lOMoARcPSD|27275
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti
merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat ( public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak di
tanggulangi sejak dini. Rata – rata prevelansi hipertensi di indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan
prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14,2 % dan 15% mayoritas
hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di ketahui penyebabnya ), sedangkan 10% adalah
hipertensi sekunder (akibat suatu penyakit). Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara
farmakologis maupun nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya penurunan
secara bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer ( pembunuh diam –
diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun –tahun tanpa menyadarinya
sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan dapat membawa kematian . 70%
penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa –apa sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita
hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.namun terjadi setelah masa menopause
atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et al , 2008 ).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga
tentang hipertensi
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga
tentang hipertensi
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga
tentang hipertensi
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
lOMoARcPSD|27275889
C. MANFAAT
1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan tentang
hipertensi di masyarakat.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan, khususnya
mengenai pengetahuan tentang hipertensi
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat tentang hipertensi
c. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
mengenai hipertensi dan bahayanya.
d. Bagi institusi pendidikan Politekes Kemenkes Manado
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan mengenai hipertensi.
lOMoARcPSD|27275889
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP KELUARGA
A. DEFINISI
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya. (BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling
membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,1988).
B. STRUKTUR
1. Dominasi struktur keluarga
a. Dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah,suku-suku di
Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
2) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu.Suku-suku padang
salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
b. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak suami.
2) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak istri.
c. Dominasi pengambilan keputusan
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
lOMoARcPSD|27275889
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
akhir pecan ( weekend).
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.Misalnya: kamar
mandi,dapur,televise,telepon.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal mati.
2. Non-tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa hubungan nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua
tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,yang hidup
bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami istri
( marital patners ).
f. Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena beberapa alas an tertentu.
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya,berbagi sesuatu,termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
lOMoARcPSD|27275889
D. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkingannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat perkembangannya, baik fisik,
mental, social dan spiritual.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
lOMoARcPSD|27275889
remaja dan memeberi tanggungjawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa.
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pension atau salah satu pasangan meninggal.
8. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.
lOMoARcPSD|27275889
A. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90
mmHg( Smeltzer,2001 ).
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “ The Sixth
Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and Treatment of High Blood Pressure
“( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )
.
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun.
lOMoARcPSD|27275889
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi,antara lain :
a. Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1. konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2. kegemukan atau makan berlebihan
3. stress
4. merokok
5. minum alcohol
6. minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. glomerulonefritis
2. tumor
3. atherosclerosis
4. diabetes mellitus
5. stroke
6. kontrasepsi
7. kortikosteroid.
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf sympatis yang
berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner &
Suddarth,2002)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. pemeriksaan retina
3. pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5. urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6. foto dada & CT Scan.
G. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. latihan fisik
c. edukasi psikologis
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
3. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
H. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Pengumpulan data
a. struktur dan sifat anggota keluarga
b. faktor social budaya dan ekonomi
c. faktor lingkungan
d. riwayat kesehatan
lOMoARcPSD|27275889
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. 1
Potensi masalah untuk dicegah
3
Skala : tinggi
2
cukup
1
rendah
4. 1
Menonjolkan masalah
2
Skala : masalah berat harus ditangani
1
ada masalah tapi tidak perlu ditangani
0
masalah tidak dirasakan
lOMoARcPSD|27275889
Kriteria hasil :
1) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam
lOMoARcPSD|27275889
2) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang dapat mengandung
garam
3) Klien dan keluarga mampu merubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam
Intervensi
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garam terhadap klien
hipertensi
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang banyak mengandung
garam
3) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwa mereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari pada niat dan keinginan untuk
merubah
lOMoARcPSD|27275889
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada keluarga Tn. N di Kampung Dagho Kecamatan Tamalo dilakukan pada hari kamis
tanggal 15 Agustus 2019 pukul 15.00 WIB, didapat data bahwa didalam keluarga Tn. N terdapat
anggota keluarganya yang menderita penyakit hipertensi yaitu Tn. N ± 10 tahun, Tn. N berumur 71
tahun, pendidikan terakhir tamat SD, Tn. N dan Ny. G bekerja sebagai petani, Ny. G tidak tamat SD,
tipe keluarga Tn. N merupakan tipe keluarga besar dimana Tn. N dan Ny. G mempunyai 5 anak,
dimana 3 orang anak sekarang sudah memisahkan diri karena sudah berkeluarga, 1 anak belum
berkeluarga tetapi bekerja di Manado, sedangkan anak ke – 5 tinggal bersama Tn. N dan sudah
berkeluarga serta memiliki 1 anak. Tidak ada anggota keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi
seperti yang dialami Tn. N, tetapi dari keluarga Tn. N tepatnya anak ke – 2 menderita stroke (sudah
meninggal) dan anak ke – 9 mengalami perdarahan (sudah meninggal). Dari keluarga Ny. G tidak ada
yang menderita hipertensi, tetapi kedua saudara Ny. G sudah meninggal.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. N mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang penyakitnya secara
signifikan, baik penyebab, tanda dan gejala, diet, pengobatan serta pencegahan kekambuhan. Tn. N
kadang mengeluh pusing dan lehernya terasa kaku. Selama ini Tn. N hanya berobat ke mantri jika
merasa pusing dan lehernya terasa kaku.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data: Tn. N dengan TD 160/100 mmHg, N 85x/menit,
RR: 24x/menit S:36ºC. Ny. G dengan TD 120/80 mmHg, N = 88x/menit, RR 20x/menit, S 36ºC. Ny.
A dengan TD = 110/80, Nadi = 80 x/menit, Suhu = 36o c, RR = 22x/menit. An. B dengan N =
100x/menit, Suhu = 36,5o c, RR = 30 x/menit.
B. ANALISA DATA
Kemungkinan 1/2x2 = 1 2
masalah yang dapat
diubah
Skala : sebagian
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. N khususnya Tn. N b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya komplikasi akibat
hipertensi pada Tn. N.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari minggu, 25 Agustus 2019 pukul 08.00 WIB
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. N khususnya Tn. N b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan diharapkan
pemeliharaan kesehatan efekif
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan keluarga mampu :
a. Mengenal masalah hipertensi :
1) Menjelaskan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan penyebab
3) Menyebutkan tanda dan gejala
b. Merawat keluarga dengan hipertensi
lOMoARcPSD|27275889
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. N
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan diharapkan resiko
komplikasi tidak terjadi
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan keluarga mampu :
a. Menyebutkan makanan yang boleh dikonsmsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
hipertensi
b. Menyebutkan dan mendemonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
c. Menyebutkan pencegahan kekambuhan dari hipertensi
Intervensi :
a. Diskusikan tentang makanan yang boleh dikonsmsi oleh penderita hipertensi
b. Diskusikan tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi
c. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita hipertensi
d. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi
e. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi.
lOMoARcPSD|27275889
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kunjungan pertama : hari kamis tanggal 15 Agustus 2019 pukul 16.00 WIB
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. N khususnya Tn. N
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Implementasi yang dilakukan :
a. Melakukan BHSP dengan keluarga Tn. N.
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
c. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. N.
d. Melakukan penkes dengan Tn. M tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
hipertensi.
Adapun respon yang didapat : keluarga Tn. N sangat senang dengan kehadiran perawat,
keluarga Tn. N juga sangat antusias dan kooperatif, keluarga Tn. M memahami tentang
penkes yang diberikan oleh perawat
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi pada Tn. N
Implementasi yang dilakukan :
a. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
b. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita
hipertensi.
c. Memberikan reinforcement positif serta menjelaskan tentang kunjungan berikutnya.
Adapun respon yang didapat : keluarga Tn. M sudah paham tentang makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi setelah diberi tahu oleh
perawat.
F. EVALUASI
Kunjungan pertama : hari kamis tanggal 15 agustus 2019 pukul 17.00 WIB
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. N khususnya Tn. N b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
S : Tn. N mengatakan sudah menderita hipertensi ± 10 tahun
Tn. N mengetakan pendidikan terakhirnya adalah SD
Tn. N mengatakan dulu suka mengkonsumsi makanan asin dan gorengan
Tn. N mengatakan telah diberikan pendidikan kesehatan tetnang hipertensi
Tn. N mengatakan belum tahu mengenai pola makan yang baik bagi penderita hipertensi
O : TD : 160/100 mmHg Nadi : 85x/menit
Suhu 360 C Respirasi : 24x/menit
lOMoARcPSD|27275889
Keluarga Tn. N memperhatikan saat diberi pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan keluarga dapat
menjelaskan serta menyebutkan kembali
A : masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
b. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. N
S :Tn. S dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan
makanan pantangan bagi penderita hipertensi
Tn. S dan keluarga mengatakan belum paham tentang pengobatan tradisional dan cara
pembuatannya bagi penderita hipertensi
O : keluarga Tn. N dapat menyebutkan kembali makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan
pantangan bagi penderita hipertensi
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita hipertensi
b. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi
c. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi
P : Lanjutkan intervensi
a. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi
b. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan tinjauan kasus
terhadap Tn. N dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” di kampung dagho
kecamatan tamako, secara umum tidak menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat kooperatif
keluarga . Namun penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan
pada Tn. M Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat
keberhasilan dan kesenjangan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data mengkoordinasikan data yang
didapatkan dari berbagai sumber. Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada keluarga Tn.
M sama dengan data yang ada pada teoritis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada pasien dengan
hipertensi. Sedangkan pada Tn. M dari data pendukung objektif dan subjektif ditemukan 2 diagnosa
yaitu:
Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat
untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan anggota keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga
berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara kesehatan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya hipertensi
adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
lOMoARcPSD|27275889
Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tepati tidak ditemukan pada kasus,
antara lain:
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan
yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat melihat
keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha
pencegahan penyakit hipertensi
4. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya
fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
5. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet
yang benar
lOMoARcPSD|27275889
C. INTERVENSI
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti
antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan mengacu pada teoritis dan prioritas
masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun dicantumkan
pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan keluarga Tn. N
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn N dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler “Hipertensi” pada Tn N di Kampung Dagho Kec Tamako maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat dikumpulkan
diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama antara keluarga Tn. N
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan
menetukan rasional dari tindakan tersebut
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama yang baik antara, keluarga,
tim kesehatan yang lain guna mendapatkan tindakan keperawatan yang berkesinambungan.
B. SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Institusi
pendidikan
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah tercapai dengan baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami terutama dalam
pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.Untuk mahasiswa-mahasiswi semoga
dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan
Keluarga, serta lebih giat belajar.
lOMoARcPSD|27275889
DAFTAR PUSTAKA