Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA NY. D


DENGAN INFERTIL PRIMER DI UPTD PUSKESMAS
KALANGANYAR KABUPATEN LEBAK
TAHUN 2023

OLEH:

….…..

….…

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA NY. D


DENGAN INFERTIL PRIMER DI PUSKESMAS …..
KABUPATEN LEBAK BANTEN
TAHUN 2023

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

ttd

(Dr. Maryati Sutarno, SPd, SST, Bd, MARS, MH)


NIDK. 890-4820-021

PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny. S
Dengan Infertil Primer di UPTD Puskesmas Kalanganyar Tahun 2023”.

Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan


dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis
menguncapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Maryati Sutarno, S.Pd., S.ST.,Bd, MARS, MH Ketua Pengurus


Yayasan Abadi Nusantara Jakarta 2002, sekaligus sebagai Pembimbing
yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada
penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan
ini.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM., S.ST., MARS., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu ………., Kepala Puskesmas ……… yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk pengambilan data.
4. ….
5. Kedua orang tua tercinta, suami dan anak tersayang serta keluarga besar
yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih
sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis.

Dalam penulisan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan
profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.

Lebak, ……….2023
Penulis,

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 2
1. Tujuan Umum ............................................................................ 2
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................ 3
A. Prakonsepsi ................................................................................... 3
1. Pengertian Prakonsepsi ............................................................ 3
2. Asuhan Prakonsepsi ................................................................. 4
3. Tujuan Asuhan Prakonsepsi ..................................................... 4
4. Manfaat Asuhan Prakonsepsi ................................................... 4
B. Infertilitas ........................................................................................ 4
1. Klasifikasi Infertilitas .................................................................. 5
...................................................................................................
2. Etiologi Infertilitas ...................................................................... 5
3. Patofisiologi ............................................................................... 10
BAB III TINJUAN KASUS /SITUASI ............................................................. 16
A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF ................................................. 16
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF ........................................................... 18
C. ASSSMENT ................................................................................... 18
D. PENATALAKSANAAN ................................................................... 19
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN ....................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 21
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 23
A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir setiap pasang di dunia mengiginkan seorang anak, namun


tidak setiap perkawinan dianugrahi keturunan. Salah satu gangguan
reproduksi yang terjadi pada usia subur adalah infertilitas. Di mana Infertilitas
merupakan masalah yang di hadapi pasangan suami istri yang telah menikah
selama minimal satu tahun, melakukan hubungan senggama teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan
(Prawirohardjo S, 2011 dan Manuaba, 2012).

Infertilitas pada wanita dibedakan atas infertilitas primer dan infertilitas


sekunder. Dikatakan infertilitas primer jika seorang wanita yang telah
berkeluarga belum pernah mengalami kehamilan meskipun hubungan
seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk
selang waktu paling kurang 12 bulan (Prawirohardjo S, 2010).

Sedangkan dikatakan infertilitas sekunder jika seorang wanita yang


telah berkeluarga sudah pernah mengalami kehamilan akan tetapi tidak
berhasil hamil lagi setelah melakukan hubugan seksual secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi selama 1 tahun ( Manuaba, 2009). Penyebab
terjadinya infertilitas dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor dari wanita dan
faktor pria, faktor dari wanita meliputi faktor tuba dan pelvik (35%) Sumbatan
atau kerusakan tuba akibat perlekatan atau akibat endometriosis, faktor
ovulasi 15% ovulasi jarang atau tidak ada ovulasi, polip endometrium dan
kelainan bentuk uterus (5%). Faktor dari laki - laki (35%) abnormalitas jumlah,
motilitas dan morfologi sperma (Widyastuti et al, 2012)

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah


pasangan infertil sebanyak 36% diakibatkan adanya kelainan pada pria,
sedangkan 64% berada pada wanita. Hal ini di alami oleh 17% pasangan
yang sudah menikah lebih dari 2 tahun yang belum mengalami tanda – tanda
kehamilan bahkan sama sekali belum hamil, WHO juga memperkirakan
sekitar 50 – 80 juta pasutri (1- 7 pasang memiliki masalah infertil) dan setiap

PAGE \* MERGEFORMAT 2
tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan infertile (WHO, 2012).

Status gizi juga dapat menyebabkan terjadinya infertilitas dimana jika


seorang wanita memiliki berat badan yang berlebih (over weight) atau
mengalami kegemukan (obesitas), atau dengan istilah lain memiliki tubuh
10% - 15% dari lemak tubuh normal, maka wanita tersebut akan menderita
gangguan pertumbuhan folikel di ovarium yang terkait dengan sebuah
sindrom yaitu Sindrom Ovarium Poli Kistik (SPOK). Sindrom ini juga terkait
erat dengan resistensi insulin dan diabetes mellitus. Disamping berat badan
yang berlebih maka berat badan yang sangat rendah juga dapat
mengganggu fungsi fertilisasi seorang Wanita (Sibagariang EE, 2012).

Contoh kalimat justifikasi:

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas…


A……., pada tahun ….. didapatkan data pasien Infertil sebesar …20..% dari
seluruh Wanita Usia Subur yang periksa. Hal ini lebih besar jika dibandingkan
dengan Puskesmas …B… yang hanya sebesar …16..%. Maka dari itu
penulis tertarik untuk membuat laporan kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi dengan Infertil Primer pada Ny…. di Puskesmas …
A…. Lebak Banten Tahun 2023.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas A,


didapatkan data kejadian infertil tahun 2020 sebesar 10 %, sedangkan data
tahun 2021 sebesar 14%. oleh karena itu penulis tertarik membuat laporan
kasus dengan judul: ……………. di Puskesmas A ……

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas A,


didapatkan data tahun 2021 peserta KB IUD sebesar 60%, hal ini masih
jauh dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan kabupaten X sebesar
80%. oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat laporan kasus
dengan judul: ………

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Mahasiswa mampu menganalisa kasus Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
dengan Infertilitas Primer pada Ny …. di Puskesmas …… Lebak Banten
Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif,
asuhan kebidanan prakonsepsi dengan Infertilitas Primer pada Ny.
…. di Puskesmas ….. Lebak Tahun 2021.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada asuhan kebidanan
prakonsepsi dengan Infertilitas Primer pada Ny …. di Puskesmas ….
Lebak Tahun 2021.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana dan melakukan tindakan
asuhan kebidanan prakonsepsi dengan Infertilitas Primer pada Ny … di
Puskesmas …. Lebak Tahun 2021.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan prakonsepsi
dengan Infertilitas Primer pada Ny …. di Puskesmas …. Lebak Tahun
2021.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Prakonsepsi
1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingg
terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel
sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum
konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan spermam atur,
yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dkk, 2019).

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita


prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur
yang siap menjadi seorang ibu. Wanita pranikah merupakan bagian dari
kelompok Wanita Usia Subur yang perlu mempersiapkan kecukupan gizi
tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang optimal pada wanita pranikah
akan mempengaruhi tumbuh kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang
dilahirkan dan keselamatan selama proses melahirkan. Masa pranikah dapat
dikaitkan dengan masa prakonsepsi,karena setelah menikah wanita akan
segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa
sebelum kehamilan (Paratmanitya,dkk.2017).

Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara


keseluruhan selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko
dan mengaplikasikan gaya hidup sehat, untuk mempersiapkan kehamilan
sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat
(Yulizawati,dkk.2016).

2. Asuhan Prakonsepsi

Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada


perempuan sebelum terjadi konsepsi.

3. Tujuan Asuhan Prakonsepsi

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk
menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam
keadaan sehat yang optimal. Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah
memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan
fisik dan emosional yang optimaL.

4. Manfaat Asuhan Prakonsepsi

Manfaat asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik


dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan
prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat
mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat
mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,
sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar
bayi dapat lahir dengan sehat.

B. Infertilitas

Infertilitas adalah belum terjadinya kehamilan/ mempunyai anak pada


pasangan suami istri yang sudah menikah selama satu tahun, berhubungan
secara teratur dengan tanpa penghalang (Nugroho, 2010).

Pasangan infertil dapat diartikan sebagai pasangan yang telah


menikah dan melakukan hubungan seksual selama satu tahun namun belum
berhasil hamil. Dan syarat untuk menjadi hamil adalah uterus dan
endometrium normal, anatomi dan fungsi tuba normal, siklus mentruasi
normal, hasil analisis sperma normal, serta kemampuan melakukan
hubungan seksual normal (Manuaba, 2009).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Klasifikasi Infertilitas

Menurut Nugroho (2010) infertilitas di bagi menjadi dua bagian

a. Infertilitas Primer
Merupakan keadaan dimana istri belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan di hadapkan kepada kemungkinan hamil
selama 12 bulan berturut-turut.
b. Infertilitas sekunder
Merupakan keadaan dimana istri pernah hamil tetapi tidak berhasil
hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

2. Etiologi Infertilitas

a. Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)


1) Faktor penyakit
- Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya
berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium)
terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak
di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang
disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.

- Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran
reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim,
saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.

- Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran
jaringan otot yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya,
mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau
lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering
menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di
lapisan dalam (lapisan endometrium).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
- Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur
yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar
dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel
telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin
akan susah tumbuh.

- Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun
struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal
penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua
kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar
untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.

- Saluran Telur yang Tersumbat


Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa
bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi
alias tidak terjadi kehamilan.
- Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang
umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses
pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab
gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik.
Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan
haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari,
dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka
sebaiknya untuk periksa ke dokter.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2) Faktor fungsional
- Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai
kelainan bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda
asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada
wanita hamil.

- Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)


Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium
terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya
adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu
penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal.

- Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi


(saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang
dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir
terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat.
Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan
di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel
telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat
kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma
melambat.

- Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim


Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya
berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi
(penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki
kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami
gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara
lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat
menghasilkan hormon progesteron yang memadai

PAGE \* MERGEFORMAT 2
- Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas
ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic
pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang
akan mempengaruhi kesuburan

b. Penyebab pada laki-laki (suami)


1) Kelainan pada alat kelamin
- Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,
antara lain pada permukaan testis
- Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk
kedalam kandung kemih
- Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah
menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan
kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
- Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga
tidak turun
2) Kegagalan fungsional
- Kemampuan ereksi kurang
- Kelainan pembentukan spermatozoa
- Gangguan pada sperma
3) Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang
bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon
tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta
mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi
yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah
dengan terapi hormon.

4) Gangguan di daerah testis (testicular)


Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan,
gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas
testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik”

PAGE \* MERGEFORMAT 2
sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu
tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5
°C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses
pembentukan sperma dapat terganggu.

5) Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)


Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat
disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu.
Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit
seperti tuberkulosis (Tb), serta vasektomi yang memang
disengaja.

6) Tidak adanya semen


Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut
(tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit
atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.

7) Kurangnya hormon testosterone


Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis
dalam memproduksi sperma.

8) Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-
obatan anti kanker.

c. Penyebab pada suami dan istri


1) Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak
sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia,
epispadia, penyakit Peyronie.

2) Factor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)


- Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
- Masalah dalam pendidikan
- Emosi karena didahului orang lain hamil

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Patofisiologi

a. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang
mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga
terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.

Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan


gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi
juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan
perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi
fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses
pemasukan sperma.

Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi


genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga
organ genitalia tidak berkembang dengan baik.

b. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan
disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan
status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar
dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas
sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma.
Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas
spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat
pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika
urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas (Daniel,
2008) adalah:

1) Faktor usia
Ketika umur seorang wanita semakin bertambah, maka semakin
kecil pula kemungkinan ia untuk hamil. Kejadian infertilitas
berbanding lurus dengan pertambahan usianya. Ia yang sudah
berumur akan memiliki kualitas oosit yang tidak baik akibat
adanya kelainan kromosom pada oosit tersebut.

Disamping itu wanita yang sudah berumur juga cenderung


memiliki gangguan fungsi kesehatan sehingga menurunkan pula
fungsi kesuburannya. Sementara itu, kejadian abortus meningkat
ketika kehamilan terjadi pada ia yang telah berumur. Wanita
dengan rentang usia 19-26 tahun, memiliki kemungkinan hamil
dua kali lebih besar dari pada wanita dengan rentang usia antara
35-39 tahun.

2) Faktor berat badan dan aktifitas olahraga yang berlebihan


Walaupun sebagian besar hormon estrogen dihasilkan oleh
ovarium, namun 30% hormon estrogen dihasilkan juga oleh lemak
tubuh melalui proses aromatisasi dengan androgen sebagai zat
pembakalnya. Jika seorang wanita memiliki berat badan yang
berlebihan atau memiliki lemak tubuh 10-15% dari tubuh normal,
maka ia akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium
yang terkait dengan sebuah sindrom, yaitu sindrom ovarium
polikistik. Sindrom tersebut juga terkait dengan resistansi insulin
dan diabetes mellitus.

Disamping berat badan yang berlebih, berat badan yang sangat


rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita.
Zat gizi yang cukup seperti karbohdrat, lemak, dan rotein sangat
diperlukan untuk pembentukann hormon reproduksi sehingga
ketika ia kurus akibat asupan gizi yang sangat kurang, maka akan
mengalami defisiensi hormon reproduksi yang berakibat terhadap
peningkatan kejadian infertilitas pada dirinya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3) Gaya hidup
Gaya hidup tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya infertilitas
pada wanita yang dapat dilihat dari kebiasaan mengkonsumsi
makanan atau minuman yang banyak mengandung zat kimia
(racun), seperti rokok dan alkohol.

Zat kimia yang terkandung dalam sebatang rokok dapat


meningkatkan risiko infertilitas pada wanita. Untuk mengetahui
berbagai racun atau zat kimia di dalam rokok, berikut akan
diuraikan secara singkat: satu puntung rokok yang sedang
terbakar menghasilkan lebih dari 4000 zat kimia. Banyak diantara
zat kimia yang bersifat toksik/racun dan sekitar 40 menyebabkan
kanker sehingga mengganggu kesuburan.

Alkohol juga telah terbukti menjadi penyebab kegagalan proses


implantasi sehingga mengakibatkanseorang wanita tidak bisa atau
mengalami gangguan kehamilan.

4) Faktor lingkungan
Beberapa zat polutan, seperti falat atau dioxin saat ini dicurigai
memiliki kaitan yang erat dengan tingginya infertilitas akibat
endometriosis, terutama bagi wanita yang tinggal di daerah
perkotaan. Faktor lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah
paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anestesi, zat
kimia dan pestisida yang dapat menyebabkan toksik atau racun
pada seluruh tubuh, termasuk organ reproduksi yang akan
mempengarui kesuburan.

5) Depresi dan kejadian infertilitas


Banyak penelitian yang melaporkan bahwa kejadian stress psikis
sangat terkait erat dengan peningkatan Corticotropin Releasing
Hormone (CRH) dari hipotalamus yang dapat memberikan
pengaruh buruk terhadap produksi hormon reproduksi. Dengan
demikian, stress psikis atau depresi dapat meningkatkan risiko
infertilitas pada wanita.

Depresi mengacu pada keadaan dua hal yaitu suasana hati dan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
keadaan sakit. Suasana hati yang tertekan adalah perasaan
sedih, sakit dan derita yang pernah dialami oleh setiap orang.
Keadaan ini biasanya tidak berlangsung lama dan tidak sampai
mempengaruhi keadaan umum dari kesejahteraan tubuh atau
tingkat kegunaan organ tubuh.

6) Emosi/stress
Stres dapat memicu pengeluaran hormon kortisol yang
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi. Untuk itu, stres
yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko infertilitas pada
wanita.

Stres merupakan suatu keadaan seseorang yang merasa


terdesak atau tercekam dan disebabkan oleh tekanan, baik dari
luar maupun dari kedua-duanya. Banyak hal yang bisa memicu
stres, seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapean, frustasi,
perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, pre
menstruasi sindrom (PMS). Selain itu stres juga bisa terjadi
karena seseorang terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung,
berduka cita, dan ketakutan.

d. Masalah yang timbul pada infertilitas


Masalah yang timbul akibat infertilitas (Rizem,2012), yaitu :

1) Kehilangan kepercayaan diri pada pasangan suami istri karena


menganggap diri tidak mampu mempunyai keturunan.
2) Timbul konflik dalam rumahtangga disebabkan karena salah satu
pasangan merasa kecewa terhadap pasangannya yang tidak bisa
membuat keturunan sampai berakhir dengan perceraian.
3) Masih ada pandangan masyarakat bahwa terjadinya infertilitas itu
yang disalahkan adalah wanita, karena wanita baru bisa baru bisa
diterima status warga masyarakat sepenuhnya apabila telah
menjadi seorang ibu.
4) Trauma dan kecewa terhadap diri sendiri karena merasa tidak
sempurna sebagai wanita.
5) Menimbulkan perasaan rendah diri dan kebuntuan dimasa-masa
mendatang.
6) Mengalihkan fungsi keibuan pada interes-interes lain seperti

PAGE \* MERGEFORMAT 2
mengutamakan pada kegiatan erotik dan seksual.
7) Mengabdikan diri pada satu ideologi atau satu interes emosional
tertentu.

e. Penatalaksanaan

Asuhan infertilitas dibagi menjadi dua (Sarwono,2014), yaitu:

1) Kolaborasi
Tujuan dari evaluasi infertilitas adalah menentukan penyebab dari
infertilitas, menentukan pilihan pengobatan baik tindakan medis
atau tindakan bedah. Proses pemeriksaan dan pengobatan bisa
menimbulkan stress fisik, emosi, dan financial pada suami/istri.

Apabila masalah infertilitas adalah dari suami, pengobatan yang


disebut inseminasi artificial bisa dilakukan. Prosedur ni adalah
sederhana dan aman, dan suksesnya tinggi. Semen dari suami
dimasukan secara intraserviks atau intrauterine. Beberapa tetes
semen dimasukkan apabila ovulasi dari istri sudah dekat.

2) Mandiri
Masalah infertilitas dapat mengakibatkan stress psikologis yang
sangat bagi suami/istri. perawat/bidan mempunyai peranan
penting dalam membantu suami/istri untuk aktif dalam semua
tahap pengobatan, mulai dari tahap pengkajian, macam-macam
pemeriksaan, rencana pengobatan, pelaksanaaan rencana, dan
seterusnya. Perawat/bidan harus mampu membangun hubungan
terapeutis agar suami/istri merasa aman mengungkapkan
perasaan tentang masalah infertilitas, pemeriksaan, pengobatan,
harapan, dan ketidakberdayaan yang mereka alami.

Seringkali suami/istri bisa mengalami disfungsi seksual. Dulu,


kegiatan yang sangat intim dilakukan spontan dan membawa
kebahagian yang sangat dalam. Sekarang kegiatan yang sangat intim
menjadi bahan diskusi, dan pemeriksaan oleh tim ahli yang mengobati
mereka. Mereka juga merasa bahwa kegiatan seksual sebagai ukuran
keberhasilan atau kegagalan untuk menjadi hamil.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Pengobatan pada gangguan menstruasi tergantung dengan
penyebab:

Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi, pada


keadaan estrogen yang terlalu rendah, maka terapi yang dapat
diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, pada
keadaan progesterone yang terlalu rendah maka terapi yang dapat
diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung progesterone, dan
pada keadaan keduanya memiliki ketidakseimbangan hormonal yang
sama untuk jumlah estrogen dan progesterone yang kurang, maka
dapat dilakukan terapi dengan pil kombinasi yang mengadnung
estrogen dan progesterone dengan jumlah seimbang, Bila gejala
terjadi akibat tumor, operasi mungkin diperlukan, adanya tumor yang
mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu
ditindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi dan lain-lain.

Penanganan segera yaitu kolaborasi dengan dokter spesialis


kebidanan dan kandungan untuk:

1) Inseminasi buatan
Inseminasi buatan adalah upaya untuk memasukkan spermatozoa
langsung ke dalam kavum uteri dari luar. Syarat utama untuk
dapat berhasil dalam teknik inseminasi buatan adalah hasil
pemeriksaan fungsi tuba falopii dalam batas normal.

2) Transfer ovum
Pemindahan ovum dari wanita fertile setelah inseminasi (biasanya
oleh suami wanita yang infertile tersebut) pada saat ovulasi
(puncak LH). Donor ovum dan penerimanya masing-masing harus
mengalami ovulasi dalam waktu 2 hari.

3) Fertilisasi in vitro
Teknik pemindahan ovum dari ovarium, membuahinya di dalam
laboratorium, kemudian memasukkan embrio yang terjadi ke
dalam uterus. (Sarwono,2005)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan Kewenangan
Bidan (yg UU Kebidanan dibuat yg nomor 1, baru diikuti PMK dll)

1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan


Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan tertuang
pada Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan pasal 46,
yang berbunyi sebagai berikut:
Bab IV
Bagian Kedua : Tugas dan Wewenang
Pasal 46:
(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
(2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
secara bersama atau sendiri.
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Paragraf 1
Pelayanan Kesehatan Ibu
Pasal 49
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang :
a. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil;
b. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
c. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal;
d. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
e. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
nifas, dan rujukan; dan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
f. Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan
pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.
2. KEPMENKES NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar
Profesi Bidan
BAB IV DAFTAR POKOK BAHASAN, MASALAH, DAN KETERAMPILAN

a. Daftar Pokok Bahasan


Area Kompetensi 4: Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Praktik Profesional Kebidanan dan Manajemen Asuhan terdiri atas:
1) Asuhan Kebidanan fisiologis:
a. Pranikah dan masa sebelum hamil
b. Kehamilan fisiologis holistik
c. Persalinan fisiologis holistik
d. Bayi Baru Lahir fisiologis holistik
e. Nifas fisiologis holistik
f. Neonatus, bayi dan balita fisiologis holistik
g. Keluarga Berencana (KB) fisiologis holistik
h. Kesehatan reproduksi fisiologis holistik
i. Asuhan kebidanan komunitas

DAFTAR KETERAMPILAN PRAKTEK PROFESI BIDAN

Tingkat
Lingkup Asuhan
No Daftar Keterampilan Kemampuan
Kebidanan
Masa Sebelum 1 Skrining masalah dan gangguan kesehatan 3
Hamil sebelum hamil
2 Persiapan kehamilan sehat 4
3 Konseling pranikah 4
4 Konseling masa sebelum hamil perencanaan 4
kehamilan dan persiapan menjadi orang tua
5 Konseling dalam kesiapan merawat anak 4

6 Penyiapan klien untuk pemeriksaan 4


penunjang infertiltas
7 Edukasi tahapan tatalaksana infertilitas 2
(Pemeriksaan sperma pemeriksaan
hidrotubasi, inseminasi, bayi tabung)
8 Ultrasonografi (USG) transvaginal 2

9 Hidrotubasi dan Histerosalpingingografi 2


(HSG)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
10 Konseling masa sebelum hamil pada 3
penderita hepatitis B/C
11 Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) 3
dan konseling tentang HIV/AIDS
12 KIE dan konseling tentang sifilis 3

13 KIE dan konseling tentang Kehamilan yang 3


Tidak Diharapkan
14 Dukungan psikososial pada ibu yang 3
kehilangan anak
15 Konseling Keluarga Berencana 4

Masa Antara 1 Pemeriksaan bimanual 2

2 Edukasi Deteksi dini kanker payudara 4


dengan Sadari
3 Mammografi 2

4 KIE dan konseling deteksi dini kanker 3


payudara
5 Menjelaskan hasil pemeriksaan papsmear 3

6 Edukasi tahapan dan tatalaksana kasus 3


dengan hasil papsmear (+)
7 Edukasi dan tata laksana kanker serviks 3

8 Memfasilitasi pemeriksaan hepatitis, HIV- 4


AIDS, TBC Malaria positif dan sifilis
9 Biopsi jaringan 2

10 Kolposcopi 2

11 Histerektomi 2

12 Pemasangan pessarium 2

13 Eksterpasi polip eksternal 2

14 Kauterisasi 2

15 Identifikasi risiko Infeksi menular seksual 4


(IMS)
16 Edukasi tatalaksanana IMS 4

17 Konseling keluarga berencana 4

Kesehatan 1 Identifikasi gangguan pada organ dan fungsi 3


Reproduksi dan reproduksi perempuan
Seksualitas 2 Skrining keganasan organ reproduksi 3
Perempuan
3 Skrining penyimpangan perilaku seksual 2

4 Skrining kanker serviks dengan IVA test 4

5 Pelaksanaan krioterapi dengan IVA test 3


positif
6 Pemeriksan pap smear 3

PAGE \* MERGEFORMAT 2
7 KIE kesehatan reproduksi dan seksualitas 4

8 Edukasi tentang skrining gangguan pada 3


sistem reproduksi perempuan
9 Edukasi tentang skrining penyimpangan 3
kesehatan reproduksi perempuan
10 Pelayanan kesehatan reproduksi dan 3
seksualitas
11 Identifikasi kasus gangguan orientasi seksual 2

12 Edukasi pencegahan perilaku seksual beresiko 4

13 Konseling Penganiayaan dan Pelecehan 2


Seksual
14 Tata Laksana awal pada perempuan dengan 3
korban kekerasan fisik dan seksual

Daftar Masalah Yang sering Muncul

No. Lingkup Asuhan Daftar Masalah


Kebidanan
Masa Sebelum Hamil 1) Ingin menunda kehamilan
2) Tidak dapat hamil
3) Keguguran
4) Sering anyang-anyangan
5) Haid tidak teratur

6) Ibu penderita hemofilia

7) Calon ibu penderita Diabetes Melitus (DM)

8) Kawin muda

9) Penderita penyakit kronik (asma, hipertensi, penyakit


tiroid, atau jantung)
10) Menstruasi tidak lancar

11) Penggunaan kontrasepsi sebelumnya

12) Ingin hamil dengan kelainan tulang Belakang

13) Ingin hamil, calon Ibu Orang Dengan HIV AIDS


( ODHA)
14) Periksa kesehatan (tekanan darah, berat badan)

B.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. PMK NO. 21 Tahun 2021 Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
Bagian Kesatu

Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil

Pasal 5

(1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk


mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan pada:
a. Remaja;
b. Calon pengantin; dan/atau
c. Pasangan usia subur.
(3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pemeriksaan fisik;
b. Pemeriksaan penunjang;
c. Pemberian imunisasi;
d. Suplementasi gizi;
e. Konsultasi kesehatan; dan
f. Pelayanan kesehatan lainnya.
Pasal 6

(1) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a
paling sedikit meliputi:
a. Pemeriksaan tanda vital; dan
b. Pemeriksaan status gizi.
(2) Pemeriksaan status gizi 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
harus dilakukan terutama untuk:
a. Menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan
b. Pemeriksaan status anemia.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Pasal 7

Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)


huruf b merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan
indikasi medis, terdiri atas:

a. Pemeriksaan darah rutin;


b. Pemeriksaan darah yang dianjurkan;
c. Pemeriksaan penyakit menular seksual;
d. Pemeriksaan urin rutin; dan
e. Pemeriksaan penunjang lainnya.
Pas al 8

(1) Pemberian imunisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)


huruf c dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit Tetanus.
(2) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi
dasar dan lanjutan.
(3) Status T5 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan agar wanita
usia subur memiliki kekebalan penuh.
(4) Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang
bersangkutan menjadi calon pengantin.
(5) Ketentuan mengenai Pemberian imunisasi tetanus toxoid sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9

(1) Pemberian suplementasi gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat


(3) huruf d bertujuan untuk pencegahan anemia gizi.
(2) Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.

Pasal 10

PAGE \* MERGEFORMAT 2
(1) Konsultasi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf e berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi.
(2) Komunikasi, informasi, dan edukasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan.
(3) Tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
guru usaha kesehatan sekolah, guru bimbingan dan konseling, kader
terlatih, konselor sebaya, dan petugas lain yang terlatih.
(4) Komunikasi, informasi, dan edukasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
antara lain diberikan melalui ceramah tanya jawab, kelompok diskusi
terarah, dan diskusi interaktif dengan menggunakan sarana dan media
komunikasi, informasi, dan edukasi.
Pasal 11

(5) Materi pemberian komunikasi informasi dan edukasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan sesuai tahap perkembangan
mental dan kebutuhan.
(6) Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk remaja
meliputi :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
b. Tumbuh kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja;
c. Kesehatan reproduksi;
d. Imunisasi;
e. Kesehatan jiwa dan NAPZA;
f. Gizi;
g. Penyakit menular termasuk HIV dan AIDS;
h. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS);dan
i. Kesehatan intelegensia.
(7) Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk calon
pengantin dan pasangan usia subur (prakonsepsi) meliputi :
a. Informasi pranikah meliputi:
1. Kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup;
2. Hak reproduksi;
3. Persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan pranikah; dan
4. Informasi lain yang diperlukan;

PAGE \* MERGEFORMAT 2
b. Informasi tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam pernikahan
termasuk peran laki-laki dalam kesehatan.
(8) Persiapan pranikah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka
3 antara lain persiapan fisik, persiapan gizi, status imunisasi Tetanus
Toxoid, dan menjaga kesehatan organ reproduksi.

4.Permenkes No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan


Praktik Bidan
Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan


untuk memberikan:

a. pelayanan kesehatan ibu;

b. pelayanan kesehatan anak; dan

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 19

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a


diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan :
a. konseling pada masa sebelum hamil;

b. antenatal pada kehamilan normal;

c. persalinan normal;

d. ibu nifas normal;

e. ibu menyusui; dan

f. konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
c. Episiotomi;

PAGE \* MERGEFORMAT 2
d. Pertolongan persalinan normal;
e. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
f. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
g. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
h. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
i. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
eksklusif;
j. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
k. Penyuluhan dan konseling;
l. Bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
m. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan


keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan
berwenang memberikan:

a. penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan


keluarga berencana; dan
b. pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Laporan Kasus Dengan Metode SOAP

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


PADA Ny…. DI PUSKESMAS……

1. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


a. IDENTITAS
Nama Klien : Ny. A
Umur :
Asal/Suku : Sunda Agama : Islam
Alamat : Lebak Banten
Kecamatan :
Kab/Kota : Lebak Prov : Banten
Pekerjaan Klien : Mengurus Rumah Tangga
Pendidikan Klien: SD

Nama Calon Suami /Suami : Tn. …


Pekerjaan calon suami /Suami : Wiraswasta
Pendidikan Klien : SD

b. KELUHAN SAAT INI :


Ibu mengatakan datang untuk periksa karena belum memiliki anak setelah
menikah selama 2 tahun dan ingin memiliki anak, sedangkan hubungan seks
dilakukan secara teratur 2-3 kali dalam seminggu dan tidak menggunakan
alat kontrasepsi apapun. Ibu sering sakit kepala kadang sakit kepala
sebelah. Ibu juga sering mengkonsumsi makanan instan dan siap saji.

c. RIWAYAT IDENTITAS
-

-
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Status kawin klien : Belum/Belum hub. Sex
Menikah Sekali
Menikah Ke….

- Janda
Status kawin suami : Menikah sekali √ Menikah ke 2
--

d. RIWAYAT KESEHATAN
- Jantung

- Hipertensi

- DM

- Asma

- Hepatitis

- IMS/HIV

- TBC

- Ginjal kronis

- Malaria

- Epilepsi

- Kejiwaan

- Kelainan kongenital

- Alergi obat /makanan

- Kecelakaan

- Tranfusi darah

e. RIWAYAT KONTRASEPSI
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Pil KB
 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil :-
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : Haid tidak teratur

PAGE \* MERGEFORMAT 2
f. RIWAYAT IMUNISASI TT :
TT I : sudah waktu bayi/-
TT II : sudah SD kelas 4/-
TT III : sudah SD kelas 5/-
TT IV : sudah TT Caten/-
TT V : Belum

g. RIWAYAT KESEHATAN REPRODUKSI


Usia pertama haid : 14 th Usia pertama Nikah : 18 th

Usia pertama hamil : belum pernah hamil

Siklus Haid : 32 hari

Nyeri Haid : - Ya √ Tidak

Konsumsi Narkoba : -- Ya √ Tidak

Konsumsi alcohol > 1x/hr : - Ya

√ Tidak

Jumlah melahirkan : Normal ….. x - Caesar ….. x


-

- Keguguran ….. x

Pernah menyusui - Ya, selama ……. Bln √ Tidak

Sebelum ini pernah periksa : - IVA … x - Pap smear …. x

√ Tidak pernah

Merokok : x Aktif, - btg/hr x Pasif

x Tidak

Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari) : √ Ya - Tidak

√ -

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Kurang konsumsi buah/sayur (5 porsi/hari) : Ya Tidak

Golongan Darah : Belum Periksa

Rhesus : Belum Periksa

h. RIWAYAT PENYAKIT KETURUNAN

a. Penyakit Genetis
- Hemofilia

- Thalasemia

- Butawarna

- Anemia cell Bulan sabit

- Fenil Keton uria

- Albino

- Diabetes Melitus

- Huntington Disease

- Sindrom Klenefelter

b. Kelainan Konginetal
- Spina bifida

- Labio Skisis, Palato Skisis, Genato Skisis

- Penyakit jatung bawaan

- Fibrosistik

- Down Sindrom

c. Gangguan jiwa √

d. Kembar √

2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. BB : 50, TB : 150, IMT : 22.2

2. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Suhu : 36.60C
c. Nadi : 82 x/menit
d. Pernafasan : 22 x/menit

3. Head to too
1. Mata : Konjungtiva : tidak Pucat
Sklera : tidak ikterik
2. Mulut : Caries Dentis : - ya √ tidak
3. Leher : kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
4. Dada : Simetris
5. Payudara : Pembesaran ada / tidak
Tarikan dinding payudara tidak ada
6. Abdomen : Pembesaran tidak ada
Nyeri tekan tidak ada
7. Ekstremitas : telapak tangan Pucat : - ya √ tidak
8. Genetalia : Pengeluaran : tidak ada, Warna :kemerahan
normal, Bau : tidak bau

4. Pemeriksaan Laboratorium (belum dilakukan)


a. Darah : 12.8 gr/dl
b. Urine : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
c. TORCH : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
d. USG : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
e. HIV/AIDS : Non Reaktif
f. Hepatitis : Non Reaktif
g. Rapid Tes Malaria : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
h. Sputum BTA : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
i. Tes Sifilis : Non Reaktif

3. ASSESMENT :
Ny. D Usia 20 tahun Go P0 A0 persiapan Kehamilan dengan Infertil
primer.

4. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami (Ibu mengerti dengan
kondisinya saat ini)
2. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya berolah raga teratur, agar
tetap bugar (Ibu mengerti dan bersedia melakukan)
3. Menjelaskan kepada ibu tentang makanan-makanan yang dapat
meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung
protein seperti, daging dan alternatifnya (ikan, telur, kacang-kacangan),
buah dan sayuran (buah, sayuran mentah, makanan segar, jus buah/
sayuran, buah kering), roti dan sereal yang tidak banyak diolah (roti,
bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah),
susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju), serta menganjurkan
untuk mengkonsumsi multivitamin mis. Vit.E. (Ibu mengerti dan akan
mengikuti anjuran yang telah diberikan)
4. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang teknik-teknik berhubungan
yang sesuai dengan keadaan pasien, seperti posisi terlentang atau
miring. Supaya pasien dapat memilih teknik berhubungan yang sesuai
dengan keadaannya sekarang sahingga cepat terjadi kehamilan dan
setelah berhubungan ibu dianjurkan untuk diam selama 30 menit dan
bokong/pinggang ibu ditahan dengan menggunakan bantal dan kaki ibu
diangkat ke atas ini itu supaya semua sperma masuk semua kedalam
uterus. (Ibu dan suami mengerti, paham serta akan mengikuti anjuran
yang telah diberikan)
5. Memberikan support / semangat kepada ibu untuk meyakinkan diri (ibu
dan suami merasa tenang)
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi bila ada keluhan (Ibu bersedia)
7. Menyarankan ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan dokter spesialis (Ibu dan suami bersedia untuk memeriksakan diri
ke dokter spesialis)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Laporan Kasus Dengan Metode Pathway
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari danTanggal :

Tempat Praktik : Puskesmas …


Nama :
Program Studi : Profesi Kebidanan

Pathway Kasus Kebidanan PRAKONSEPSI


Nama : Ny. D

Usia : 20 Tahun

GPA : GoP0A0 persiapan Kehamilan dengan infertil primer

Tanda / Gejala / keluhan secara teori Patofisiologi (SesuaiTanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien)  Tanda / Gejala
: (sertakan sumber pustaka (sertakan sumber pustaka) keluhan yang
dialami pasien
Gaya hidup, Faktor lingkungan, gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan
Depresi dan Emosi/stress, Daniel pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam
pembentukan folikel di ovarium. S: Tidak ada
(2008)
keluhan,hanya ingin
Tidak ada gangguan menstruasi, radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan memiliki anak
Siklus menstruasi yang teratur, bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, menikah … tahun
Perdarahan yang normal, pada saat diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat O: diisi
awal haid nyeri perut dan pinggang. lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma.
Badan kadang terasa lemas.
aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga
organ genitalia tidak berkembang dengan baik.

Asuhan yang diberikan :


Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan : (sertakan sumber
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami pustaka terkait teori)
2. Menjelaskan kepada ibu tentang makanan-makanan yang dapat 1. Agar ibu dan suami mengerti dengan keadaannya saat ini dan
meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein kooperatif dalam asuhan
seperti, daging dan alternatifnya (ikan, telur, kacang-kacangan), buah dan
sayuran (buah, sayuran mentah, makanan segar, jus buah/ sayuran, buah 2. Dengan mengkonsumsi makanan yg mengandung protein, Vit. E
kering), roti dan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan dan asam folat dapat mempengaruhi Kesehatan tubuh terutama
kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan kesuburan pasangan (Adi, Irawan Sapto, 2020)
susu (susu, yoghurt, keju), serta menganjurkan untuk mengkonsumsi
3. Posisi ini bisa meningkatkan kemungkinan sperma masuk dan
multivitamin mis. Vit.E dan Asam Folat.
menyebabkan pembuahan. Dan Posisi ini dapat membantu
3. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang teknik-teknik berhubungan yang sperma untuk terus mengalir masuk ke rahim, sehingga
sesuai dengan keadaan pasien, seperti Berbaring sejenak setelah meningkatkan peluang pembuahan (Handayani, dr. Verury
berhubungan intim, setidaknya 20 – 30 menit, Menaruh kepala di bawah Verona, 2021).
dan mengangkat kedua kaki ke atas usai berhubungan intim, dan
4. Skrining laboratorium lebih lanjut bertujuan untuk mendeteksi
Mengganjal pinggul dengan bantal setelah berhubungan intim.
dini penyakit dan kelainan yang ada pada pasien .
4. Menganjurkan klien untuk skrining pemeriksaan
5. Untuk dapat menentukan penyebab dari infertilitas, menentukan
laboratorium lebih lanjut / cek Laboratorium untuk persiapan prakonsepsi.
pilihan pengobatan baik tindakan medis atau tindakan bedah
5. Menyarankan ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
6. Agar ibu tetap tenang dan yakin dengan usaha program
dengan dokter spesialis
hamilnya.
6. Memberikan support / semangat kepada ibu untuk meyakinkan diri
7. Kunjungan ulang bertujuan untuk mengevaluasi masalah
7. Mendiskusikan kunjungan ulang 1 bulan Lagi jika ada keluhan. yang dihadapi dan deteksi dini kegawatan.

Evaluasi asuhan yang diberikan :

Ibu dan suami merasa tenang dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan dan ibu akan mengikuti saran
atau anjuran yang diberikan. Ibu dan suami siap untuk dilakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data Subjektif

Dalam Pengkajian data Subjektif pada kasus prakonsepsi pada Ny.


didapatkan hasil anamesa bahwa belum memiliki anak setelah menikah
selama 2 tahun dan ingin memiliki anak, sedangkan hubungan seks
dilakukan secara teratur 2-3x dalam seminggu. Pada awal pernikahan
memakai kontrasepsi Pil KB namun selama 2 bulan dan sekarang tidak
menggunakan alat kontrasepsi apapun. Ibu sering mengkonsumsi makanan
instan dan siap saji.

Berdasarkan Teori Menurut Nugroho (2010), infertilitas primer


merupakan keadaan dimana istri belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan di hadapkan kepada kemungkinan hamil selama 12
bulan berturut-turut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan riwayat kesehatan reproduksi, ibu


mengatakan usia menikah 18 tahun, usia pertama kali haid 14 tahun. Ibu
belum pernah hamil atau keguguran. Siklus haid ibu teratur 32 hari, lamanya
haid 4-6 hari, ada nyeri haid, ibu dan suami tidak mengkonsumsi narkoba dan
minuman beralkohol, ibu dan suami tidak merokok, ibu belum pernah
melakukan pemeriksaan iva dan pap smear, aktifitas fisik yang ibu lakukan
hanya pekerjaan rumah dalam sehari hari, dalam sehari-hari ibu jarang
mengkonsumsi sayur/buah.

Berdasarkan Teori Daniel 2008, gaya hidup tidak sehat dapat


mempengaruhi terjadinya infertilitas pada wanita yang dapat dilihat dari
kebiasaan mengkonsumsi makanan atau minuman yang banyak
mengandung zat kimia (racun) dan perokok.

B. Pengkajian Data Objektif

Dalam pemeriksaan fisik dan penunjang tidak ditemukan


adanya kelainan, Ibu dan Suami dalam keadaan Normal.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Assesment

Berdasarkan Data subjektif dan Objektif terdapat persamaan


antara teori dengan gejala yang timbul pada kebidanan, maka dari itu
diagnosa yang didapatkan pada Ny. .. adalah Infertil primer.

D. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan kebidanan pada Ny.


dengan Infertil Primer, asuhan yang diberikan berupa :

1. Memberikan support / semangat kepada ibu untuk meyakinkan diri


dan tetap semangat, agar ibu tetap tenang dan yakin dengan usaha
program hamilnya,

2. Menjelaskan kepada ibu tentang makanan-makanan yang dapat


meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung
protein seperti, daging dan alternatifnya (ikan, telur, kacang-
kacangan), buah dan sayuran (buah, sayuran mentah, makanan
segar, jus buah/ sayuran, buah kering), roti dan sereal yang tidak
banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum,
spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu,
yoghurt, keju), serta menganjurkan untuk mengkonsumsi
multivitamin mis. Vit.E dan Asam Folat, Dengan mengkonsumsi
makanan yg mengandung protein, Vit. E dan asam folat dapat
mempengaruhi Kesehatan tubuh terutama kesuburan pasangan (Adi,
Irawan Sapto, 2020).

3. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang teknik-teknik


berhubungan yang sesuai dengan keadaan pasien, seperti
Berbaring sejenak setelah berhubungan intim, setidaknya 20 – 30
menit, Menaruh kepala di bawah dan mengangkat kedua kaki ke
atas usai berhubungan intim, dan Mengganjal pinggul dengan
bantal setelah berhubungan intim. Posisi ini bisa meningkatkan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
kemungkinan sperma masuk dan menyebabkan pembuahan. Dan Posisi
ini dapat membantu sperma untuk terus mengalir masuk ke rahim,
sehingga meningkatkan peluang pembuahan (Handayani, dr. Verury
Verona, 2021).

4. Menganjurkan klien untuk skrining pemeriksaan


laboratorium lebih lanjut/cek Laboratorium untuk mendeteksi dini
penyakit dan kelainan yang ada pada pasien.

5. Menyarankan ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut


dengan dokter spesialis, agar dapat menentukan penyebab dari
infertilitas, menentukan pilihan pengobatan baik tindakan medis atau
Tindakan

6. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan Lagi jika ada keluhan agar dapat
d evaluasi dan dlihat perkembangan masalah yang dihadapi.

E. Evaluasi

Menurut Sarwono (2014) dengan dilakukannya kolaborasi yaitu dapat


menentukan penyebab dari infertilitas, menentukan pilihan pengobatan baik
tindakan medis atau tindakan bedah. Proses pemeriksaan dan pengobatan bisa
menimbulkan stress fisik, emosi, dan financial pada suami/istri. Maka dari itu
harus selalu memberikan dukungan kepada pasangan suami istri agar tetap
semangat dan yakin dapat hamil.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, mahasiswa mampu melakukan

pengkajian data subyektif dan obyektif, menegakkan diagnosa,

merencanakan dan memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan

rasionalisasi berdasarkan teori serta mengevaluasi asuhan yang diberikan

pada kasus Prakonsepsi dengan Infertil Primer. Hasil yang didapatkan

tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang ada di pelayanan.

B. Saran
1. Bagi Lahan Praktek

Agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan prakonsepsi dengan

infertile primer dengan lebih memperhatikan kebutuhan klien, seperti

pelayanan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada pasangan usia

subur (PUS), penyuluhan kesehatan tentang asupan gizi yang baik, cara

berhubungan yang baik , bila harus diberi tindakan medis dan bedah

berkolaborasi dengan dokter spesialis.

2. Bagi Pendidikan

Instansi pendidikan agar meningkatkan sarana prasarana dan

bimbingan untuk menunjang kelancaran perkuliahan mahasiswa.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem, 2017


Mengatasi Infertilitas sejak dini, Yogyakarta.

Adhi, Irawan Sapto. 2020.


16 Makanan Untuk Meningkatkan Kesuburan Saat Hamil.
https://health.kompas.com/read/2020/07/15/193200368/16-makanan-
untuk-meningkatkan-kesuburan-saat-program-hamil?page=all diakses
pada tanggal 25 November 2021

Baradero, Mary, dkk. 2015


Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi &
Seksualitas, Jakarta.

Djuwantoro,Tono dkk . 2008


Hanya 7 hari Memahami Infertilitas. Bandung: Refika Aditama
http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/. Diakses
pada tanggal 25 April 2021

Handayani, dr. Verury Verona, 2021


Posis Terbaik Usai BerhubunganIntim Agar Cepat Hamil,
https://www.halodoc.com/artikel/posisi-terbaik-usai-berhubungan-intim-
agar-cepat-hamil (diakses tanggal 25 November 2021)

Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBGa. 2009


Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta.

Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBGb. 2012


Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta.

Manuaba,I.B.G.2017
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan Bidan,
Edisi2, Jakarta.

Prawirohardjo S. 2010
Ilmu Kandungan, Yogyakarta.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Prawirohardjo S. 2011
Ilmu Kebidanan. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014


Ilmu Kandungan. Jakarta.

Sibagariang EE. 2010


Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Sumapraja, S. 2011
Pemeriksaan pasangan infertil.Jakarta

Varney, H.2019
Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta.

Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. 2012


Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta.

WHO. 2012
Angka Kejadian Infertilitas, Genova: Indonesia

Muslimin, Y., Wahyuni, A., & Resty, R. 2016


Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infertilitas Pada Wanita Usia
Subur Di RSU Sawerigading Palopo Tahun 2016. Prodi DIV Stikes Mega
Buana Palopo. https://osf.io/bvqtk/download/?format=pdf (Diakses
Tanggal 25 November 2021)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Disesuaikan dengana suhan yang dilakukan!!

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai