Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan
kesakitan yang tinggi. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi
terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung,
stroke dan ginjal.
Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan
teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya
hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi
dapat memacu meningkatkatnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Disebut sebagai
“pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi tidak menampakkan gejala
(Brunner & Suddarth, 2002: 896).
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan darah di atas normal yaitu 120/80 mmHg. Kecenderungan peningkatan
prevalensi menurut peningkatan usia. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa
sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang
dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta penduduk
Indonesia yang terkontrol hanya 4%.
Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi dan tidak
diketahui penyebabnya. Keadaaan ini tentu sangat berbahaya yang menyebabkan
kematian dan berbagai komplikasi seperti stroke. Prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7%. Pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7% naik
menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan kelompok umur 65 tahun
atau lebih menjadi 29% (Survey Kesehatan Nasional, 2007 dalam Eka 2011:3).
Penelitian Mardiyati (2009), menunjukkan bahwa penderita hipertensi
mempunyai sikap yang buruk dalam menjalani diet hipertensi hal tersebut
disebabkan oleh faktor pengetahuan penderita hipertensi. Sikap merupakan suatu
tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi dari perilaku. Menurut
Notoatmojo (2007: 145), perilaku seseorang adalah penyebab utama
menimbulkan masalah kesehatan, tetapi juga merupakan kunci utama pemecahan.
Perilaku merupakan faktor kedua terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mampu untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan keluarga terhadap klien
dengan masalah utama hipertensi di Desa Tuwiri Kulon Kecamatan
Merakurak.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Keluarga mampu mengenal masalah pada keluarga yang menderita
hipertensi.
2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah
akibat dari hipertensi.
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang menderita
hipertensi.
4. Keluarga mampu memberikan tindakan keperawatan pada anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
5. Keluarga mampu memelihara dan memodifikasi lingkungan pada
penderita hipertensi.
6. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga
yang menderita hipertensi, keluarga mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.

1.3 MANFAAT
Dengan di berikannya ilmu keperawatan hipertensi di harapkan keluarga
dan pasien bisa melakukan pengobatan dengan mandiri dan penyakit yang di
derita bisa berkurang atau sembuh. Pasien bisa beraktifitas dengan normal
tanpa ada gangguan tekanan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


2.1.1
. Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui, antara
lain adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :
1.  Bussard dan Ball ( 1966 )
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran,
dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan
mediasi hubungan anak dan lingkungannya.
2.  WHO ( 1969 )
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi dan perkawinan
3.  Depkes RI ( 1988 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4.   UU No. 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya.

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-
macam menurut Setiadi, 2008 hal. 6, diantaranya :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal adalah  keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara suami.
5. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suamti atau istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Keluarga


1. Ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
2. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama ( Nomen Clatur ) termasuk
perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
3. Ciri Keluarga Indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
2) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secsara musyawarah.

2.1.4 Tipe Keluarga


Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan menurut Setiadi, 2008 :
1.  Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-
nenek, paman-bibi )
3) Keluarga Berantai ( Serial Family ), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda ( Single Family ), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi ( Composite ), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga Kabitas ( Cahabitation ), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
2. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti
karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja diluar rumah
.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orangtua dari anak-anak.
13) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki, anaknya diadopsi.
14) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Gambaran tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya
bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting
adalah keluarga harus dipahami dalam konteksnya, label dan jenisnya
hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga
dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan
keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis dalam
bidang kesehatan untuk melayani keluarga harus bersifat toleren dan
sensitif terhadap perbedaan gaya hidup keluarga (Setiadi,2008, hal 4,5,6).
2.1.5 Fungsi Pokok keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
1. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah
Memenuhi ebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industriliasi,
fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.1.6 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluarga ; tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2. Tahap menjelang kelahiran anak ; tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi ; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan
memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Dan kondisinya
masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah ; pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,
tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana
yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan
norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya
dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah ; dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas
sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak
6. Tahap menghadapi anak remaja ; tahap ini adalah tahap yang paling rawan,
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dri kedua orangtua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti antara kedua orangtua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat ; setelah melalui tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pedidikannya, maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah
tangga.
8. Tahap berdua kembali ; setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stres.
9. Tahap masa tua ; tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.1.7 Tugas-tugas Keluarga


Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangitan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.1.8 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga


1. Keluarga sebagai unit atau kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga sehat sebagai
tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
prerentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

2.1.9 Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan
tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004, hal 11).
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut (Suprajitno, 2004, hal 11) :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat

2.2 Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didfenisikan oleh (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi
maligna. Keadaan dikategorikan sebagai primer atau esensial (hampir 90% dari
semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang
dapat dikenali, seringkali daat diperbaiki. (Dongoes 2000).
Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persistol dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi manual, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastollik 90 mmHg. (brunner dan suddarth, 2001).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik yang melebihi dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik yang lebih dari 90 mmHg (Mansjoer, A.
1999).

2. Etiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi adanya
riwayat hipertensi dalam keluarga.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan
hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam defekekstesi Na
peningkatan Na dan Ca intra selular dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit
ginjal. Hipertensi vascular renal dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan lain-lain. (Arif Manjoer. 2001 : h 518)

Penyebab hipertensi lainnya adalah feokromositoma, yaitu tumor pada


kalenjar adrenal yang menghasilkan hormone edinefrin (adrenalim) atau
noredinefrin (noradrenalin) kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak
aktif (malas), stress, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki kenaikan yang
diturunkan stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu. Jika stress berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal. (Weblog, Wikipedia indonesia)
3. Patofiologi
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi
(konsentik). Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya akibat terbatasnya aliran darah koroner menjadi eksentrik,
berkurangnya rasio antara masa dan volume jantung akibat peningkatan
volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistolik peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan efek-
efek mekanik pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengAn penyakit
dalam jantung koroner.
Walaupun tekanan perkusi koroner meningkat, tahanan pembumluh darah
koroner juga meningkat sehingga cadangan aliran darah koroner berkurang.
Perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat
dengan derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam
resitensi seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air
mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh ini dan
meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler
per unit otot jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada
stadium lanjut dan gambaran hemodinamik ini
Jadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas
mekanik ventrikel kiri. (Arif Manjoer. 2001 : h 441)

4. Klasifikasi Hipertensi
The join national committten on detection and treatment of high blood
pressure, suatu badan penelitian hipertensi di USA menentukan batasan yang
berbeda JNC – V, tekanan darah pada orang dewasa berumur diatas 18 tahun,
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel Kriteria penyakit hipertensi menurut JNC – V USA tahun 1993
(Dalimartha s. Qwijaya Kusuma, 2004).

Tekanan Darah
No. Kriteria
Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2. Perbatasan 130 – 139 85 – 89
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan (Mild) 140 -159 90 -99
Derajat 2 : sedang (moderate) 160 – 179 100 – 109
Derajat 3 : berat (sevete) 180 – 209 110 – 119
Derajat 4 : sangat berat ( nery sevete) >209 >119

5. Penyebab Hipertensi
a. Berusia di atas 65 tahun
b. Makan banyak garam
c. Kelebihan berat badan
d. Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggi
e. Kurang makan buah dan sayuran
f. Kurang berolahraga
g. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein)
h. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras dan merokok
i. Gaya hidup tak sehat
- Konsumsi garam berlebihan
- Merokok
- Minum-minuman beralkohol
j. Stres / banyak pikiran

6. Tanda dan Gejala Hipertensi


a. Sakit kepala berkepanjangan.
b. Mudah marah.
c. Telinga berdengung.
d. Pandangan kabur.
e. Mudah lelah.
f. Susah tidur.
g. Terasa sakit di tengkuk.
h. Tekanan darah lebih dari normal.
i. Sesak napas.
j. Mimisan.
7. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 130 mmHg atau kenaikan darah yang
mendadak tinggi diantaranya :
- Stroke
- Kerusakan pada jantung, ginjal, dan mata.
- Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah.
- Gangguan gerak dan keseimbangan.
- Kematian

8. Pengobatan Tradisonal Hipertensi


a. Mengkudu
b. Daun meniran
c. Mentimun
d. Buah naga
e. Daun seledri
f. Alpokat
g. Daun seledri
h. Buah belimbing
i. Bawang putih (diparut)

9. Pencegahan Hipertensi
a. Pola makan
b. Berat badan
c. Olahraga
d. Terapi relaksasi
e. Hindari minuman keras, bersoda, beralkohol
f. Hindari Merokok
g. Hindari minuman mengandung kafein
h. Berat badan ideal
i. Makan makanan yang bergizi
j. Olahraga teratur
k. Mengubah kebiasaan hidup (kurangi merokok, minum kopi)
l. Kurangi makan berlemak tinggi dan tinggi bergaram
m. Kontrol teratur ke puskesmas/ Fasilitas kesehatan
n. Hindari stress.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(Kunjungan Pertama )

I. Latar belakang
Dalam proses asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan diagnosa
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien. Data yang
telah terkumpul kemudian dianalisa sehinnga dapat dirumuskan masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktik di Desa
Jarorejo dengan resiko tinggi, yaitu keluarga Tn.D dengan keluhan
Hipertensi, jadi yang akan dilakukan pada pertemuan pertama ini adalah
pengkajian baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
penunjang lainya.
1. Data yang perlu dikaji
a. Data umum
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Pengkajian lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stres dan kopin keluarga
g. Keadaan gizi keluarga
h. Pemeriksaan fisik
i. Harapan keluarga
2. Masalah keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap
II. Rencana keperawatan
1. Diagnosa
Belum dapat dilakukan karena pengkajian belum dilakukan

2. Tujuan umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang
timbulnya masalah kesehatan pada keluarga
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpulkan data :
a) Data umum
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) Pengkajian lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stres dan kopin keluarga
g) Keadaan gizi keluarga
h) Pemeriksaan fisik khususnya Ny. W

III. Rancangan kegiatan


1. Topik : Data umum,Riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
Pengkajian lingkungan, Struktur keluarga, Fungsi keluarga, Stres
dan koping keluarga, Keadaan gizi keluarga, Pemeriksaan fisik,
Harapan keluarga.
2. Metode : wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
3. Media : format pengkajian, alat tulis , alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : 05-04-2017 pukul 09.00-10.30 WIB
5. Tempat : rumah keluarga Tn.D Desa Jarorejo
6. Strategi pelaksanaan :
a. Orientasi
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan keluarga
b. Kerja
 Melakukan pengkajian
 Melakukan pemeriksaan fisik (khususnya Ny.W )
 Mengidentifikasi masalah kesehatan
 Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang
dilakukan keluarga
c. Terminasi
 Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
 Mengucapkan salam
7. Kriteria evaluasi
a. Struktur
 LP disiapkan
 Alat bantu/media disiapkan
 Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan
rencana
b. Proses
 Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi terlaksanaan
 Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Hasil
 Didapatkan : Data umum, Riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, Pengkajian lingkungan,
Struktur keluarga, Fungsi keluarga, Stres dan koping
keluarga, Keadaan gizi keluarga, Pemeriksaan fisik
Ny.W.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(Kunjungan Kedua)

I. Latar Belakang
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga ditemukan dua masalah
kesehatan yaitu kurangnya pengetahuan dan resiko tinggi komplikasi
hipertensi. Pada pertemuan ini perawat akan mengenalkan dan
menjelaskan masalah kesehatan tersebut diatas kepada keluarga kemudian
bersama-sama dengan keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang
ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk
kegiatan selanjutnya.
1. Data yang perlu dikaji
a. Pemahaman keluarga terhadap masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga.
b. Kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan
yang ada dalam keluarga.
2. Masalah keperawatan
a. Kurangnya pengetahuan
b. Resiko tinggi komplikasi hipertensi
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang akan diprioritaskan bersama
keluarga adalah:
a. Kurang pengetahuan pada Ny.W keluarga Tn.D b.d
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
yang dialami Ny.W.
b. Resiko tinggi komplikasi hipertensi Ny.W keluarga Tn.W b.d
ketidakmampuan keluarga untuk mendapat anggota keluarga yang
sakit.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit keluarga dalam memprioritaskan msalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang ada.
b. Keluarga menyetujui adanya masalah kesehatan yang ada.
c. Keluarga memutuskan untuk memprioritaskan masalah kesehatan
yang ada.
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Mementingkan masalah kesehatan yang ada pada
keluarga
2. Metode : Diskusi
3. Media : Alat tulis
4. Waktu : 07 April 2017 pukul 09.00 WIB
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.D
6. Strategi Pelaksanaan :
 Orientasi
 Mengucapkan salam
 Memvalidasi keadaan keluarga
 Mengingat kontrak
 Kerja
 Mengenal masalah keehatan yang ada, berdiskusi dengan
keluarga tentang masalah kesehatan yang ada, keluarga
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada bersama keluarga
 Terminasi
 Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
 Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi :
 Struktur
 LP disiapkan
 Alat bantu atau media disiapkan
 Kontrak dengan keluarga tepat dan sesui dengan rencana
 Proses
 Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
 Keluarga aktif dalam kegiatan
 Hasil
 Keluarga mampu mengenal dan menyetujui masalah kesehatan
yang ada dan memutuskan untuk memprioritaskan masalah
kesehatan bersama perawat
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(Kunjungan Ketiga)

I. Latar Belakang
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga ditemukan dua masalah
kesehatan yaitu kurang pengetahuan dan Resiko tinggi komplikasi
hipertensi. Pada pertemuan ini perawat akan mengenalkan dan
menjelaskan masalah kesehatan tersebut diatas kepada keluarga kemudian
bersama-sama dengan keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang
ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk
kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn.D
didapatkan data bahwa Ny.W mengkonsumsi makanan dimana menunya
timun Ny.W agar hipertensi tidak bertambah parah.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 05 April 2017 didapatkan data
TD : 180/140 mmHg, RR : 25x/menit, Suhu : 37’50C, Nadi : 95x/menit,
dada simetris, tidak ada benjolan abnormal,iktus kordis tidak tampak.
Dari hasil pertemuan sebelumnya disepakati bahwa hari ini tanggal 11
April 2017, merencanakan pendidikan kesehatan tentang merawat
keluarga dengan kasus hipertensi.
1. Data yang perlu dikaji
a. Pemahaman keluarga terhadap masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga.
b. Kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan
yang ada dalam keluarga.
2. Masalah keperawatan
a. Kurangnya pengetahuan
b. Resiko tinggi komplikasi hipertensi
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang akan diprioritaskan bersama
keluarga adalah:
a. Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang dialami Ny.W
b. Resiko tinggi komplikasi hipertensi Ny.W keluarga Tn.D b.d
ketidakmampuan keluarga untuk mendapat anggota keluarga yang
sakit.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 2x60 keluarga dapat merawat keluarga yang menderita
hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Setelah 2x60 menit, kunjungan keluarga Tn.D dapat :
a. Mengenal masalah Resiko tinggi komplikasi hipertensi dengan
menyebutkan nutrisi yang baik untuk klien.
b. Mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
Resiko tinggi komplikasi hipertensi.
c. Mendemonstrasikan cara memberikan pengobatan yang baik dan
tepat.
d. Menjelaskan memodifikasi lingkungan yang dapat dilakukan agar
masalah tersebut tidak kambuh lagi.
e. Menjelaskan pentingnya memanfaatkan pelayanan kesehatan
(Puskesmas)
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Mementingkan masalah kesehatan yang ada pada keluarga
2. Metode: diskusi
3. Media : Alat tulis, leaflet
4. Waktu: 11 April 2017 pukul 09.00 WIB
5. Tempat: rumah keluarga Tn.D
6. Strategi pelaksanaan:
 Orientasi
 Mengucapkan salam
 Memvalidasi keadaan keluarga
 Mengingat kontrak
 Kerja
 Mengenal masalah kesehatan yang ada, berdiskusi dengan
keluarga tentang masalah kesehatan yang ada, keluarga
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada bersama keluarga
 Terminasi
 Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
 Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:

 Struktur:
 LP disiapkan
 Alat bantu/media disiapkan
 Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan rencana
 Proses:
 Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
 Keluarga aktif dalam kegiatan
 Hasil:
 Keluarga mempu mengenal dan menyetujui masalah kesehatan
yang ada dan memutuskan untuk memprioritaskan masalah
kesehatan bersama perawat
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn.D Pendidikan : Tidak Sekolah
Umur : 60 Tahun Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Alamat : Dsn Simbatan ds
jarorejo Kec. Kerek
Suku : Jawa
b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. klg Pekerjaan Pendidikan


1 Tn. D L 60 Th KK Petani Tdk Sekolah
2 Ny. W P 52 Th Istri IRT Blm Tmt SD
3 Ny. St P 32 Th Anak Tdk bekerja SD
4 Ny. R P 25 Th Anak Pelajar SD
5 Ny. u P 21 Th Anak Pelajar SD

c. Genogram

Ket : : Perempuan

: Laki-laki

: Menikah

: Meninggal

: Hubungan Perkawinan

------- : Tinggal serumah

: Penderita

d. Type keluarga :
a) Jenis Type keluarga :
Keluarga Tn.D termasuk type keluarga The Nuclear Family yaitu
keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Istri dari Tn.D yaitu Ny.W menderita hipertensi.
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : keluarga Tn. D merupakan suku jawa bangsa
indonesia.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga menghindari makanan/minuman yang diharamkan dalam agama
yang dianutnya.
g. Status ekonomi keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. D dan Ny. U
b) Penghasilan : Tn.D Rp. 1.800.000,.
c) Upaya lain : tidak ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot,transportasi,dll) :
Dalam rumah Tn.D terdapat sepedah motor, TV, kulkas, radio, sepedah
ontel.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Setiap bulannya keluarga Tn.D menggunakan penghasilannya untuk
berobat ke dokter, dan kebutuhan sehari-harinya. Dalam hal ini semua
kebutuhannya terpenuhi dan masih terdapat sisa untuk ditabung.
h. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tn.R mengisi waktu luang dengan menonton televisi. Keluarga
memiliki waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi secara santai pada
saat menonton televisi pada malam hari.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak
tertua) :
Keluarga Tn.D terdiri dari Tn.D sebagai kepala keluarga, Ny.W sebagai
istri dan Ny.St , Ny.R , Ny U adalah anak dari tn.D.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalanya:
Perkembahan keluarga Tn.D tidak ada yang bermasalah.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn.D : Keadaan sehat
Ny.W : Keadaan sakit (Hipertensi)
Ny.St : Keadaan sehat
Ny.R : Keadaan sehat
Ny.U : Keadaan sehat
b) Riwayat penyakit keturunan : -
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
Imunisasi
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah Tindakan yang
No Nama Umur BB
kesehatan DPT/HB/ kesehatan telah dilakukan
Campak
1 Tn.D 60 Th 50 Baik - - -
2 Ny.W 52 Th 45 Kurang - Hipertensi Berobat ke PKM
3 Ny.St 32 Th 65 Baik - - -
Ny.R 25 Th 50 Baik - - -
Ny.U 21 Th 50 Baik - - -

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga Tn.D adalah
berobat ke Puskesmas.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tidak ada riwayat kesehatan sebelumnya.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik rumah
a) Luas rumah : 325 m2
b) Type rumah : Semi permanen
c) Kepemilikan : Milik sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar /ruangan : 6 ruangan
Ventilasi / cendela : ada

e) Pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 3 kamar tidur,1 ruang TV, 1


ruang dapur.
A: Ruang Tamu

F B: Ruang Tidur

D C: Ruang Tidur

E C D: ruang Tidur

B E: Ruang TV

A F : Dapur

f) Septic tank : tidak ada


g) Sumber air minum : air sumur di sumur
h) Kamar mandi /WC : ada / Tidak ada
i) Sampah : di bakar limbah RT : dibuang di resapan
j) Kebersihan lingkungan : Bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a) Kebiasaan : baik, dengan musyawarah mufakat jika ada masalah.
b) Aturan/kesepakatan :
Aturan diambil sesuai norma sedangkan kesepakatan diambil dengan
kesepakatan bersama/musyawarah.
c) Budaya : masih melakukan kebiasaan dahulu, contoh: sedekah bumi.
c. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Tn.D tidak pernah berpindah-pindah rumah sebelumnya dan
sudah menempati rumah sejak dahulu.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga berinteraksi dengan masyarakat sangat baik karena keluarga
tersebut mempunyai sifat peduli terhadap sesama.
e. System pendukung keluarga :
Fasilitas yang mendukung keluarga tersebut untuk mendukung kesehatan
adalah menggunakan tabungan pribadi keluarga.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola /cara komunikasi keluarga :
Antar anggota keluarga terbina hubungan harmonis, dalam menghadapi
suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum
memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan cara
terbuka.
b. Struktur kekuatan keluarga :
Keluarga merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
mempunyai 3 anak dalam keluarga.
c. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)
Tn.D sebagai kepala rumah tangga sudah bertanggung terhadap
keluarganya. Ny.W sebagai istri dari Tn.D telah mengabdi terhadap
keluarga dengan baik sebagai seorang anak Ny.St, Ny.R , Ny.U ikut
membentu pekerjaan rumah.

d. Nilai dan norma keluarga :


Menyesuaikan dengan nilai norma dan agama Islam serta norma yang
berlaku di masyarakat dimana keluarga tinggal.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Saling menyayangi satu sama lain, saling menjaga, saling menghormati.
b. Fungsi sosialisasi :
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : sangat perhatian satu sama lain.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu mengajarkan
perilaku sosial yang baik.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn.D
sebagai Kepala Keluarga.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : keluarga Tn.D menghabiskan
waktu luang berkumpul dengan keluarga.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Keluarga Tn.D sangat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan selalu
berinteraksi sosial dengan tetangga setiap hari dengan rukun.
c. Fungsi perawatan kesehatan :
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit / masalah
kesehatan keluarganya :
Kurang mengetahui tentang penyakit tersebut, dianggap penyakit
tersebut adalah penyakit yang biasa, tapi dengan berjalannya waktu
keluarga Tn.D memeriksakan lebih lanjut.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat :
Kurang tanggap dalam mengambil keputusan, karena kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga masih menggunakan obat-obatan biasa untuk mengobati
penyakit yang ada dalam keluarga.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga tersebut selalu memelihara kebersihan lingkungan, dengan
membersihkan rumah, pagi dan sore hari.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Keluarga sudah tahu kalau ada fasilitas kesehatan terdekat dengan
rumahnya, yaitu Puskesmas, tetapi keluarga kurang maksimal
menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik.
d. Fungsi reproduksi :
a) Perencanaan jumlah anak : 3
b) Akseptor : ya
c) Akseptor : -
d) Keterangan lain : -
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan :
Tn.D bekerja sebagai petani.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : Lahan / Sawah

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : ketika ibu / istri sakit keluarga mengetahui
langkah yang harus diambil.
b. Stressor jangka panjang : keluarga memandang masalah sebagai
cobaan hidup yang harus diusahakan sesuai kemampuan keluarga Tn.D.
c. Respon keluarga terhadap stressor : keluarga kurang tanggap dalam
mengambil keputusan dalam keluarganya.
d. Strategi koping : dalam menghadapi masalah, keluarga berdiskusi
dengan anggota keluarga yang lain.
e. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada adaptasi disfungsional.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : dengan makan makanan yang bergizi seperti 4 sehat dan 5
sempurna ditambah buah-buahan.
Upaya lain : mengkonsumsi vitamin.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Identitas :
Nama : Ny.W
Umur : 45 tahun
L/P : Perempuan
Pendidikan : Belum tamat SD
Pekerjaan : IRT
b. Keluhan riwayat penyakit saat ini : tensinya tinggi
c. Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada
N Pemfis Tn.D Ny.W Ny.St Ny. R Ny.U
o
1 Kepala Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam
keadaan keadaan keadaan keadaan keadaan
normal normal normal normal normal
2 Leher Leher tidak Leher tidak Leher Leher tidak Leher tidak
nampak nampak tidak nampak nampak
adanya adanya nampak adanya adanya
peningkatan peningkatan adanya peningkatan peningkatan
vena vena peningkata vena vena
jugularis jugularis n vena jugularis jugularis
dan arteri dan arteri jugularis dan arteri dan arteri
karotis, karotis, dan arteri karotis, karotis,
tidak teraba tidak teraba karotis, tidak teraba tidak teraba
adanya adanya tidak adanya adanya
pembesaran pembesaran teraba pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar adanya kelenjar kelenjar
tiroid tiroid pembesara tiroid tiroid
(struma) (struma) n kelenjar (struma) (struma)
tiroid
(struma)
3 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungti Konjungtiva Konjungtiva
tidak tidak va tidak tidak tidak
terlihat terlihat terlihat terlihat terlihat
anemis, anemis, anemis, anemis, anemis,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
katarak, katarak, katarak, katarak, katarak,
penglihatan penglihatan penglihata penglihatan penglihatan
terganggu terganggu n terganggu terganggu
terganggu
4 Telinga Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi
pendengara pendengara pendengar pendengara pendengara
n baik n baik an baik n baik n baik
5 Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
yang yang yang yang yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6 Mulut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
yang yang yang yang yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
7 Dada Pergerakan Pergerakan Pergeraka Pergerakan Pergerakan
dada terlihat dada terlihat n dada dada terlihat dada terlihat
simetris, simetris, terlihat simetris, simetris,
suara suara simetris, suara suara
jantung S1 jantung S1 suara jantung S1 jantung S1
dan S2 dan S2 jantung S1 dan S2 dan S2
tunggal, tunggal, dan S2 tunggal, tunggal,
tidak tidak tunggal, terdapat terdapat
terdapat terdapat terdapat palpitasi, palpitasi,
palpitasi, palpitasi, palpitasi, suara mur- suara mur-
suara mur- suara mur- suara mur- mur (-), mur (-),
mur (-), mur (-), mur (-), ronchi (-), ronchi (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), wheezing wheezing
wheezing wheezing wheezing (-) (-)
(-) (-) (-)
8 Abdomen Pada Pada Pada Pada Pada
pemeriksaa pemeriksaa pemeriksa pemeriksaa pemeriksaa
n abdomen n abdomen an n abdomen n abdomen
tidak tidak abdomen tidak tidak
didapatkan didapatkan tidak didapatkan didapatkan
adanya adanya didapatkan adanya adanya
pembesaran pembesaran adanya pembesaran pembesaran
hepar, tidak hepar, tidak pembesara hepar, tidak hepar, tidak
kembung kembung n hepar, kembung kembung
pergerakan pergerakan tidak pergerakan pergerakan
paristaltik paristaltik kembung paristaltik paristaltik
usus baik, usus baik, pergeraka usus baik, usus baik,
tidak ada tidak ada n tidak ada tidak ada
bekas luka bekas luka paristaltik bekas luka bekas luka
operasi operasi usus baik, operasi operasi
tidak ada
bekas luka
operasi
9 TTV TD: 110/90 TD: TD: TD: 120/80 TD: 110/80
mmHg 160/110 120/80 mmHg mmHg
RR: 22 mmHg mmHg RR: 22 RR: 25
x/menit RR: 25 RR: 21 x/menit x/menit
N: 79 x/menit x/menit N: 90 N: 85
x/menit N: 95 N: 90 x/menit x/menit
S: 37° C x/menit x/menit S: 37° C S: 37° C
S: 37° C S: 37.5° C

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : Tn.D berharap keluarganya selalu
diberi kesehatan.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : segera dapat mengatasi
masalah yang dihadapi Ny.W

ANALISA DATA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No. Tanggal Data Diagnosa Keperawatan TTD
1. 07 Juli 2020 DS : Kurang pengetahuan b.d
Ny.W mengatakan kadang ketidakmampuan
pusing, kaku atau pegal di keluarga dalam mengenal
tengkuk apabila tekanan masalah kesehatan yang
darah tinggi dialami Ny.W
Ny.St mengatakan kurang
mengerti masalah hipertensi,
yang saya tahu tekanan darah
tinggi
DO :
- Dada Simetris
- Tidak ada lesi/Luka
- Tidak ada benjolan
abnormal
- Iktus kordis tidak tampak
TD : 180/140 mmHg
RR : 25x/menit
Suhu : 37’50C
Nadi :95x/menit

2. 07 Juli 2020 DS : Resiko tinggi komplikasi


- Ny.W mengatakan hipertensi pada Ny.W b.d
apabila pusing, saya ketidakmampuan
langsung periksa ke keluarga untuk merawat
puskesmas atau dokter anggota keluarga yang
praktir sakit
- Ny.W mengatakan
jarang olahraga.
- Ny.W mengatakan
apabila pusing saya
langsung tidur dan
mendinginkan pikiran.
DO :
- Dada Simetris
- Tidak ada lesi/Luka
- Tidak ada benjolan
abnormal
- Iktus kordis tidak tampak
TD : 180/140 mmHg
RR : 25x/menit
Suhu : 37’50C
Nadi :95x/menit

SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


DIAGNOSA KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

Kurang Sifat Masalah Aktual, karena


pengetahuan b.d Aktual 3 pasien kurang
ketidakmampuan Resiko Tinggi 2 1 1 pengetahuan
keluarga dalam Potensial 1 mengenai
mengenal penyakitnya
masalah Kemungkinan Mudah, karena
kesehatan yang masalah dapat dengan cara
dialami Ny.Sr diubah diberikan
Skala : 2 penyuluhan
1 2 2
- Mudah pasien dan
- Sebagian 0 keluarga
- Tidak dapat memahami
penyakit
Potensial masalah Tinggi, kalau
dirubah tidak segera
Skala : dirubah maka
3 1 1
- Tinggi mengakibatkan
- Cukup 2 komplikasi
- Rendah 1

Menonjolnya Kurang
Masalah pengetahuan
Skala : 2 pasien harus
- Masalah berat, ditangani segera,
harus segera bila tidak akan
1
ditangani 1 1 mengakibatkan
- Ada masalah, komplikasi
tetapi tidak penyakit lain
0
perlu ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
Total Skor 5

DIAGNOSA KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


Resiko tinggi Sifat Masalah Resiko tinggi,
komplikasi Aktual 3 karena tergantung
hipertensi pada Resiko Tinggi 2 1 2/3 penanganan
Ny.Sr keluarga Potensial 1 diagnosa kurang
Tn.R b.d pengetahuan
ketidakmampuan Kemungkinan Mudah, karena
keluarga untuk masalah dapat pasien sudah
merawat anggota diubah berobat ke dokter
keluarga yang Skala : 2 2 2 praktik tetapi
sakit - Mudah 1 belum sembuh
- Sebagian 0

- Tidak dapat
Potensial masalah Rendah, dengan
dirubah diberikan
Skala : pendidikan
3 1 1/3
- Tinggi kesehatan
- Cukup 2 masalah mudah
- Rendah 1 dirubah
Menonjolnya Dengan ditangani
Masalah segera pada
Skala : 2 diagnosa kurang
- Masalah berat, pengetahuan
harus segera maka komplikasi
1
ditangani 1 2 tidak akan terjadi
- Ada masalah,
tetapi tidak
0
perlu ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
Total Skor 43/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan yang dialami Ny.W
2. Resiko tinggi komplikasi hipertensi pada Ny.W b.d ketidakmampuan keluarga
untuk merawat anggota keluarga yang sakit
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No. Tanggal Intervensi
Kep.Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart
1. 07 Juli 2020 Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan Respon verbal - Keluarga 1. Berikan pendidikan
pengetahuan b.d bertambah pendidikan keluarga dapat mampu kesehatan tentang
ketidakmampuan setelah kesehatan menyebutkan menyebutkan definisi, gejala
keluarga dalam dilakukan tindakan definisi, tanda pengertian hipertensi &
mengenal tindakan keperawatan gejala hipertensi penatalaksanaan
masalah keperawatan selama 1x30 terjadinya - Keluarga S:
kesehatan yang selama 2 hari menit diharapkan hipertensi mampu Pendidikan kesehatan
dialami Ny.W pada keluarga mampu: menyebutkan M:
keluarga  Mengenal penyebab Tingkat pengetahuan,
Ny.W masalah hipertensi tingkat pemahaman
hipertensi - Keluarga A:
 Keluarga mampu - Penyakit hipertensi
mampu menyebutkan - Pengobatan untuk
mengambil tanda&gejala hipertensi
keputusan hipertensi R:
tentang masalah Agar Ny.W mendapat
hipertensi informasi tentang
 Dapat merawat hipertensi dan
anggota memahami hipertensi
keluarga dengan T:
hipertensi, 1x30 menit
untuk dapat
memodifikasi 2. Berikan
lingkungan reinforcement atas
jawaban, jelaskan &
tanyakan kembali
S:
Pemberian
reinforcement
M:
Ekspresi wajah positif
A:
Ekspresi wajah
R:
Untuk meningkatkan
tingkat kepercayaan
T:
2. 08 Juli 2020 Resiko tinggi Respon Verbal 1x30 menit
komplikasi Setelah Keluarga dapat Menyebutkan 2
hipertensi pada dilakukan Keluarga mampu menyebutkan dari 3 Berikan pendidikan
Ny.W b.d pendidikan menyebutkan penyebab dan kemungkinan kesehatan tentang
ketidakmampuan kesehatan kembali tentang gejala penyebab definisi, tanda gejala,
keluarga untuk tindakan kemungkinan hipertensi terjadinya pencegahan.
merawat anggota keperawatan penyebab peningkatan S:
keluarga yang selama 3x24 terjadinya tekanan darah Pendidikan kesehatan
sakit jam, peningkatan tinggi M:
diharapkan tekanan darah Menyebutkan 2 Tingkat pengetahuan
keluarga tinggi dari 3 tanda A:
mampu Menyebutkan peningkatan Pengertian dan etiologi
merawat akibat yang tekanan darah serta tanda dan gejala
anggota terjadi bila tinggi hipertensi
keluarga tekanan darah R:
yang tidak terkontrol. Agar pasien
menderita mendapatkan informasi
hipertensi dan memahami tentang
hipertensi
T:
1x30 menit

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No
Diagnosa Implementasi Evaluasi
.
1. Kurang pengetahuan b.d Tanggal 09 Juli 2020 S:
ketidakmampuan Jam 09.00 – selesai  Keluarga menjawab salam
keluarga dalam  Mengucapkan salam  Keluarga mengatakan tidak pusing lagi
mengenal masalah  Memvalidasi keadaan keluarga  Keluarga menyetujui pertemuan ini selama
kesehatan yang dialami  Mengangkat kontrak 90 menit tentang hipertensi
Ny.W  Menjelaskan tujuan  Keluarga memperhatikan

TUK 1 :
1. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi
 Pengertian hipertensi : adalah kondisi  Keluarga menyebutkan pengertian

dimana terjadi peningkatan tekanan hipertensi : adalah kondisi dimana terjadi

darah secara kronis (jangka waktu lama) peningkatan tekanan darah secara kronis
(jangka waktu lama)
 Penyebab hipertensi : kadar garam  Keluarga menyebutkan penyebab
tinggi dalam makanan, kurang olahraga, hipertensi : kadar garam tinggi dalam
kelebihan berat badan, riwayat keluarga makanan, kurang olahraga, kelebihan berat
tentang darah tinggi, merokok, stress, badan, riwayat keluarga tentang darah
konsumsi alkohol tinggi, merokok, stress, konsumsi alkohol
 Tanda tanda hipertensi : sakit kepala,  Keluarga menyebutkan tanda tanda
pandangan kabur, wajah kemerahan, hipertensi : sakit kepala, pandangan kabur,
mudah kelelahan, gelisah wajah kemerahan, mudah kelelahan,
gelisah
 Cara pengobatan hipertensi :olahraga  Keluarga menyebutkan cara pengobatan
secara teratur, mengurangi pemakaian hipertensi :olahraga secara teratur,
garam makanan,tidak mengkonsumsi mengurangi pemakaian garam
alcohol, konsumsi makanan sehat, makanan,tidak mengkonsumsi alcohol,
istirahat cukup, tdak merokok, konsumsi makanan sehat, istirahat cukup,
pertahankan berat badan tdak merokok, pertahankan berat badan
 Cara pencegahan hipertensi : perubahan  Keluarga menyebutkan cara pencegahan
pada gaya hidup menjadi lebih sehat, hipertensi : perubahan pada gaya hidup
mengkonsumsi obat anti-hipertensi menjadi lebih sehat, mengkonsumsi obat
untuk menurunkan tekanan darah tinggi anti-hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah tinggi
2. Memberikan kesempatan keluarga
O:
untuk bertanya
 Keluarga kooperatif dan aktif saat
3. Menanyakan kembali tentang materi
dijelaskan
yang baru saja diberikan
 Keluarga mendengarkan penjelasan yang
4. Memberikan reinforcement positif atas diberikan
jawaban keluarga A:
Keluarga Tn.D dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan
pencegahan penyakit hipertensi
P:
Lanjutkan ke TUK berikutnya

TUK 2: S:
1. Mendiskusikan dan memotivasi Keluarga Tn.D mengatakan apabila klien
keluarga dalam mengambil keputusan mengalami pusing lagi, perawat menganjurkan
untuk mengatasi masalah hipertensi tidak memikirkan sesuatu.
2. Menjelaskan bahwa perawat siap O :
membantu guna mempertimbangkan Keluarga Tn.D mendengarkan dan aktif saat
langkah perawatan atau penanganan pengambilan keputusan yang tepat untuk
lebih lanjut mengatasi masalah hipertensi pada anggota
3. Memberikan reinforment positif atas keluarga
kemampuan keluarga dalam mengambil A :
keputusan Keluarga Tn.D mampu mengambil keputusan
tepat untuk mengatasi masalah hipertensi pada
anggota keluarga
P:
Lanjutkan ke TUK berikutnya

S:
TUK 3 :
Keluarga Tn.D menyebutkan cara penyembuhan
1. Memberi pendidikan kesehatan dan
hipertensi
mendemonstrasikan pada keluarga
O:
tentang penyakit hipertensi
Keluarga Tn.D memperhatikan demonstrasi
2. Memberikan kesempatan pada keluarga
pencegahan hipertensi
untuk bertanya
A:
3. Menanyakan kembali tentang materi
Keluarga Tn.D mampu mengatasi masalah
yang baru saja diberikan
hipertensi tanpa bantuan pihak kesehatan
4. Memberikan reinforsment positif atas
P:
tindakan yang dilakukan keluarga
Lanjutkan ke TUK berikutnya

S:
TUK 4 :
Keluarga Tn.D menyebutkan cara penyembuhan
1. Memberi pendidikan kesehatan dan
hipertensi
mendemonstrasikan pada keluarga O :
tentang penyakit hipertensi Keluarga Tn.D memperhatikan demonstrasi
2. Memberikan kesempatan pada keluarga pencegahan hipertensi
untuk bertanya A:
3. Menanyakan kembali tentang materi Keluarga Tn.D mampu mengatasi masalah
yang baru saja diberikan hipertensi tanpa bantuan pihak kesehatan
4. Memberikan reinforsment positif atas P :
tindakan yang dilakukan keluarga Lanjutkan ke TUK berikutnya

S:
 Keluarga Tn.D menyebutkan puskesmas
TUK 5 : merupakan salah satu tempat pelayanan
1. Menjelaskan tentang puskesmas dan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh
anjurkan keluarga untuk membawa keluarga dalam memeriksakan kesehatan
klien yang mengalami hipertensi ke begitu pula dengan hipertensi
puskesmas yang ada diwilayah sekitar  Keluarga menyebutkan puskesmas
2. Mendiskusikan dengan keluarga kapan menyediakan obat-obat untuk
klien dibawa ke puskesmas penyembuhan hipertensi
3. Member kesempatan keluarga untuk O :
bertanya
4. Menanyakan kembali pada keluarga Keluarga Tn.D kooperatif dan aktif saat diskusi
tentang apa yang telah di jelaskan A:
5. Memberikan reinforsment positif atas Keluarga Tn.D mampu memanfaatkan pelayanan
tindakan yang dilakukan keluarga kesehatan
2. Resiko tinggi komplikasi
P:
hipertensi pada Ny.W
Ingatkan kembali keluarga untuk membawa Ny.Sr
b.d ketidakmampuan
ke puskesmas apabila klien mengalami kesakitan
keluarga untuk merawat
lagi.
anggota keluarga yang
sakit
Tanggal 09 Juli 2020
S:
Jam 09.00 – selesai
 Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam
 Keluarga mengatakan tidak pusing lagi
 Memvalidasi keadaan keluarga
 Keluarga menyetujui pertemuan ini selama
 Mengingat kontrak
90 menit tentang hipertensi
 Menjelaskan tujuan
 Keluarga memperhatikan

TUK 1 :
1. Memberikan pendidikan kesehatan O :
tentang resiko tinggi komplikasi Ny.W terlihat sehat dari kemarin saat dilakukan
hipertensi dan mendiskusikan dengan pengkajian
kelurga tentang resiko tinggi komplikasi A:
hipertensi yang diberikan pada Ny.W Keluarga Tn.W mampu menyebutkan resiko
2. Memberikan kesempatan pada keluarga tinggi komplikasi hipertensi
untuk bertanya P:
3. Menanyakan kembali tentang apa yang Lanjut TUK berikutnya
didiskusikan
4. Memberikan reinforcement yang positif
atas jawaban keluarga

TUK 2 : S:

1. Mendiskusikan dan memotivasi Keluarga mengatakan pada penderita hipertensi


keluarga dalam mengambil keputusan makan makanan yang tidak mengandung kadar
untuk mengatasi penyakit hipertensi garam tinggi

2. Menjelaskan langkah perawatan dan O :


penanganan lebih lanjut Masalah resiko tinggi komplikasi hipertensi sudah

3. Memberikan kesempatan keluarga teratasi


untuk bertanya A:

4. Memberikan reinforcement yang positif Keluarga kooperatif dan aktif saat diskusi
atas jawaban keluarga P:
Lanjutkan TUK berikutnya

TUK 3 : S:
1. Memberikan pendidikan kesehatan pada Keluarga Tn.D mengatakan memberikan makanan
keluarga tentang macam macam makan sehingga kebutuhan tubuh terpenuhi
makanan yang sehat O:
2. Memberikan kesempatan pada keluarga Keluarga Tn.D mendengarkan penjelasan yang
untuk bertanya diberikan
3. Menanyakan kembali tentang materi A :
yang baru saja diberikan Keluarga Tn.D memberikan perawatan pada
4. Memberikan reinforcement yang positif anggota keluarga yang mengalami resiko tinggi
atas jawaban keluarga komplikasi hipertensi
P:
Lanjutkan TUK berikutnya

TUK 4 : S:
1. Memberikan pendidikan kesehatan pada Keluarga Tn.D mengatakan menyajikan makanan
keluarga cara menyajikan makanan dalam keadaan kadar garam nya rendah
yang benar O:
2. Memberikan kesempatan keluarga Keluarga Tn.D kooperatif dan aktif saat dijelaskan
untuk bertanya A:
3. Menyanyakan kembali materi yang baru Keluarga Tn.D mampu memodifikasi lingkungan
saja diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan pada keluarga
4. Memberikan reinforcement atas yang beresiko tinggi komplikasi hipertensi
kemampuan keluarga dalam mengambil P :
keputusan Lanjutkan TUK berikutnya

TUK 5 : S:
1. Menjelaskan tentang puskesmas dan Keluarga Tn.D mengatakan puskesmas merupakan
anjurkan keluarga untuk membawa salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat
klien yang mengalami hipertensi yang dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksa
ada diwilayahnya kesehatan
2. Mendiskusikan dengan keluarga kapan O :
klien dibawa ke puskesmas Keluarga Tn.D mendengarkan dengan baik
3. Memberi kesempatan keluarga untuk A :
bertanya Keluarga Tn.D mampu memanfaatkan pelayanan
4. Memberikan reinforcement yang positif kesehatan
pada keluarga yang akan memanfaatkan P :
pelayanan kesehatan Ingatkan kembali keluarga untuk membawa
anggota keluarganya ke puskesmas apabila sakit
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn.D

Alamat : Dsn. Simbatan Desa Jarorejo Kec. Kerek Kab.Tuban

No. Pernyataan Ya Tidak Keterangan


1. Keluarga dapat 
menyebutkan kembali
tentang hipertensi
 Adalah kondisi dimana
terjadi peningkatan
tekanan darah secara
kronis (jangka waktu
lama)

2. Dapat menyebutkan 3 dari 5 


tanda dan gejala hipertensi
 Sakit kepala, pandangan
kabur, wajah kemerahan,
mudah kelelahan, gelisah

3. Dapat menyebutkan cara 


pencegahan hipertensi
 Perubahan pada gaya
hidup menjadi lebih
sehat, mengkonsumsi
obat anti-hipertensi untuk
menurunkan tekanan
darah tinggi
4. Dapat menyebutkan cara 
pengobatan hipertensi
 Olahraga secara teratur,
mengurangi pemakaian
garam makanan,tidak
mengkonsumsi alkohol,
konsumsi makanan sehat,
istirahat cukup, tidak
merokok, pertahankan
berat badan

5. Dapat menyebutkan 
penyebab hipertensi
 Kadar garam tinggi dalam
makanan, kurang
olahraga, kelebihan berat
badan, riwayat keluarga
tentang darah tinggi,
merokok, stress,
konsumsi alkohol
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan darah di atas normal yaitu 120/80 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan
yang tinggi. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa
penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal.
Dari pengakajian pada tanggal 05 April 2017 di rumah Tn.D, ada salah satu
anggota keluarga yaitu Ny.W istri dari Tn.D menderita hipertensi dengan tanda-
tanda vital saat pengkajian. TD : 180/140 mmHg, RR : 25x/menit, Suhu : 37’50C,
Nadi :95x/menit. Dan didapatkan dua diagnosa keperawatan yang menjadi
prioritas utama Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang dialami Ny.W dan Resiko tinggi komplikasi
hipertensi pada Ny.W b.d ketidakmampuan keluarga untuk mendapat anggota
keluarga yang sakit

3.2 Saran
a. Bagi Penulis
Penulis dapat mengembangkan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.
b. Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas
dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil, inovatif
dan bermutu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
c. Bagi Klien dan Keluarga
Mampu merawat keluarga dengan hipertensi ketika dirumah, dan segera
membawanya ke pelayanan kesehatan jika hipertensi berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.”ISO INDONESIA Volume 5”Penerbit ISFI : Jakarta


Canobbi,M.M.1990.”Cardiovascular Disorders”Mosby’s Clinical Nursing Series,
Toronto
Theodorus.1996.”Penuntun Praktis Peresepan Obat”Penerbit Buku Kedokteran :
Jakarta
Tjay,Tan Hoan dan Rahadjah, Kirana. 2007. “Obat-Obat Penting Edisi IV”Alex
Media Komputindo : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai