Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

M DENGAN
MASALAH KESEHATAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT ( ISPA ) PADA An. DA DI WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS MAYUNG
TAHUN 2023

MAKALAH

Disusun Oleh :
ATIN SUPRIATIN, A.Md.Kep
NIP: 19780418 200112 2 004

UPTD PUSKESMAS MAYUNG


Jl. Ki Gede Mayung No. 36 Desa Mayung Cirebon
Tlp. (0231) 8228618 E-mail : pkm.mayung@cirebonkab.go.id
GUNUNG JATI - 45151

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 5


MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN MASALAH


KESEHATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA ) PADA An.
DA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MAYUNG
TAHUN 2023

Disusun guna:
Memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan sertifikat pelatihan peningkatan profesionalitas
perawat dengan tema ” Integrasi Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dengan Program
Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga ”

Disusun Oleh :
ATIN SUPRIATIN, A.Md.Kep
NIP: 19780418 200112 2 004

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 6


KATA PENGANTAR

Limpahan rahmat dan barokah telah menggetarkan hati dan menggerakkan kita untuk
senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT penguasa dan pemilik kita, karena hanya dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Dengan
Masalah Kesehatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) Pada An. DA Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Mayung yang kami cintai.
Makalah ini merupakan penanganan/penanggulangan kasus di UPTD Puskesmas Mayung
untuk kepentingan dokumantasi dan pelaporan secara ruti dan diperuntukan juga untuk salah satu
syarat dalam mendapatkan sertifikat pelatihan peningkatan profesionalitas perawat dengan tema ”
Integrasi Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dengan Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga ”, sehingga diharapkan adanya peningkatan penanganan dan cakupan program
pelayanan kesehatan pada masyarakat yang lebih baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu kami mohon masukan, saran dan input dari berbagai
pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
tenaga maupun pikiran sehingga penyusunan makalah asuhan keperawatan keluraga dengan
masalah kesehatan ISPA ini dapat diselesaikan.

Mayung, Januari 2023


Penyusun

ATIN SUPRIATIN, A.Md.Kep


NIP: 19780418 200112 2 004

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 7


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................... 1
1.2. TUJUAN PENULISAN.......................................................... 3
A. Tujuan Umum ................................................................. 3
B. Tujuan Khusus ................................................................ 3
1.3. MANFAAT PENULISAN .................................................... 3

BAB II ................................................................................................................. TINJAUAN TEORI


2.1. Pengertian ................................................................................... 5
2.2. Angka Kejadian Dan Diagnosa …………...…………………… 5
2.3. Etiologi ………………...………………………………………. 5
2.4. Manispestasi ……………....…………………………………… 6
2.5. Terafi ……....…………………………………………………… 6
2.6. Diagnosa Banding ……………....……………………………… 7
2.7. Tanda dan gejala yang muncl ………....……………………….. 7
2.8. Pengkajian …....………………………………………………… 8
2.9. Pemeriksaan penunjang …….……………………………….. ... 8
2.10.Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul …………… .... 10

BAB III ............................................................................................................... TINJAUAN


KASUS
A. PENGKAJIAN ……………………………………………………… 11
3.1. Data Keluarga …………....……………………………………. 11
3.2. Riwayat Keluarga …………....………………………………… 14
3.3. Lingkngan ………..………………………………………….. .. 15
3.4. Struktur Keluarga …………...…………………………………. 17
3.5.Fungsi Keluarga ………..………………………………………. 17
3.6. Stress dan Koping Keluarga ……………...……………………. 19

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 8


3.7.Pemeriksaan fisik Keluarga …....………………………………. 20
3.8.Harapan Keluarga …………...………………………………… 23
B. ANALISA DATA ………………………………………………. 24
C. SKALA PRIORITAS …………………………………………… 24
D. PERMUSAN DIAGNOSA KELUARGA ……………………… 26

BAB IV PENUTUP ………………………………………………… ............ 30


A. Simpulan ………………………………………………………… .... 30
B. Saran ……………………………………………………………… .. 30

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 9


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernapasan atas
maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus maupun reketsia
tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme
(bakteri, virus, reketsia) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang
dapat berlangsung sampai 14 hari ( CissyB. Kartasasmita, 2010 ). Jumlah penderita infeksi
pernafasan akut kebanyakan pada anak. Etiologi dan infeksinya mempengaruhi umur anak,
musim, kondisi tempat tinggal dan masalah kesehatan yang ada ( Widoyono, 2010).
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara
lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemofilus, bordetella dan
korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mirkovirus, adenavirus, koronavirus,
pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas yaitu hidung dan
tenggorokan ( CissyB. Kartasasmita, 2010 ).
ISPA merupakan penyakit yang seringkali dilaporkan sebagai 10 penyakit utama di
negara berkembang. Gejala yang sering dijumpai adalah batuk, pilek dan kesukaran bernafas.
Episode atau serangan batuk pada anak, khususnya balita adalah 6 sampai 8 kali per tahun (
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2012 ).
Secara umum ada 3 (tiga) faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor
individu anak, serta faktor perilaku, faktor lingkungan meliputi pencemaran udara dalam rumah,
kondisi fisik rumah dan kepadatan hunian rumah. Faktor individu anak meliputi umur anak,
berat badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status imunisasi. Sedangkan faktor perilaku
berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA dalam hal ini adalah
praktek penanganan ISPA dikeluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga
lainnya. ( Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2011 ).
Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat meningkatkan
produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga
maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 10


seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ).
Beberapa alasan setiap anggota keluarga harus mencuci tangan dengan menggunakan air
bersih dan sabun antara lain yaitu air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sedangkan sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan. Jadi manfaat mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS
(Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2011).
Di UPTD Puskesmas Mayung Kabupaten Cirebon angka kesakitan ISPA menduduki
urutan pertama dari 10 penyakit menular dimana pada tahun 2021 tercatat sebanyak 2.276
kasus, sedangkan dari bulan Januari sampai dengan September tahun 2022 sebanyak 962 kasus
untuk semua umur (Laporan Tahunan Program ISPA , 2021).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Masalah Kesehatan Infesksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Mayung.

I.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan dan melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. KH dengan masalah
kesehatan infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) pada An. F serta memperoleh
pengalaman nyata dalam melakukan proses asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mayung tahun 2023.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan masalah kesehatan
ISPA, penulis mampu :
1. Mampu mengenai konsep dasar tentag penyakit infeksi saluran pernafasan aku ( ISPA
)
2. Mampu Melaksanakan Asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan masalah
infeksi saluran pernafasan aku ( ISPA )

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 11


3. Mampu menyusun kajian teori Asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan
masalah infeksi saluran pernafasan aku ( ISPA )

I.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Manfaat Teori
Diharapkan hasil makalah ini bisa dipakai untuk bahan masukan pembelajaran
bagi Keperawatan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan
ISPA. diharapkan memberikan masukan bagi ilmu Keperawatan sebagai data awal untuk
melakukan asuhan keperawatan pada keluarga selanjutnya.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Instansi Kesehatan Khususnya Puskesmas
Dapat berguna untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan
pada keluarga dengan masalah kesehatan ISPA sehingga dapat dijadikan sumber
untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang di UPTD Puskesmas Mayung
Kabupaten Cirebon.

2. Bagi Keluarga
Dengan adanya makalah asuhan keperawatan keluarga ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan keluarga khususnya tentang Asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan infeksi saluran pernafasan Akut ( ISPA ).

BAB II
TINJAUAN TEORI

2. 1. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing
dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan
menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam
menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).
2. 2. Angka kejadian dan diagnosis
Pada rumah sakit umum yang telah menjadi rumah sakit rujukan terdapat 8,76 %-30,29% bayi

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 12


dan neonatal yang masih mengalami infeksi dengan angka kematian mencapai 11,56%-49,9%.
Pengembangan perawatan yang canggih mengundang masalah baru yakni meningkatnya infeksi
nosokomial yang biasanya diakhiri dengan keadaan septisemia yang berakhir dengan kematian
(Victor dan Hans; 1997; 220).
Diagnosis dari penyakit ini adalah melakukan kultur (biakan kuman) dengan swab sebagai
mediator untuk menunjukkan adanya kuman di dalam saluran pernafasan. Pada hitung jenis
(leukosit) kurang membantu sebab pada hitung jenis ini tidak dapat membedakan penyebab dari
infeksi yakni yang berasal dari virus atau streptokokus karena keduanya dapat menyebabkan
terjadinya leukositosis polimorfonuklear (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 453).
2. 3. Etiologi dan karakteristik
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup
tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa
faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan,
daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991;
1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan
A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia
dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.. Ukuran dari lebar
penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena
dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara
keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga
biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
2. 4. Manifestasi klinis
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi
hisung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi
gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990;
451).

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 13


2. 5. Terapi dan Penatalaksanaan
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan adanya kongesti
hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lendir baik melalui hidung maupun
melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada
lobang hidung, serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan
kecuali ada komplikasi purulenta pada sekret.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan
demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
2. 6. Diagnosis banding
Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri,
mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki manifestasi
klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membrana. Mereka masing-masing dibedakan melalui
biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada infeksi yang disebabkan
oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri abdomen akuta yang sering disertai
dengan muntah (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 454).
2. 7. Tanda dan gejala yang muncul
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah
mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda
pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5 OC-40,5OC.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi
selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada
punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah
minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat
infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis
mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 14


merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
2. 8. Pengkajian terutama pada jalan nafas
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta irama dari
pernafasan.
Pola, cepat (tachynea) atau normal.
Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati melalui
pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.
Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.
Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.
Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada
rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum (Whaley and Wong; 1991; 1420).
2. 9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab);
hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman, pemeriksaan hitung
darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan
bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia dan pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan
(Victor dan Hans; 1997; 224).
2. 10. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, tujuan dan intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran pernafasan,
nyeri.
Tujuan:
Pola nafas kembali efektif dengan kriteria: usaha nafas kembali normal dan meningkatnya suplai
oksigen ke paru-paru.
Intervensi:
a. Berikan posisi yang nyaman sekaligus dapat mengeluarkan sekret dengan mudah.
b. Ciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.
c. Anjurkan pada keluarga untuk membawakan baju yang lebih longgar, tipis serta menyerap
keringat.
d. Berikan O2 dan nebulizer sesuai dengan instruksi dokter.
e. Berikan obat sesuai dengan instruksi dokter (bronchodilator).
f. Observasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam pernafasan.

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 15


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan nafas
oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.
Tujuan:
Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret dengan kriteria: jalan nafas yang bersih dan patent,
meningkatnya pengeluaran sekret.
Intervensi:
a. Lakukan penyedotan sekret jika diperlukan.
b. Cegah jangan sampai terjadi posisi hiperextensi pada leher.
c. Berikan posisi yang nyaman dan mencegah terjadinya aspirasi sekret (semiprone dan side
lying position).
d. Berikan nebulizer sesuai instruksi dokter.
e. Anjurkan untuk tidak memberikan minum agar tidak terjadi aspirasi selama periode
tachypnea.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan perparenteral yang adekuat.
g. Berikan kelembaban udara yang cukup.
h. Observasi pengeluaran sekret dan tanda vital.
3. Cemas berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak, hospitalisasi pada anak
Tujuan:
Menurunnya kecemasan yang dialami oleh orang tua dengan kriteria: keluarga sudah tidak sering
bertanya kepada petugas dan mau terlibat secara aktif dalam merawat anaknya.
Intervensi:
a. Berikan informasi secukupnya kepada orang tua (perawatan dan pengobatan yang diberikan).
b. Berikan dorongan secara moril kepada orang tua.
c. Jelaskan terapi yang diberikan dan respon anak terhadap terapi yang diberikan.
d. Anjurkan kepada keluarga agar bertanya jika melihat hal-hal yang kurang dimengerti/ tidak
jelas.
e. Anjurkan kepada keluarga agar terlibat secara langsung dan aktif dalam perawatan anaknya.
f. Observasi tingkat kecemasan yang dialami oleh keluar

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 16


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN MASALAH KESEHATAN


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA )
PADA An. M DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MAYUNG
TAHUN 2023

3.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal : Rabu, 01 Februari 2023


Oleh : Atin Supriatin AMd.Kep
Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik

A. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
Nama : Tn. M
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Desa Mayung Blok 4 RT 002 RW 004 Kecamatan Gunung


Jati Kabupaten Cirebon
Suku / Kebangsaan : Jawa / Indonesia
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang (temasuk KK)

a. Komposisi keluarga

No Ket.
Nama Sex TL Pendidika
n Pekerjaa
Umur
n

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 17


1. Ibu. S 38 th. P 20-8-1994 SMA - Istri
2. An. FM 12 th. L 12-4-2010 Pelajar - Anak
3. An. DA 5 th P 18-7-2017 - - Anak

b. Tipe keluarga

Keluarga Bpk. M termasuk keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan dua orang
anak.

c. Genogram
62 65 52 55

32 28 34 40 30

6
12

Keterangan: = Laki-laki
= Perempuan
= Anggota yang sakit

= Tinggal dalam satu rumah

1. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Bpk. M (kepala keluarga) setelah
meminta pertimbangan istri (dimusyawarahkan).
2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur / istirahat
Bpk. M: tidur malam jam 22.00 dan bangun jam 05.00, tidak pernah tidur
siang, kecuali pada hari libur / minggu.

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 18


Ibu S: tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 05.00, tidur siang kadang-
kadang, jika anaknya tidur siang Ny. S ikut tidur, tetapi jika An. DA
tidak tidur, ibunya juga tidak tidur tetapi mengawasi anaknya yang
sedang bermain.
An. F: tidur malam jam 20.00 dan bangun jam 05.30
b) Kebiasaan rekreasi
Keluarga mengisi waktu luang sehari-hari dengan nonton TV atau VCD.
Untuk rekreasi keluar rumah dilakukan minimal sebulan sekali, yaitu sambil
belanja keperluan bulanan di mal atau swalayan.
c) Kebiasaan makan keluarga
Keluarga mempunyai kebiasaan makan pagi bersama pada jam 06.00
sebelum Bpk. M berangkat kerja dan An. FM berangkat sekolah. Siang hari,
makan siang hanya dilakukan berdua dengan anaknya sekitar jam 11.30.
Makan malam dilakukan bersama satu keluarga sekitar jam 18.30.
Menu keluarga terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran dan kadang-kadang buah.
Untuk susu, hanya An DA yang minum. Selama sakit an. DA agak sulit
makan, hanya sering minum susu dan air putih.
2. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Bpk. M bekerja sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta dengan penghasilan per
bulan antara Rp.750.000,- sampai Rp 900.000,-. Semua keuangan dikelola oleh Ibu S
dengan pengeluaran rutin perbulan antara Rp 500.000 sampai Rp 600.000, yaitu untuk
belanja, bayar sekolah anak dan bayar listrik. Sisanya ditabung di Bank.
3. Suku
Baik Bpk. M maupun Ibu S sama-sama berasal dari Jawa barat (suku Jawa). Keluarga ini
masih percaya pada khasiat jamu dan obat-obat tradisional jawa lainnya. Untuk anaknya
yang sakit pilek, Ibu F biasanya membuatkan anaknya jahe hangat atau jeruk nipis
ditambah kecap.
4. Agama
Keluarga Bpk. M adalah keluarga yang menganut agama Islam dan taat melaksanakan
ibadah, terutama sholat lima waktu serta rajin pula menghadiri pengajian di lingkungan
RW setempat. Keluarga Bpk. M juga meyakini bahwa menjaga kebersihan juga sebagian
dari iman.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 19


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bpk. M berada pada tahap keluarga dengan anak usia
bermain dan sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas-tugas perkembangan tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga Bpk. M
dengan baik. Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Bpk. M tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, epilepsi,
hemofilia dll. Bpk. M maupun Ibu S jarang mengalami sakit yang serius. Kadang-
kadang hanya terkena flu ringan saja. Saat ini Anak DA sedang menderita influenza
sejak 3 hari yang lalu. Anak DA mengeluh hidung tersumbat, mata terasa pedih, kepala
pusing, tubuh terasa lemes dan sakit. Bpk. M dan Ibu S menyatakan tidak begitu tahu
tentang pengelolaan penderita influenza, termasuk bagaimana cara mencegah
penularannya pada anggota keluarga lainnya. Anak FM jika membuang ingus
sembarangan dan jika bersin atau batuk sering tidak ditutup.
Anak FM telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sejak usia 1 tahun. Sejauh
ini fasilitas kesehatan yang sering dimanfaatkan oleh keluarga Bpk. M adalah
Puskesmas Mayung
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Bpk. M merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan laki-laki satu-satunya di
keluarga, adik perempuannya sudah berkeluarga pula. Hubungan dengan orang tua dan
adiknya cukup baik.
Ny. S adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, semua kakaknya sudah berkeluarga.
Hubungan dengan orang tua dan kakak-kakaknya cukup baik.
Meskipun tinggal berjauhan, namun keluarga besar Bpk. M berusaha saling
mengunjungi minimal 1-2 bulan sekali.

II. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah
Keluarga Bpk. M tinggal di rumah permanen (dinding seluruhnya tembok) dengan
luas tanah 140 m2 dan luas bangunan 84 m2 (12x7m) terdiri dari 60% berlantai keramik
dan 40% berlantai semen (dapur, kamar mandi, ruang makan). Ventilasi cukup baik,
cahaya matahari bisa masuk melalui jendela dan pintu di ruang tamu, ruang tidur, ruang
keluarga, ruang makan, dapur dan kamar mandi. Pada malam hari penerangan dengan

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 20


lampu listrik. Persediaan air bersih didapat dari sumur gali yang dipasang pompa listrik
dengan kondisi air cukup baik (tak berbau, tak berwarna dan tak berasa). Sampah dibuang
pada tempat tertutup dan tiap hari diambil petugas sampah. Limbah keluarga langsung
mengalir ke selokan di belakang rumah. WC terletak di dalam rumah dengan kondisi
terawat baik. Septic tank terletak > 10 meter dari sumur.

Denah rumah
TIDUR I
RUANG

TIDUR II
RUNAG

WC
MANDI /
KAMAR
RUANG TAMU

RUANG
SANTAI

MAKAN
RUANG

DAPUR

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Rata–rata tetangga keluarga Bpk. M berprofesi sebagai karyawan swasta. Jarak
dengan rumah tetangga sangat berdekatan. Sikap tetangga terhadap keluarga Bpk. M
cukup baik. Tiap minggu pertama tiap bulan ada arisan RT dan arisan ibu-ibu. Hari
Minggu kadang ada kerja bakti di lingkungan RT dan RW. Tiap malam Jum’at Kliwon
selalu diadakan yasinan satu RW secara bergiliran dari rumah ke rumah. Jika ada salah
satu anggota komunitas sedang ditimpa musibah atau punya hajat, semua tetangga siap
membantu.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bpk. M sejak menikah sampai punya anak belum pernah pindah rumah.
Jika bepergian Bpk. M menggunakan kendaraan roda dua. Ibu S bepergian dengan
kendaraan umum atau sepeda ontel. Anaknya jika ke sekolah naik kendaraan umum.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bpk. M dapat berkumpul lengkap pada sore dan malam hari, setelah
Bpk. M pulang kerja. Keluarga Bpk. M selalu berusaha mengikuti kegiatan
kemasyarakatan yang ada di lingkungan RT maupun RW.
5. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat ada 2 orang, yaitu Bpk.M dan Ny S.
Keluarga memiliki persediaan obat-obat pertolongan pertama seperti oralit, obat luka dan
Sut - UPTD Puskesmas Mayung 21
obat anti sakit kepala. Jika ada anggota keluarga yang sakit segera diberikan pertolongan
pertama dan bila sakit berlanjut langsung diperiksakan ke Puskesmas terdekat. Tetangga
Bpk. M juga selalu membantu jika ada anggota keluarga yang sakit.

III. . SRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga


Keluarga menggunakan pola komunikasi terbuka. Bila ada anggota keluarga yang
kurang benar langsung diingatkan dan diberi masukan bagaimana sikap yang
seharusnya.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Bpk. M cukup mampu mempengaruhi dan mengendalikan perilaku istri dan anaknya.
Bpk. M tidak hanya mampu memberi nasehat verbal namun mampu memberikan
contoh perilaku yang baik.

3. Struktur Peran (formal dan informal)


Bpk. M berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah bagi keluarganya. Ny.
S berperan sebagai ibu rumah tangga, pengasuh anak dan pengatur keuangan
keluarga.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Bpk. M percaya bahwa kesehatan sangatlah penting, sehingga berusaha
menjaganya dengan baik. Praktek-praktek pencegahan penyakit seperti cuci tangan
sebelum makan, cukup istirahat, makan cukup gizi dll. dilaksanakan setiap hari.

IV. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyayangi, mencintai dan saling memiliki. Anggota
keluarga saling mendukung. Jika ada persoalan dibicarakan bersama dan dicarikan
jalan keluarnya. Bpk. M dan Ny. S berusaha saling menghargai pendapat atau sikap
masing-masing. Kepada anaknya juga diajarkan bagaimana menghargai orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Bpk. M dan Ny. S mampu menjalankan fungsi sosialisasi dengan mengikuti kegiatan
arisan RT, kerja bakti, yasinan, arisan ibu-ibu dll. Keluarga mampu berinteraksi
sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Bpk. M dan Ny. S juga
mengajarkan pada anaknya tentang disiplin, norma, budaya dan perilaku yang dapat
Sut - UPTD Puskesmas Mayung 22
diterima masyarakat serta tidak melarang anaknya bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Selama sakit An. DA lebih sering di rumah, hanya sesekali saja bermain
dengan sebayanya di luar rumah.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mampu menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan bagi
anggotanya. Jika ada yang sakit selalu dibawa ke Puskesmas atau praktek dokter
terdekat dan dirawat secara baik oleh anggota yang sehat. Keluarga meyakini bahwa
sehat adalah kenikmatan dan sakit adalah cobaan dari Tuhan yang harus dihadapi
dengan berusaha mencari pengobatan.
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
1). Mengenal masalah kesehatan
Pada dasarnya keluarga belum mengenal masalah kesehatan secara detail.
Keluarga hanya mengenal masalah ISPA (influenza) bukan sebagai masalah
kesehatan yang harus diatasi, tetapi hanya gangguan yang biasa terjadi, terutama
pada masa kanak.
2). Memutuskan untuk merawat
Keluarga belum dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarganya
yang terserang influenza. Perawatan yang diberikan baru sebatas yang diketahui
saja.
3). Mampu merawat
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit flu masih sangat
terbatas. Hanya sebatas tindakan mengurangi rasa tidak nyaman pada anak, elum
sampai pada upaya pencegahan penularan.
4). Modifikasi lingkungan
Lingkungan cukup mendukung untuk penyelesaian masalah kesehatan dan
ditopang dengan penghasilan keluarga yang memadai. Seperti ventilasi yang
cukup, pencahayaan, kebersihan rumah dan halaman yang cukup.
5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan belum optimal. Keluarga
hanya datang ke Puskesmas atau praktek dokter terdekat jika ada anggotanya
yang dianggap sakit serius. Keluarga jarang ke posyandu, palagi kalau hanaya
sakit flu biasa.
1. Fungsi reproduksi

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 23


Keluarga Bpk. M baru memiliki 1 anak dan usianya telah 3 tahun. Bpk. M dan Ibu S
berencana punya anak lagi setelah anak pertamanya berusia 7 tahun. Ibu S mengikuti
program KB dengan alat kontrasepsi suntik tiap 3 bulan
2. Fungsi ekonomi
Keluarga Bpk. M secara ekonomi telah mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga
sehari-hari, bahkan telah memiliki cukup tabungan untuk persiapan biaya sekolah
anaknya.

V. STRESS DAN KOPING KELUARGA

(1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang


(a) Stresor jangka pendek yang sering dihadapi keluarga Bpk. M adalah jika ada
anggota keluarga yang sakit.
(b) Stresor jangka panjang yang dihadapi keluarga Bpk. M adalah rencana memiliki
anak lagi dan biaya yang berkaitan dengan itu serta persiapan biaya sekolah
anak-anaknya.
(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga memberikan respon pada stresor dengan berusaha mencari pertolongan
tenaga kesehatan jika ada anggota keluarganya yang sakit dan berusaha menyisihkan
penghasilannya untuk ditabung untuk persiapan biaya kelahiran anak kedua dan
biaya sekolah anak-anaknya.
(3) Strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan, baik Bpk. M maupun Ibu S berusaha mencari pemecahannya
dengan dimusyawarahkan bersama. Jika kurang bisa memecahkan masalah yang ada,
keluarga Bpk. M akan meminta nasehat pada orangtuanya atau orang yang dianggap
lebih berpengalaman.
(4) Strategi adaptasi disfungsional
Jika ada masalah sejauh ini tidak pernah muncul strategi yang disfungsional dalam
keluarga Bpk. M.
3.2. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
a. Pemeriksaan fisik Bpk. M
1). Keadaan umum: baik, tampak sehat.
2). Kesadaran: komposmentis.
3). Tanda-tanda vital
a) TD : 140/90 mmHg

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 24


b) N : 84 x/menit
c) RR : 24 x/menit
d) SB : 36,8o C
4). Kepala
a) Rambut: hitam, ikal, bersih, tidak mudah rontok, tidak berketombe.
b) Mata: kelopak mata tidak edema, sklera tidak ikterik, kornea jernih,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, pengelihatan baik.
c) Hidung: bersih, septum di tengah, tidak ada benjolan/polip.
d) Telinga: kanalis bersih, tidak berbau, mampu mendengar dengan baik.
e) Mulut: bersih, tidak berbau, tidak ada peradangan, gigi utuh, lidah bersih.
5). Dada / Thorax: bentuk normal, pernafasan teratur, tidak ada ronchi atau
wheezing, denyut jantung normal.
6). Perut / Abdomen: datar, lemas, tidak ada benjolan, bising usus 5x/menit, perkusi
suara timpani, tidak ada nyeri tekan.
7). Genetalia dan anus: tidak ada hemoroid, selalu dijaga kebersihannya.
8). Lengan dan tungkai: tidak ada edema, reflek patella positif, tes babinski negatif,
tak ada nyeri pergerakan, tidak ada keterbatasan gerak.
b. Pemeriksaan fisik Ibu S
1). Keadaan umum: baik, tampak sehat.
2). Kesadaran: komposmentis.
3). Tanda-tanda vital
a) TD : 100/70 mmHg
b) N : 84 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 36,5o C
4). Kepala
a) Rambut: hitam, lurus, bersih, tidak mudah rontok, tidak berketombe.
b) Mata: kelopak mata tidak edema, sklera tidak ikterik, kornea jernih,
konjungtiva merah muda, pupil isokor, pengelihatan baik.
c) Hidung: bersih, septum di tengah, tidak ada benjolan/polip.
d) Telinga: kanalis bersih, tidak berbau, mampu mendengar dengan baik.
e) Mulut: bersih, tidak berbau, tidak ada peradangan, gigi utuh, lidah bersih.
5). Dada / Thorax: bentuk normal, pernafasan teratur, tidak ada ronchi atau
wheezing, denyut jantung normal.

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 25


6). Perut / Abdomen: datar, lemas, tidak ada benjolan, bising usus 5x/menit, perkusi
suara timpani, tidak ada nyeri tekan.
7). Genetalia dan anus: tidak ada hemoroid, selalu dijaga kebersihannya, tidak ada
keputihan.
8). Lengan dan tungkai: tidak ada edema, reflek patella positif, tes babinski negatif,
tak ada nyeri pergerakan, tidak ada keterbatasan gerak.
c. Pemeriksaan fisik Anak DA
1). Keadaan umum: tampak kurang sehat, kurang ceria, agak enggan bergaul dengan
orang yang baru dikenal.
2). Kesadaran: komposmentis.
3). Tanda-tanda vital:
a) TD :-
b) N : 90 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 37,5o C
4). Kepala
a) Rambut: lurus, tidak mudah rontok, bersih, kulit kepala bersih.
b) Mata: kelopak mata tidak edema, sklera tidak ikterik, kornea jernih,
konjungtiva agak merah, pupil isokor, pengelihatan baik, mata nampak
berair.
c) Hidung: beringus, warna sekret bening, selaput lendir hidung nampak
hiperemis dan sedikit edema, septum di tengah, tidak ada benjolan/polip,
nampak sering tersumbat.
d) Telinga: kanalis bersih, tidak berbau, mampu mendengar dengan baik.
e) Mulut: bersih, tidak berbau, tidak ada peradangan, gigi utuh, lidah bersih,
nampak sering untuk bernafas.
5). Dada / Thorax: bentuk normal, pernafasan teratur, tidak ada ronchi atau
wheezing, sering batuk dan bersin, denyut jantung normal.
6). Perut / Abdomen: datar, lemas, tidak ada benjolan, bising usus 12x/menit,
perkusi suara timpani, tidak ada nyeri tekan.
7). Genetalia dan anus: tidak ada hemoroid, selalu dijaga kebersihannya, tidak ada
keputihan.
8). Lengan dan tungkai: tidak ada edema, reflek patella positif, tes babinski negatif,
tak ada nyeri pergerakan, tidak ada keterbatasan gerak.

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 26


3.3. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Bpk. M merasa beruntung ada petugas kesehatan yang berkunjung ke
rumahnya. Keluarga mengungkapkan bahwa pengetahuannya tentang cara mengenali dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan anggota keluarganya meningkat dan dapat langsung
mempraktekkannya dengan bantuan dari petugas Perawat. Keluarga berharap agar selalu ada
petugas kesehatan yang berkunjung ke rumah untuk meningkatkan kesehatan seluruh
anggota keluarga.

a. ANALISA DATA
b. SKALA

b. SKALA NO DATA MASALAH


P
1 RData subyektif: Bersihan jalan nafas inefektif
Anak mengeluh pusing,
I
badan sakit, terasa lemes,
Ohidung tersumbat, mata
terasa pedih.
R
Data obyektif:
I Konjungtiva agak merah,
mata berair, hidung
T
beringus, selaput lendir
Ahidung hiperemis dan agak
edema, pernafasan sering
S
lewat mulut, sering bersin
dan batuk-batuk, SB: 37,5o
C, nampak kurang sehat,
M
kurang ceria.
A
2 SData subyektif: Resiko tinggi penularan influenza
Klien dan keluarga
Amenyatakan tidak banyak
Ltahu tentang cara penularan
influenza
AData obyektif:
HKlien batuk dan bersin
tidak ditutup, membuang
ingus sembarangan
Bersihan jalan
nafas terganggu

KRITERIA BOBOT PERHITUNGA PEMBENARAN


N
1. Sifat masalah Masalah ini

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 27


 Tidak sehat/aktual: 3 1 3/3 x 1 = 1 merupakan masalah
aktual / telah terjadi
berdasarkan data-data
yang ada.
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah mudah
diubah diubah karena meski
 Mudah: 2 2 2/2 x 2 = 2 keluarga belum
mengenal masalah
namun bersikap
terbuka/kooperatif
3. Kemungkinan masalah dapat Masalah telah aktual
dicegah namun keluarga
 Cukup: 2 1 2/3 x 1 = 2/3 mempunyai motivasi
yang cukup untuk
mencegah disabilitas
lebih lanjut.
4. Menonjolnya masalah Masalah sudah aktual
 Perlu segera ditangani: 2 1 2/2 x 1 = 1 sehingga perlu
ditangani segera

Skor 4 2/3

1. Resiko tinggi penularan influenza

KRITERIA BOBOT PERHITUNGA PEMBENARAN


N
1. Sifat masalah Masalah ini
 Ancaman: 2 1 2/3 x 1 = 2/3 merupakan masalah
resiko / ancaman /
belum terjadi
berdasarkan data-data
yang ada.

2. Kemungkinan masalah dapat Masalah mudah


diubah diubah karena
 Mudah: 2 2 2/2 x 2 = 2 keluarga belum
mengenal masalah
namun bersikap
terbuka/kooperatif
3. Kemungkinan masalah dapat Masalah belum aktual
dicegah namun keluarga
 Tinggi: 3 1 3/3 x 1 = 1 mempunyai motivasi
yang tinggi untuk
mencegahnya.
4. Menonjolnya masalah Masalah belum aktual
Tidak perlu segera: 1 1 1/2 x 1 = 1/2 sehingga tidak perlu
ditangani segera
Skor 4 1/6

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 28


c. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
1. Bersihan jalan nafas infektif pada keluarga Bpk. M terutama pada An. DA berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah influenza.
2. Resiko tinggi penularan influenza pada keluarga Bpk. M terutama pada An. DA dan Ibu S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penularan influenza.

d. IMPLEMENTASI
Nama K K : Tn. M
Alamat : Desa Mayung Blok 4 RT 002 RW 004 Blok Kec. Gunung Jati
01/2/23 S:
jam I 1. Mengingatkan keluarga akan - Keluarga masih ingat dengan
14.00 kontrak yang telah disepakati kontrak yang telah
WIB disepakati
2. Mengulang kembali apa yang
telah diketahui keluarga - Keluarga mengatakan
tentang ISPA. Mengatakan bahwa batuk pilek sering
pada keluarga bahwa kemarin terjadi pada saat pergantian
keluarga menyebutkan bahwa musim
penyebab ISPA adalah karena
kehujanan dan biasa terjadi O :
pada anak-anak. - Keluarga aktif
mendengarkan penjelasan
3. Mendiskusikan dengan perawat
keluarga tentang
- Pengertian ISPA S:
- Penyebab ISPA - Keluarga bertanya apakah
- Tanda dan gejala ISPA anak jika dipijat akan
- Faktor predisposisi menyebabkan batuk pilek
terjadinya ISPA kerena sudah menjadi
- Cara Penularan ISPA kebiasaan bahwa jika
- Cara Pencegahan anaknya tampak capek
Penularan ISPA selalu dipijat
- Cara perawatan ISPA di
rumah O:
- Keluarga tampak
4. Memberikan kesempatan pada menganggukkan kepala
keluarga untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum S :
jelas - Keluarga mampu
menyebutkan pengertian
5. Menjawab pertanyaan ISPA
keluarga bahwa pijat anak - Keluarga mampu
tidak menyebabkan batuk menyebutkan penyebab

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 29


pilek akan tetapi akan ISPA
melancarkan peredaran darah - Keluarga mampu
menyebutkan 3 tanda dan
6. Memotivasi keluarga untuk gejala ISPA
menyebutkan kembali tentang - Keluarga mampu
- Pengertian ISPA menyebutkan 5 dari 6
- Penyebab ISPA faktor predisposisi
- Tanda dan gejala ISPA terjadinya ISPA
- Faktor predisposisi - Keluarga mampu
terjadinya ISPA menyebutkan 2 cara
- Cara Penularan ISPA penularan ISPA
- Cara Pencegahan - Keluarga mampu
Penularan ISPA menyebutkan 3 cara
- Cara perawatan ISPA di pencegahan penularan
rumah ISPA
- Keluarga mampu
7. Memberikan reinforcement menyebutkan 5 cara
positif atas jawaban keluarga perawatan ISPA di rumah
yang benar
O:
8. Mengucapkan terima kasih - Keluarga tampak senang
pada keluarga atas waktunya dan tersenyum
S:
9. Mengulang kontrak untuk - Keluarga juga
pertemuan berikutnya mengucapkan terima kasih
pada perawat atas informasi
10. Menawarkan pertemuan yang diberikan
selanjutnya untuk besok
tanggal 31 januari 2023 pukul - Keluarga mengatakan
11.00 WIB waktu terserah perawat
karena selalu di rumah

- Keluarga menyetujui waktu


yang ditawarkan

S:
02/2/23 I 1. Mengulang kontrak yang - Keluarga masih ingat
jam telah disepakati dengan kontrak yang telah
11.00 disepakati
2. Menjelaskan akibat lanjut dari
ISPA O:
- Keluarga mendengarkan
3. Memberikan kesempatan dengan aktif
keluarga untuk mengulangi
penjelasan perawat S:
- Keluarga mampu
4. Memberikan motivasi pada menyebutkan akibat lanjut
keluarga untuk mengambil dari ISPA
keputusan dalam hal
pencegahan ISPA pada - Keluarga memutuskan
anggota keluarga lain untuk melarang anggota
keluarga lain dekat-dekat
Sut - UPTD Puskesmas Mayung 30
dengan An. B dan An. Z
sampai tersebut sembuh dan
5. Memberikan reinforcement tidak membersihkan ingus
positif atas keputusan secara sembarangan
keluarga untuk mencegah
penularan ISPA pada anggota O :
keluarga yang lain - Keluarga tersenyum

6. Mendiskusikan kembali - Keluarga masih ingat


dengan keluarga tentang cara tentang cara perawatan
perawatan ISPA di rumah ISPA di rumah dan sudah
membeli obat gosok untuk
anaknya yaitu Vicks
7. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban keluarga S :
dan usaha keluarga untuk - Keluarga menyebutkan 3
merawat anaknya yang jenis lingkungan yang dapat
menderita ISPA menyebabkan ISPA

8. Mendiskusikan dengan - Keluarga mengatakan untuk


keluarga tentang lingkungan menganjurkan anggota
yang dapat menyebabkan keluarga Tn.KH yang lain
ISPA untuk merokok di luar
rumah dan selalu
9. Menanyakan pada keluarga membersihkan rumah serta
tentang rencananya untuk membuka jendela setiap
memodifikasi lingkungan hari

10. Memberikan reinforcement - Keluarga mengatakan akan


positif atas rencana keluarga berusaha
dalam memodifikasi
lingkungan

11. Mengulang kontrak - Keluarga mengatakan


selanjutnya besok pukul 11.00 WIB

S:
31/1/23 I 1. Mengingatkan keluarga akan - Keluarga masih ingat akan
JAM kontrak yang telah disepakati kontrak yang telah
11.00 disepakati
2. Mengobservasi lingkungan
rumah O:
- Lingkungan tampak lebih
bersih dan rapi, jendela
3. Menanyakan apakah Tn. M terbuka semuanya
kalau merokok masih di
dalam rumah atau diluar S :
rumah - Keluarga mengatakan
bahwa Tn. S kalau merokok
4. Memberikan reinforcement sudah diluar rumah
positif atas usaha keluarga
dalam memodifikasi - Keluarga mengatakan demi
Sut - UPTD Puskesmas Mayung 31
lingkungan keluarga agar selalu sehat

5. Mendiskusikan dengan O :
keluarga untuk rajin - Keluarga mendengarkan
membawa anaknya ke dan sambil bertanya
puskesmas untuk diimunisasi
agar terhindar dari ISPA S:
- Keluarga mengatakan akan
6. Memotivasi keluarga untuk membawa anaknya ke
melengkapi imunisasi puskesmas sampai
anaknya agar terhindar dari imunisasinya lengkap
ISPA
O:
7. Memberikan reinforcement - Keluarga tampak senang
positif pada keluarga yang
telah menggunakan fasilitas S :
kesehatan yang ada - Keluarga mengucapkan
8. Mengakhiri kontrak dengan terima kasih dan
keluarga mengharapkan masih
mendapatkan pengetahuan
tentang kesehatan, waktu
terserah perawat.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Penanganan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) memerlukan penangan secara
cermat mengingat kasus ini sangat kompleks permasalahan baik secara medin maupun secara
social ekonomi dan lingkungan , dimana factor yang sangat pempengaruhi adalah social budaya
dan pengetahuan masyarakat salah satunya adalah pemahaman masyarakat tentang masalah
penyakit ini, baik pengertian dari masyarakat tentang penyakit chik, penanganan serta cara
menghindari dari masalah ini, dari hasil pemaparan hasi data didapat kesimpulan :
1. Penyakit ini masih sangat minin pemahaman masyarakat
2. Pengobatan yang pasti belum ada yang ada adalah pengobatan simtomatik
3. Penanganan di masyarakat masih samar antara penyakit dmam chik dengan kelelahan akibat
kerja
4. Kecenderungan masyarakat akan pengobatan masih kurang terutama pemanfaattan fasilitas
kesehatan, itu bisa terlihat dari data yang didapat sementara yang berobat ke fasilitas
kesehatan sedikit sedangkan dari hasil penyelidikan diapat meningkat
5. Penanganan kasus
6. Pemahama akan ISPA perlu ditingkatkan

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 32


4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka diharapkan agar petugas yang ada di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Mayung Kecamatan Gunung jati Kabupaten Cirebon dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap keluarga terhadap masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan
infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) pada anak..

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 33


Sut - UPTD Puskesmas Mayung 34
PETA WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MAYUNG
KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

Kecamatan
Suranenggala

Desa Samb eng Desa Sirnabaya

g
Ma yu n
D esa

ti s
Ja m a
nu s k ah
d
re

ng es
Gu T Pu ilay
Ple

UP W
n Desa Buyut PKM Mayung
at a
m
eca
K

Desa Babadan

Kecamatan
Weru

Keterangan :
: Batas Wilayah : Balai Desa
: Batas Desa : Puskesmas Induk/Pustu
: Jalan Raya : Dataran/Pemukiman
: Sungai

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 35


DAFTAR PUSTAKA

1. CissyB. Kartasasmita, 2010. Pneumonia Pembunuh Balita, Buletin jendela Epidemiologi


Volume 3.
2. Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Selecta Pediatri Edisi II. alih bahasa oleh Dr.
yohanes gunawan. Jakarta: EGC.
3. Carpenito LJ. Handbook of Nursing Diagnosis. Philadelphia: JB Lippincot Company, 1995.
4. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2012. Pedoman
Program Pemberantasan penyakit ISPA.Jakarta : Depkes RI
5. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2011. Pedoman
Program Pemberantasan penyakit ISPA.Jakarta : Depkes RI
6. Friedman MM. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC, 1995.
7. Knollmueler, Stanhope. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Cetakan I.
Jakarta: EGC, 1998.
8. Data Laporan Tahun 2022. UPTD Puskesmas Mayung program ISPA di wilayah kecamatan
Gunung Jati. Kabupaten Cirebon
9. Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II book 1. USA: CV.
Mosby-Year book. Inc
10. Yu. H.Y. Victor & Hans E. Monintja. (1997). Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus.
Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Sut - UPTD Puskesmas Mayung 36

Anda mungkin juga menyukai