BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keluarga
bahwa keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau
lebih dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam satu
rumah tangga serta di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang mana
suatu kebudayaan.
4
5
saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan
keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebagai
Friedman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga
yaitu:
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda.
6
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur, dengan masalah
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, misalnya anak yang lahir
prematur/BBLR.
2. Struktur Keluarga
diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
7
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
3. Bentuk Keluarga
1) Keluarga Inti
Karier ganda, suami, istri, dan anak hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Pasangan Inti
Suami dan Istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama
mereka.
a) Karier tunggal.
8
b) Keduanya berkarier.
atau pisah.
a) Bekerja/berkarier.
b) Tidak bekerja.
Mungkin menjadi ciri dari bentuk keluarga tertentu (1, 2, atau nomor 3 di
Suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah (anak sudah kuliah,
bekerja).
7) Jaringan keluarga besar, dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer
atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, perkawinan atas dasar
hukum umum.
9
5) Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
berikut :
a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
sanak saudara.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari 1 kali, dan merupakan satu keluarga inti.
4. Peran Keluarga
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.
a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai
formal dan peran informal. Peran formal bersifat eksplisif yang berkaitan dengan
setiap posisi formal keluarga yang merupakan sejumlah perilaku yang kurang
lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para
11
anggota keluarga. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga adalah
pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak,
a. Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain.
Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa
b. Pengharmonisan
c. Inisiator-Kontributor
Lehr (1975), dalam Friedman (1998) menyatakan tipe peran ini sebagai
d. Pendamai
e. Penghalang
12
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa alasan.
Kantor dan Lehr (1975), dalam Friedman (1998) memberikan label kepada
f. Dominator
sempurna.
g. Penyalah
Peran ini sebagai penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang yang
semuanya.
h. Pengikut
dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar dalam
i. Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja untuk menarik perhatian
j. Martir
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja untuk menarik perhatian
k. Keras hati
Orang yang memainkan peran ini mengumbar secara terus-menerus dan aktif
tentang semua hal yang “benar”, tidak bedanya dengan komputer. Satir
reasonable.
l. Sahabat
dalam keluarga. Sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa
n. Penghibur
o. Perawat Keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh
p. Pioner Keluarga
14
Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan dalam
pengalaman baru.
q. Distractor
r. Koordinator Keluarga
kepedihan.
s. Penghubung Keluarga
t. Saksi
Peran dari saksi sama dengan “pengikut” kecuali dalam beberapa hal, saksi
5. Fungsi Keluarga
kehidupan keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Menyediakan kebutuhan fisik keluarga yang dipenuhi oleh orang tua dengan
d. Fungsi Reproduksi
salah satu dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas keluarga
antar generasi dan masyarakat yaitu menyediakan tenaga kerja (rekruit) bagi
masyarakat.
16
e. Fungsi Ekonomi
yang diskrit.
b. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi orang lain, mereka memulai
menikah)
Tahap III Keluarga dengan anak kecil (masa bayi hingga usia sekolah)
kehidupan keluarga dari Duvall (1977). Dalam Friedman (1981) yang diadaptasi
dari Duvall (1977), Duval dan Miller (1985) menyebutkan 8 tahap kehidupan
keluarga:
pernikahan)
Tahap II Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai 30
bulan)
18
Tahap III Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 tahun
hingga 6 tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6 tahun hingga 13
tahun)
Tahap V Keluarga dengan anak remaja (anak berumur 13 tahun hingga 20 tahun)
Tahap VI Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
Tahap VIII Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada
anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun hingga pasangan yang sudah
meninggal dunia.
model siklus kehidupan 8 tahap dari Duvall dan Miller untuk memberikan
secara finansial dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum
finansial.
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
perkembangan yang penting dalam masa ini. (Friedman, 1998 yang mengutip
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
Siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan
McGoldrick, 1988).
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun dengan tugas
anakanak. (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988).
Permulaan dari tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”, ketika
usia dan sakit-sakitan dari istri maupun suami. (Friedman, 1998 yang mengutip
Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini memiliki tugas
Dalam Friedman (1998), yang mengutip dari Duvall dan Miller (1985)
salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
hidup) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988).
telah beranjak dari suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada teknik ke
pada individu dan menganggap keluarga hanya sebagai bagian dari konteks
pasien, para ahli dan teori lainnya telah menguraikan dan mendefinisikan ulang
keperawatan keluarga.
keluarga. Dalam kompilasi akhir dari bab tentang model Neuman, disunting
dari naskah yang terakhir ini menerapkan model dari Neuman untuk sistem.
Keluarga dan terapi keluarga. Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target
yang tepat baik untuk pengkajian dan intervensi primer, sekunder dan tertier.
b. Model perawatan diri dari Orem Teori Orem tentang perawatan diri,
keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam
melaksanakan tugas ini mereka dianggap sebagai individu dari pada keluarga
atau subsistem keluarga (Orem, 1983, yang dikutip oleh Friedman, 1998).
Dalam Friedman (1998), Chin (1985) mengatakan bahwa satu alasan mengapa
c. Model sistem terbuka dari King Friedman (1981) yang mengutip dari Whall
(1986) menyebutkan bahwa dalam buku King tahun 1981, keluarga sudah
dibahas secara luas, King memandang keluarga sebagai sistem sosial dan
kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sulit”. King terus
model tersebut berorientasi pada sistem dan interaksi dengan perluasan isi
analisis dan fokus perawatan, karena para perawat mengkaji orang sebagai
sistem yang adaptif, mereka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan
e. Model Proses Kehidupan dari Roger Dalam teori Roger fokus dari
keperawatan adalah pada proses kehidupan umat manusia. Pada tahun 1983,
sebagai suatu bidang energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat 4
(Friedman, 1998).
26
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
keluarga dan akan mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan
kelompoknya.
diantaranya adalah:
1) Pola komunikasi.
2) Pengambilan keputusan.
4) Kebudayaan.
28
5) Gaya hidup.
pedesaan.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
keluarga
load) adalah jumlah dan macam kasus dalam keluarga yang dibina oleh
seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Jumlah dan macam kasus dalam
keluarga dapat berubah setiap saat, apakah itu kasus keluarga baru atau
keluarga lama berkurang, keadaan ini sangat tergantung kepada masalah dan
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut:
sendiri.
30
keturunan.
3) Menderita hipertensi.
1) Lahir prematur/BBLR.
anaknya
meninggalkan keluarga
31
(Effendy, 1995).
a. Tujuan umum:
keluarganya.
b. Tujuan khusus:
hidupnya.
dan saling memelihara. Friedman (1998) membagi tugas kesehatan yang harus
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
terlalu muda.
mencapai tujuan tersebut. Hal itu sangat tergantung kepada perawat yang
tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja secara tim dan bekerja sama
dengan profesi lain untuk dapat mencapai tujuan asuhan perawatan keluarga.
dokter, penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya yang bekerja
Keluarga
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
Kesehatan Keluarga
2) Kondisi alam.
1995).
35
adalah:
tujuan utama.
keseluruhan.
36
dasar/perawatan di rumah.
a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara:
keluarga.
keluarga.
kesehatan keluarga;
dilakukan.
(Effendy, 1995).
38
1. Pengkajian
Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data primer maupun
data sekunder. Data sekunder dapat dilakukan dengan studi dokumentasi, dengan
cara melihat data kesehatan keluarga yang ada di pelayanan kesehatan (misalnya
2. Analisis
a. Analisis Data
b. Rumusan Masalah
kesehatan.
c. Prioritas Masalah
di keluarga binaan.
4. Pelaksanaan
tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang ada, nilai/norma yang berlaku dalam
5. Evaluasi
a. Pengertian
digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, MKJP lebih rasional dan
b. Manfaat
beberapa manfaat:
pasangan usia subur yang menghendaki kehamilan lagi dengan jarak waktu
panjang dan tidak harus sering kembali ke sarana kesehatan untuk berKB, dan
e. Kontraindikasi
43
1. Akseptor harus memiliki izin dan persetujuan dari suami atau istri tanpa
ada paksaan dari orang lain
2. Dalam pemakaian kontrasepsi jangka panjang ini memerlukan waktu yang
banyak saat pemasangannya.
3. Terjadi perubahan pada siklus haid seperti bercak , lama haid serta
amenorea.
4. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
5. Klien tidak dapat menghentikan atau melepas alat kontrasepsi tersebut sendiri
melainkan harus datang ke petugas medis untuk melepasnya.
6. Efektifitas alat kontrasepsi dapat menurun apabila menggunakan obat-obatan
tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturate).
7. Adanya rasa tidak nyaman dalam jagka pendek setelah pemasangan dan
butuh penyesuaian.
8. Dilakukannya pembedahan kecil dengan anastesi lokal.
9. Setelah melakukan pemasangan alat kontrasepsi KB jangka panjang
seperti AKDR/IUD, implant, MOW/MOP terkadang bisa meninggalkan
bekas luka (Handayani, 2010 : 170)
h. Efektifitas
terbentuknya granuloma pada MOW MOP. Komplikasi dari MKJP antara lain:
1. Rumah sakit
2. Puskesmas
3. BPM untuk pemasangan IUD dan IMPLANT (Hartanto, 2014).
46
a. Pengertian
b. Penyebab
Rumah kumuh
Batuk – batuk
Sakit kepala
Bersin – bersin
d. Komplikasi
e. Cara Penularan
f. Pencegahan
g. Cara Perawatan
Berikan obat batuk tradisional1 sendok jeruk nipis dicampur satu sendok
Bila anak demam / panas , berikan kompres dengan air biasa pada ketiak , lipat
Kejang
Kesadaran menurun
48
Bila terdapat salah satu tanda di atas , maka anak harus segera dibawa ke
3. Hipertensi
a. Definisi
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal,
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth
b. Etiologi
c. Klasifikasi
1) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
2) Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg da n
diastolik 91-94 mmHg.
3) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
d. Manifestasi Klinis
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
pertolongan medis.
e. Faktor Resiko
c) Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu
dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung
dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke jaringan
mencukupi (Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat
disimpulkan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
d) Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai
kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan
meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia
bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal dari
reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan
bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018).
e) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam Garam merupakan
bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Konsumsi garam secara
berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S.,
Kurniasari, M.D., Kiha, R.R. (2018), natrium merupakan kation utama dalam
cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f) Kebiasaan konsumsi makanan lemak Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A.,
Rattu A.J.M., Punuh M.I, 2016), lemak didalam makanan atau hidangan
memberikan kecenderungan meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak
hewani yang mengandung lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi bertalian
dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.
53
f. Komplikasi
hipertensi adalah :
1) Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan
terbentuknya aneurisma.
2) Infark Miokardium Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila
terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh
tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka
kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal Ginjal Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada
kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke
unti fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan
terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada
penderita hipertensi kronik.
4) Ensefalopati Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi