PELAYANAN
SRI WAHYUNI,MPH
• Sebelum pelaksanaan Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, pada UN Summit on
MDGs 2010 telah dirumuskan agenda pembangunan dunia pasca 2015. Hal ini diperkuat
dengan disepakatinya dokumen “The Future We Want” dalam UN Conference on Sustainable
Development 2012. Kedua hal ini menjadi pendorong utama penyusunan agenda pembangunan
pasca 2015 yang disepakati dalam Sidang Umum PBB pada September 2015, yaitu Agenda
2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
• TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu
menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian
SDGs hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
• SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan
yang universal untuk negara maju dan berkembang.
• Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
• Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan
kemiskinan dalam segala dimensinya.
• Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
• Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan
pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
• MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan untuk
menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
• SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of
Implementation).
PENGERTIAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
KEGIATAN
• Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.
• Deteksi dini faktor risiko ibu hamil.
• Pemantauan tumbuh kembang balita.
• Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi.
• Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
• Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit
ringan.
• Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi
yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
• Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader
kesehatan.
SISTEM KESIAGAAN DI BIDANG KIA
– Sistem pencatatan-pemantauan.
– Sistem transportasi-komunikasi.
– Sistem pendanaan.
– Sistem pendonor darah.
– Sistem Informasi KB.
MANAJEMEN KEGIATAN KIA
1. Indikator Pemantauan Teknis
1) Indikator Akses
2) Indikator Cakupan Ibu Hamil
3) Indikator Cakupan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan
4) Indikator Penjaringan Dini Faktor
Risiko oleh Masyarakat
5) Indikator Penjaringan Faktor risiko oleh
Tenaga Kesehatan
6) Indikator neonatal
2. Indikator Pemantauan Non teknis
1. Promotif
2.) Indikator efektivitas UPAYA 2. Preventif
pelayanan KIA 3. Kuratif
4. Rehabilitatif