PENDAHULUAN
KONSEP KELUARGA
A. DEFINISI
Banyak pengertian keluarga salah satunya menurut Duvall, Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum;
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggota. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak, 2011).
Bailon dan Maglaya (1997) dalam Susanto (2012) mengatakan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
Stanhope dan Lancester (1996) dalam Susanto (2012) mengatakan keluarga
adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama
atau yang berbeda dari saling mengikutsertakan dalam kehidupan yang terus
menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan
emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
C. STRUKTUR KELUARGA
Friedman (1998) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur keluarga
antara lain:
1. Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan
apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu
agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan
orang lain yang menyangkut peran-peran tersebut.
2. Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara
sadar maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota
keluarga dalam suatu budaya yang lazim.
3. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
4. Struktur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga
adalah kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang individu
untuk mengubah tingkah laku anggota keluarga.
D. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman, Bowden & Jones (2003) dalam Susanto (2012):
1. Afektif dan Koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
2. Sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan
mekanisme koping; memberikan feedback dan memberikan petunjuk
dalam pemecahan masalah.
3. Reproduksi
Keluarga melahirkan anaknya.
4. Ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fisik Atau Perawatan
Kesehatan Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu basil
mycobacterium tuberculosis tipe humanus dengan ukuran panjang 1 – 4 um
dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
tahan asam atau basil tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia
dan fisik karena sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). lainnya,
sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Tuberculosis ini ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi melalui udara.
Individu yang terinfeksi, melalui bicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi,
melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 u) dan kecil (1 sampai 5u).
droplet yang besar menetap, sementara droplet kecil tertahan di udara dan
terhirup oleh individu yang rentan.
C. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. Tuberculosis.
Bakteri ini menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak
dan terlihat bertumpuk. Perkembangan M. Tuberculosis juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga
menyebar melalui siste limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas).
Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan
reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis
(memakan bakteri), sementra limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan
(meliliskan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan
terakumulasinya eksudat dalam elveoli yang menyebapkan broncopneumonia.
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2- 10 minggu setelah terpapar
bakteri.
Infeksi antara M. Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa
awal infeksi membentuk massa sebuah jjaringan baru yang disebut granuloma,
granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
makrofagseperti didnding. Granula selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle.
Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang
selanjutnya membentuk materi yang penampakannya seperti keju (necritizing
caseosa). Hal ini akan menjadi kalsifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi non aktif.
Setelah infekdi awal, jika respons sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul
akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi
aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga menhasilkan
necrotizing caseosa didalam broncus. Tuberkel yang ulserasi selanjutnya
menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi
kemudian meradang, mengakibatkan timbulnya broncopneumonia,
membentuk tuberkel, dan seterusnya.
Pnemonia seluler ini dapat sembuh sendiri. Proses ini berjalan terus dan
basil terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan
10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang
dikelilingi sel epiteloid dan fibrolas akan menimbulkan rspon berbeda,
kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi
tuberkel.
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala Umum
Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih.
Merupakan proses infeksi yang dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis
yang menyebabkan lesi pada jaringan parenkim paru.
2. Gejala lain yang sering dijumpai
a. Dahak bercampur darah
Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan
dahak adalah hasil dari membran submukosa yang terus memproduksi
sputum untuk berusaha mengeluarkan benda saing.
b. Batuk darah
Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi
karena proses batuk dan infeksi Mycobacterium Tuberkulosis.
c. Sesak napas dan nyeri dada
Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru
akibat terinfeksi Mycobacterium Tuberkulosis, serta akibat
terakumulasinya sekret pada saluran pernapasan.
Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri,
serta nyeri dada juga dapat mengakibatkan sesak napas.
d. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa
kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walau tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari sebulan.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap
aktif penyakit
b. Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan
cairan darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
c. Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi
10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal
antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi
tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna
pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat
diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
d. Anemia bila penyakit berjalan menahun
e. Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
f. LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut
kembali normal pada tahap penyembuhan.
g. GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan
paru.
h. Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB; adanya
sel raksasa menunjukkan nekrosis.
i. Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya
infeksi; contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air
dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
2. Pemeriksaan Radiologis
Foto thorak : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan
menunjukkan lebih luas TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.
G. Penatalaksanaan
Panduan OAT dan peruntukannya:
1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3) diberikan untuk pasien baru
a. Pasien baru TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
c. Pasien TB ekstra paru
2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3) diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya
a. Pasien kambuh
b. Pasien gagal
c. Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
3. OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha
kategori -1 yang diberikan selama sebulan ( 28 hari)
Jenis dan dosis obat OAT
a. Isoniasid (H)
Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif.
Dosis harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk
pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan dengan dosis 10 mg /
kg BB.
b. Rifamisin (R)
Dapat membununuh kuman semi dorman yang tidak dapat dibunuh
isoniasid. Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan
harian maupun intermiten 3 X seminggu.
c. Pirasinamid (Z)
Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.
Dosis harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan
intermiten 3 X seminggu
d. Streptomisin (S)
Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan
intermiten 3 X seminggu diberikan dengan dosis yang sama. Penderita
berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk
berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari.
H. Pencegahan
1. Menghindar dari pasien TBC dan dianjurkan menggunakan masker saat
perawatan
2. Mengetahui jika Anda berisiko
3. Memulai gaya hidup sehat
4. Dapatkan vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guerin)
5. Melakukan tes
6. Mengetahui gejala-gejala TBC
5. Integritas ego
Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak
berdaya/tak ada harapan.
Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
tersinggung.
6. Keamanan
Subjektif : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker.
Objektif : Demam rendah atau sakit panas akut.
7. Interaksi Sosial
Subjektif : Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular,
perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/ perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau
sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan
permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret
yang kental, edema bronchial.
c. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan:
Kelelahan, Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea,
Anoreksia, Penurunan kemampuan finansial.
d. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktif.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan
berhubungan dengan: Tidak ada yang menerangkan, Interpretasi yang
salah, Informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya
pengetahuan/kognitif
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1) Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.
berhubungan dengan: keperawatan selama …………..pasien 2) Berikan O2 ……l/mnt, metode………
- Infeksi, disfungsi neuromuskular, menunjukkan keefektifan jalan nafas 3) Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan dibuktikan dengan kriteria hasil : dalam
nafas, asma, trauma a. Mendemonstrasikan batuk efektif 4) Posisikan pasien untuk memaksimalkan
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, dan suara nafas yang bersih, tidak ventilasi
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya ada sianosis dan dyspneu (mampu 5) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya mengeluarkan sputum, bernafas 6) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
eksudat di alveolus, adanya benda asing di dengan mudah, tidak ada pursed 7) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
jalan nafas. lips) tambahan
DS: b. Menunjukkan jalan nafas yang 8) Berikan bronkodilator
- Dispneu paten (klien tidak merasa tercekik, 9) Monitor status hemodinamik
DO: irama nafas, frekuensi pernafasan 10) Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Penurunan suara nafas dalam rentang normal, tidak ada Lembab
- Orthopneu suara nafas abnormal) 11) Berikan antibiotik
- Cyanosis c. Mampu mengidentifikasikan dan 12) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) mencegah faktor yang penyebab. keseimbangan.
- Kesulitan berbicara d. Saturasi O2 dalam batas normal 13) Monitor respirasi dan status O2
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada e. Foto thorak dalam batas normal 14) Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
- Produksi sputum mengencerkan sekret
- Gelisah 15) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
- Perubahan frekuensi dan irama nafas penggunaan peralatan : O2, Suction, Inhalasi.
Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan
Berhubungan dengan : keperawatan selama …. Gangguan 1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi pertukaran pasien teratasi dengan ventilasi
perubahan membran kapiler-alveolar kriteria hasi: 2) Pasang mayo bila perlu
DS: a. Mendemonstrasikan peningkatan 3) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
sakit kepala ketika bangun ventilasi dan oksigenasi yang 4) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Dyspnoe adekuat 5) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Gangguan penglihatan b. Memelihara kebersihan paru paru tambahan
dan bebas dari tanda tanda distress 6) Berikan bronkodilator ;
DO: pernafasan 7) -………………….
Penurunan CO2 c. Mendemonstrasikan batuk efektif 8) Berikan pelembab udara
Takikardi dan suara nafas yang bersih, tidak 9) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Hiperkapnia ada sianosis dan dyspneu (mampu keseimbangan.
Keletihan mengeluarkan sputum, mampu 10) Monitor respirasi dan status O2
Iritabilitas bernafas dengan mudah, tidak ada 11) Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
Hypoxia pursed lips) penggunaan otot tambahan, retraksi otot
kebingungan d. Tanda tanda vital dalam rentang supraclavicular dan intercostal
sianosis normal 12) Monitor suara nafas, seperti dengkur
warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) e. AGD dalam batas normal 13) Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
Hipoksemia f. Status neurologis dalam batas kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
hiperkarbia normal 14) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
AGD abnormal tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
pH arteri abnormal 15) Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal mental
16) Observasi sianosis khususnya membran
mukosa
17) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction, Inhalasi)
18) Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan
denyut jantung
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh keperawatan selama….nutrisi kurang 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Berhubungan dengan : teratasi dengan indikator: jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau a. Albumin serum pasien
mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, b. Pre albumin serum 3) Yakinkan diet yang dimakan mengandung
psikologis atau ekonomi. c. Hematokrit tinggi serat untuk mencegah konstipasi
DS: d. Hemoglobin 4) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
- Nyeri abdomen e. Total iron binding capacity makanan harian.
- Muntah f. Jumlah limfosit 5) Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
- Kejang perut 6) Monitor lingkungan selama makan
- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan 7) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
DO: selama jam makan
- Diare 8) Monitor turgor kulit
- Rontok rambut yang berlebih 9) Monitor kekeringan, rambut kusam, total
- Kurang nafsu makan protein, Hb dan kadar Ht
- Bising usus berlebih 10) Monitor mual dan muntah
- Konjungtiva pucat 11) Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
- Denyut nadi lemah jaringan konjungtiva
12) Monitor intake nuntrisi
13) Informasikan pada klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
14) Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
15) Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
16) Anjurkan banyak minum
17) Pertahankan terapi IV line
18) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oval
Hipertermi berhubungan dengan proses Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi suhu tubuh pasien
inflamasi aktif keperawatan selama …. Suhu tubuh 2) Beri kompres air hangat
pasien turun dengan kriteria hasil : 3) Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum
Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 – 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)
37 oc) 4) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
yang tipis dan mudah menyerap keringat
5) Observasi intake dan output, tanda vital (suhu,
nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau
sesuai indikasi
6) Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan
pemberian obat sesuai program.
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi adanya pembatasan klien dalam
Berhubungan dengan : keperawatan selama …. Pasien melakukan aktivitas
● Tirah Baring atau imobilisasi bertoleransi terhadap aktivitas dengan 2) Kaji adanya faktor yang menyebabkan
● Kelemahan menyeluruh Kriteria Hasil : kelelahan
● Ketidakseimbangan antara suplei oksigen a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 3) Monitor nutrisi dan sumber energi yang
dengan kebutuhan tanpa disertai peningkatan tekanan adekuat
Gaya hidup yang dipertahankan. darah, nadi dan RR 4) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
DS: b. Mampu melakukan aktivitas sehari dan emosi secara berlebihan
● Melaporkan secara verbal adanya hari (ADLs) secara mandiri 5) Monitor respon kardivaskuler terhadap
kelelahan atau kelemahan. c. Keseimbangan aktivitas dan aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
● Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan istirahat diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
saat beraktivitas. 6) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
DO : pasien
7) Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
● Respon abnormal dari tekanan darah atau Medik dalam merencanakan progran terapi
nadi terhadap aktifitas yang tepat.
● Perubahan ECG : aritmia, iskemia 8) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
9) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
10) Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
11) Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
12) Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
13) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
14) Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
15) Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
16) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
17) Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual
Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Berhubungan dengan : keterbatasan kognitif, keperawatan selama …. pasien 2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
interpretasi terhadap informasi yang salah, menunjukkan pengetahuan tentang bagaimana hal ini berhubungan dengan
kurangnya keinginan untuk mencari proses penyakit dengan kriteria hasil: anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber a. Pasien dan keluarga menyatakan 3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
informasi. pemahaman tentang penyakit, muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
kondisi, prognosis dan program 4) Gambarkan proses penyakit, dengan cara
pengobatan yang tepat
DS: Menyatakan secara verbal adanya b. Pasien dan keluarga mampu 5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
masalah melaksanakan prosedur yang cara yang tepat
DO: ketidakakuratan mengikuti instruksi, dijelaskan secara benar 6) Sediakan informasi pada pasien tentang
perilaku tidak sesuai c. Pasien dan keluarga mampu kondisi, dengan cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang 7) Sediakan bagi keluarga informasi tentang
dijelaskan perawat/tim kesehatan kemajuan pasien dengan cara yang tepat
lainnya 8) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
9) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
10) Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA