Anda di halaman 1dari 29

PENDIDIKAN AGAMA

KRISTEN
MEMAHAMI TUHAN YANG MAHA ESA DAN
KETUHANAN
 Jika berbicara tentang istilah ke-Tuhan-an, maka kata Tuhan merupakan
istilah yang sangat penting dalam tradisi agama (Yahudi, Kristen, Islam).
Karena Tuhan dipahami sebagai personal melampaui akal pikiran manusia.
Tuhan dalam banyak agama didiskripsikan sesuai dengan pengalaman
religiusitasnya. Misalnya ungkapan yang mengatakan “Tuhan adalah
Gembalaku”. Ungkapan ini bukan mau menyatakan bahwa Tuhan adalah
gembala yang sebenarnya menggembalakan ternak, tetapi hendak
mendeskripsikan (menggambarkan) sifat Tuhan yang selayaknya seorang
gembala yaitu mengawasi, mempedulikan dan merawat umat gembalaannya.
 Dari penggambaran-penggambaran tentang sifat Tuhan, maka muncul symbol-
simbol dalam rangka pendekatan makna dan kehadiran Tuhan.
APA DAN SIAPA TUHAN ?

 APA DAN SIAPA TUHAN?


 Tentulah setiap mahasiswa punya konsep tentang Tuhan yang didengar
melalui pengajaran baik orang tua, guru atau pendeta dan yang diwariskan
secara turun temurun. Pemahaman tentang Tuhan juga telah diajarkan oleh
agama sampai sekarang. Nah, sekarang apa yang saudara pahami apa itu
Tuhan?
 1. Pencipta alam semesta
 2. penguasa alam semesta Yang Maha kuasa
 3. Juruselamat
 4. dst
Dari uraian tersebut ternyata pandangan atau konsep tentang Tuhan beragam.
 Apa itu Tuhan? Kepercayaan kepada Tuhan sudah diwariskan dan diajarkan dari
berbagai agama sampai sekarang. Kepercayaan adanya Tuhan merupakan dasar
paling utama dalam hidup beragama. Dalam agama, Tuhan adalah pribadi yang
diyakini, dipercaya, disembah, dipuja dan diagungkan manusia karena Dia Sang
Pencipta, Mahakuasa, Maha adil, Maha tahu dan lain sebagainya. Meskipun
dipahami sebagai pribadi, tetapi Tuhan bukanlah mahkluk yang diciptakan
 Dari mana manusia mengetahui adanya Tuhan?
 1. Melalui alam semesta, artinya melalui alam semesta manusia dipertemukan
dengan sebuah pertanyaan? Siapa yang menjadikan? Siapa yang menciptakan?
Termasuk siapa yang menjadikan manusia? Dan lain sebagainya.
 2. Melalui logika. Dunia ini terbatas, jika ada yang terbatas, maka ada yang tidak
terbatas.
 3. Melalui pertanyaan, Siapa yang menjadi penggerak utama alam semesta.
Siapa tokoh utama. Dan lain sebagainya.
BERBAGAI FAHAM TENTANG ADANYA
TUHAN
 Disadari atau tidak disadari faham memahami Tuhan memang tidak mudah,
sehingga memunculkan berbagai aliran yang mengajarkan dan
mengungkapkan eksistensi Tuhan menurut apa yang mereka yakini dan
percayai. Bahkan ada juga yang menolak adanya Tuhan. Berbagai aliran
ketuhanan tersebut antara lain.
 1. Teisme
 2. Deisme
 3. Ateisme
PANDANGAN TEISME

 Teisme merupakan salah satu aliran filsafat ketuhanan yang mengajarkan


bahwa Tuhan tidak hanya merupakan ide dalam pikiran (mind) manusia,
tetapi merupakan pribadi yang nyata. Menurut faham ini, Tuhan adalah
pencipta alam semesta, sekaligus mengatur segala kejadian di alam semesta
ini.
PANDANGAN DEISME

 Faham ini, menyatakan bahwa Tuhan dipercaya ada, tetapi mereka percaya
bahwa Tuhan hanya ada pada waktu menciptakan dunia ini.
Sesudahmenciptakan, maka Dia tidak berhubungan lagi dengan yang
diciptakannya. Faham ini menganalogikan Tuhan seperti pembuat jam
(arloji), sesudah menciptakan jam, maka dia tidak bertanggungjawab
terhadap yang diciptakannya. Desime percaya bahwa Tuhan ada hanya pada
waktu menciptakan, sesudah itu mereka tidak percaya Tuhan ada.
PANDANGAN ATEISME

 Faham ini merupakan faham yang menolak tentang adanya Tuhan. Faham ini
tidak dapat menerima konsep tentang Tuhan.
Pandangan para filosopi mengenai
konsep ketuhanan
 Santo Agustinus, agustinus lahir 13 Nopember 354 di Tagaste, Numidia (skrg
Aljazair). Agustinus berpandangan bahwa segala sesuatu yang berada di alam
semesta ini diciptakan secara bersamaan dengan Tuhan. Menurutnya Tuhan
memainkan peranan aktif dan teratur dalam persepsi dan pemahaman manusia,
dengan cara menerangi akal budi manusia, sehingga manusia dapat mengenal
realitas yang dapat dimengerti bahwa Tuhan itu ada. Menurut Agustinus dunia ini
diciptakan Tuhan dari yang tidak ada menjadi ada cretio exnehilio. Meskipun
demikianAgustinus memahami bahwa Tuhan tidak hanya pencipta, tetapi juga
pelaku aktif di dalam alam semesta. Oleh karena itu manusia memerlukan wahyu
Tuhan untuk memahami sepenuhnya rencana Tuhan.
 Descartes
 Hegel
 schleiermacher
THOMAS AQUINAS

 Thomas Aquinas, Lahir di Rocca Sicca, dekat Nepals tahun 1225. pemahamannya
tentang Tuhan diawali dengan iman dan wahyu. Iman adalah suatu cara untuk
mencapai pengetahuan tentang Tuhan, yaitu pengetahuan yang mengatasi akal dan
yang tidak ditembus oleh akal. Menurut Thomas Aquinas, Tuhan adalah aktus phurus
(aktus murni) artinya Tuhan itu sempurna adanya, tidak perkembangan dan tidak
ada potensi.
 Ada lima cara membuktikan adanya Tuhan menurut Thomas Aquinas:
 1. Bukti ontologis,yaitu bahwa manusia pada dasarnya memiliki ide tentang Tuhan,
adanya gerak di dunia mengharuskan kita menerima bahwa ada penggerak utama,
yaitu Tuhan.
 2. Bukti kosmologi (cosmos) dunia, dalam pengematan di dunia terdapat suatu tertib
sebab-sebab yang membawa hasil atau yang berdaya guna. Tidak ada sebab yang
menghasilkan dirinya sendiri, maka harus ada penyebab yang utama yaitu Tuhan.
THOMAS

 3. Bukti Teleologis, segala sesuatu ada tujuannya. Oleh karena semua ada
tujuannya, maka alam semesta ini terjadi tidak dengan sendirinya ada.
Melainkan dijadikan oleh yang mengatur tujuan, yaitu Tuhan.
 4. Bukti moral, Semua manusia dapat membedakan mana yang baik dan yang
buruk, yang benar atau salah. Segala sesuatu di dunia ini ada hal-hal yang
lebih baik atau kurang baik, ada yang benar dan ada yang kurang benar. Jika
ada yang kurang baik, maka ada yang baik bahkan ada yang lebih baik. Maka
harus ada yang lebih baik dan sempurna, yaitu Tuhan. Dasar moralitas itu
adalah Tuhan.
 5. Bukti Teologis, adanya gerak di dunia ini mengharuskan kita menerima
penggerak pertama yaitu Tuhan. Apa yang bergerak sudah tentu digerakkan
oleh sesuatu yang lain. Penggerak utama itu adalah Tuhan.
Rene Descartes

 Untuk memahami Tuhan, Rene Descartes menggunakan metode kesangsian.


Dengan pengertian, ia menyangsikan (meragukan) apakah Tuhan sungguh-
sungguh bereksistensi? Dari metode meragukan, maka ada subyek yang berpikir
(cogito) yang yang dianggap sebagai kebenaran yang sudah pasti dan tegas.
Konsep cogito inilah yang digunakan untuk membuktikan adanya Tuhan
(eksistensi Tuhan) secara akurat. Maka untuk membuktikan adanya Tuhan
Descartes menggunakan dua metode: epstemologi dan ontologis.
 Melalui epistolomologi, Descartes menyatakan bahwa rasio manusia terdapat
ide-ide yang ditanamkan sejak lahir. Ide bawaan ini memungkinkan manusia
berpikir tentang yang sempurna, yaitu Tuhan.
 Melalui ontologis, Tuhan adalah sempurna, karena Tuhan adalah sempurna,
maka kesempurnaan-Nya meliputi eksisten-Nya. Eksistensi Tuhan adalah salah
satu kesempurnaan-Nya, sehingga tidak sempurna jika tidak bereksistensi.
G.W.F. HEGEL

 Pemikirannya tentang Tuhan, diawali dari sebuah kegelisahan terhadap


fenomena sosial dan kegelisahan terhadap agama. Bagi Hegel, agama
merupakan satu fenomena sosial yang sama tuanya dengan peradaban
manusia. Agama merupakan tempat penyaluran bagi kerinduan manusia
terhadap Tuhannya. Maka dari pemahaman tersebut Hegel memahami bahwa
Tuhan merupakan obyek yang tertinggi dan absolut. Tuhan adalah kebenaran
yang absolut dan Esensi yang absolut dan Universal. Dengan kata lain Hegel
berpandangan bahwa Tuhan adalah Roh Absolut dimana kesatuan ultim antara
subyektifitas dan obyektifitas terwujud. Dan yang absolut tersebut sudah
imanen di dalam yang terbatas, karena segala sesuatu yang terbatas hanya
mungkin menjadi terbatas, jika ada yang absolut yaitu yang tidak terbatas,
yaitu Tuhan.
IMANUEL KANT

 Tuhan tidak bias dibuktikan dengan sebagai obyek pengetahuan, maka


memahami Tuhan harus melalui pendekatan iman yang dilandasi oleh hokum
moral. Hukum moral yang bertumpu pada 3 hal, yaitu hokum kebebasan,
keabadian jiwa dan keberadaan Tuhan.
SCHLEIERMACHER (Prusia Jerman 21
Nopember 1768)
 Pemahaman tentang Tuhan. Schleiermacher percaya bahwa manusia dapat
mengalami pengalaman sejati dengan Tuhan melalui salah satu aspek di
dalam jati diri (inner self) manusia itu sendiri.
 Menurut Schleiermacher, Tuhan adalah transcendent dan sekaligus immanent.
Dia menolah pantaisme, yaitu yang mengatakan bahwa Tuhan di balik
fenomena. Juga menolak Deisme, yaitu yang menyatakan Tuhan tidak
menentukan apa yang terjadi dalam realita kehidupan. Menurunya manusia
dapat mengalami pengalaman dengan Tuhan yang ditandai oleh kehangatan
kasih. Pengalaman tersebut dapat dialami pada saat:
 1. Dia benar-benar secara tulus menyadari dosanya dan merindukan untuk
didamaikan dengan Tuhan.
 2. Dia tidak terikat dengan nafsu kedagingan.
PERBEDAAN ANTARA ALIRAN KETUHANAN

 Dari penjelasan di atas tentang beberapa aliran ketuhanan yang dianut oleh
manusia di dunia, seperti teisme, deisme, dan ateisme. Dari berbagai uraian
dan penjelasan tentang aliran ketuhanan terdapat perbedaan, antara lain:
 1. secara prinsip aliran teisme dan deisme sangat berbeda. Pemahaman
Teisme tentang Tuhan yang beranggapan bahwa Tuhan itu transcendent dan
immanent, sedangkan aliran deisme beranggapan bahwa Tuhan ada tetapi
hanya pada saat penciptaan, sesudah itu Tuhan tidak ada dan tidak terlibat
dalam alam semesta.
 2. Menurut teisme, Tuhan adalah personal yang menciptakan alam semesta,
sedangkan ateisme, beranggapan bahwa tidak ada Tuhan. Alam semesta
terjadi dengan sendirinya, karena memang harus ada.
KONSEP TENTANG APA DAN SIAPA TUHAN

 TUHAN adalah Roh yang maha kuasa dan dasar segala sesuatu yang dipercayai
dan Imani. Tuhan merupakan pencipta alam semesta, sekaligus pengatur
segala kejadian di alam semesta.
 Di dalam agama Kristen Tuhan dipahami sebagai Roh Mahakuasa yang
menciptakan langit dan bumi (12 Pengakuan Iman Rasuli).
 Tuhan tidak dikenal tetapi Tuhan memperkenalkan diri-Nya untuk dikenal
manusia. Di dalam Kitab Keluaran 3:14, Tuhan menyatakan diri kepada Musa
dengan menyebut namaNya Ehyeh. Asyer, Ehyeh, (Aku adalah Aku). Dalam
kitab Keluaran 2:15-22, Musa bertemu dengan YHWH. Huruf ini disebut
tetragrammation yang tidak dapat diucapkan, dan diterjemahkan dalam
berbagai Bahasa Bahasa untuk memberi makna.
PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN

 Bagaimana pembuktian adanya Tuhan, dalam penjelasan di atas sudah


dijabarkan pembuktian adanya Tuhan melalui cara Thomas Aquinas.
Memahami hakekat, martabat dan
tanggungjawab manusia
 Pengertian Hakikat, Martabat dan Tanggungjawab manusia
 Kaitan Hakikat, Martabat dan Tanggungjawab manusia
HAKIKAT MANUSIA

 Manusia diciptakan Tuhan dari debu tanah (Kejadian 1:26-27: Kej. 2:7) ,
manusia diciptakan dengan karya Tuhan, hal ini berbeda dengan cara Tuhan
menciptakan yang lainnya (Lihat Kejadian 1: 1-25). Ketika Tuhan menciptakan
alam semesta dan segala isi yang di dalamnya, Tuhan mengucapkan firman,
maka semua jadi, sedangkan pada saat Tuhan menciptakan manusia, Tuhan
membentuk manusia.
 Manusia hidup, karena ada hembusan nafas Tuhan (Kej.2:7). Oleh karena itu,
manusia menjadi mahkluk hidup karena ada Roh Tuhan atau nafas Tuhan.
Maka dapat dimengerti bahwa dalam diri manusia ada unsur Tuhan yang
memegang peranan penting.
MARTABAT MANUSIA

 Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan


rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Manusia memiliki dan mewarisi martabat yang
besar, karena dia diciptakan menurut teladan Allah. Manusia berbeda dengan
ciptaan yang lain, karena dia memiliki karakter yang seperti Tuhan. Artinya di
dalam diri manusia ada karakter Tuhan yang penuh kasih, benar, jujur,
kreatif dan adil.
 Tuhan memberi mandate kepada manusia untuk mengelola bumi dan alam
semesta, menatalayani dan memelihara. Martabat manusia secara hirarki
berbeda dengan ciptaan yang lain, tetapi manusia bukanlah penguasa mutlak
dari ciptaan yang lain.
 Manusia diciptakan untuk menguasai bumi (Kejadian 1:28), sekaligus
melakukan pekerjaan baik (Efesus 2:10)
TANGGUNGJAWAB MANUSIA

 Menurut kamus Bahasa Indonesia,Tanggungjawab adalah keadaan wajib


menanggung segala sesuatu, sehingga dalam kamus Bahasa Indonesia dapat
diartikan, berkewajiban menanggung, memikul jawab segala sesuatu atau
memberikan jawab dan menangung akibatnya.
 Tanggungjawab adalah kesadaran manusia terhadap tingkah laku atau
perbuatannya yang sengaja atau tidak sengaja. Tanggungjawab juga berarti
berbuat sebagai bentuk kesadaran dan kewajibannya. Manusia pada
hakikatnya adalah mahkluk yang bertanggungjawab. Karena dia telah diberi
mandate oleh Tuhan dalam rangka memelihara kehidupan. Manusia dalam
konteksnya, tidak dapat hidup sendiri dan bukan mahkluk individu, manusia
membutuhkan penolong yang lain yang hidup di sisinya.
 Tanggungjawab yang besar bagi manusia adalah memelihara bumi dan segala
yang diciptakan Tuhan (Kejadian 2:28).
MEMAHAMI AGAMA SEBAGAI MORAL,
AHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN.
 Apa yang dimaksud dengan agama? Dalam Bahasa sansekerta agama dapat
diartikan: a, tidak; gama kacau, maka dalam dua pengertian tersebut agama
dapat diartikan tidak kacau. Dengan adanya agama supaya ada keteraturan
dan peraturan untuk mencapai tujuan tertenttu. Dalam Bahasa latin kata
agama disebut religio/religere, yaitu mengembalikan ikatan, memperhatikan
dengan seksama. Jadi agama dapat diartikan tindakan manusia untuk
mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan yang ilahi.
 Dari sudut sosial, agama merupakan tindakan-tindakan pada suatu system
sosial dalam diri orang percaya pada suatu kekuatan natural, dan berfungsi
agar dirinya dan masyarakat memperoleh keselamatan.
 Agama juga merupakan salah satu hasil budaya, dimana manusia membentuk
dan menciptakan agama dengan tujuan tertentu. Agama selalu bermuara pada
yang Mahatinggi.
PENGERTIAN MORAL

 Moral berasal dari kata latin “mos” yang dalam bentuk jamaknya mores, yang
dapat diartikan cara hidup atau adat. Sedangkan jika kita berbicara
moralitas, maka berarti sifat moral. Moralitas adalah suatu perbuatan baik
buruknya. Tindakan seseorang dapat dinilai baik dan benar berdasarkan nilai
agama.
 Jika agama merupakan sumber moralitas, maka segala tindakan, ucapan baik
buruknya diukur dari nilai agama. Pengajaran dan nilai agama menjadi ukuran
untuk menentukan tindakan seseorang dianggap benar atau baik.
PENGERTIAN AHKLAK DAN NILAI

 Ahklak secara etimologi dapat diartikan tingkah laku seseorang yang didorong
oleh keinginan secara sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik.
Ahklak berasal dari Bahasa Arab khuluk, yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Ahklak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
 NILAI. Kata nilai beragam pengertian dan konsepnya, namun dalam bagian ini
yang dimaksud nilai, bukanlah nilai dalam ujian atau barang tertentu, tetapi nilai
dalam hal ini berhunbungan dengan manusia secara utuh. Nilai adalah suatu
konsep yang menunjuk pada suatu hal yang dianggap berharga dalam kehidupan.
Sesuatu berharga, jika baik, pantas, benar dan indah. Karena itudalam
hubungannya dengan manusia, maka nilai dipahami sebagai sesuatu tindakan
yang berharga, contohnya: kejujuran adalah nilai, karena dianggap sebagai suatu
sikap yang benar.
 Norma, dapat diartikn sebagai kaidah dan peraturan yang ditetapkan dan
diterapkan melalui lingkungan soaialnya. Biasanya saksi yang digunakan dalam
norma ini berbeda dengan produk sosial lainnya, seperti budaya dan adat.
Norma menjadi ukuran untuk mengukur dan menilai baik buruknya seseorang
bertingkah laku berdasarkan patokan agama.
PERBEDAAN MORAL,NILAI DAN NORMA

 1. MORAL…
 2. NILAI…
 3. NORMA…
APLIKASI DIRI KEPADA :

 1. Tuhan , Menghormati Tuhan (dalam alkitab dijelaskan kasihilah Tuhan


Allahmu (Imamat 19:34; Ulangan 6:5; Matius 22:37)
 2. Diri Sendiri, mengasihi diri sendiri, menghargai diri sendiri. Karena sadar
bahwa manusia memiliki martabat.
 3. Orang tua, menghormati orang tua, sebagai wujud hukum Tuhan ke 5,
Hormatiah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu (Keluaran 20:12;Ulangan
5:16; Matius 15:4; Matius 19:19).

 4. Sesama, kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri (imamat


19:18;Matius 5:43;Matius 22:39)

Anda mungkin juga menyukai