama fase
penyembuhan
dari diare ini
A:
Masalah
teratasi
sebagaian
P:
Melanjutkan
intervensi
mengajarkan 6
langkah cuci
tangan benar
Melakukan
pertemuan
untuk membuat
Larutan Gula
Garam
Hari/Tanggal : S:
Jum’at, 27-11-2020 An. F
Pukul 09.00 mengatakan
TUK 3 : sudah menegrti
1. Mengajarkan 6 dan paham
langkah mencuci tahapan dalam
tangan yang benar melakukan 6
2. Mengajarkan cara langkah
membuat Larutan mencuci tangan
Gula Garam dengan benar
An. F
mengatakan
sudah mengerti
dan paham cara
membuat
Larutan Gula
Garam dan
telah mempu
untuk membuat
LGG ini sendiri
An. F
mengatakan
jika dirinya
diare lagi dia
akan langsung
membuat
Larutan Gula
Garam sendiri
dan akan
mengajarkan
kepada teman-
temannya
bagaimana cara
membuat LGG
O:
Saat
mempraktekkan
6 langkah
mencuci tangan
yang benar An.
F terlihat
melakukannya
sesuai dengan
tahapan yang
diajarkan
Saat An. F di
minta untuk
membuat
Larutan Gula
Garam sendiri
dirinya mampu
membuat LGG
sesuai dengan
tahapan yang
diajarkan
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
Hari/Tanggal : S:
Senin, 30-11-2020 An. F
Pukul : 09.00 mengatakan
bersedia dan
TUK 4 : setuju dalam
1. Memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungannya
2. Mengontrol resiko dengan selalu
dan keamanan pasien memerapkan
3. Memberikan cuci tangan
pengetahuan yang benar
tentang sebelum
makanan diet makan, sesudah
sehat untuk makan dan
pasien diare setelah dari
jamban
An. F
mengatakan
bersedia untuk
dapat
mengontrol
resiko dan
keamanan bagi
dirinya selama
fase
penyembuhan
dari diare ini
An. F
mengatakan
untuk selalu
diet sehat untuk
makanan yang
boleh dan tidak
boleh di
konsumsi
selama fase
penyembuhan
dari diare ini
O:
An. F terlihat
bersemangat
selakali dalam
memodifikasi
lingkungannya
menjadi
lingkungan
yang sehat dan
dirinya juga.
An. F terlihat
bersungguh-
sungguh dalam
mengontrol
resiko dan
kemanan bagi
dirinya selama
fase
penyembuhan
diare ini
An. F terlihat
bersungguh-
sungguh
dengan
melakukan
diaet sehat
selama
penyembuha
diarenya ini
A:
Masalah teratas
sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
Hari/Tanggal : S:
Rabu, 02-12-2020 Ny. S
Pukul 09.00 mengatakan
TUK 5 : akan lebih
sering lagi
1.Memberikan dalam
pendidikan bagi keluarga memanfaatkan
tentang pemanfaatan fasilitas
fasilitas layanan kesehatan yang
kesehatan tersedia
Ny. S
mengatakan
akan segera
membawa
keluarganya ke
puskesmas saat
di dapati
keluarganya
sakit dan
membutuhkan
pengibatan
yang segera
O:
Ny. S terlihat
sangat fokus
dan antusias
dalam
mendengarkan
pentingnya
penggunaan
fasilitas
kesehatan bagi
individu yang
membutuhkan
Ny. S terlihat
bersemangat
dalam
pengunaan
fasilitas
layanan
kesehatan
setelah
mengetahui
pentingnya
puskesmas
untuk individu
yang sakit
A : Masalah teratasi
P:-