Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya
hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat,
merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir
sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat
dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi.
Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit
non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih
mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan
140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg(Anindya,2009).
            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin,
semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi
bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun
ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu
dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah    
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
 Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
hipertensi.
Tujuan Khusus
 Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
 Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
 Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
 Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
   Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi
 Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi
 Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall
dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )
 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga


1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga


1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga


1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c.Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri (marital partners)
f.Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h.Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan
dan kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
1.    Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia
5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.1 Definisi Hipertensi          


Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
        Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai
"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua
lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun,
berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam


arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

  Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa
untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
  Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,


merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi
saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf
parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan
dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka


merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan
lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan
pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1.      Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2.      BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3.      Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4.      Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
5.        Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6.      Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7.      Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8.      Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9.      Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10.  VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma
(penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi
hilang timbul.
11.   Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
12.  Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13.  IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal
dan ureter.
14.  Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG
atau takik aorta; perbesaran jantung.
15.  CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16.  EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan :
Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
         Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
       Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
        Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
        Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
2.6 Komplikasi
          Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan
retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya
pembuluh darah otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
            Ny.Y (33th) istri dari Tn.M (35th) mempunyai dua orang anak An. MR (10 th)  seorang
Perempuan bersekolah di SD Masudirini Perawang dan anak kedua, An.R (8 th) laki-laki,
bersekolah di SD Masudirini Perawang. Dalam keluarga Tn.M salah satu anggota keluarga, yaitu
Ny.Y istri Tn.M menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing 3
tahun yang lalu Pasien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dulu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.M hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya,
keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.Y keluarga Tn.M termasuk
keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter
tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.M juga jarang
memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena  Hipertensi
sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.  Pengkajian Keluarga


      I.    Data Umum :
Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. M
n                       Umur : 35 tahun   
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Polri
Alamat : Jl Raya Km. 7 Perumahan Tualang Regency

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK

1.  Tn. M L Suami 35 th SMA


2.  Ny. Y P Istri 33 th SPK
3.  MARTA RUT H P P Anak 13th SD
4.  RAYMOND A L Anak 8 th SD

Genogram :

                        
Keterangan :
:  Laki-Laki                                                 : Perempuan

: Menikah  
: Klien

: Garis Keturunan

:  Meninggal Laki-laki   :  Meninggal Perempuan

-------- : Tinggal serumah

a. Tipe Keluarga
The Nuclear Family (Keluarga inti terdiri dari Tn. M , Ny.Y dan kedua anak kandung)
b.Suku Bangsa
 Suku Nias – Indonesia. Tn. M berasal dari Nias dan Ny.Y dari Nias
c. . Agama
Semua isi keluarga menganut agama Kristen Protestan. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.Y
d. Status sosial ekonomi Keluarga
Sumber pendapatan diperoleh dari kepala keluarga dari penghasilan Tn.M sebagai
seorang polri dan Ny.Y juga membantu pemenuhan kebutuhan dengan penghasilan
sebagai pegawai, keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan primer dan sekunder
keluarga.
e. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Anak- anak biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman
sebayanya dan menonton TV dirumah.
jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II.  Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
Pada fase ini umumnya keluarga mencapai fase jumlah anggota keluarga yang maksimal
Tugas perkembangan sebagai berikut :
- Membantu sosialisasi anak, tetangga dan lingkungan
- Mempertahankan Keintiman pasangan
- Memenuhi kebutuhan hidup

2.   Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 

3 Riwayat keluarga inti :


Tn.M sebagai KK yang menderita penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, mengeluh
Pusing tekanan darah naik bila klien terlalu banyak mengkonsumsi daging-daging
TD: 150/100 mmhg,selama ini berobat ke RS secara teratur yaitu 1 bulan sekali.
Ny. Y jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat,makan maupun kebutuhan
Dasar lainnya pada saat pengkajian TD : 120/80 mmhg

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Tn. M Mengatakan kalau orang tua laki-laki mempunyai riwayat penyakit hipertensi
III.    Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu
ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan
gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah
permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi
sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah
terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.
Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang
berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Keluarga Tn.M  bertetangga dengan beberapa keluarga satu pegawai negeri sipil. Semua
tetangga Tn.M beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah
kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat
bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

3.      Mobilitas geografis keluarga :


Semenjak menikah sampai sekarang Ny.Y dan Tn.M tidak pernah bepindah-pindah
tempat, saat Tn.M sakit. karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi
sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah

4.      Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :


Keluarga Tn.M tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah
dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik.
Keluarga Ny.Y  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya.

5.      Sistem pendukung keluarga :


Saat Pengkajian Tn. M menderita penyakit hipertensi dan anak-ankanya sehat
IV.    Struktur Keluarga
1.      Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.Y dan Tn.M melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya
dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat
terhadap orang tua, Ny.Y adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi
Tn.M sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika
mereka salah.

2.      Struktur Peran Keluarga :


Ny.Y adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.M menjadi
seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3.      Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :


 Tn. M sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
 Ny. Ysebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
 An. MR sebagai anak pertama sekolah di SD kelas 5.
 An. R sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 3.

4.      Nilai dan Norma Keluarga :


Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut
mereka. Tn.M  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-
hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter
atau dengan obat-obat tradisional.

V.     Fungsi Keluarga


1.      Fungsi Afektif :
Ny.Y dan Tn.M menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil
antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga
berbaikan lagi.
2.      Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.

3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :


keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan
atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil
keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.

4.      Fungsi Reproduksi :


Ny.Y dan Tn.M mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.Y masih mengikuti program KB
dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk
membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5.      Fungsi Ekonomi :


Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit dan Tn.A
jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan
kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga


1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Tn.M sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya
dan anak-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Ny. Y
hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak
menjadi anak yang berguna.
3.      Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.Y dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.
VII.     Pemeriksaan Fisik.
         Keluhan utama Tn. M : agak gemuk, mengeluh pusing.
No Pemeriksaan Tn. M Ny.Y An. MR An. R
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambu
berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam, berwarna hitam
tidak ada ketombe. sedikit kusut tidak ada ketombe. tidak ada ketombe
2. Leher leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak
adanya peningkatan adanya peningkatan adanya peningkatan nampak adany
tekanan vena tekanan vena tekanan vena peningkatan
jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri tekanan ven
carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba jugularis dan arter
adanya pembesaran adanya pembesaran adanya pembesaran carotis, tidak
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid teraba adany
(struma). (struma). (struma). pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis
tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ad
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut agak Mukosa mulut Mukosa mulu
lembab,keadaan sedikit lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ad
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari porsi
habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dad
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi
suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-)
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-)
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adany
pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar
tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usu
35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ad
bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi

9. TTV dan  TD : 150/100 TD: 120/80mmHg, TD: 110/80 mmHg TD: 100/63
ekstremitas mmHg, N : 100x/m, R: 18 x/mnt mmHg
N : 74x/m, S : 36,50C N: 84 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C R : 20 x/m S: 37,2OC N: 72 x/mnt
R: 20x/m S: 370C
VIII.    Harapan Keluarga.
          Keluarga berharap Tn.M dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
  Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
         Pasien mengatakan pusing
hidup
dan lemas.
        Tn.M mengatakan
Penumpukan kolesterol
menderita penyakit
hipertensi sejak 3 th yang
lalu dan sempat MRS d dalam pemb.darah
RSUD selama 3 hari.
H Tn.M Mengatakan jarang
Vasokontriksi vaskular
berolahraga,merokok dan
suka mengkonsumsi
Tekanan darah meningkat
makanan berlemak,seperti
gorengan dan bumbu santan
D DO:
         Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH,  N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
Diagnosa keperawatan.
1.    Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.

B.  Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga
Tn.M terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Hipertensi pada Tn.M keluarga Ny. Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan tetapi


1.      Actual (3) tidak perlu ditangani segera.
2.      Resiko tinggi (2)
3.      Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1  membawa Tn.M ke pelayanan
diubah kesehatan untuk mendapatkan
1.      Tinggi (2) pengobatan dan perawatan.
2.      Sedang (1)
3.      Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan dengan
masalah menjaga pola hidup dan pola
1.      Mudah (3) makan.
2.      Cukup (2)
3.      Tidak dapat (1)

4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.M bisa menerima keadaan


1.      Masalah dirasakan dan perlu mereka saat ini meskipun belum
penanganan segera (2) stabil.
2.      Masalah dirasakan, tidak perlu
di tangani segera (2)
3.      Masalah tidak di rasakan (0)
Total Skor 3 2/3
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 10 April 2012
No Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart

1. Hipertensi pada Tn.M Setelah dilakukan1. setelah dilakukan Verbal Pasiena.   Pengertian hipertensi
keluarga Ny.Y kunjungan kunjungan 2-3 hari dapat menyebutkanb.   Penyebab :
berhubungan dengan keperawatan, selama 30 menit dengan jelas dan  Keturunan
ketidakmampuan keadaan penyakit Keluarga dapat benar
     Kelelahan
keluarga mengenal Tn.M berangsur mengenal ka-
     Kurang olah raga
karakteristik penyakit membaik rakteristik pen-yakit
dan perawatannya hipertensi      Penyakit tekanan darah ting
Menjawab pertanyaan deng
baik dan benar

2. setelah dilakukan Verbal Keputusan yang dib


kunjungan 2-3 hari Pasien keluarga dan Tn.M sendiri
selama 30menit memperhatikan
Keluarga dapat dengan baik
membuat kepu-
tusan yang tepat
tentang upaya
pengobatan Tn.M
ke sarana kesehatan
dan bersedia
memberikan
perawatan yang
baik dan benar.
3.  pada akhir Perilaku - melakukan olah raga ya
pertemuan Pasien melaksanakn cukup
Keluarga sepakat apa yang sudah di - makan teratur
jika diadakan ajarkan dengan baik - meluangkan waktu un
evaluasi sewaktu- istirahat dan refreshing.
waktu.
EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Hipertensi Tgl 21-10-2019 Jam 08.30- S: Tgl 21-10-
pada Tn.M 09.00          Keluarga menjawab salam 2019 Jam
keluarga Ny.Y
         Mengucapkan salam          Tn.M mengatakan masih 08.30-
berhubungan          Memvalidasi keadaan sedikit pusing dan belum 09.00
dengan keluarga bisa sepenuhnya melakukan
ketidakmampu         Mengingatkan kontrak aktifitas.
an keluarga
         Menjelaskan tujuan          Keluarga menyetujui
mengenal TUK pertemuan saat ini selama
karakteristik 1.      Memberikan pendidikan 30 menit tentang pentingnya
penyakit dan kesehatan tentang Hipertensi aktifitas sehari-hari.
perawatannya yang meliputi:          Keluarga dan pasien
        Pengertian hipertensi mengatakan belum
        Tanda dan gejala sepenuhnya memahami apa
        Penyebab dan pencegahan itu yang berkaitan dengan
2.      Memeberikan masukan hipertensi.
/saran kepada keluarga
         Keluarga sudah membawa
untuk membawa Tn.M Tn.M ke dokter yang biasa
untuk berobat ke pelayan di kunjungi.
kesehatan sebagai keputusan O:
yang baik.          Keluarga kooperatif dan
3.      Mengajukan kontrak waktu aktif saat dijelaskan.
pada akhir pertemuan untuk
         Keluarga mendengarkan
di lakukan evaluasi keadaan penjelasan yang diberikan.
Ny.S dan keluarga.          Ny.S masih terlihat sedikit
lemas , tapi sudah agak
lebih baik.
         TD: 150/100mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan
hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran

        Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai