BABl
PENDAHULUAN
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan
makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta
gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan
terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat
juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator
bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan
penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka
kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah
sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik
lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua
orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi
juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
A. KONSEP KELUARGA
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
1. Tradisional :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama
dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5
tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12
tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai
"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua
lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Etiologi Hipertensi
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun,
berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita
hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi
adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke
penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan
banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan
ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan
dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
2.5 Penatalaksanaan
2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny.N (53th) istri dari Tn.D (55th) mempunyai dua orang anak An. D (25th) seorang
laki-laki bekerja sebagai kuli bangunan dan anak kedua, An.I (14 th) laki-laki, bersekolah di
SMP. Dalam keluarga Tn.D salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.N istri Tn.D menderita
penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing. 3 tahun yang lalu pasien
pernah H110 karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.N juga
memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.D
hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan
keluarga merawat Ny.N sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya
membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.N keluarga Tn.D termasuk keluarga
yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika
hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.D juga jarang memeriksakan
tekanan darah Ny.N meskipun pernah ada riwayat Hypertensi, karena Hipertensi
sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum :
2. Ny. N P Istri 53 th SD
3. Nn. D L Anak 25 th SD
Tn. D Ny. N
An. D An. I
6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. D , Ny. N dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa.
8. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status kesehatan keluarga Ny.N
Penghasilan keluarga kurang lebih 1.000.000/ bln dari gaji bulanan perangkat desa.
Sedangkan Ny.N merupakan Ibu Rumah Tangga. Tn. D dan Ny. N mengatakan penghasilan
yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk
membiayai satu orang anaknya yang masih sekolah.
Kadang- kadang rekreasi 1 tahun sekali atau sekedar makan diluar bersama.
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Ny.N mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah
NY.N juga mengalami tekanan darah tinggi. Sedangkan Tn.D dan kedua anaknya tidak
pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,satu kamar mandi,satu dapur dan gudang
tempat penyimpanan dan motor box ,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap
ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.
Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih,
sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan
pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak
belakang rumah.
Keluarga Tn. D tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan
kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.
N aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny. N aktif
dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan An. I
setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
Tn. D dan Ny. N mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk
biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny. N dapat membiayai
sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Tn. D dan Ny. N juga membantu serta mencarikan
pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan
yang mendukung). Terdapat puskesmas yang letaknya cukup dekat yaitu 10 km dari rumah
Tn. D sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut
mereka. Ny. N sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal
tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
dengan obat-obat tradisional.
1. Fungsi Afektif :
Ny. N dan Tn. D menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara
anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny. N dan Tn. D mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya
dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Sejak 1 Bulan yang lalu Ny. N sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan
anak-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn. D hanya
bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi
anak yang berguna.
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada sedikit kusut tidak ada tidak ada
ketombe. ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis, terlihat anemis,
tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi
9. TTV dan TD : 120/80 TD : 160/90 TD: 110/80 TD: 105/63 mmHg
ekstremitas mmHg, m90mHg, mmHg
R: 18 x/mnt
N : 88x/m, N : 100x/m, S : R: 18 x/mnt
36,50C N: 72 x/mnt
S : 36 C
0
N: 84 x/mnt
R: 20x/m S: 37,2OC S: 370C
R: 20x/m
4 4
5 5 5 5
5 5
5 5
Perawat
NIM.
Kurang nutrisi
DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
Pasien mengatakan hidup
pusing dan lemas.
Ny. N mengatakan
menderita penyakit Penumpukan kolesterol
hipertensi sejak 2 th yang
lalu.
dalam pemb.darah
Karena merasa sudah
sehat Ny. N jarang lagi
periksa ke dokter meskipun
hanya sekedar periksa. Vasokontriksi vaskular
Ny. N bekerja
berdagang di pasar dari pagi
sampai hampir sore Tekanan darah meningkat
sehingga kurang istirah
Ny. N mengatakan
jarang berolah raga
Ny. N suka
mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan
dan bumbu santan.
DO:
TD : 160/90 mmH, N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
4 4
5 5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. N keluarga Tn. D b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny. N keluarga b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga
Ny. N terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
diubah tindakan untuk me-mecahkan
masalah dapat dijangkau
1.tinggi (2) keluarga.
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah tidak memper-buruk keadaan
dapat dilakukan Ny.N dan
1. Mudah (3) keluarga dengan memperbaiki
perilaku hidup sehat.
2. Cukup (2)
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1 membawa Ny. N ke pelayanan
diubah kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
1. Tinggi (2)
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup dan
pola makan.
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
TANGGAL
2. Hipertensi pada Ny.N Setelah 1. setelah dilakukan Verbal Pasien a. Pengertianhipertensi 1. Berrikan pengetahuan
keluarga Tn.D dilakuk kunjungan 2-3 hari dapat keluarga tentang karakteristik
berhubungan dengan an selama 30 menit menyebutkan b. Penyebab : penyakit hiprtensi dan
ketidakmampuan kunjun Keluarga dapat dengan jelas dan perawatannya.
keluarga mengenal gan mengenal ka- benar Keturunan
karakteristik penyakit kepera rakteristik pen- 2. Mendiskusikan bersama
dan perawatannya watan, yakithipertensi Kelelahan tentang karakteristik
keadaa penyakit hipertensi dan
n Kurang olah raga perawatannya.
penyaki
t Ny.N Penyakit tekanan 3. Memberikan bimbingan
berangs darah tinggi dengan ilustrasi menggunakan
ur brosur dan sebagainya.
membai Menjawab pertanyaan
k
dengan baik dan benar. 4. Mendengarkan dengan
seksama sanggahan yang
diajukan keluarga.
5. Menanggapi pertanyaan
dengan sabar.
4. Memberitahu Keluarga
keluarga untuk lebih membantu proses
aktif dalam membantu pemenuhan kebutuhan
pemenuhan kebutuhan nutrisi Ny.N sampai
nutrisi secara parsial. akhirnya bisa makan
dan minum.
5. Memberikan
motivasi pasien dan Ny.N belum
membantu anggota menghabiskan seluruh
keluarga untuk porsi, tapi 2/3 porsi dan
membantu Ny.N minum kurang lebih 5
perlahan-lahan gelas/hari.
memenuhi kebutuhan
nutrisi sampai tujuan A:
tercapai.
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
2. Memeberikan O:
masukan /saran kepada
keluarga untuk Keluarga
membawa Ny.N untuk kooperatif dan aktif saat
berobat ke pelayan dijelaskan.
kesehatan sebagai
keputusan yang baik. Keluarga
mendengarkan
3. Mengajukan penjelasan yang
kontrak waktu pada diberikan.
akhir pertemuan untuk
di lakukan evaluasi Ny.N masih terlihat
keadaan Ny.N dan sedikit lemas , tapi
keluarga. sudah agak lebih baik.
TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan
hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC