Anda di halaman 1dari 148

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM

KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
TA 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Modul Praktikum Keperawatan Maternitas


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Nusa Nipa telah disetujui dan disahkan
untuk dapat digunakan pada praktik laboratorium

TIM PENYUSUN:

1. Regina Ona Adesta, S.Kep.,Ns.,M.Kep


2. Theresia Syrilla da Cunha, S.Kep.,Ns.,M.Kes
3. Ariyanto Ayupir, S.Kep.,Ns.,M.Kes
4. Maria Susana Ine Nona Ringgi, S.ST.,M.Kes
5. Maria Stefania, S.S.Tr.,M.Keb

Maumere, September 2021

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page ii


BIO DATA MAHASISWA

NAMA :

NIM :

ALAMAT :

NO. TELP. :

EMAIL :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Program Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu–Ilmu Kesehatan Universitas Nusa Nipa Tahun Akademik
2021/2022 dapat terselesaikan dengan baik. Berdasarkan “Kurikulum Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia” yang disusun oleh Tim AIPNI 2015, diharapkan
mahasiswa memperoleh pengalaman belajar laboratorium di Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas secara komprehensif, sehingga memiliki kemampuan professional dalam
bidang keperawatan.
Setelah mengalami pembelajaran dan praktikum pada Mata kuliah Keperawatan
Maternitas mahasiswa diharapkan dapat berupaya meningkatkan kesehatan reproduksi
perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas, diantara dua masa kehamilan dan
bayi baru lahir fisiologis dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif yang
menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan aspek legal
dan etis ditatanan klinik maupun komunitas.
Dalam proses Pendidikan S1 Keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
melakukan asuhan keperawatan maternitas yaitu asuhan keperawatan yang difokuskan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu melahirkan dan bayi baru lahir serta ibu yang
mengalami gangguan pada sistem reproduksi.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca demi
penyempurnaan isi modul ini. Semoga modul ini dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai referensi dalam pembelajaran. Atas
perhatian dan kerjasama dari semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Maumere, September 2021

Tim Penyusun

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page iv


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... ii
BIODATA MAHASISWA ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... vi

BAB I PERIODE ANTENATAL CARE ............................................................................. 1


A. Defenisi ................................................................................................................ 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 1
C. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil ........................................................................... 3
D. Perhitungan Usia Kehamilan ............................................................................ 11
E. Perhitungan Taksiran Pe rsalinan .................................................................... 12
F. Perhitungan Taksiran Berat Badan Janin ...................................................... 12
BAB II PERIODE INTRANATAL CARE ......................................................................... 13
A. Pertolongan Pe rsalinan ..................................................................................... 13
B. Manaje men Nyeri Persalinan ........................................................................... 18
C. Pengisian Partograf ............................................................................................ 21
D. Inisiasi Menyusui Dini dan Bounding Attachment .......................................... 27
BAB III PERIODE POST NATAL CARE ......................................................................... 33
A. Pemeriksaan Fisik dan Psikologis Ibu Nifas ................................................... 33
B. Perawatan Payudara Ibu Nifas ......................................................................... 38
C. Teknik Memerah ASI ........................................................................................ 47
D. Teknik Massage Payudara ................................................................................ 51
E. Cara Menyusui yang Benar .............................................................................. 51
F. Pijat Laktasi ........................................................................................................ 57
G. Senam Nifas ........................................................................................................ 60
H. Konsep Kunjungan Rumah .............................................................................. 62
I. Vulva Hygiene .................................................................................................... 63
BAB IV PERIODE BAYI BARU LAHIR .......................................................................... 65
A. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal ..................................................................... 65
B. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir ................................................................. 69
C. Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir ........................................................... 74

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page v


DAFTAR LAMPIRAN

1. Format Penilaian Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil


2. Format Penilaian Manajemen Nyeri Persalinan
3. Format Penilaian Asuhan Persalinan Normal
4. Format Penilaian Perawatan Payudara
5. Format Penilaian Teknik Memerah ASI
6. Format Penilaian Pendidikan Kesehatan Posisi Menyusui
7. Format Penilaian Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
8. Format Penilaian Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir
9. Format Penilaian Pemeriksaan Fisik dan Psikologis Ibu Nifas
10. Format Penilaian Senam Nifas
11. Format Pengkajian Keperawatan Maternitas Ante Natal Care (ANC)
12. Format Pengkajian Keperawatan Maternitas Intra Natal Care (INC)
13. Format Pengkajian Keperawatan Maternitas Post Natal Care (PNC)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page vi


BAB I
PERIODE ANTENATAL CARE
(ANC)

A. DEFENISI
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepadaibu hamil
secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin,2006). Pemeriksaan
ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada
ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilandan persalinan yang aman dan
memuaskan (Wibowo, 2013).
Menurut Wignjosastro (2012) Antenatal care (ANC) merupakan pengawasan wanita
hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik danmental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Anamnesis/ wawancara adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu
hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan factor resiko yang dimilikinya.

B. TUJUAN:
Tujuan melakukan wawancara/anamnesa pada ibu hamil: mengidentifikasi informasi
untuk menentukan risiko yang terkait dengan ibu hamil.
Hal- hal yang perlu dianamnesa/ diwawancara pada ibu hamil antara lain (Chapman &
Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011; Kinzie &
Gomez, 2004, NHS, 2008):
1. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk menentukan risiko tertentu
berdasarkan karakteristik sosiodemografi.
Yang perlu anda tanyakan pada ibu hamil antara lain umur, gravida (kehamilan)/
para (bersalin) ke berapa, alamat, ras/ etnis/ suku asal. Agama ibu, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan.
Umur perlu ditanyakan pada ibu hamil karena umur sebelum 20 tahun dan lebih 35
tahun merupakan umur yang berisiko tinggi untuk hamil/ bereproduksi. Status
gravid/ status kehamilan perlu ditanyakan pada ibu hamil karena ibu hamil
pertama (primigravida) dengan ibu hamil yang kedua atau lebih (multipara) akan
berbeda kebutuhan informasi dan penanganannya. Alamat pun perlu ditanyakan
karena lokasi tempat tinggal akan mempengaruhi lingkungan yang terkait dengan
kesehatan ibu hamil. Ras/ etnis/ suku asal ibu perlu dikaji karena umumnya setiap
daerah memiliki budaya yang berkaitan dengan perawatan ibu hamil. Agama ibu
dikaji karena ada beberapa agama yang memiliki aturan tentang kehamilan atau
perawatan bayi. Status perkawinan perlu dikaji karena jika ibu hamil tanpa
menikah maka akan mempengaruhi penerimaan terhadap kehamilannya. Pekerjaan
ibu perlu dikaji karena jika ibu hamil merupakan pekerja fisik berat maka akan
banyak mempengaruhi pertumbuhan janin. Pendidikan ibu perlu dikaji karena akan
menentukan bagaimana anda sebagai perawat akan memberikan informasi
kesehatan terkait kehamilannya.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk menentukan risiko yang berdasarkan
karakteristik sosiodemografi

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 1


2. Riwayat kesehatan masa lalu dan yang sekarang
Riwayat kesehatan masa lalu dan sekarang pada ibu hamil perlu dikaji. Apakah
riwayat kesehatannya itu akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya.
Misalnya ibu yang memiliki kebiasaan merokok, harus segera diinformasikan
untuk menghentikan merokoknya.
3. Penggunaan obat medis
Riwayat penggunaan obat, operasi termasuk penerimaan transfusi darah, alergi,
imunisasi perlu dikaji. Apakah obat- obat tersebut masih digunakan atau memiliki
efek samping hingga saat ini.
4. Riwayat pengobatan/ penyakit keluarga
Hal ini perlu dikaji karena ada beberapa penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti thalasemia dan lain-lain. Hasil pengkajian ini akan meminimalkan risiko
terjadinya kelainan genetic
5. Reproduksi
System reproduksi ibu perlu dikaji karena akan mengetahui secara rinci tentang
siklus menstruasi ibu, kehamilan masa lalu dan bayi yang dilahirkan, gangguan
ginekologi, kontrasepsi yang pernah digunakan, riwayat infeksi menular seksual,
dan praktik seksual yang aman.
6. Perawatan diri, gaya hidup, dan keselamatan
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui frekuensi ibu melakukan pemeliharaan
kesehatan seperti pemeriksaan gigi, pola tidur, manajemen stress, penggunaan
alcohol, tembakau/ rokok, penyalahgunaan narkoba. Selain itu juga dapat
diidentifikasi praktik/ ritual- ritual kesehatan yang biasa dilaksanakan selama ini
yang dapat mempengaruhi kehamilan dan janinnya.
7. Psikososial
Psikososial perlu dikaji untuk mengetahui kesehatan psikologis dan emosional
masa lalu dan sekarang. Kesehatan mental perlu dikaji untuk mengidentifikasi
sumber dukungan emosional dan social dalam keluarga.
8. Budaya
Budaya dikaji untuk mengidentifikasi praktik- praktik budaya dan keyakinan/
nilai- nilai yang mempengaruhi kesehatan ibu
9. Lingkungan
Lingkungan dikaji untuk mengidentifikasi paparan lingkungan masa lalu dan
sekarang. Apakah dipengaruhi oleh tempat tinggal atau pekerjaan ibu.
Setelah anda melakukan anamnesa pada ibu hamil, anda dapat melanjutkan
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil? Jika pernah, pasti
tidak akan asing dengan istilah Leopold. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil, tidak hanya
terbatas pada pemeriksaan Leopold, tetapi masih banyak yang perlu dilakukan pada ibu
hamil untuk mengetahui kondisi fisik dan psikologis ibu.
1. Pengertian
Pemeriksaan fisik ibu hamil dilakukan pada ibu hamil untuk mengidentifikasi
kesehatan ibu hamil dan janin.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 2


2. Indikasi
Dilakukan pada ibu hamil mulai dari trimester I sampai trimester III. Khusus untuk
pemeriksaan Leopold hanya dilakukan setelah ibu masuk usia kehamilan trimester
II dan III.
3. Tujuan
Untuk mengetahui kesehatan ibu hamil dan janin
4. Petugas
Instruktur/ dosen/ mahasiswa perawat
5. Fase pra interaksi (fase sebelum berinteraksi dengan klien)
a. Validasi perlunya prosedur pada status medis
b. Validasi perencanaan keperawatan klien
6. Fase orientasi
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik
b. Rumuskan kontraks tindakan bersama, meliputi waktu, tempat, aktivitas/
tindakan, tahapan prosedur
c. Dukung privacy klien
d. Bila memungkinkan ajak klien bekerja sama dalam prosedur ini
e. Menjelaskan seluruh prosedur dan tujuan pemeriksaan fisik (Leopold I – IV)
pada klien
7. Prosedur
Untuk melakukan prosedur ini, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:
·Biasakan cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan fisik
pada ibu hamil
·Pada saat pemeriksaan Leopold maka posisi pemeriksaannya adalah ibu dianjurkan
tidur terlentang dengan menaruh handuk/ bantal kecil yang disimpan dipunggung/ di
atas bokong ibu untuk mencegah hipotensi ortostatik.

C. PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL


1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan antara lain (Chapman & Durham, 2010;
Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011; Kinzie & Gomez, 2004,
NHS, 2008):
a. Catatan keperawatan
b. Alat untuk mencatat
c. Stetoskop mono aural (laenec)/ dopler
d. Thermometer raksa
e. Pita ukur (meteran)
f. Stetoskop
g. Spigmomanometer
h. Hammer reflex
i. Alat perineal hygiene: kom tutup berisi kapas lembap dalam tempatnya, bengkok,
sarung tangan, perlak & pengalas
j. Timbangan badan dan pengukur tinggi badan
k. Penlight

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 3


l. Alat tenun/ selimut
m. Jam detik
2. Prosedur
Baiklah mari kita lihat dan lakukan prosedur pemeriksaan fisik ibu hamil ini
(Chapman & Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin,
2011; Kinzie & Gomez, 2004, NHS, 2008):
1. Lakukan pemeriksaan keadaan umum & kesadaran klien. Apakah keadaan umum
baik atau sakit, kesadaran compos mentis/ penuh atau mengalami penurunan
kesadaran
2. Periksa tanda- tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu
serta ukur berat badan ibu hamil dan tinggi badan ibu hamil
3. Ukur Lingkar Lengan atas ibu dengan cara:
a. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
b. Jika lengan pasien > 33cm, gunakan meteran kain
c. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada pasien bahwapetugas akan
menyingsingkan baju lengan kiri pasien sampai pangkal bahu.Bila pasien
keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam ruanganyang tertutup.
d. Pasien diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapunserta
otot lengan tidak tegang
e. Baju pada lengan kiri (lengan yang kurang dominan) disingsingkan ke atassampai
pangkal bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup
f. Tentukan posisi pangkal bahu.
g. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tanganke arah
perut.
h. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan
pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tandadengan pulpen/spidol
(sebelumnya dengan sopan minta izin kepadapasien). Bila menggunakan pita
LiLA perhatikan titik nolnya.
i. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan pasien sesuaitanda
(di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).
j. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
k. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
l. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka
yang lebih besar).
m. Batas nilai normal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk
pengkuran LiLA yaitu 2,35 cm. Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki
LiLA kurang dari 23,5 cm maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 4


Gambar 1.1 Prosedur Pengukuran LiLA Ibu Hamil

4. Pemeriksaan TTV tersebut menggunakan alat seperti spigmomanometer, stetoskop,


termometer, dan jam detik.

Gambar 1.2 Pengukuran Tekanan Darah (Kanan), Hitung Nadi (Kiri)

5. Kaji kesimetrisan kepala, rambut


Lihat apakah ada benjolan pada kepala ibu, apakah rambut ibu mudah dicabut.
6. Kaji konjungtiva, sklera
Lihat apakah konjungtiva ibu anemis (pucat) atau tidak, sklera apakah ikterik / kuning
atau tidak
7. Kaji hidung, penciuman
Apakah hidung ibu ada massa, benjolan, apakah fungsi penciuman baik atau tidak
8. Kaji bibir, gigi
Apakah membran mukosa bibir lembap atau kering, gigi apakah utuh atau ada karies/
bolong

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 5


9. Kaji telinga, mastoid
Apakah ada massa pada telinga, tulang mastoid ditekan apakah mengalami nyeri
tekan
10. Kaji adanya pembesaran KGB, thyroid
Apakah ibu hamil mengalami pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB) atau
kelenjar thyroid
11. Auskultasi jantung paru
Auskultasi jantung dengan menggunakan stetoskop pada Intracostae (ICS) II kanan,
II kiri, IV kiri. Auskultasi suara paru dengan menggunakan stetoskop pada paru kiri
dan kananmulai ICS II kanan dan kiri, bandingkan apakah ada perbedaan suara antara
paru kanan dan paru kiri
12. Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae & penonjolan puting susu
Kaji apakah payudara kiri dan kanan simetris atau tidak, areola mamae apakah hitam
atau tidak, apakah puting susu menonjol keluar atau tidak. Jika puting susu ibu hamil
menonjol ke dalam atau datar (inverted) maka anda dianjurkan untuk mengajarkan
ibu teknik hoffman yaitu teknik menekan areola mamae ke arah luar pada seluruh
lingkaran puting susu. Hal ini dimaksudkan agar puting susu ibu hamil dapat keluar
13. Palpasi seluruh area mamae & kaji pengeluaran kolostrum
Anda harus mengkaji, area mamae diraba dengan menekan seluruh kuadran/ sisi.
Payudara kiri dan kanan harus dikaji. Kaji adanya pengeluaran ASI/ kolostrum.
Namun sebelum anda mengkaji pengeluaran kolostrum/ ASI anda harus menanyakan
pada klien apakah ibu pernah mengalami keguguran atau tidak, apakah ibu pernah
mengalami persalinan prematur atau tidak. Jika ibu pernah mengalami keguguran
atau persalinan prematur, maka anda tidak dianjurkan untuk banyak memanipulasi/
melakukan pemeriksaan pada puting susu ibu. Hal ini dapat menyebabkan ibu
mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat merangsang kontraksi uterus dan
keguguran atau persalinan prematur.
14. Lakukan inspeksi abdomen
Lihat abdomen ibu hamil, lihat apakah terdapat linea nigra, striae gravidarum. Jika
ibu hamil sudah masuk ke trimester II atau III, maka anda dapat melanjutkan
pemeriksaan leopold

Gambar 1.3 Striae Gravidarum (atas kanan), Line Nigra (atas kiri),
Palpasi Leopold I, II, III, IV (bawah)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 6


15. Lakukan maneuver leopold 1
Sebelum anda melakukan pemeriksaan Leopold, anjurkan ibu untuk BAK, agar ibu
merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian posisikan ibu supine/
terlentang dengan satu bantal di bawah kepala & dengan posisi lutut fleksi/ menekuk.
Tempatkan gulungan handuk kecil di bawah pinggang kanan atau kiri klien untuk
memindahkan uterus jauh dari pembuluh darah mayor (untuk mencegah terjadinya
sindrom hipotensi akibat supine/ terlentang). Jika menggunakan tangan kanan, berdiri
di sebelah kanan klien, lihat wajah klien.
Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus
ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba
memanjang maneuver maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian fundus itu
teraba bagian-bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.
16. Lakukan maneuver leopold 2
Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kanan dan
kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang maneuver maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan
atau kiri itu teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.
17. Lakukan maneuver leopold 3
Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian
presentasi/ bawah uterus ibu hamil
Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba
memanjang maneuver maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau
kiri itu teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin. Jika saat
anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin tersebut,
apakah kepala masih goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan
dengan tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV.
Namun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak dapat
digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.
18. Lakukan maneuver leopold 4
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu
atas panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah Tempatkan jari-jari tangan anda
dengan tertutup di sebelah kiri dan kanan pada segmen bawah rahim kemudian
tentukan letak dari bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen)
Konvergen jika bagian terendah janin belum masuk Pintu Atas Panggul, sedangkan
Divergen jika bagian terendah janin sudah masuk Pintu Atas Panggul.
19. Tentukan TFU
Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), anda harus pastikan apakah ibu hamil
sudah memasuki trimester II atau III atau belum. Jika sudah memasuki trimester II

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 7


atau III, maka anda harus menentukan TFU dengan cara mengumpulkan rahim/
uterus ibu kemudian tentukan fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ metline dan
lakukan pengukuran dengan cara mengukur fundus uterus ibu hamil sampai simfisis
pubis ibu. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.

Gambar 1.4 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

20. Auskultasi DJJ


Anda dapat menggunakan dopler atau monoaural untuk mengauskultasi Denyut
Jantung Janin (DJJ). Jika anda menggunakan monoaural maka pastikan bagian yang
menempel telinga anda adalah bagian yang datar, dan yang menempel pada bagian
perut ibu adalah yang berlubang. Jika anda menggunakan dopler, maka anda harus
mengoleskan jelli pada permukaan area yang akan diauskultasi.
Cara menentukan punctum maksimum (pusat terdengarnya DJJ) maka pastikan
dimana posisi punggung dan kepala janin. Tentukan pusar/ pusat ibu. Jika punggung
janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di fundus maka tarik garis
lurus dari pusat ke arah ketiak kiri ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah ketiak
kiri, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di fundus
maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar
ke arah ketiak kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama
1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di simfisis
pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka
Anterior Posterior) kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah selangkangan/
SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan, kemudian tempelkan monoaural atau
dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di simfisis
pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka
Anterior Posterior) kiri ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah selangkangan/ SIAS
(Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri, kemudian tempelkan monoaural atau dopler.
Hitung DJJ selama 1 menit penuh.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 8


Gambar 1.5 Menghitung Denyut Jantung Janin
menggunakan Stetoskop mono aural (a), Doppler (b), Leanec

21. Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung


Anda kaji berapakah frekuensi DJJ, keteraturan, kekuatan, detak jantung janin
22. Ukur panggul luar
a. Persiapan alat-alat
1) Pita pengukur
2) .Jangka panggul
3) Buku catatan dan alat tulis
b. Pelaksanaan
1) Dekatkan alat-alat
2) Persilahkan klien untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal dibagian
kepala, kemudian tutupibagian tubuh klien yang tidak termasukarea yang akan
diperiksa
3) Distansia Kristarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki di luruskan
 Posisi petugas menghadap klien, ambil jangka panggul
 Cari dengan telunjuk tulang krista iliaka di kanan dan kiri panggul
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing- masing tulangtersebut
 Jarak normal adalah 26-29 cm
4) Distansia Spinarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
 Petugas menghadap klien
 Cari dengan telunjuk tulang SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior) di kiri
dan kanan panggul
 Tempatkan ujung jangka panggulpada masing- masing tulang tersebut
 Jarak normal adalah 23 – 26 cm
5) Distansia Trochanter
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
 Petugas menghadap klien
 Cari dengan telunjuk tulang trokanter mayor kiri dan kanan panggul
 Jarak normal adalah 30 – 32 cm

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 9


6) Konjugata Externa
 Klien berbaring miring membelakangi petugas dengan kedua
kakidiluruskan
 Posisi petugas dibelakang klien
 Cari dengan telunjuk tulang lumbal V tempatkan ujung jangka panggul
kemudian caritulang simpisis pubis bagian atas dantempatkan ujung
jangka panggul yang lain
 Jarak normal adalah 18-20 cm
7) Lingkar Panggul
 Posisi klien berdiri
 Ukur dengan metline / pita ukur mulai dari pinggir atas simpisis
kepertengahan antara Spina Iliaka Anterior Superior dan
Trochantermayor kanan ke pertengahan spina iliaka anterior superior dan
trochanter mayor kiri kemudian kembali lagi ke simpisis (melingkar)
 Baca angka petunjuk pada pita pengukur
 Jarak normal adalah 80-90 cm

Gambar 1.6 Pengukuran Panggul luar : Distansia Spinarum (1),


Distansia Cristarum (2), Distansia Trochanter (3), Konjugata Externa (4)

23. Kaji kebersihan perineum


Anjurkan ibu untuk membuka pakaian bawah dan pakaian dalamnya.
24. Kaji adanya perdarahan/ pengeluaran pervaginam, hemoroid, varises, leukorhea, luka
parut, massa, cairan
Anda harus mengkaji apakah ibu mengalami perdarahan pervaginam, apakah ada
hemoroid, apakah ada varises pada vagina/ vulva, apakah ada keputihan/ leukorhea/
apakah ada luka/ jaringan parut, apakah ada massa di vulva.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 10


25. Kaji ada/ tidaknya edema
Anda kaji apakah ada edema pada kedua tungkai/ kaki ibu hamil dengan cara
menekan area di atas mata kaki/ maleolus. Lihat apakah saat ditekan ada cekungan
atau tidak pada permukaan yang ditekan. Jika terdapat cekungan maka ibu mengalami
edema
26. Kaji adanya varises
Anda kaji apakah ada varises didaerah kaki atau belakang lutut ibu.
27. Lakukan reflex patella
Lakukan pemeriksaan reflex patella pada kedua lutut ibu

Gambar 1.7 Reflex Patela

28. Setelah selesai, rapikan alat dan ibu


Lakukan evaluasi: Evaluasi respon klien setelah dilakukan pemeriksaan, Rencanakan
tindakan yang akan datang, Kontrak waktu yang akan datang
29. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan dengan mencatat semua tindakan dan respon
klien, Mencatat jelas, ditandatangani dan nama jelas, Tulisan salah, dicoret, kemudian
diparaf, Catatan dibuat dengan ballpoint/ tinta.

D. Perhitungan Usia Kehamilan


1. Perhitungan usia kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Usia kehamilan dapat dihitung dengan menggunakan ukuran Tinggi Fundus Uteri
(TFU).
Usia kehamilan dihitung dengan rumus, sbb:
Contoh soal:
Seorang ibu datang ke poliklinik KIA ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu
mengatakan tidak ingat dengan hari pertama haid terakhirnya. Setelah dilakukan
pemeriksaan leopold dan diukur Tinggi Fundus Uteri, diperoleh hasil TFU : 28 cm,
sehingga Usia Kehamilan ibu tersebut adalah…..
= 32 = 32 minggu

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 11


2. Perhitungan usia kehamilan berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir
Contoh Soal :
Seorang ibu datang ke poliklinik KIA ingin memeriksakan kehamilannya pada
tanggal 25 Februari 2021. HPHT: 21 Agustus 2020. Usia kehamilan ibu tersebut
adalah…..
Tgl Pengkajian 25 Februari 2021
Tgl HPHT 21 Agustus 2020
Agustus = 1 minggu + 3 hari
September = 4 minggu + 2 hari
Oktober = 4 minggu + 3 hari
Nopember = 4 minggu + 2 hari
Desember = 4 minggu + 3 hari
Januari = 4 minggu + 3 hari
Februari = 3 minggu + 4 hari
= 24 minggu + 20 hari ( 2 minggu 6 hari)
= 26 minggu 6 hari

E. Perhitungan Taksiran Persalinan


1. Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari tanggal 25)
menggunakan rumus = +7 +9 +0
Contoh : HPHT : 6 Januari 2021
= 6 / 1 / 2021
= +7 +9 +0
Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2021 (13 Okt 2021)
2. Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya) dan
bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan rumus = +7 -3 +1
Contoh : HPHT : 8 Juli 2021
= 8 / 7 / 2021
= +7 -3 +1
Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2022 (15 Apr 2022)

F. Perhitungan Taksiran Berat Janin


Perhitungan Taksiran Berat Janin dapat menggunakan rumus Johnson-Toshach dan
Rumus Risanto (Simanjuntak, 2020).
1. Taksiran Berat Janin berdasarkan Rumus Johnson-Toshach
TBJ = (TFU-n) x 155, dimana n adalah penurunan bagian terendah janin, n = 11 jika
bagian terendah janin belum masuk PAP, atau posisi tangan pemeriksa Konvergen.
Sedangkan nilai n=12, jika bagian terendah janin sudah masuk PAP, atau posisi
tangan pemeriksa Divergen.
2. Taksiran Berat Janin berdasarkan Rumus Risanto
TBJ = (125XTFU) – 880, hasilnya dalam satuan gram
Catatan:
Sebelum melakukan pengukuran Tinggi Fundus Uteri, pastikan Kandung Kemih
dalam keadaan kosong, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 12


BAB II
PERIODE INTRANATAL CARE

A. PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Pengertian : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
2. Tujuan : menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang diinginkan (optimal)
3. Prosedur :
Persiapan Pasien
a. Identifikasi klien
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Inform consent
Persiapan alat
a. Partus Set
b. Heacting set
c. Kapas dan air DTT
d. Kasa steril
e. Depress
f. Penghisap lendir delle
g. Obat : oxytocin dan spout
h. Doek / alas bokong
i. Handuk dan kain pembungkus bayi
j. Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
k. Air DTT dalam Waskom
l. Tempat sampah medis dan Non Medis
m. Tempat pakaian kotor
n. Pakaian Ibu dan Pembalut
o. Bengkok
p. Gelas Ukur dan tempat plasenta
q. Tensimeter dan stetoskop
r. Fetoskope
s. APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)

Pelaksanaan
I. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 vulva dan sfingter ani membuka

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 13


II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir untuk ditempatkan
ditempat datar dan kering 2 kain dan 1 handuk bersih dan 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 Unit dan lat suntik steril sekali pakai didalam partus
set
3. Pakai celemek
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai Sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam lubang suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT atau steril pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik


7. Bersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
 JIka introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi ) dalam wadah yang tersedia
 ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% )
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepas
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-16x/menit)
o Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
o Dokumentasi hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf

IV. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan


Meneran
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
o Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
o Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 14


12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran, bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran :
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan asupan cairan per-oral (minum)
 Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesaictedSegera rujuk jika bayi belum atau
tidak akan segera lahir selama 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau
60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi


15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. Pertolongan Kelahiran Bayi


 Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan kepala bayi, untuk menahan posisi defleksi
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
 Lahirnya Bahu
22. setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental, anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
 Lahirnya Badan dan Tungkai

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 15


23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke bawah kearah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung,
bokong, tungkai dan kaki pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)

VII.Penanganan Bayi Baru Lahir


25. Lakukan penilaian selintas
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah
resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk lain yang
kering, biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukkan oksitosin 10 Unit IM dari 1/3
paha atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi)
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul mati
pada sisi lainnya
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga


34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke belakang –atas (dorso-kranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur diatas

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 16


 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi putting susu

Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambilpenolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas mengikuti poros arah jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan Katerisasi (aseptic) Jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38. Setelah plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek. pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari tangan atau klem
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39. Lakukan masase pada fundus uteri dengan menggosokkan fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras)

IX. Menilai perdarahan


40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pasrtikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic atau
tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif. segera lakukan penjahitan

X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan


42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, dilakukan penibangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis dan vitamin K IM dipaha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
dipaha kanan anterolateral
 Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
 Letakkan bayi pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu di dalam 1
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 17


XI. Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan sesuai untuk
penatalaksanaan atonia uteri
47. Ajarkan Ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
 Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pasca persalinan
 Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60kali/menit) serta suhu tubuh (36,5-37,5°)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu Ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikkan bagian
dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi Dokumentasi Partograf

B. MANAJEMEN NYERI PERSALINAN


Nyeri saat persalinan pasti akan terjadi pada ibu- ibu in partu (ibu yang akan
bersalin).Cunningham dkk (2004), mendeskripsikan nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium. Nyeri persalinan merupakan proses dengan intensitas yang berbeda pada
masing- masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada
setiap ibu dan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor. Factor- factor yang dapat
mempengaruhi antara lain budaya, takut dan cemas, pengalaman melahirkan
sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Lowdermilk, Perry & Bobak, 2004).
Oleh karena itu, anda sebagai perawat harus peka terhadap apa yang dirasakan oleh ibu
bersalin.

Keunikan Nyeri Persalinan


Nyeri persalinan mempunyai keunikan dibanding dengan nyeri lainnya. Hal ini
disebabkan oleh (Novita, 2011):
a. Nyeri persalinan bukan merupakan suatu gejala dari penyakit, atau perlukaan,
sementara nyeri yang lain biasanya mengikuti kondisi patologis.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 18


b. Nyeri pada persalinan merupakan suatu tanda bahwa tubuh sedang bekerja
keras dan dalam keadaan sehat
c. Pada nyeri persalinan, ada waktu untuk mempersiapkannya karena datangnya
sudah diperkirakan yaitu jika memasuki proses persalinan
d. Nyeri persalinan jarang melebihi dari 24 jam
e. Bersifat self-limiting, yaitu nyeri selama persalinan berlangsung mempunyai
batas yang masih dapat ditoleransi oleh ibu dan dapat hilang dengan
sendirinya
f. Bersifat rhytmic, dimana nyeri timbul saat kontraksi tidak melebihi 1 menit
atau datang secara regular, tetapi masih ada beberapa menit bebas dari rasa
nyeri
g. Bersifat gradually over time, dimana nyeri karena kontraksi diawali dengan
ringan dan berlanjut menjadi lama, kuat, dan gabungan
h. Nyeri persalinan tidaklah konstan, tapi bersifat intermitten. Pada kala I, nyeri
akibat penipisan dan pembukaan servix. Pada pembukaan 0 – 3 cm, nyeri
dirasakan sakit dan tidak nyaman. Nyeri pada kala II timbul karena penurunan
kepala janin yang menekan dan menarik bagian-bagian di daerah panggul,
dimana pembukaan 4-7 cm nyeri agak menusuk. Pembukaan 7-10 cm nyeri
lebih hebat, menusuk dan kaku
Tujuan Manajemen Nyeri
Tujuan dilakukan manajemen nyeri persalinan adalah (Gondo, 2011):
a. Untuk merespons kontraksi dan mendapatkan kenyamanan selama persalinan
b. Ibu melahirkan menjadi lebih percaya diri
c. Bebas mendapatkan kenyamanan dengan berbagai cara, melalui dukungan
emosional dan fisik dari keluarga dan tenaga profesional yang percaya proses
persalinan berlangsung karena kemampuan ibu
d. Oksigenasi optimal, tidak melelahkan dan membuat tenang
Sebelum anda, melakukan pengelolaan nyeri persalinan, maka harus diawali
dengan pengkajian untuk menetapkan skala nyeri yang dialami oleh ibu.Anda harus
menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang ibu.

Pengkajian Nyeri Persalinan


Dalam mengumpulkan gambaran nyeri ibu maka data yang pelu dikaji antara
lain (Manurung, 2011):
a. Ekspresi klien terhadap nyeri
Anda sebaiknya mempelajari cara verbal dan non verbal ibu dalam
mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan nyeri yang dialami.
b. Karakteristik nyeri
Anda lakukan pengkajian sudah berapa lama nyeri dirasakan, kemudian
mintalah pada klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau
terasa menyebar.Mintalah pada klien untuk menggambarkan intensitas nyeri
yang dirasakan. Gunakan alat bantu skala ukur. Klien diperlihatkan skala ukur,
kemudian disuruh memilih rentang nilai yang sesuai dengan kondisinya saat
dikaji.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 19


c. Kualitas nyeri
Klien diharapkan dapat menggambarkan nyeri yang dirasakan.Kajilah kejadian
nyeri dirasakan saat kapan atau muncul tiba- tiba.Tanyakan pada klien tindakan
yang dilakukan apabila nyerinya muncul.
d. Tanda lain yang menyertai nyeri
Kaji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah,
keinginan untuk berkemih. Gejala penyerta memerlukan prioritas penanganan
yang sama dengan nyeri itu sendiri.
Teknik pengelolaan nyeri/ manajemen nyeri yang akan dibahas pada pedoman
praktikum ini adalah teknik pengelolaan non farmakologi (tanpa menggunakan obat)
Alat dan bahan yang diperlukan untuk manajemen nyeri dengan teknik bernafas antara lain:
a. Ruangan yang tenang
b. Pengatur suhu/ air conditioner
Pelaksanaan
Pelaksanaan teknik bernafas ada 3 jenis yaitu (Novita, 2011)
a. Cleansing breathing caranya:
- Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
- Lakukan saat permulaan dan akhir dari setiap kontraksi
b. Slow paced breathing caranya:
- bernafas perut dengan lambat
- lakukan dengan frekuensi ½ dari pernafasan normal, bias melalui mulut/ hidung
- lakukan selama kontraksi pada fase laten kala I
- cara bernafasnya: in 2-3-4/ out 2-3-4/ in 2-3-4/ out 2-3-4 …….
c. Modified paced breathing caranya:
- Bernafas sebanyak 32 sampai dengan 40 x/ menit
- Dilakukan bila dengan irama lambat tidak efektif
- Dapat dilakukan dengan kombinasi slow (pelan) dan modified (modifikasi)
dimana slow (pelan) pada awalnya dan sampai akhir kontraksi
- In- out/in- out/ in- out/ in- out
Hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi nyeri pada persalinan:
a. Jika ibu memilih bernafas melalui mulut, tawarkan minum untuk mengurangi
kekeringan pada mulut
b. Hindari suara/ jeritan yang dapat menyebabkan kekakuan pada pita suara dan
kekakuan otot intercostals
c. Lakukan meneran yang benar: jangan tegang, ikut irama kontraksi. Relaksasi
terjadi pada dasar pelvic, jangan melakukan penahanan otot bila terasa ada
tekanan pada rectum. Lakukan dorongan maksimal di perut seperti BAB dan
mata terbuka, agar bisa melihat proses kelahiran bayinya. Lakukan menarik
nafas sebelum mulai meneran lagi, berhenti bila kontraksi selesai.

Teknik manajemen nyeri dapat dimodifikasi/ dibarengi dengan teknik aromatherapy.


Penggunaan aromatheraphy menggunakan ekstraks wewangian tertentu untuk menebar
aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan, hilangnya rasa cemas dan
dan relaksasi ibu bersalin. Namun pada ibu yang mempunyai emosi tidak sesuai dengan
bau aromatheraphy dapat menimbulkan efek berbeda seperti pusing, mual, dan muntah.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 20


Efeknya juga dipengaruhi oleh keadaan emosional dan latar belakang kejiwaan ibu
bersalin.

C. PENGISIAN PARTOGRAF
1. Pengertian :
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama penggunanan partograf:
a. Mencatat hasil observasi dan menilai kemajuan persalinan
b. Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal atau terdapat penyimpangan,
dengan demikian dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus
lama
Parograf harus digunakan:
a. Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif (fase laten tidak dicatat di partograf tetapi di
tempat terpisah seperti di KMS ibu hamil atau rekam medik)
b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (spesialis obgyn, bidan, dokter
umum, residen swasta, rumah sakit, dll)
c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran.
Kondisi ibu dan bayi yang dicatat dalam partograf:
a. DJJ tiap 30 menit
b. Frekuensi dan durasi kontraksi tiap 30 menit
c. Nadi tiap 30 menit
d. Pembukaan serviks tiap 4 jam
e. Penurunan bagian terbawah janin tiap 4 jam
f. Tekanan darah dan temperatur tubuh tiap 4 jam
g. Urin, aseton dan protein tiap 2-4 jam.
Partograf tidak boleh dipergunakan pada kasus:
a. Wanita pendek, tinggi kurang dari 145 cm
b. Perdarahan antepartum
c. Pre-eklampsia – eklampsia
d. Persalinan prematur
e. Bekas sectio sesarea
f. Kehamilan ganda
g. Kelainan letak janin
h. Fetal distress
i. Dugaan distosia karena panggul sempit
j. Kehamilan dengan hidramnion
k. Ketuban pecah dini
l. Persalinan dengan induksi
Kala Persalinan
a. Kala I adalah saat mulainya persalinan sesungguhnya sampai pembukaan lengkap
b. Kala II adalah saat dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
c. Kala III adalah saat lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV adalah saat keluarnya plasenta sampai keadaan ibu post partum menjadi
stabil

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 21


Fase-Fase dalam Kala I Persalinan
a. Fase laten persalinan: pembukaan serviks kurang dari 4 cm
b. Fase aktif persalinan: pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat.
Hal ini dapat direkam atau dicatat secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau
pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap
kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Kondisi ibu dan janin juga harus
dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
a. Denyut jantung janin: setiap ½ jam
b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam
c. Nadi: setiap ½ jam
d. Pembukaan serviks: setiap 4 jam
e. Penurunan: setiap 4 jam
f. Tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
g. Produksi urin, aseton dan protein: setiap 2-4 jam
Pencatatan kondisi ibu dan janin meliputi :
a. Informasi tentang ibu
 Nama, umur
 Gravida, para, abortus
 Nomor catatan medis/nomor puskesmas
 Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu)
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai “jam”) dan perhatikan kemungkinan
ibu datang dalam fase laten persalinan. Tidak kalah penting, catat waktu terjadinya
pecah ketuban.
b. Kondisi bayi
Kolom pertama adalah digunakan untuk mengamati kondisi janin.Yang diamati dari
kondisi bayi adalah DJJ, air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
 DJJ
Menilai dan mencatat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
ada tanda-tanda gawat janin). Tiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala
angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak
terputus. Kisaran normal DJJ 110-160 x/menit.
 Warna dan adanya air ketuban
Menilai air ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa dalam. Warna air
ketuban hanya bisa dinilai jika selaput ketuban telah pecah. Lambang untuk
menggambarkan ketuban atau airnya:
U : selaput ketuban utuh (belum pecah)
J : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur meconium
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur darah

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 22


K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering (tidak mengalir lagi)
Mekonium dalam air ketuban tidak selalu berarti gawat janin.
Merupakan indikasi gawat janin jika juga disertai DJJ di luar rentang nilai normal.
 Penyusupan (molase) tulang kepala
Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi penting seberapa jauh janin dapat
menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin besar penyusupan semakin
besar kemungkinan disporposi kepal panggul. Lambang yang digunakan:
0: tulang –tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi
1: tulang-tulang kepa janin sudah saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
c. Kemajuan persalinan
Kolom kedua untuk mengawasi kemajuan persalinan yang meliputi: pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin, garis waspada dan garis bertindak dan
waktu.
 Pembukaan serviks
Angka pada kolom kiri 0-10 menggambarkan pembukaan serviks.Menggunakan
tanda X pada titik silang antara angka yang sesuai dengan temuan pertama
pembukaan serviks pada fase aktif dengan garis waspada. Hubungan tanda X
dengan garis lurus tidak terputus.
 Penurunan bagian terbawah Janin
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5 pada sisi yang sama
dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “●” pada waktu yang sesuai dan
hubungkan dengan garis lurus.
Contoh:
Jam 17.00 penurunan kepala 3/5
Jam 21.00 penurunan kepala 1/5
Kemudian hubungkan kedua tanda “●” dengan garis tidak terputus Garis waspada
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka
waspadai kemungkinan adanya penyulit persalianan. Jika persalinan telah berada
di sebelah kanan garis bertindak yang sejajar dengan garis waspada maka perlu
segera dilakukan tindakan penyelesaian persalianan. Siapkan untuk dirujuk.
 Jam dan Waktu
Waktu berada dibagian bawah kolom terdiri atas waktu mulainya fase aktif
persalinan dan waktu aktuall saat pemeriksaan. Waktu mulainya fase aktif
persalinan diberi angka 1-16, setiap kotak: 1 jam yang digunakan untuk
menentukan lamanya proses persalinan telah berlangsung. Waktu aktual saat
pemeriksaan merupakan kotak kosong di bawahnya yang harus diisi dengan
waktu yang sebenarnya saat kita melakukan pemeriksaan.
d. Kontraksi Uterus
Terdapat lima kotak mendatar untuk kontraksi. Pemeriksaan dilakukan setiap 30
menit, raba dan catat jumlah dan durasi kontaksi dalam 10 menit. Misal jika dalam
10 menit ada 3 kontraksi yang lamanya 20 setik maka arsirlah angka tiga kebawah
dengan warna arsiran yang sesuai untuk menggambarkan kontraksi 20 detik (arsiran
paling muda warnanya).
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 23
e. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat obat dan cairan yang diberikan di kolom yang sesuai. Untuk oksitosin
dicantumkan jumlah tetesan dan unit yang diberikan.
f. Kondisi Ibu
Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik pada kolom yang sesuai. Ukur
tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri tanda ↕ pada kolom yang sesuai.
Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat di tempat yang sesuai.
g. Volume urine, protein dan aseton
Lakukan tiap 2 jam jika memungkinkan.
h. Data lain yang darus dilengkapi dari partograf adalah:
 Data atau informasi umum
 Kala I
 Kala II
 Kala III
 Kala IV
 Bayi Baru Lahir
Diisi dengan tanda centang ( √ ) dan diisi titik yang disediakan. Lihat contoh
pengisian partograf.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 24


Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 25
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 26
D. INISIASI MENYUSUI DINI DAN Bonding Attachment
1. Inisiasi Menyusui Dini
a. Pengertian
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
kontak kulit antara bayi dengan kulit ibunya, bayi dibiarkan setidaknya selama satu
jam di dada ibu, sampai bayi menyusu sendiri (Depkes, 2008).
Inisiasi Menyusui Dini( IMD) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam satu
jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi
menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain
menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan
The Breast Crawlatau merangkak mencari payudara (Maryunani, 2012).
b. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
Menurut Roesli (2008), menyampaikan bahwa IMD bermanfaat bagi ibu dan
bayi baik secara fisiologis maupun psikologis, yaitu sebagai berikut:
1) Ibu
Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin.Oksitoksin
menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan
mencegah perdarahan.Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain yang
menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan lancar.
2) Bayi
Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga napas dan
denyut jantung bayi menjadi teratur.Bayi memperoleh kolostrom yang
mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu,
kolostrom juga mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi
berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih
sulit masuk ke dalam tubuh bayi.
3) Manfaat secara Psikologis :
a) Adanya Ikatan Emosi (Emotional Bonding) :
(1) Hubungan ibu-bayi lebih erat dan penuh kasih sayang.
(2) Ibu merasa lebih bahagia.
(3) Bayi lebih jarang menangis.
(4) Ibu berperilaku lebih peka (affectionately).
(5) Lebih jarang menyiksa bayi (child abused).
b) Perkembangan : anak menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik di
kemudian hari.
c. Tatalaksana IMD
Secara umum menurut Maryunani(2012), tatalaksana IMD adalah sebagai
berikut:
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat
persalinan. Dapat diganti dengan cara non kimiawi misalnya, pijat,aroma
terapi,gerakan atau hypnobirthing.
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya melahirkan
tidak normal di dalam air atau dengan jongkok.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 27


4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya,kecuali kedua tangannya.
Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
5) Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan
kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam
atau setelah menyusuawal selesai. Keduanya diselimuti jika perlu gunakan topi
bayi
6) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu
7) Ayah didukung agar membantu ibuuntuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam,
dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Jika bayi belum
menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi
tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
8) Dianjurkan memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang,diukur dan dicap setelah satu jam
10) Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar selama 24 jam.
d. IMD yang kurang tepat
Pada umumnya praktik IMD yang kurang tepat menurut Roesli (2008), adalah
sebagai berikut :
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering
2) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong, lalu diikat
3) Karena takut kedinginan, bayi dibedong dengan selimut bayi
4) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu (tidak terjadi kontak dengan
kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu(bonding) untuk beberapa lama (10 –15
menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
5) Selanjutnya diangkat, dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi.
6) Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room)
untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K,
dan kadang diberi tetes mata.
e. Tahapan Perilaku Bayi dalam IMD
Menurut Roeli (2008) menyampaikan, semua bayi dalam proses IMD akan
melalui lima tahapan perilaku (free-feeding behavior)sebelum ia berhasil menyusui.
Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1) 30 menit pertama
Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga
(rest/quite alert stage).Bayi diam tidak bergerak dan sesekali mata terbuka lebar
melihatibunya.Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan
dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan.Bounding(
hubungan kasih sayang) merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.
2) 30 –40 menit
Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum,
mencium, dan menjilat tangan.Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang
ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu. Bau

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 28


dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu
ibu.
3) Mengeluarkan air liur
Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air
liurnya.
4) Bayi mulai bergerak ke arah payudara
5) Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar dan melekat
dengan baik
2. Bounding Attacgment
a. Pengertian
Bounding adalah ikatan antara ibu dan bayi dalam masa awal neonatus,
sedangkan attachment adalah sentuhan. Bounding attachment adalah istilah dalam
psikologi yang artinya ikatan antara ibu dan bayi dalam bentuk kasih sayang dan
belaian. Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan
bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Konsep
ikatan perlahan berkembang mulai dari awal kehamilan dan berlanjut selama
berbulan-bulan, bertahun-tahun, dan mungkin seumur hidup setelah melahirkan.
Bounding bukan sebuah proses magical atau seketika, juga bukan dirangsang menurut
permintaan atau pesanan. Perasan kehangatan yang dimulai kadang sudah dirasakan,
bakan sebelum konsepsi dan tentu selama kehamilan dan akan terus berkembang
selama beberapa minggu, bulan dan tahun setelah kelahiran. (Elisabeth, Endang
2015).
Bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang
dengan ketertarikan batin antara orang tua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana
sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan.
b. Manfaat Bounding Attachment
Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan
secara baik (Elisabeth, Endang 2015), yaitu:
1) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
3) Akan sangat berpengatuh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi
kelak.
c. Tahapan Bounding Attachment
Tahap-tahap bounding attachmentmenurut Elisabeth dan Endang (2015) yaitu:
1) Perkenalan (acquaintance)dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara,
dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2) Bounding (keterikatan). Sejak bayi masih dalam kandungan sebenarnya ikatan
batin ini sudah terbentuk. Ikatan ini terjadi apabila ada ketertarikan, respon dan
kepuasan serta dapat dikembalikan dengan interaksi yang terus menerus setelah
bayi dilahirkan.
3) Attachment, kasih sayang merupakan hasil dari interaksi saat ibu hamil dan terus
menerus konsisten antara orang tua dan bayi serta makin menguat pada periode
awal pascapartum.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 29


Adapun interaksi yang menyenangkan, misalnya:
a) Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu
b) Sentuhan pada pipi dapat menstimulasi respon yang menyebabkan terjadinya
gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau payudara sehingga bayi akan
mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat putingnya dan terjadilah
rangsangan untuk sekresi prolaktin.
c) Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang menimbulkan perasaan saling
memiliki antara ibu dan bayi.
d) Tangis bayi.
d. Cara Melakukan Boundeing Attachment
Terdapat beberapa cara untuk membangun bounding attachment, antara lain:
1) Pemberian ASI Ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia
(Elisabeth, Endang 2015).
2) Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindungi
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari (Elisabeth,
Endang 2015).
Rawat gabung antara ibu dan bayi setelah melahirkan akan menimbulkan kasih
sayang, rasa cinta, dan kehangatan antara ibu dan bayi. Rawat gabung juga
memberanikan seorang ibu untuk dapat memberikan air susu ibu, menyentuh dan
melakukan perawatan pada bayi (Girsang, 2016).
3) Kontak Mata
Kontak mata merupakan komunikasi verbal yang dilakukan oleh dua orang
dengan saling melihat satu sama lain dan sangat diperlukan ibu dalam
mengembangkan komunikasi dengan bayinya. Kontak mata yang dilakukan oleh
ibu dan bayinya akan membuat mereka lebih dekat sehingga bayi dapat mengenali
ibunya dan sebaliknya (Lowdermilk,dkk.2013).
4) Suara
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.Suara
tersebut membuat merekayakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Bayi dapat mendengar
sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengar suara-siara
dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu
terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotic dari rahim yang melekat pada
telinga (Elisabeth, Endang 2015).

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 30


5) Aroma
Orang tua dan bayi akan melakukan perilaku untuk menjalin kedekatan yaitu
dengan cara merespon bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa anaknya
memiliki aroma yang unik dan bayi belajar mengetahui bau ibu dengan cepat dari
aroma air susunya (Stainton dalam Lowdermilk, dkk.2013).Indra penciuman pada
bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran
dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup.
6) Gaya Bahasa (Entrainment)
Setiap bayi yang baru lahir akan bergerak mengikuti struktur pembicaraan orang
yang didengarnya. Bayi akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya
seperti menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendangkan kaki seperti
sedang berdansa, saat itulah bayi telah dapat berkomunikasi secara nonverbal
kepada orang tuanya. Hal tersebut sangat positif dalam proses pembentukan
karakter seorang anak (Lowdermilk, dkk.2013).
7) Bioritme
Anak yang masih berada di dalam kandungan dan ketika baru lahir akan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Karenanya, salah satu adaptasi fisiologis bayi
dengan cara menangis dan dapat ditenangkan dengan dipeluk sehingga dapat
mendengar denyut jantung ibunya. Salah satu tugas bayi yang lahir adalah
membentuk ritme personal (bioritme). Kasih sayang yang konsisten dari orang tua
dapat membantu proses ini dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif sehingga dapat meningkatkan interaksi
sosial dan kesempatan bayi untuk belajar (Lowdermilk, dkk.2013).
8) Kontak dini
Kontak dini merupakan suatu yang penting bagi orang tua dan anak untuk
membangun suatu pola hubungan namun sampai saat ini belum ada penelitian
yang mampu membuktikan, diketahui bahwa kotak dini memiliki banyak manfaat
diantaranya yaitu fisiologis, dapat meningkatkan kadar oksitosin dan prolaktin,
merangsang reflek hisap sejak dini, akan munculnya kekebalan aktif, dan dapat
mempercepat bounding atau ikatan batin antara orangtua dan anak. Kontak dini
juga berfungsi sebagai body warm (kehangatan tubuh) dimana ada kontak
langsung antara ibu dan bayi sehingga bayi merasa kehangatan saat berada dalam
dekapan ibu, serta akan menambah lebih banyak kasih sayang ibudan sebagai
stimulasi hormon. (Klaus, Kenel dalam Wahyuni, 2018).
9) Timbal Balik dan Sinkroni
Timbal balik adalah gerakan tubuh atau perilaku yang memberikan isyarat kepada
pengamat. Pengamat akan mengartikan petunjuk tersebut dan meresponnya.
Timbal balik sering kali butuh beberapa minggu untuk berkembang pada bayi.
Contohnya ketika bayi rewel dan menangis, ibu akan merespons dengan
mengangkat dan menimang bayi, bayi akan diam, bangun dan melakukan kontak
mata, ibu akan bicara, berdecak dan menyanyi sementara bayi menjaga kontak
mata. Istilah sinkron menunjukkan kecocokan isyarat bayi dan respon orang tua.
Ketika orang tua bayi mengalami interaksi yang sinkron, hal ini akan sangat
membanggakan bagi keduanya. Orang tua butuh waktu untuk mengisyaratkan
bayi dengan benar (Lowdermilk, dkk.2013).

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 31


e. Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
Menurut Elisabeth dan Endang (2015) upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan bounding attachmentadalah:
1) Dilakukan segera (menit pertama jam pertama)
2) Sentuhan orang tua pertama kali
3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak
4) Kesehatan emosional orang tua
5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan
6) Persiapan PNC (post natal care)sebelumnya
7) Adaptasi
8) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
9) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberikan kehangatan
ada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10) Fasilitas untuk kontak lebih lama
11) Penekanan pada hal-hal positif
12) Perawat maternitas khusus atau bidan
13) Libatkan anggota keluarga lainnya atau dukungan sosial dari keluarga, teman, dan
pasangan
14) Informasi bertahap mengenai bounding attachment
f. Peran Perawat dalam Mendukung Terjadinya Bounding Attachment
Menurut Elisabet dan Endang (2015) peran perawat dalam mendukung
terjadinya bounding attachment adalah:
1) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.
2) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3) Sewaktu pemeriksaan ANC, perawat selalu mengingatkan untuk menyentuh dan
meraba perutnya yang semakin membesar.
4) Perawat mendorong ibu untukselalu mengajak janin berkomunikasi.
5) Perawat juga men-supportibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak
merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki
waktu yang seperti ibu inginkan.
6) Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu
cara bounding attachmentdalam beberapa saat setelah melahirkan, hendaknya
perawat tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi, melainkan perawat mampu
untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan
ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus ibu dengan risiko, ibu dapat tetap
melakukan bounding attachment ketika ibu memberi ASI bayinya atau ketika
mengunjungi bayi di ruang perinatal.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 32


BAB III
PERIODE POST NATAL CARE

A. PEMERIKSAAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU NIFAS :


1. Persiapan klien :
· Menyampaikan salam dengan ramah
· Menjelaskan tujuan dan prosedur pengkajian
· Membuat kontrak
· Mengatur posisi klien senyaman mungkin
2. Persiapan alat dan bahan ( alat dan bahan didekatkan dengan klien agar mudah
terjangkau)
· Baki dan alasnya
· Spignomanometer
· Stetoskop
· Termometer
· Jam detik
· Bak instrumen berisi 1 pasang sarung tangan
· Bengkok
· Larutan clorin 0,5 %
· Alat tulis
3. Persiapan lingkungan
· Tutup pintu /jendela /gorden /penghalang
· Udara dan pencahayaan yang mendukung
4. Anamnesa
· Menanyakan keluhan sekarang : pusing, nyeri, afterpain, gangguan eliminasi urin
dll
· Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan sekarang : keluhan/ komplikasi
selama kehamilan, berat badan selama hamil, jenis persalinan : spontan, section
caesarea, vakum ekstrasi, forseps ekstrasi, penolong, lama persalinan
· Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan postpartum yang lalu: Jumlah dan
keadaan anak, tahun lahir, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong /tempat
persalinan, komplikasi saat kehamilan, persalinan dan postpartum
· Menanyakan metoda kontrasepsi : metoda apa yang dipakai sebelum hamil, lama
penggunaan, alasan berhenti, keluhan selama menggunakan metoda teresebut,
rencana kontrasepsi yang akan digunakan nanti.
· Tanyakan kebiasaan sosial budaya yang diyakini klien dan keluarga erat kaitannya
dengan postpartum ; pantangan, kebiasaan diri
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda – tanda vital : Tensi, nadi, respirasi dan suhu
b. Kepala dan wajah :
· Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma gravidarum, keadaan
sklera, conjungtiva, kebersihan gigi dan mulut, caries.
· Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
· Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
· Palpasi pembesaran getah bening, JVP, kelenjar tiroid

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 33


c. Dada :
· Inspeksi irama nafas
· Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung
· Hitung frekuensi nafas
d. Payudara :
· Inspeksi keadaan puting : menonjol, datar, tertarik kedalam (inverted),
bekas luka/trauma, inspeksi areola dan seluruh mamae : ukuran,
pembengkakan, produksi ASI

· Palpasi daerah payudara


· Kaji pengeluaran : colostrum atau ASI dengan cara letakkan jari telunjuk dan
ibu jari didaerah areola, lalu tekan perlahan, kemudian pijat sambil
mengarah ke pangkal puting susu dan lihat cairan yang dikeluarkan.
e. Ekstremitas bagian atas
· Inspeksi keadaan odem pada jari – jari atau kelainan lain
· Ajak klien untuk berjabat tangan dan kaji kekuatan otot
f. Abdomen
· Inspeksi : striae, luka/insisi, linea
· Letakkan stetoskop pada setiap kuadran abdomen untuk mendengarkan
bising usus selama 1 menit penuh
· Lakukan pemeriksaan Diatasis Rectus Abdominis dengan cara:
o Posisikan pasien berbaring tanpa bantal dikepala
o Minta pasien mengangkat kepala dan berusaha meletakkan dagunya di
daerah antara payudara dan sedikit menekukkan kaki supaya otot
aabdominal mengencang.
o Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa pada bagian
bawah prosesus xipoideus, tekan bagian tersebut dan tangan pemeriksa
akan merasakan otot abdominal sperti 2 pita karet, arahkan kedua tangan
kegaris tengah dari 2 otot jika ada diastasis maka akan terasa batas yang
tegas, tarik kearah umbilikus.
o Ukur jarak kedua otot tersebut dengan satuan jari tangan
o Letakkan kedua tangan dengan punggung tangan berhadapan untuk
memberi tanda batas diatasis otot, posis kedua tangan dipertahankan.
o Minta pasien untuk menurunkan kepala dan rileks kembali.
o Ukur kembali jarak kedua otot dengan cara yang sama.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 34


o Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan hasil=diastasis 2/5 jari
(artinya 2 jari saat kontrksi dan 5 jari saat rilkes)
g. Lakukan pemeriksaan involutio uteri , dengan cara :
· Letakkan kedua tangan perawat pada bagian abdomen dan supra pubis
· Telapak tangan diatas suprapubis meraba daerah vesika urinaria, sedangkan
telapak tangan diatas abdomen meraba dan menemukan tinggi fundus uteri
· Tetaplah telapak tangan pada vesika urinaria, sedangkan telapak tangan di
daerah abdomen sedikit terbuka, menghadap kearah umbilikus dan turun
menyusuri abdomen untuk menemukan tinggi fundus uteri, setelah
ditemukan kaji : intensitas, kekuatan kontraksi uterus, posisi / letak uteri.

· Lepaskan kedua telapak tangan secara bersamaan

· Simpulkan keadaan involutio uteri : tinggi fundus uteri


h. Lakukan pemeriksaan diastasis recti abdominis ( lakukan jika tidak ada luka SC)
dengan cara :
· Letakkan dua atau tiga jari tangan perawat secara vertikal , tepat dibawah
pusat klein .
· Anjurkan klien untuk mengangkat kepala dan bahu tanpa dibantu
· Raba dan rasakan berapa jari yang terjepit oleh dinding abdomen ketika
klien duduk
· Simpulkan keadaan diastasis recti abdominis
i. Lakukan pemeriksaan vulva vagina, fokus pada lochia dengan cara:

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 35


· Bantu klein membuka celana dalam
· Atur klien pada posisi dorsal recumbent
· Pasang sarung tangan
· Lihat keadaan dan kebersihan vulva serta perineum
· Lihat jumlah darah yang terpapar pada pembalut

Sangat sedikit : noda darah berukuran 2,5 -5 cm = 10 ml

Sedikit : noda darah berukuran ≤ 10 cm = 10-25 ml

Sedang: noda darah < 15 cm = 25-25 ml

Banyak : Pembalut penuh = 50-80 ml

· Tanyakan kapan mengganti pembalut yang terakhir (jam berapa)


· Simpulkan karakteristik lokhia (rubra, serosa, alba)

j. Lakukan pengkajian perineum fokus pada luka episiotomi, dengan cara :


· Atur klien pada posisi Sim kiri
· Tarik pangkal paha kearah atas oleh tangan kiri dan tarik bagian bawah oleh
tangan kanan

· Lihat keadaan luka episiotomi : jenis episiotomi, jumlah jahitan, keadaan


luka REEDA.
· Simpulkan keadaan luka
· Lihat keadaan anus, fokus pada keadaan haemoroid.
· Simpulkan keadaan haemorid

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 36


· Atur kembali klien pada posisi terlentang
· Bantu kien untuk kembali memakai celana dan pembalut yang baru
· Atur klien pada posisi senyaman mungkin
· Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam clorin 0,5 %
· Masukkan sarung tangan ke dalam cairan clorin 0,5%
k. Lakukan pemeriksaan ektremitas bagian bawah, fokus pada Homans’ Sign,
dengan cara :
· Letakkan satu telapak tangan pada daerah lutut dan tekan perlahan ketika
tangan yang lainnya melakukan dorsofleksi

· Inspeksi adanya warna kemerahan yang menjalar dari paha ke betis dan
sebaliknya
· Tanyakan adanya rasa nyeri dan panas yang ditimbulkan oleh warna
kemerahan
· Simpulkan
6. Pemeriksaan psikologis
a. Fase taking in, dengan cara :
· Kaji tingkat ketergantungan klien tentang perawatan diri dan bayinya, klien
berpusat pada dirinya
· Dengarkan dan respon setiap keluhan atau pertanyaan yang diajukan oleh
klien seputar riwayat persalinan
· Ketergantungan harus berakhir pada hari kedua
b. Fase taking hold, dengan cara :
· Kaji tingkat keterlibatan klien yang berpusat pada dirinya
· Kaji tingkat keinginannya untuk mendapat pendidikan kesehatan
· Kaji tanda – tanda terjadinya depresi atau postpartum blues : gelisah,
menangis tiba – tiba, sulit tidur, marah terhadap anggota keluarga termasuk
bayi, cemas
c. Fase letting go, dengan cara :
· Kaji tingkat kesiapan ibu untuk merawat dirinya dan bayinya.
· Kaji pola interaksi dengan keluarga dan lingkungannya
· Kaji keinginannya untuk segera keluar dari Rumah Sakit dan ingin merawat
bayi dan keluarganya.
· Simpulkan perubahan psikologis ibu pada tahap yang mana.
7. Salam terminasi
8. Cuci tangan
9. Identifikasi data hasil pemeriksaan laboratorium : HB, Haematokrit dan kadar elektrolit

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 37


10. Setelah data terkumpul, lakukan pengelompokan data yang selaras dan mendukung
terhadap munculnya masalah serta dampak yang ditimbulkan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar klein
11. Identifikasi kemungkinan penyebab masalah
12. Tetapkan masalah keperawatan yang muncul pada klien sesuai dengan data subyektif
dan obyektif yang didapat
13. Rumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang didapatkan
14. Tentukan tujuan dan intervensi keperawatannya
15. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar kerja / status klein

B. PERAWATAN PAYUDARA IBU NIFAS


1. Anatomi payudara dan fisiologi laktasi
Payudara ( mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, di atas
otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi.Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara dengan berat kira – kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih
besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan
pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu :
a. Korpus ( badan) yaitu bagian yang membesar
b. Areola yaitu bagian yang kehitaman di tengah
c. Papila atau puting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Dalam korpus mammae terdapat alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi
susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobolus kemudian
beberapa lobulus berkumpul menjadi 15 – 20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus
ASI disalurkan ke dalam saluran kecil ( duktulus ), kemudian beberapa saluran kecil
bergabunga membentuk saluran yang lebih besar ( duktus laktifeus )
Di bawah areola saluran yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya
semua memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus
maupun saluran – saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI
keluar.
Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk yang norma / umum, pendek / datar,
panjang dan terbenam ( inverted)
Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks
menyusui. Bila puting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar
hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI
2. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran
ASI. Payudara mulai bentuk sejak embrio berumur 18 – 19 minggu dan baru selesai
ketika mulai menstruasi dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang
berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang
berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin dan
sebagainya.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 38


Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya
belum keluar masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua dan ketiga
postpartum, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih
dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga
sekresi ASI makin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi,
refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan
bayi.
a) Refleks prolactin
Puting susu terdapat banyak banyak ujung saraf sensoris. Bila dirangsang timbul
impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan
sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin .
Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. Dengan
demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan menyusui maka banyak
pula produksi ASI
b) Refleks aliran ( let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan,
tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormon
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding
alveolus dan dinding saluran. Sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui
pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan susu makin kecil dan menyusui akan makin lancar. Saluran ASI yang
mengalami bendungan tidak hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga
berakibat mudah terkena infeksi.
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi adalah refleks menangkap
(rooting refleks), refleks mengisap dan refleks menelan
 Refleks menangkap ( rooting refleks )
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah
sentuhan. Dan bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan
membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting susu
 Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit – langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh
puting. Supaya puting mencapai bagian belakang palatum, maka sebagian besar
areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian maka sinus laktiferus yang
berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga
ASI terperas keluar.
 Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI ia akan menelannya.Produksi ASI berkisar antara 600
cc -1 liter sehari, dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara eksklusif
sampai 6 bulan dan tetapmemberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun bersama
makanan lain.
3. Tehnik menyusui
a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu
dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 39


b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara
 Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu tersandar pada sandaran
kursi
 Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
 Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
 Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ( tidak hanya
membelokkan kepala bayi )
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
 Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
Jangan menekan puting susu atau areolanya saja

d) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara :
 Menyentuh pipi dengan puting susu atau
 Menyentuh sisi mulut bayi
e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
 Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola
 Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.

f) Melepas isapan bayi


Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi :
 Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
 Dagu bayi ditekan ke bawah.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 40


g) Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan ( yang dihisap
terakhir)
h) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
i) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi:
 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan – lahan atau
 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan
– lahan.

Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5 – 7 menit dan
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi
akanmenyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1– 2 minggu kemudian.
4. Perawatan payudara
a) Tujuannya :
 Melancarkan sirkulasi aliran darah
 Mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI
b) Agar tujuan dapat tercapai :
 Dilakukan secara teratur sejak hari pertama melahirkan
 Kebersihan diri perlu diperhatikan
 Gizi seimbang
 Hindari stress dan tumbuhkan percaya diri bahwa ibu bisa menyusui
c) Langkah – langkah perawatan payudara
 Persiapan alat:
· Minyak kelapa / baby oil
· Air hangat dan air dingin dalam waskom kecil
· Waslap / sapu tangan handuk 2 buah
· Handuk bersih yang besar 2 buah
· Penitik 2 buah
· Kapas
· Gelas susu
 Persiapan lingkungan
· Tutup pintu / jendela / gorden
· Udara dan pencahayaan yang mendukung
 Persiapan klien
· Menyampaikan salam dengan ramah

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 41


· Menjelaskan tujuan dan prosedur
· Membuat kontrak
· Mengatur posisi klien dengan senyum
· Atur posisi duduk / atur berbaring bagi yang belum mampu duduk
· Pasangkan handuk dari bahu ke daerah ketiak dan handuk yang lainnya
simpan dipangkuan ibu dan gunakan penitik agar handuk tidak menutupi
payudara.
 Pelaksanaan pengurutan payudara
(1) Kompres puting dengan kapas yang telah diberi baby oil / minyak kelapa
selama 3 – 5 menit, kemudian angkat dengan cara memutar .
Perhatikan apakah puting kotor, bila kotor bersihkan kembali menggunakan
kapas yang telah diberi baby oil/ minyak kelapa.
(2) Licinkan kedua tangan dengan minyak kelapa / baby oil
(3) Gerakan pengurutan 20 – 30 kali untuk tiap payudara sebanyak 2 kali sehari,
bila ibu sudah memahami dapat dilakukan dirumah dan lakukan sebelum
mandi.
(4) Pengurutan 1. :
 Tempatkan kedua telapak tangan diatas kedua payudara

 Arah urutan dimulai ke arah atas kemudian ke samping (telapak tangan


kiri ke arah sisi kiri, telapak tangan kanan menuju ke sisi kanan)

 Arah gerakan yang terakhir adalah melintang kemudian dilepas perlahan


– lahan.

(5) Pengurutan 2:
 Satu telapak tangan menopang payudara, sedang tangan lainnya
mengurut payudara dari pangkal menuju puting susu.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 42


(6) Pengurutan 3
 Merangsang payudara dengan cara kompres kedua payudara dengan air
hangat, kemudian air dingin dan air hangat.

(7) Bersihkan minyak / baby oil yang menempel pada sekitar payudara dengan
air hangat kemudian keringkan dengan handuk bagian atas.
(8) Stimulasi refleks oksitosinpada bagian punggung ibu dengan memijat

(9) Gunakan BH khusus untuk menyusui dan menyokong

(10) Salam terminasi


(11) Bereskan alat-alat
(12) Dokumentasikan.

Cara pengamatan tehnik menyusui yang benar, perhatikan :


a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbuka lebar
d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e. Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih
banyak yang masuk
f. Bayi nampak mengisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i. Kepala agak menengadah

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 43


Perawatan Payudara
a. Pengertian
Perawatan payudara pada masa nifas adalah suatu kebutuhan bagi ibu yang baru saja
melahirkan. Masa nifas sendiri adalah selama enam minggu atau 40 hari setelah
persalinan. Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat
penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancar pengeluaran air susu ibu
(ASI). Hal ini terjadi karena pada masa ini ibu mengalami perubahan fisik dan alat
reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi maupun perubahan
psikologis untuk mendapatkan keturunan baru. Dengan melakukan perawatan yang tepat
yang biasanya berupa pegurutan dan pemijatan menggunakan beberapa bahan dan alat-
alat yang alami, diharapkan ibu merasa lebih nyaman menyusui bayinya.
Dengan melakukan perawatan payudara saat nifas diharapkan ibu dapat
meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar air susu. Payudara adalah satu-
satunya penghasil ASI. Jika hal itu sudah terjadi maka dapat berdampak pada bayi. Selain
itu,payudara ibu juga berisiko menjadi kendur setelah menyusui jika tidak langsung
dirawat saat masa nifas.
b. Manfaat Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara dapat dilakukan
dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan mandi sore.
1) Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada ibunya
2) Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi mudah menyusu
3) Mengurangi risiko luka saat bayi menyusu
4) Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar
5) Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara
6) Mencegah penyumbatan pada payudara.
7) Akibatnya Jika Seorang Ibu Nifas Tidak Melakukan Perawatan Payudara
8) Anak susah menyusu karena payudara yang kotor
9) Putting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu
10) ASI menjadi lama keluar sehingga berdampak pada bayi
11) Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijitan dan pengurutan
12) Terjadi pembengkakan, peradangan pada payudara dan kulit payudara terutama pada
bagian putting mudah lecet.
c. Tujuan perawatan payudara
1) Melancarkan sirkulasi aliran darah
2) Mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI
d. Langkah-langkah perawatan payudara
1) Persiapan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Buka pakaian ibu
2) Persiapan
 Alat
 Handuk
 Kapas yang dibentuk bulat
 Minyak zaitun, minyak kelapa atau baby oil
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 44
 Waslap atau handuk kecil untuk kompres
 Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan air dingin
 Persiapan lingkungan
1) Tutup pintu / jendela / gorden
2) Udara dan pencahayaan yang mendukung
 Persiapan klien
1) Menyampaikan salam dengan ramah
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur
3) Membuat kontrak
4) Mengatur posisi klien dengan senyum
5) Atur posisi duduk / atur berbaring bagi yang belum mampu duduk
6) Pasangkan handuk dari bahu ke daerah ketiak dan handuk yang lainnya
simpan dipangkuan ibu dan gunakan penitik agar handuk tidak menutupi
payudara.
3) Pelaksanaan
1) Buka pakaian ibu
2) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk
3) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak
4) Kompres putting susu dengan menggunakan kapas minyak (minyak zaitun/baby
oli/minyak kelapa) selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk lalu
bersihkan kerak-kerak pada putting susu

Membersihkan putting susu


5) Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama untuk putting susu yang datar

Memutar dan menarik putting susu


6) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung jari.

Pengurutan I
7) Licinkan kedua tangan dengan baby oil
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 45
8) Lakukan pemijatan dengan teknik effleurage (1 tipe pijatan) dengan penuh
kelembutan pada kedua payudara 10-15 x

Pengurutan 1
Pengurutan II
9) Payudara kiri disangga tangan kiri terapis, kemudian dengan sisi ulnar tangan
kanan, lakukan tekanan (pressure) dari mulai pangkal payudara ke arah ujung
payudara (arah putting susu). Intensitas kekuatan tekanan pada payudara dari
kekuatan yang ringan ke sedang 10-15x. Penekanan ini dilakukan dari seluruh
sisi (atas, samping kanan-kiri dan bawah) kemudian bergantian payudara
kanan.

Pengurutan II

Pengurutan III
10) Payudara kiri masih tetap disangga tangan kiri terapis, kemudian tangan kanan
terapis menggenggam, dengan menggunakan ujung-ujung jari lakukan
tekanan dari mulai pangkal payudara ke arah ujung payudara (arah putting
susu). Intensitas kekuatan tekanan pada payudara dari kekuatan yang ringan
ke sedang 10-15x. Penekanan ini dilakukan dari seluruh sisi (atas, samping
kanan-kiri dan bawah) kemudian bergantian

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 46


payudara kanan.

Pengurutan III
Pengurutan IV
11) Apabila putting datar dapat dilakukan penarikan putting secara lembut ke arah
luar, kemudian menyiram payudara dengan air hangat bergantian dengan air
dingin sebayak 5 kali kemudian keringkan dengan handuk dan kenakan BH
yang menyangga.

Pengurutan IV

C. TEKNIK MEMERAH ASI


ASI dapat diperah dg mudah tanpa teknik apapun. Namun beberapa teknik yg tidak tepat
dapat berakibat merusak jaringan lemak pada payudara, membuat payudara menjadi lecet dan
rasa nyeri pada payudara. Bahkan jika teknik tersebut terlalu kuat dapat menyebabkan kulit
payudara bisa menjadi memar atau memerah. Memerah ASI dg teknik Marmet awalnya
diciptakan guna membantu ibu yg harus mengeluarkan ASInya karena alasan medis. Sering
kali seorang ibu tidak dapat menyusu langsung bayinya dan kesulitan mengeluarkan ASI dg
refleks yg tidak sesuai dg reflex keluarnya ASI saat bayi menyusu. Metode memijat dan
menstimulasi agar refleks keluarnya ASI optimal inilah yang kemudian dikenal dengan nama
teknik Marmet. Kunci sukses dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan
cara memijat.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 47


Jika teknik ini dilakukan dg efektif dan tepat, maka seharusnya tidak akan terjadi masalah
dalam produksi ASI ataupun cara mengeluarkan ASI. Teknik ini dapat dengan mudah
dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja semakin sering ibu melatih memerah dg teknik marmet
ini, maka ibu makin terbiasa dan tidak akan menemui kendala.
Teknik marmet merupakan kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga
refleks ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara marmet bertujuan
mengosongkan ASI dan sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga diharapkan
dengan mengosongkan ASI dan sinus laktiferus akan merangsang pengeluaran prolactin.
Pengeluaran hormon prolactin merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI.
Semakin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara akan semakin baik
produksi ASI di payudara.
Keunggulan dari teknik Marmet:
a) Lebih efektif mengeluarkan ASI karena dapat memastikan seluruh ASI keluar dari
saluran ASI (pengosongan lebih baik)
b) Memerah ASI dengan tangan jauh lebih nyaman dan alami. Ibu dapat mengontrol
kekuatan dari perahan tangan.
c) Refleks keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dengan skin to skin kontak (tangan
ibu dengan payudara) dan memanfaatkan reflek prolactin serta reflek oksitosin.
d) Lebih nyaman dan mudah dibawa kemanapun karena alat yang digunakan cuma
tangan ibu.
e) Meningkatkan kasih sayang ibu pada bayi. Teknik memerah ini efektif jika ibu
memerah sambil membayangkan bayinya karena hormon oksitosin akan terstimulasi
jika ibu merasakan cinta, kasih sayang dan kebahagiaan.
1. Prosedur Teknik Marmet
a) Teknik marmet ini diutamakan bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif dan ibu
yang ingin meningkatkan produksi ASI serta menjaga produksi ASI tetap optimal.
b) Memerah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang ASI (tandai dengan
aliran ASI yang menurun dan korpus mammae teraba lembek)
c) Lakukan stimulasi reflek prolactin (massage, stroke dan shake) pada kedua
payudara. Teknik ini dapat dilakukan kapanpun.
d) Ulangi seluruh proses memerah dan menstimulasi reflek 1 hingga 2 kali. Aliran
biasanya menurun pada kali ketiga atau lebih yang menandakan gudang ASI telah
kosong.
Waktu yang dibutuhkan untuk prosedur ini adalah 20-30 menit dengan
perkiraan waktu masing- masing teknik:
a. Perah tiap payudara 5-7 menit
b. Pijat (massage, stroke dan shake)
c. Perah tiap payudara (sesi ke-2) selama 3-5 menit
d. Pijat (massage, stroke dan shake)
e. Perah tiap payudara selama 2-3 menit
Catatan yang harus diperhatikan, jika suplly ASI terjaga, gunakan waktu
semaksimal mungkin. Waktu di atas hanya digunakan sebagai patokan saja.
Perhatikan aliran ASI dan ganti payudara lainnya jika aliran ASI pada payudara
tersebut sudah mulai menurun. Jika ASI keluar sedikit, maka periode wakti lebih
singkat dan sering.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 48


2. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pemerahan ASI menggunakan teknik Marmet.
3. Teknik memerah ASI
a) Persiapan:
1. Ibu nifas /pasien :
Kesediaan ibu untuk diperiksa.
2. Tempat/ruangan :
Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, kering, cukup cahaya dan cukup
ventilasi.
3. Alat :
a) Wadah penampung ASI yang steril
b) Waskom dengan air hangat
c) Waslap bersih
d) Handuk
b) Langkah Kerja
1. Meletakkan ibu jari dan dua jari lainnya (jari telunjuk dan jari tengah) sekitar
1-1,5 cm dari areola.
a) Usahakan utk mengikuti aturan tsb sbg panduan. Apalagi ukuran dari
areola tiap wanita bervariasi.
b) Tempatkan ibu jari diatas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di
posisi jam 6 spt pada gambar.
c) Perhatikan bahwa jari-jari tsb terletak diatas gudang ASI, sehingga proses
pengeluaran ASI optimal.
d) Hindari melingkari jari pada areola spt gambar ini. Posisi jari seharusnya
TIDAK berada di jam 12 dan jam 4.

Posisi memerah 1
2. Mendorong ke arah dada
1. Menghindari meregangkan jari.
2. Bagi payudara besar, angkat dan dorong ke arah dada.

Posisi mendorong payudara ke arah dada yang salah (sliding on)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 49


3. Menggulung menggunakan ibu jari dan kedua jari yang lain secara bersamaan.
Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga
kosong. Jika dilakukan dg tepat, maka ibu tidak akan kesakitan saat memerah.
Catatan: perhatikan posisi dari ibu jari dan jari-jari lainnya pada gambar dg
baik. Arah panah menunjukkan arah tekanan jari saat melakukan gerakan.
Perhatikan posisi jari berubah pada tiap gerakan mulai dari posisi Push (jari
terletak jauh di belakang areola) hingga posisi Roll (jari terletak di sekitar
areola).

Posisi memerah 2
4. Ulangi teknik di atas secara teratur (ritmik) hingga gudang ASI kosong.
Posisikan jari secara tepat, push (dorong), roll (gulung); posisikan jari secara
tepat, push (dorong), roll (gulung).
5. Memutar ibu jari dan kedua jari yang lain ke titik gudang ASI yang lain.
Saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat
memerah payudara kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara
kanan, gunakan tangan kanan. Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring
jarum jam ataupun berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan
ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 & jam 12, kemudian posisi jam 11
& jam 5, kemudian jam 2 & jam 8, kemudian jam 3 & jam 9. Gambar berikut
menunjukkan posisi tangan pada payudara kanan.

Teknik memerah dengan berbagai posisi sejajar arah jam


Hindari gerakan:
1. Hindari menekan/memencet payudara. Hal ini dapat melukai payudara.
2. Hindari menarik-narik puting payudara. Hal ini dapat merusak lapisan
lemak pada areola.
3. Hindari menekan dan mendorong (sliding on) payudara

Gerakan yang harus dihindari

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 50


D. TEKNIK MASSAGE PAYUDARA
PIJATLAH sel-sel produksi ASI dan saluran ASI.
1) Mulai dari bagian atas payudara. Dengan gerakan memutar, pijat dengan menekan ke
arah dada. Mulai dari pangkal payudara, tekan payudara menggunakan 2 jari atau 3
jari ke permukaan dada. Buat gerakan melingkar pada satu daerah payudara. Pijat
selama beberapa detik kemudian pindahkan jari ke daerah lain. Arah pijatan spiral,
mengelilingi payudara atau radial menuju ke puting susu.

Gerakan memijat
2) Kepalkan tangan, kemudian tekan ruas ibu jari kedinding dada. Pindahkan tekanan
berturut dimulai dari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking kearahputing.
Ulangi gerakan tersebut pada daerah lain dengan cara yang sama. Untuk bagian
bawah payudara tekanan dimulai dari tekanan ruas jari kelingking sampai ke ibu jari.
3) TEKANLAH daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dg tekanan
lembut dg jari spt menggelitiki.

Gambar gerakan mengguncang (shake)

E. CARA MENYUSUI YANG BENAR


a. Pengertian
1) Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
b. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
c. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
d. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
e. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
f. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.

Posisi badan bayi dan ibu yang benar


Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 51
2) Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu
a. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara).

Cara memegang payudara


b. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut secara lebar (rooting reflek) dengan
cara menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.

Rooting reflek
c. Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah.

Posisi Lidah Bayi


d. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala.
e. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapanhadapan dengan
hidung bayi.
f. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langitlangit mulut bayi.
g. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langitlangit yang keras (palatum durum)
dan langit- langit lunak (palatum molle).

Posisi Putting yang benar


Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 52
h. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara.
i. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi.
j. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
k. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi.

Posisi Bayi Menyusu

3) Posisi menyusu
a. Posisi bersandar (laid back breastfeeding): posisi ibu bersandar merupakan
posisi alami yang biasa dilakukan ketika ibu menyusu pertama kali. Ibu
merasa nyaman dan lebih santai ketika menyusui bayinya.

Posisi Laid back breastfeeding


b. Posisi cradle hold: salah satu tangan ibu menekuk guna menopang tubuh bayi;
jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan, kepala bayi dan tangan ibu yang
digunakan untuk menopang tubuh juga dari sisi kanan.

Posisi Cradle hold


c. Posisi cross cradle hold: posisi mirip cradle hold, yang membedakan tangan ibu
yang menopang tubuh bayi adalah tangan kiri. Posisi ini memudahkan melihat
dan mengontrol putting susu yang diisap bayi.

Posisi Cross cradle hold

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 53


d. Posisi side lying: posisi ibu berbaring menghadap ke salah satu sisi bayi.

Posisi Side lying


e. Posisi football hold atau clutch hold: posisi mengapit bayi pada sisi tubuh ibu,
tepat di bawah lengan ibu. Posisi ini sangat cocok untuk ibu yang memiliki bayi
kembar, karena dapat memastikan kedua bayinya mendapatkan nutrisi dalam
jumlah yang sama dalam waktu bersamaan.

Posisi Football hold


f. Posisi sitting baby: posisi bayi duduk tegak.

Posisi Sitting baby


4) Tanda-tanda posisi bayi menyusui yang benar
a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara
bagian bawah)
d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f. Sebagian besar areola tidak tampak
g. Bayi menghisap dalam dan perlahan
h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
i. Terkadang terdengar suara bayi menelan
j. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
5) Lama dan Frekuensi Menyusui
a. Menyusui bayi tidak perlu dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
setiap saat bayi membutuhkan.
b. ASI dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
c. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengosongkan payudara selama 5-7 menit
6) Lama dan Frekuensi Menyusui
a. Menyusui bayi tidak perlu dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
setiap saat bayi membutuhkan.
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 54
b. ASI dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
c. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengosongkan payudara selama 5-7 menit
7) Tanda bahwa bayi kecukupan ASI
a. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu: tidur nyenyak, tidak rewel, selalu
tersenyum bahagia
b. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
c. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
d. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
e. Payudara yang penuh setelah disusui pada bayi akan teraba lunak dan ibu merasa
nyaman.
8) Cara menyendawakan bayi
a. Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap
punggung belakang sampai bersendawa
b. Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan keluar
dengan sendirinya.

Posisi Menyendawakan
a. Tujuan
b. Persiapan:
a. Ibu nifas /pasien :
Kesediaan ibu untuk diberi KIE
b. Tempat/ruangan :
Ruang bersih, kering, cukup cahaya dan cukup ventilasi.
c. Alat :
 ATK
 Booklet/leaflet
 Phantom payudara
 Phantom bayi
 Bantal menyusui
 Kursi dengan penyangga dan bangku kecil untuk kaki ibu
c. Langkah – Langkah Menyusui Yang Benar
1) Menyambut klien dengan sopan dan ramah*
2) Memperkenalkan diri kepada klien*
3) Mempersilakan klien duduk
4) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan*

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 55


5) Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
6) Ibu mencuci tangan sebelum dan setelah menyusui bayinya.
7) Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung kursi
dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung.
8) Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
9) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan.
10) Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara.
11) Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus.
12) Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah
serta tidak menekan puting susu atau areola.
13) Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui.
14) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
15) Ibu menatap bayi saat menyusui.
16) Pasca menyusui
a) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah.

Melepas isapan putting susu


b) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya.
17) Menyendawakan bayi
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan atau
b) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-
lahan.
18) Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 56


F. PIJAT LAKTASI
1. Pengertian
Air susu ibu atau ASI sangat penting untuk perkembangan bayı, terutama bayi yang baru
lahir. Kandungan yang ada di dalam ASI, mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sampai 6
bulan pertama kehidupanya. Para ibu tentu saja ingin memberikan ASI secara lancar dan
eksklusif untuk bayi mereka, namun ada beberapa ibu yang ASl-nya kurang lancar. Banyak
hasil dapi penelitian yang menyatakan bahwa kondisi ibu yang kurang rileks merupakan salah
satu peyebab ASI menjadi kurang lancar. Untuk mengatasinya salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pemijatan, pemijatan tersebut dikenal dengan pijat laktasi.
Pijat Laktasi merupakan istilah yang merujuk pada pijat ibu menyusui. Pijat laktasi ini di
khususkan untuk ibu menyusui karena menitikberatkan pada titik-titik rangsang ASI. Pijat laktasi
pada umumnya dilakukan kepada seorang ibu yang memiliki masalah akan produksi ASI, ibu
yang memiliki produksi ASI tidak lancar sangat di anjurkan untuk melakukan pijat laktasi. Pijat
laktasi dilakukan diarea punggung dan payudara, pemijatan dilakukan pada keadaan
payudaranya normal, bengkak, atau tidak lancar, dan pada kasus ibu ingin relaksasi maka
dibantu dengan pijat pada bagian-bagian tubuh tertentu yang memberikan dampak positif
terhadan kondisi pikiran dan tubuh ibu, memberi efek tenang, menormalkan sirkulasi darah, serta
meningkatkan pasokan ASI. Jenis-jenis minyak yang digunakan untuk memijat adalah Virgin
Coconut Oil (VCO), Olive oil, Almond oil, Cocoa butter, Herbal aromatic dengan dasar minyak
dan minyak lainnya yang tidak melalui prosespemanasan.

2. Manfaat Pijat Laktasi


Manfaat pijat laktasi diantaranya :
1) Menenangkan pikiran
2) Relaksasi tubuh
3) Menormalkan aliran darah
4) Mengatasi bengkak
5) Meningkatkan suplay ASI
6) Mencegah sumbatan pada padara.

3. Indikasi Pijat Laktasi


1) Ibu yang mempunyai bayi
2) Ibu yang mempunyai masalah ASI tidak lancar
3) Ibu yang ingin relaktasi

4. Langkah-langkah Melakukan Pijatan


1) Persiapan Pasien
a) Salam terapeutik disampaikan kepada pasien
b) Memastikan kebutuhan pasien dalam pijat laktasi
c) Informasi tentang tujuan pijat laktasi disampaikan kepada pasien dan keluarganya
(informed consent)
d) Menjaga privasi pasien /ruangan yang nyaman
2) Persiapan Alat-alat
a) Kursi
b) Meja
c) Virgin Coconut Oil / minyak zaitun / handbody
d) Waslap
e) waskom
f) Handuk
3) Persiapan Pemijatan
a) Kontrak waktu dengan pasien
b) Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
c) Persiapan lingkungan
d) Mengatur posisi pasien
e) Pasang handuk di dada ibu
4) Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pijatan
Langkah-langkah sebelum melakukan pijatan ialah:
a) Siapkan alat dan bahan
b) Lakukan Informed consent
c) Menjaga privasi klien
d) Cuci tangan
e) Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan maupun cara kerjanya
untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu
f) Menyiapkan peralatan dan minta pasien untuk membuka area dada dan tetap jaga
privasi

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 57


5) Teknik Pemijatan
a) Leher
Memijat leher dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C dari pangkal leher
kearah bawah. Lakukan Massage dengan tangan kanan dileher dan tangan kiri
menopang kepala, gerakan jari dari atas ke bawah ada tekanan dan dari bawah ke atas
tidak ada tekanan, hanya usapan ringan saja. Lakukan sebanyak 5-6x dan tekan di titik
pressure di belakang tulang telinga.

b) Bahu
Lakukan pemijatan kedua bahu dengan kedua tangan dari luar kedalam ada tekanan dan
dari dalam keluar mengusap secara ringan. Lakukan gerakan 5-6x, setelah itu tekan titik
pressure diatas tulang clavikula yang memiliki cekungan, lalu bentuk huruf C tekan
bersamaan dari depan ke belakang.

c) Scapula
Lakukan pemijatan pada sela tulang scapula kiri 5-6x gerakan, setelah itu tekan titik
pressure di jam 3,6,8 dan scapula kanan caranya sama di titik pressure 9,6,4.

d) Punggung
Gerakan pada Punggung terdiri dari 4 Gerakan yaitu :
 Usap dengan rileksasi seperti teknik efflurage
 Lakukan pemijatan dengan telapak tangan dan kelima jari dari atas
turun kebawah.
 Gerakan jari memutar membentuk lingkaran kecil di antara ruas tulang
belakang.
 Usap dari leher kearah scapula menuju payudara diarah titik jam 6 lalu tekan

e) Payudara
Gerakan pada payudara terdiri dari beberapa degarakan seperti:
 Gerakan membentuk kupu-kupu besar
 Gerakan membentuk kupu-kupu kecil

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 58


 Gerakan membentuk sayap

 Gerakan jari memutar membentuk lingaran kecil

 Gerakan segitiga, dimana kedua jari di satukan membentuk segitiga di payudara

Penekanan pada titik pressur di payudara


 Lakukan pengukurang menggunakan 1 ruas jari tangan ibu kearah ketiak

 Lakukan putaran kecil pada daerah yang diukur kemudian tekan

 Lakukan pengurutan pada Titik pressur 3 jari di bagian atas putting lalu berikan
penekanan

 Lakukan Pengururan pada Titik pressur 6 jari di bagian atas putting lalu berikan
penekanan

 Kemudian sejajarkan dengan putting lalu lakukan putaran kecil dan tekan

 Bentuk kunci C dengan tangan kanan menyangga payudara ibu, lalu dengan tangan kiri
teken bagian atas putting

 Bentuk kunci C di bagian aerola dan tekan

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 59


 Telunjuk kakak dan kiri tangan diletakkan di samping putting lalu di tarik naik dan
turun seperti menari (telunjuk menari)

 Selanjutnya memerah ASI dengan gentle. Letakkan ibu jari ditepi atas areola pada posisi
“pukul 12”. Kemudian letakkan jari telunjuk di tepi bawah areola pada posisi “pukul 6”.
Ketiga jari lain menyangga payudara. Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat
jaringan di bawah areola memerah ASI dalam saluran ASI. Lakukan gerakan ini
beberapa kali sampaipancaran ASI yang keluar.

 Selesai pemijatan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian selama ±
5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih, rapikan pasien, gunakan BH yang
bersih.
6) Evaluasi
a) Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham danmengerti teknik pijat laktasi
b) Evaluasi perasaan ibu setelah diberikan pijat laktasi.
c) Lakukan cuci tangan kembali
d) Dokumentasikan seluruh kegiatan

G. SENAM NIFAS
Aktivitas pada ibu nifas sangat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi
usus, sekitar vagina, kandung kemih, sirkulasi dan paru-parudan ektremitas.Hal tersebut juga
membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan
membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran menjadi sehat dan tidak tergantung.
Dalam hal ini ibu nifas membutuhkan penyembuhan/pemulihan , oleh karenanya,
mereka harus didorong untuk melakukan aktivitas secara bertahap, memberikan jarak antara
aktivitas dan untuk istirahat sebelum menjadi keletihan, seperti :
1. Latihan peregangan otot – otot
Ketika kekuatan mereka telah kembali, setelah awal periode penyesuaian terhadap
melahirkan bayi. Ibu dapat memulai latihan peregangan otot dasar pelvik dan otot – otot
abdomen.
2. Latihan otot dasar panggul ( Kegel ꞌs)
Otot – otot dasar panggul melingkari outlet tempat lewatnya bayi baru lahir.
Merupakan hal penting bagi ibu untuk meregangkan otot ini dengan sadar dan relaksasi.
Latihan Kegelꞌs sebagai berikut :
a. Kontraksikan otot – otot dasar panggul dan tahan selama 10 detik
b. Relaksasi selama 10 detik. Ulangi delapan sampai sepuluh kali
c. Ulangi latihan ini lima sampai sepuluh kali sehari.
3. Latihan otot – otot abdomen
a. Persiapan klein
 Menyampaikan salam dengan ramah
 Menjelaskan tujuan dan prosedur senam nifas
 Membuat kontrak
 Mengatur posisi klien senyaman mungkin
b. Persiapan alat
 Baki dan alasnya
 Spignomanometer
 Stetoskop
 Jam detik
 Matras
c. Persiapan lingkungan
 Tutup pintu / jendela / gorden
 Udara dan pencahayaan yang mendukung

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 60


d. Tahapan senam nifas
 Periksa tekanan darah dan nadi
 Ajarkan senam nifas
· Hari pertama
Sikap ibu terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali
dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan hingga hitungan ke 5 atau
hitungan ke 8 kemudian buang melalui mulut. Lakukan 5 – 10 kali

· Hari kedua
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan
bahu kemudian pertemuan kedua tangan tersebut tetapt di atas muka. Lakukan
gerakan ini dengan waktu 5-10 kali hitungan.

· Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua kaki agak dibengkokan sehingga kedua
telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga
hitungan ke 3 atau ke 5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulang
kembali gerakan ini 5-10 kali.

· Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terletang dan kaki ditekuk ±45 o kemudian salah satu
tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45 o dan tahan hingga
hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan terebut berulang kali 5-10 kali per
hari.

· Hari kelima
Sikap tubuh masih terentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45 o kemudian
angkat tubuh dan tangan tangan yang bersebrangan dengan kaki yang ditekuk
usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian
dengan kaki dan tangan lain. Lakukan 5-10 kali.

· Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik sehingga paha membentuk sudut
±90o lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.

· Hari ketujuh
Sikap tubuh terlentang gerakan kaki secara bergantian dengan mengangkat
kaki 20-30 cm dari permmukaan lantai. Lakukan 5-10 kali.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 61


· Hari kedelapan
Sikap tubuh seperti bayi merangkak kemudian gerakan perut ke atas dan ke
bawah sebanyak 5-10 kali.

· Hari kesembilan
Sikap tubuh terlentang kemudian angkat kedua kaki hingga membentuk sudut
±90o . Lakukan 5-10 kali.

· Hari kesepuluh
Sikap tubuh terlentang kemudian lakukan gerakan sit up yaitu mengangkat
tubuh hingga posisi seperti orag duduk. Posisi kedua tangan berada di bawah
kepala. Lakukan 5-10 kali.

H. KONSEP KUNJUNGAN RUMAH (Home Visite)


a. Pengertian
Kunjungan Rumah (Home Visit) adalah interaksi yang dilakukan di tempat tinggal
keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga
dan anggotanya.
b. Tujuan
Pelayanan Keperawatan di Rumah Memiliki Lima Tujuan Dasar, yaitu :
1) Meningkakan “support system” yang adekuat dan efektif serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
3) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota
keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
peningkatan dan kesehatan pencegahan.
4) Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga.
5) Meningkatkan kesehatan keluarga.
(Sminth, 1995)
Kelima tujuan dasar dari pelayanan keperawatan di rumah pada hakekatnya bertujuan
untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah-masalahnya yang oleh Simmon
(1980), dikategorikan menjadi :
1) Sikap hidup dan sumber-sumber pelayanan kesehatan.
2) Penyimpangan status kesehatan.
3) Pola dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan.
4) Dinamika dan struktur keluarga.
c. Prinsip Hubungan Perawat Klien dengan Keluarga
1) Fokus interveksi perawat adalah keluarga.
2) Interveksi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan
meliputi tiga level pencegahan.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 62


3) Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap
kesehatannya.
4) Perawat adalah tamu di rumah keluarga.
d. Fase Hubungan Perawat-Klien dengan Keluarga
1) Fase Preinisiasi atau persiapan
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang ibu nifas dan keluarga yang akan
dikunjungi dari Puskesmas atau Ibu kader atau ibu nifas yang sudah pulang ke
rumah untuk melanjutkan perawatan di rumah. Perawat perlu membuat laporan
pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan. Bagi perawat yang sudah
berpengalaman fase ini dapat diperpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk
dilakukan pada fase ini adalah kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.
2) Fase Inisisi atau Perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini, perawat
dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi
suatu masalah kesehatan.
3) Fase Implemenatasi
Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan
keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga
dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai
dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.
4) Fase Terminasi
Di fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak
lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan
yang mungkin dialami keluarga penting dilakukan difase teriminasi. Tinggalkan
nama dan alamat perawat dengan nomor telepon.
5) Fase Pasca Kunjungan
Pada fase terakhir ini sering terabaikan. Di fase ini perawat hendaknya membuat
dokumentasi lengkap tentang kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan,
tempat perawat bertugas.

I. VULVA HYGIENE
a. Pengertian
Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar (vulva) guna
mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin, serta untuk mencegah terjadinya infeksi
(Darma, 2017).
b. Tujuan
1) Menjaga kebersihan perineum dan vulva.
2) Mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun uterus.
3) Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
4) Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal, dan bau tak sedap.
c. Cara melakukan vulva hygiene
1) Memelihara kebersihan alat kelamin dengan bantuan perawat
Persiapan Alat
 Kom kecil yang berisi kapas sublimat
 Handuk besar: 2 buah
 Air hangat
 Pinset
 Bengkok
 Perlak / Pengalas
 Sarung tangan
 Kassa
 Povidone Iodine (Betadine).
Cara Kerja
 Mengucap salam
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
 Memasang sampiran/menjaga privacy
 Pasang selimut mandi
 Perawat memakai sarung tangan
 Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
 Memasang perlak dibawah bokong
 Celana dan pembalut dilepas

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 63


Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
Mengambil kapas sublimat minimal 5
Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri,
labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah /
sublimat (1 kapas, 1 kali usap). Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor
diusap lagi dengan kapas sublimat yang baru hingga bersih
 Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan perhatikan apakah lepas/longgar,
bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah
 Menutup/mengompres luka dengan kassa yang telah diolesi betadine
 Memasang celana dalam dan pembalut
 Merapihkan perlak, bengkok, dan selimut mandi
 Mencuci tangan
 Mencatat dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Memelihara kebersihan alat kelamin secara mandiri dapat dilakukan dengan cara :
 Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina
 Melakukan cara cebok dari arah depan (vagina) ke belakang (anus)
 Selalu mengusahakan agar vagina tetap kering dan tidak lembab
 Tidak menggunakan bedak pada vagina karena bedak akan menyebabkan jamur dan
bakteri tumbuh di sekitar vagina
 Tidak sembarangan menggunakan cairan pembersih organ kewanitaan karena dapat
merusak keasaman vagina
 Pada saat menstruasi atau nifas diwajibkan mengganti pembalut 2-3 kali dalam sehari
atau setiap 4 jam sekali secara teratur
 Tidak sering memakai pantyliner
 Mengganti pakaian dalam dua kali sehari
 Memakai pakaian dalam dari bahan yang mudah menyerap

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 64


BAB IV
PERIODE BAYI BARU LAHIR

A. ASUHAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan lahir 2500-4000 gram (Depkes RI, 2007). Sedangkan menurut Mitayani,
bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa
gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu ( Mitayani, 2010:1).
Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim
(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari
dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhioleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik
dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan dan sirkulasi pada bayi
baru lahir normal ( Mitayani, 2010:1-2).
2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Adapun ciri-ciri dari bayi baru lahir normal menurut Depkes RI yaitu:
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan 48 – 52 Cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar Kepala 33 – 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit
f. Pernafasan 40 –6 0 x /menit
g. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia
1). Perempuan (Labia mayora sudah menutupi labia minora)
2). Laki – laki (Testis sudah turun, skrotum sudah ada)
k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Refleks mengenggam sudah baik
n. Eliminasi baik mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. Mekonium berwarna
hitam kecoklatan.
3. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Indrayani dalam buku update asuhan persalinan dan bayi baru lahir
(2016), manajemen asuhan bayi baru lahir diantaranya:
a. Penilaian
Segera setelah lahir, letakkan byi diatas kain yang bersih dan kering
yangsudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakkan
bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan
bersih dan kering. Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir :
1) Apakah bayi bernafas dan/atau menangis kuat tana kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak aktif?
3) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis
Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan resusitasi pada
bayi baru lahir.
b. Perlindungan Termal (Termoregulasi)
Bayi baru lahir yang tidak menunjukan tanda asfiksia/ bayi baru lahir normal
sesegera mungkin dikeringkan setelah dilahirkan dengan menggunakan handuk
atau kain kering dan bersih. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Jika handuk
basah, segera ganti dengan handuk kering yang baru. Keadaan telanjang dan basah
pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui:
1) Konduksi
Konduksi yaitu proses kehilangan panas melalui benda-benda padat yang
berkontak dengan kulit bayi. Kehilangan panas secara konduktif jarang
terjadi kecuali bayi diletakkan pada alas yang dingin.
2) Konveksi
Konveksi yaitu proses kehilangan panas melalui aliran udara di sekitar
bayi. Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 20° C dan

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 65


sebaiknya tidak berangin. Troli resusitasi harus mempunyai sisi untuk
meminimalkan konvesi ke udara sekitar bayi.
3) Evaporasi
Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit
bayi yang basah. Bayi baru lahir dalam keadaan basah dapat dengan cepat
kehilangan panas dengan cara ini. Bayi harus dikeringkan sesegera
mungkin setelah dilahirkan.
4) Radiasi
Radiasi yaitu proses kehilangan panas melalui benda padat dekat bayi yang
tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi. Bayi pada saat lahir
memiliki suhu 0,5 - 1° C lebih tinggi dari suhu ibunya, namun bisa
mengalami penurunan suhu menjadi 35 - 35,5° C dalam 15 – 30 menit
karena kecerobohan petugas kesehatan yang tidak memperhatikan ruang
bersalin tidak cukup hangat.

konveksi evaporasi

radiasi

konduksi
Gambar: Mekanisme kehilangan panas pada bayi.

c. Merawat tali pusat


Memotong dan Mengikat Tali Pusat
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak
terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan
ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT
atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%.
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.

Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat


1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
2) Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu
dan keluarganya.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.
4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
a) Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
b) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa
tali pusat mengering dan terlepas sendiri.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 66


c) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT
dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan
menggunakan kain bersih.
d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda
infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas
kesehatan.

d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi muali
menyusu sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
dibiarkan setidaknya setalah satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi akan
mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara bayi melakukan IMD ini
dinamakan the berst crawl atau merangkak mencari payudara.
1) Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi,
letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada)
dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka
agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan.
Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.
3) Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu
dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4) Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa
bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku
prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di
perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada
melihat kesekelilingnya.
5) etelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu
uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas,
bayi dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan
bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke
dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara
ibu.
6) Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman
dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat
kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat
tercapai antara 27 - 71 menit.
7) Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung
sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam
berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi
akan mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8) Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
9) Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.
10) Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).

e. Pencegahan perdarahan
Semua BBL diberi vit. K1 (phytomenandione) injeksi 1 mg intramuskuler
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegah erdarahan BBL
akibat defisiensi vt. K yang dapat dialami oleh segabian BBL. Cara penyuntikkan
K1 adalah :
1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1 ml (semprit tuberculin).
Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 67
2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/mL maka masukkan vit. K1 kedalam
semprit sebanyak 0,15 ml. Suntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi
bagian anteerolateral sepertiga tengah sebanyak 0,1 ml (1 mg dosis
tunggal).
3) Jika menggunakan sediaan 2 mg/mL maka masukkan vit. K1 kedalam
semprit sebanyak 0,75 ml. Suntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi
bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,5 ml (1 mg dosis tunggal).

f. Pencegahan infeksi mata


Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses
IMD dan bayi selesai menyusu. Salep atau tetes mata tersebut mengandung
Tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif
jika diberikan >1 jam setelah kelahiran. Cara pemberian salep atau tetes mata
antibotik :
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengair) kemudian keringkan.
2) Jelaskan kepada keluarga tindakan yang akan diberikan dan tunjukan
pemerian obat tersebut.
3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata atau tetes
mata.
4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi.
5) Anjurkan keluarga agar tidak menghapus salep atau tetes mata dari mata
bayi.

g. Pemberian imunisasi hepatitis B


Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap
bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi. Imunsasi hepatitis B pertama diberikan
1-2 jam setelah pemberian vit. K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. untuk bayi
yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan vaksin BCG (pencegah
tubercolosis/TBC) dan vaksin OVP (polio tetes) pada saat sebelum bayi pulang
dari klinik. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untk mendapatkan munisasi
berikutnya sesuai jadwal pemberian imunisasi.
h. Pemberian ASI selanjutnya
Rangsangan hisapan bayi pada putting ibu akan diteruskan oleh serabut
saraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolactin. Semakin sering
bayi menghisap puting susu, maka akan semakin banyak prolaktin dan ASI.
Perlekatan saat menyusui pun turut andil dalam produksi ASI.
i. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin.
Perlu mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya
dan riwayat persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan
dibawah lampu yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan
hangat.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1) Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk menilai
keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit. Pada tahun 1952
dr.Virginia Apgar mendesain sebuah metode penilaian cepat untuk menilai
keadaan klinis bayi baru lahir. Nilai Apgar dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi. Perlu kita
ketahui nilai Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi baru lahir dan
dibatasi oleh waktu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar,
antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi,
hipoksia, hipovolemia dan kelahiran prematur. Nilai Apgar dapat juga
digunakan untuk menilai respon resusitasi.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 68


Cara menentukan nilai APGAR :
Tanda 0 1 2
Warna kulit Biru , pucat Kemerahan ekstremitas Semua kemerahan
biru
Denyut jantung Tidak ada <100 >100
Reflek Tidak beraksi Fleksi pada ekstremitas Batuk , bersin
(kateter di lubang hidung)
Tonus otot Lemah Tidak teratur Gerakan aktif
Upaya bernafas Tidak ada Meringis Baik (menangis kuat)

j. Metode kangguru
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin
contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah pemberian ASI sehingga
meningkatkan lama dan pemberian ASI.

B. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian
Pemeriksaan fisik Bayi Baru Lahir (BBL) adalah tindakan yang dilakukan untuk
melakukan pemeriksaan pada tubuh BBL.
2. Tujuan
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan
pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Waktu pemeriksaan fisik BBL sebaiknya
dilakukan setelah bayi mengalami Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau sekitar 1 jam
setelah skin to skin contact (sentuhan kulit bayi dengan kulit ibu). Waktu pemeriksaan
BBL dilakukan setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam).
3. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan fisik BBL antara lain:
a. Stetoskop bayi
b. Timer/ stop watch
c. Termometer
d. Meteran
e. Refleks hammer
f. Catatan keperawatan dan alat tulis
g. Timbangan badan
h. Penlight
i. Sarung tangan bersih dalam tempatnya
4. Prosedur Praktikum
a. Buka pembungkus BBL dan amati postur ketika BBL tenang

b. Mengukur lingkar kepala dengan menempatkan pita ukur (metline) sekitar kepala
tepat di atas telinga dan alis. Pengukuran biasanya dicatat dalam sentimeter.

c. Mengukur dengan menempatkan pita sekitar dada atas garis puting susu (30,5-33 cm
(12-13 inci) atau 2-3 cm kurang dari kepala lingkar)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 69


d. Ukur panjang badan dengan mengukurkan pita di permukaan yang datar. Tempatkan
alat pengukur di atas kepala BBL. Pengukuran diambil dari bagian atas kepala ke
bawah tumit.

e. Bersihkan timbangan sebelum digunakan. Mengatur skala nol. Tempatkan BBL


tanpa pakaian di timbangan. Catat berat badan BBL. Jangan biarkan BBL tanpa
pengawasan saat penimbangan.

f. Tempatkan termometer di daerah ketiak. Suhu aksila lebih disukai karena risiko
minimal terjadinya trauma jaringan, perforasi, dan kontaminasi silang terkait dengan
rektum metode suhu.

g. Menilai tingkat pernapasan oleh mengamati naik turunnya dari dada dan perut
selama satu menit penuh.
h. Menilai denyut nadi apical, auskultasi dengan menggunakan stetoskop (selama satu
menit penuh). Menilai frekuensi dan irama.

i. Periksa kulit untuk warna, Keutuhan, memar, tanda lahir, kekeringan, ruam,
kehangatan, tekstur, dan turgor. Periksa kuku

j. Perhatikan bentuk kepala. Periksa dan raba fontanel dan sutura. Periksa dan raba
kepala untuk mengetahui adanya caput succedaneum dan / atau cephalohematoma

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 70


k. Angkat dagu untuk mengkaji area leher

l. Menilai posisi mata. Buka kelopak mata dan kaji warna sclera dan ukuran pupil.
Menilai refleks mengedip, refleks cahaya merah, dan reaksi pupil terhadap cahaya

m. Periksa telinga untuk posisi, bentuk, dan drainase. Tes pendengaran dilakukan
sebelum pulang

n. Amati bentuk hidung. Periksa pembukaan nares. Menilai patensi dari nares dengan
memasukkan kateter kecil lembut (Ini mungkin tidak dilakukan pada semua bayi.
Memeriksa dan prosedur manual merupakan kebijakan rumah sakit.)

o. Periksa bibir, gusi, lidah, langit-langit, dan membran mukosa. Buka mulut dengan
menekan lembut di bagian bawah bibir. kaji untuk refleks rooting, mengisap,
menelan, dan refleks muntah

p. Periksa bentuk, kesimetrisan, dan area dada. Periksa payudara untuk ukuran dan
pengeluaran. Auskultasi bunyi nafas.

q. Auskultasi bunyi jantung; selama satu menit penuh. Palpasi denyut nadi perifer

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 71


r. Periksa ukuran dan bentuk perut. Meraba perut, menilai tonus otot, hernia, dan
diastasis recti. Auskultasi untuk bising usus. Periksa tali pusar.

s. Inspeksi anus
t. Tempatkan jempol di kedua sisi dari labia dan pisahkan secara lembut jaringan untuk
memeriksa alat kelamin secara visual. Menilai keadaan dan posisi klitoris, vagina,
dan meatus kemih.

u. Periksa penis, mencatat posisi meatus uretra. Memeriksa dan meraba skrotum untuk
menilai testis. Dengan ibu jari dan telunjuk satu tangan, meraba masing masing testis
sementara ibu jari yang lain dan telunjuk yang ditempatkan di atas kanal inguinal
untuk mencegah naiknya testis selama pengkajian. Mulai dari atas skrotum dan
menjauh dari tubuh.

v. Periksa ekstremitas, tulang belakang, dan lipatan glutealis. Palpasi klavikula.


Lakukan manuver Barlow-Ortolani.

23. Kaji postur, kaji tonus otot, kaji reflex BBL

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 72


Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 73
C. PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dengan janin.
Fungsinya untuk viabilitas (kelangsungan hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan
embrio dan janin. Panjang tali pusat sekitar 50-55 cm, lebarnya sebesar jari.Tali pusat
dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Tali pusat atau umbilical cord
adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan karena melalui tali pusat
inilah semua kebutuhan untuk hidup janin dipenuhi (Sodikin, 2009; Harris, 2009).
Merupakan saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama
dalam rahim, tali pusat inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke
janin yang berada didalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan
oksigendari ibunya, karena bayi ini sudah dapat bernafas sendiri melalui hidungnya.
Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran ini harus dipotong dan dijepit, atau
diikat (Saifudin, 2008).Setelah bayi lahir, tali pusat akan dijepit dan dipotong 2-3 cm.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 74


Yang tersisa bagian pangkalnya. Organ ini perlahan akan mengering setelah terpapar
udara. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan tali pusat akan hilang dan akan
menghitam setelah beberapa hari.Umbilikus biasanya lepas satu minggu setelah lahir
dan luka sembuh dalam 15 hari (WHO, 2003). Sampai luka sembuh, luka adalah
tempat masuk yang penting untuk infeksi, yang dapat dengan cepat menyebabkan
sepsis.

Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat
bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput (Paisal, 2008). Anda sebagai
perawat harus mampu mengajarkan pada ibu/ keluarga untuk dapat merawat tali pusat
dengan baik. Ajarkan bahwa ibu/ keluarga untuk tidak membungkus puntung tali pusat
atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat (JNPK-KR, 2008).
Ibu atau keluarga masih diperkenankan untuk mengoleskan alkohol atau betadin
namun bukan untuk dikompreskan karena menyebabkan tali pusat lembap atau basah
(dilakukan pengolesan jika ada tanda-tanda tali pusat bau).
2. Tanda Bahaya Tali Pusat
Menurut Zupan, Garner, dan Omari (2004), tanda- tanda bahaya pada tali pusat
meliputi:
· Daerah/bagian perut di pangkal tali pusat berwarna merah.
· Berbau.
· Mengeluarkan cairan dan berbau.
· Bayi demam tanpa sebab yang jelas.
· Ada darah yang keluar terus-menerus

3. Tujuan
Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada
bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak
terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium
tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali
pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Wiknjosastro, 2006.,
Saifuddin, 2008). Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir,
membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.Penatalaksanaan
tindakan aseptik pada perawatan tali pusat bertujuan agar tali pusat bebasdari infeksi,
disamping menjaga tali pusat tetap kering dan bersih.
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup
membersihkan bagian pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan
air dan sabun, lalu kering anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan
pangkal tali pusat, dengan sedikit diangkat (bukan ditarik). Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih
cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang dibersihkan menggunakan alkohol.
Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Tali pusat harus
dibersihkan sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain yang bersentuhan dengan
tali pusat tidak dalam keadaan kotor atau basah. Tali pusat juga tidak boleh dibalut
atau ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat puputnya tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya
adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 75


Dampak positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan kondisi
tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara
hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005). Dampak apabila tali pusat tidak
dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang
mengakibatkan penyakit Tetanus neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab
kematian bayi yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi,
sebab masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali
pusat yang baik dan benar (Dinkes RI, 2005). Cara persalinan yang tidak steril dan
cara perawatan tali pusat dengan pemberian ramuan tradisional meningkatkan
terjadinya tetanus pada bayi baru lahir (Retniati, 2010).
4. Prosedur Praktikum
Peralatan Yang Dibutuhkan:
a. 2 Air DTT, hangat : - 1 untuk membasahi dan menyabuni - 1 untuk membilas
b. Washlap kering dan basah
c. Sabun bayi
d. Kassa steril
e. 1 set pakaian bayi
5. Alat dan Bahan
a. Cuci tangan.
b. Dekatkan alat.
c. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah
digelar.
d. Buka bedong bayi.
e. Lepas bungkus tali pusat.
f. Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke
bawah.
g. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
1) Pegang bagian ujung
2) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
3) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
4) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
5) Keringkan sisa air dengan kassa steril
6) Tali pusat tidak dibungkus.
h. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.
Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali
pusat, tetapi ke bagian popok dulu.

i. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.


j. Bereskan alat.
k. Cuci tangan.
l. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 76


Lampiran 1
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Antenatal


Nama Mahasiswa : …………………………………………………………………………
Lahan Praktek : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………

Dilakukan
NO KOMPONEN KET.
Ya Tidak
A. PENGKAJ IAN
Kaji:
 Program Medik
 Pengetahuan klinik tentang prosedur yang akan dilakukan
 Kesediaan klien untuk dilakukan Pemeriksaan Antenatal
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat :
1. Catatan Keperawatan
2. Selimut dan sebuah bantal
3. Alat meteran 1 buah
4. Fetoscope/lineck 1 buah
5. Tensimeter
6. Pita LILA
Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga
C. PELAKSANAAN
1. Berikan kesempatan pada klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Sebelum melakukan tindakan anjurkan klien untuk buang air kecil
3. Mengobservasi keadaan klien sebelum memulai pemeriksaan
Pemeriksaan Berat Badan, Tinggi Badan dan LILA
1. Melakukan pemeriksaan BB, TB dan LILA terlebih dahulu sebelum
melanjutkan pemeriksaan fisik lain.
2. Pastikan privasi klien terjaga
Pengukuran BB :
 Mempersilakan ibu melepas sepatu/sandal
 Mempersilakan ibu untuk berdiri tegak
 Membaca skala pengukuran pada timbangan
Pengukuran TB
 Selanjutnya Mempersilakan ibu untuk turun dari timbangan dan
berdiri merapat pada tembok/tumit, bokong, kepala dengan
belakang menempel tembok, pandangan lurus ke depan
 Menurunkan microtoise sampai rata pada kepala bagian atas
 Membaca skala tepat pada garis merah
 Mempersilahkan ibu turun dari timbangan
 Melakukan dokumentasi hasil timbangan dan pengukuran berat
badan
Pengukuran LILA
 Mempersilahkan ibu berdiri tegak dengan lengan lurus
tergantung bebas
 Melingkarkan pita dibagian tengah lengan atas sebelah kiri
(pertengahan siku dengan pangkal lengan sebelah atas)
 Memasukan ujung lancip pita
 Menarik pitak sehingga pas melingkari lengan, tidak longgar dan
tidak ketat
 Membaca pita tepat dibawah tanda merah
 Melepas pita dari lengan ibu
 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
3. Persilakan pasien untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal
dibagian kepala,
4. Kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakaian luar dalam.
kemudian tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan diperiksa
Pemeriksaan Leopold
Manuver I
 Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 77


 Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk
menentukan apa yang ada di bagian fundus uteri
 Tentukan apa yang ada di bagian fundus uteri
Manuver II
 Posisi pemeriksa menghadap ke klien
 Letakan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen pasien
 Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu
 Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus di sisi
yang lain
 Tentukan di mana letak punggung janin
Manuver III
 Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen
pasien tepat di atas simpisis dan minta pasien untuk menarik
nafas dalam dan menghembuskannya. Pasa saat pasien
menghembuskan nafas, tekan jari tangan ke bawah secara
perlahan dan dalam ke sekitar bagian presentasi. Catat kontur,
ukuran dan konsistensinya.
 Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi
Manuver IV
 Posisi pemeriksa menghadap ke kaki pas ien
 Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen
 Gerakkan jari tangan secara perlahan ke sisi bawah abdomen ke
arah pelvis
 Palpasi bagian presentasi
 Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut
Melakukan pemeriksaan TFU
 Letakan ujung alat ukur (meteran) di batas atas simphisis pubis.
 Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas
mengikuti kurve fundus (atau tanpa mengikuti kurve fundus
bagian atas)
 Tentukan tinggi fundus uteri. Hitung perkiraan usia kehamilan
dengan menggunakan metode McDonalds
Melakukan penghitungan denyut jantung janin
 Tentukan lokasi untuk mendengar djj dengan memastikan posiis
punggung janin atau pada area garis tengah fundus 2-3 cm di atas
simphisis pubis terus ke arah kuadran bawah kiri.
 Letakkan fetoscope/pinard’s stethoscope di area yang telah
ditentukan untuk mendengarkan DJJ. Hitung DJJ dan pastikan
kesannya.
D. EVALUAS I
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
E. DOKUMENTASI
Catat hasil kegiatan dan kesannya dalam catatan keperawatan
KETERANGAN :
1. Menghitung Umur Kehamilan berdasarkan TFU
 12 minggu TFU setinggi simpisis
 16 minggu TFU pertengahan simpisis dan pusat
 20 minggu TFU tiga jari di bawah pusat
 24 minggu TFU setinggi Pusat
 28 minggu TFU tiga jari di atas pusat
 32 minggu TFU pertengahan pusat dan prosesusxipoideus
 36 minggu TFU 1 jari di bawah prosesusxipoideus
 40 minggu TFU tiga jari di bawah prosesusxipoideus
2. Menghitung TPL (Tanggal Perkiraan Lahir)
 HPHT bulan Januari-Maret = +tanggal + bulan+ tahun (+7 +9+0)
 HPHT bulan April-Desember= +tanggal-bulan+tahun (+7 -3 +1)
3. Menghitung Tafsiran Berat Janin (TBJ)
 Kepala Sudah masuk panggul (Divergen) = (TFU – 12) x 155
 Kepala belum masuk panggul (Convergen) = (TFU – 11) x 155

TOTAL NILAI

Nilai Batas Lulus:


Maumere, …………………20....
Nilai yang didapat x 100 = ……
Tanda tangan mahasiswa
Jumlah aspek yang dinilai Tanda tangan penguji

Keterangan : LULUS / TIDAK LULUS


( …………………………………….)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 78


Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

Nama Mahasiswa :
Tingkat / Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
Persiapan alat
1 Catatan keperawatan
2 Alat untuk mencatat
Tahap pra interaksi
3 Baca catatan keperawatan & catatan medis klien
4 Siapkan alat-alat
5 Cuci tangan
Tahap Orientasi
6 Beri salam
7 Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
8 Lakukan kontrak
9 Anjurkan klien untuk BAK sebelum pemeriksaan
10 Pastikan privacy klien terjaga/ tutup sampiran
11 Pastikan penerangan/ cahaya cukup
12 Atur posisi klien
Tahap Kerja
Instruksikan klien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru
13 berisi udara
14 Instruksikan klien secara perlahan dan menghembuskan
udara keluarkan melalui mulut
15 Lakukan saat permulaan dan akhir dari setiap kontraksi
16 Bernafas perut dengan lambat
Lakukan dengan frekuensi ½ dari pernafasan normal, bisa melalui
17 mulut/ hidung
lakukan selama kontraksi pada fase laten kala I cara bernafasnya: in
18 2-3-4/ out 2-3-4/ in 2-3-4/ out 2-3-4…..
19 Bernafas sebanyak 32 sampai dengan 40 x/ menit
20 Dilakukan bila dengan irama lambat tidak efektif
Dapat dilakukan dengan kombinasi slow (pelan) dan modified
(modifikasi) dimana slow (pelan) pada awalnya dan sampai akhir
21 kontraksi
22 In- out/in- out/ in- out/ in- out
Instruksikan klien untuk mengulangi teknik teknik ini apabila
23 kontraksi muncul kembali
24 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
25 Tahap terminasi
26 Evaluasi perasaan klien
27 Simpulkan hasil kegiatan
28 Lakukan kontrak untuk selanjutnya
29 Beri salam
30 Cuci tangan

Score:

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 79


Lampiran 3
FORMAT PENILAIAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Nama Mahasiswa :
Tingkat / Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :

PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
Persiapan Pasien
1. Identifikasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Inform consent
Persiapan alat
1. Partus Set
2. Heacting set
3. Kapas dan air DTT
4. Kasa steril
5. Depress
6. Penghisap lendir delle
7. Obat : oxytocin dan spout
8. Doek / alas bokong
9. Handuk dan kain pembungkus bayi
10. Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11. Air DTT dalam Waskom
12. Tempat sampah medis dan Non Medis
13. Tempat pakaian kotor
14. Pakaian Ibu dan Pembalut
15. Bengkok
16. Gelas Ukur dan tempat plasenta
17. Tensimeter dan stetoskop
18. Fetoskope
19. APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)

I Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Doran
 Teknus
 Perjol
 Vulka
II Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
3. Pakai celemek
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai Sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam lubang suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT atau steril pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat sun tik)

III Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik


7. Bersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepas
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-16x/ menit )

IV Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran


11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu
dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran, bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 80


yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi


15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI Pertolongan Kelahiran Bayi


 Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan
yang lain menahan kepala bayi, untuk menahan posisi defleksi perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
 Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental, anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
 Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke bawah kearah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung,
bokong, tungkai dan kaki pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki
dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)
VII Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian selintas
26. Keringkan tubuh bayi
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukkan oksitosin 10 Unit IM dari 1/3
paha atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32. Letakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

VIII Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga


34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus ke belakang –atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas
IX Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambilpenolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas mengikuti poros arah jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial)
38. Setelah plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan,
pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemu dian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
39. Lakukan masase pada fundus uteri dengan menggosokkan fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras)
X Menilai perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pasrtikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic atau tempat
khusus

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 81


41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif. segera lakukan penjahitan

Melakukan Prosedur Pasca Persalinan


42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, dilakukan penibangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis dan vitamin K IM dipaha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha
kanan anterolateral

Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
47. Ajarkan Ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60kali/menit) serta suhu tubuh (36,5-37,5°)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu Ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikkan bagian dalam
ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi Dokumentasi Partograf

TOTAL

Score:

TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR

Tanda tangan mahasiswa Tanda tangan penguji

(……………………………………) ( …………………………………….)

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 82


Lampiran 4
Format Penilaian
Perawatan payudara (Breast care)

Penilaian:
Nilailah kinerja yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut:
2 : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika melakukan evaluasi.
1 : Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika
melakukan evaluasi.
0 : Mahasiswa tidak melaksanakan tindakan

Persiapan tersebut meliputi :


1. Ibu nifas /pasien :
Kesediaan ibu untuk diperiksa.
2. Tempat/ruangan :
Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, kering, cukup cahaya dan cukup ventilasi.
3. Alat :
a. Baskom berisi air hangat 1 buah
b. baskom berisi air dingin 1 buah
c. Baby oil
d. Waslap 2 buah
e. Handuk 2 buah
f. BH dan pakaian bersih
g. Kassa
h. Kapas

Langkah Kerja:
No LANGKAH PERAWATAN PAYUDARA NILAI
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2 Memperkenalkan diri kepada pasien
3 Menunjukkan sikap percaya diri dan menyalurkan energi positif melalui sikap dan
perilaku yang bahagia, nyamandan terbuka*
4 Menjaga privasi pasien*
5 Menyiapkan peralatan:*
Air hangat dan air dingin dalam 2 waskom
Handuk kering dan bersih
Kursi yang bersih
Minyak zaitun/baby oil/Virgin Coconut Oil
Waslap kering 2 lembar
Kemben yang bersih
Kapas dan kassa
BH dan pakaian yang bersih
LANGKAH-LANGKAH
6 Mencuci tangan*
7 Mempersilahkan klien untuk melepas pakaian beserta Branya dan mengenakan kemben*
8 Mempersilahkan klien untuk duduk tegak dan bersandar pada kursi

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 83


9 Turunkan kemben sampai batas perut diganti dengan handuk
10 Luluri tangan terapis dengan minyak zaitun/baby oil/virgin coconut oil lalu ratakan pada
kedua payudara
11 Hangatkan kedua tangan terapis dengan menggosok kedua tangan*
12 Kompres putting susu dengan kapas yang telah dilumuri minyak selama 3-5 menit
kemudian bersihkan putting susu dari sebum atau kulit mati dengan cara memutar.*
13 Lakukan pemijatan dengan teknik effleurage (1 tipe pijatan) dengan penuh kelembutan
pada kedua payudara 10-15 x *
14 Payudara kiri disangga tangan kiri terapis, kemudian dengan sisi ulnar tangan kanan,
lakukan tekanan (pressure) dari mulai pangkal payudara ke arah ujung payudara (arah
putting susu). Intensitas kekuatan tekanan pada payudara dari kekuatan yang ringan ke
sedang 10-15x. Penekanan ini dilakukan dari seluruh sisi (atas, samping kanan -kiri dan
bawah) kemudian bergantian payudara kanan.*
15 Payudara kiri masih tetap disangga tangan kiri terapis, kemudian tangan kanan terapis
menggenggam, dengan menggunakan ujungujung jari lakukan tekanan (pressure) dari
mulai pangkal payudara ke arah ujung payudara (arah putting susu). Intensitas kekuatan
tekanan pada payudara dari kekuatan yang ringan ke sedang 10-15x. Penekanan ini
dilakukan dari seluruh sisi (atas, samping kanan-kiri dan bawah) kemudian bergantian
payudara kanan.*
16 Putting susu kemudian kita tarik keluar secara tarikan ringan dengan arah memutar sesuai
jarum jam 5-10x*
17 Siram payudara dengan air hangat bergantian dengan air dingin sebayak 5 kali kemudian
keringkan dengan handuk*
18 Anjurkan ibu menggunakan Bra yang menyokong.
19 Cucu tangan setelah melakukan seluruh tindakan.
TEKNIK
20 Melaksanakan dengan teliti*
21 Terapi melakukan dengan penuh kelembutan*
22 Menjaga kerapian dan kenyamanan klien*
23 Komunikasi dengan klien*
JUMLAH SCORE

Skor total : 46
Nilai batas lulus : 85 (semua langkah kritis dilaksanakan)
Tanda (*) : langkah kritis

Koreksi dosen narasumber/fasilitator:

Kesimpulan: L U L U S / T I D A K L U L U S

Nilai: Paraf:

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 84


Lampiran 5
Format Penilaian
Teknik Memerah ASI (Teknik Marmet)

Penilaian:
Nilailah kinerja yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut:
2 : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika melakukan evaluasi.
1 : Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika melakukan
evaluasi.
0 : Mahasiswa tidak melaksanakan tindakan

Persiapan tersebut meliputi :


1. Ibu nifas /pasien :
Kesediaan ibu untuk diperiksa.
2. Tempat/ruangan :
Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, kering, cukup cahaya dan cukup ventilasi.
3. Alat :
a. Wadah penampung ASI yang steril
b. Waskom dengan air hangat
c. Waslap bersih
d. Handuk

Langkah Kerja:
No LANGKAH TEKNIK MARMET HASIL
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2 Memperkenalkan diri kepada pasien
3 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien sekaligus meminta informed
consent*
4 Menjaga privasi pasien*
5 Menyiapkan peralatan:*
Waskom berisi air hangat
Wadah ASI steril
Waslap bersih
Handuk
LANGKAH-LANGKAH
6 Mencuci tangan*
7 Mempersilahkan klien untuk melepas pakaian beserta Branya dan mengenakan
kemben*
8 Mempersilahkan klien untuk duduk tegak dan bersandar pada kursi*
9 Turunkan kemben sampai batas perut diganti dengan handuk
10 Meletakkan ibu jari dan dua jari lainnya (jari telunjuk dan jari tengah) sekitar 1-1,5 cm
dari areola pada arah jam 12 dan jam 6.*
11 Melakukan gerakan mendorong kearah dada, menggulung menggunakan ibu jari dan
kedua Jari yang lain ke arah areola (gerakan push dan roll) secara ritmik, kemudian
menekan pada areola agar ASI keluar. Lakukan gerakan ini berganti pada kedua
payudara.*
12 Memutar ibu jari dan kedua jari yang lain ke titik gudang ASI yang lain (arah jam 2

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 85


dan 8, jam 3 dan 9, jam 10 dan 4, seterusnya). Ulangi gerakan 11 secara ritmik hingga
5-7 menit pada kedua payudara.*
13 Melakukan pemijatan untuk merangsang reflek prolactin dengan teknik 2/3 jari
menekan ringan dengan arah melingkar kecil (spiral) dari pangkal payudara ke ujung
putting. Lakukan gerakan ini berganti pada kedua payudara.*
14 Memijat menggunakan 2/3 jari menekan ringan dengan arah radial dari pangkal
payudara ke ujung putting. Lakukan gerakan ini berganti pada kedua payudara.*
15 Mengepalkan tangan, kemudian tekan ruas ibu jari kedinding dada. Pindahkan tekanan
berturut dimulai dari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking kearah puting.
Ulangi gerakan tersebut pada payudara lain dengan cara yang sama. Untuk bagian
bawah payudara tekanan dimulai dari tekanan ruas jari kelingking sampai ke ibu jari.*
16 Menekan (stroke) daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dg tekanan
lembut dengan jari seperti menggelitiki. *
17 Mengguncang (shake) payudara dg arah memutar. Gerakan gravitas akan membantu
keluarnya ASI. *
18 Lakukan pemerahan tiap payudara (sesi ke-2) selama 3-5 menit kemudian diselingi
memiijatan (massage, stroke dan shake) kemudian pemerahan kembali (sesi 3) tiap
payudara selama 2-3 menit hingga gudang ASI kosong*
19 Anjurkan ibu menggunakan Bra yang menyokong.*
20 Cucu tangan setelah melakukan seluruh tindakan.
TEKNIK
21 Melaksanakan dengan teliti*
22 Terapi melakukan dengan penuh kelembutan*
23 Menjaga kerapian dan kenyamanan klien*
24 Komunikasi dengan klien*
JUMLAH SCORE

Skor total : 48
Nilai batas lulus : 85 (semua langkah kritis dilaksanakan)
Tanda (*) : langkah kritis

Koreksi dosen narasumber/fasilitator:

Kesimpulan: L U L U S / T I D A K L U L U S

Nilai: Paraf:

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 86


Lampiran 6
Format Penilaian
Pendidikan Kesehatan Posisi Menyusui

Penilaian:
Nilailah kinerja yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut:
2 : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika melakukan evaluasi.
1: Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika melakukan
evaluasi.
0 : Mahasiswa tidak melaksanakan tindakan

Persiapan:
1. Ibu nifas /pasien :
Kesediaan ibu untuk diberi KIE
2. Tempat/ruangan :
Ruang bersih, kering, cukup cahaya dan cukup ventilasi.
3. Alat :
a. ATK
b. Booklet/leaflet
c. Phantom payudara
d. Phantom bayi
e. Bantal menyusui
f. Kursi dengan penyangga dan bangku kecil untuk kaki ibu

Langkah Kerja
No LANGKAH HEATH EDUCATION POSISI MENYUSUI NILAI
0 1 2
A. SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut klien dengan sopan dan ramah*
2 Memperkenalkan diri kepada klien*
3 Mempersilakan klien duduk
4 Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan*
5 Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
B. ISU/CONTENT
6 Mempersiapkan ruangan dan alat peraga (bila ada)*
7 Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan setelah menyusui bayi*
8 Menjelaskan pada ibu posisi-posisi menyusui: laid back breastfeeding, cradle hold*,
cross cradle hold, side lying, football hold dan sitting baby*
9 Menjelaskan posisi ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak
sejajar punggung kursi dan kaki diberi alas/bangku kecil sehingga tidak
menggantung*
10 Menjelaskan pada ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting
susu & areola sekitarnya*
11 Menjelaskan pada ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting
susu & areola sekitarnya*
12 Menjelaskan posisi perut bayi menempelkan pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke
payudara*

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 87


13 Memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus*
14 Menjelaskan ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola: ajarkan posisi tangan
C, U atau gunting*
15 Mejelaskan utk merangsang rooting reflek dengan menyentuhkan putting susu pd
bagian sudut mulutm bayi sebelum menyusui sehingga mulut bayi membuka lebar*
16 Menganjurkan pada ibu setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi dan ibu menatap bayi saat menyusui*
17 Menjelaskan pada ibu setelah bayi kenyang; melepas isapan bayi dengan cara jari
kelingking di masukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi
ditekan ke bawah*
18 Menjelaskan ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu & aerola,
biarkan kering dengan sendirinya*
19 Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayi dengan benar*
20 Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)*
21 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ibu*
22 Menggunakan alat bantu / peraga*
23 Menanyakan apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang telah di berikan*
24 Mempersiapkan ibu untuk bertanya dan memberijawaban dengan jelas*
25 Melakukan feedback dan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan kegiatan*
C. TEHNIK
26 Melaksanakan tindakan secara sistematis*
27 Menjaga privasi klien*
28 Melakukan komunikasi dan merespon klien
JUMLAH SCORE

Skor total : 56
Nilai batas lulus : 85 (semua langkah kritis dilaksanakan)
Tanda (*) : langkah kritis
Koreksi dosen narasumber/fasilitator:

Kesimpulan: L U L U S / T I D A K L U L U S

Nilai: Paraf:

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 88


Lampiran 7
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Nama Mahasiswa :
Tingkat / Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :

NO LANGKAH DILAKUKAN
YA TIDAK
Persiapan alat
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Stetoskop
Thermometer ORAL
Pita ukur (meteran)
Stetoskop
Hammer reflex
Pengukur panjang badan dan berat badan bayi
Sarung tangan bersih dalam tempatnya
Penlight
Dot bersih
Jam detik
Tahap pra interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis klien
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada keluarga klien
Periksa popok bayi sebelum pemeriksaan
Lakukan kontrak
Pastikan privacy klien terjaga/ tutup sampiran
Pastikan penerangan/ cahaya cukup
Atur posisi klien
Tahap Kerja
KEADAAN UMUM
Ukuran Keselluruhan
Kepala, badan, ekstremitas
Tonus otot, tingkat aktivitas
Warna kulit dan bibir
Tangis bayi
TANDA-TANDA VITAL
Frekuensi nafas
Frekuensi denyut jantung
Suhu Tubuh
BERAT BADAN
PANJANG BADAN
KEPALA
Ubun-ubun
Sutura, Molase
Pembengkakan atau daerah yang cekung
Cephal hematoma, caput succedaneum
Ukur lingkar kepala
TELINGA
Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala
MATA
Tanda-tanda infeksi
Ukuran antar kantus dalam
Kemiringan sudut mata
HIDUNG DAN MULUT

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 89


Bibir dan langit-langit
Periksa adanya sumbing
Refleks hisap
LEHER
Pembengkakan
Benjolan
DADA
Bentuk
Putting
bunyi nafas
Bunyi jantung
Adanya Iktus Cordis
BAHU, LENGAN DAN TANGAN
Gerakan normal
Jumlah jari
SISTEM SARAF
Adanya refleks2 primitif (moro, sucking, rooting, babinsky, grasp,
palmar)
PERUT
Bentuk
penonjolan di sekitar tali pusat saat menangis
perdarahan tali pusat
Kontour
Distensi
KELAMIN LAKI-LAKI
Dua testis daam skrotum
Penis berlubang pada ujung
KELAMIN PEREMPUAN
Vagina berlubang
Uretra berlubang
Terdapat labia minor dan labia mayor

TUNGKAI DAN KAKI


Pergerakan
simetrisitas
Jumlah jari
PUNGGUNG DAN ANUS
Distensi atau cekungan
Adanya anus, lubang dan terbuka (telah mengeluarkan mekonium
/cairan)
KULIT
Verniks caseosa
Warna
Pembengkakan atau bercak-bercak hitam
Tanda lahir
Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya
Beri salam
Cuci tangan

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 90


Lampiran 8

FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR

Nama Mahasiswa :
Tingkat / Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :

DILAKSANAKAN
NO PELAKSANAAN
YA TIDAK
Persiapan alat
1 Catatan keperawatan
2 Alat untuk mencatat
3 2 Air Desinfeksi Tingkat Tinggi hangat (DTT)/ air hangat biasa
(jika tidak ada): - 1 untuk membasahi dan menyabuni - 1
untukm e m bila s
4 Washlap kering dan basah
5 Sabun bayi
6 Kassa steril
7 1 set pakaian bayi
Tahap pra interaksi
8 Baca catatan keperawatan & catatan medis klien
9 Siapkan alat-alat
10 Cuci tangan
Tahap Orientasi
11 Beri salam
12 Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien/ keluarga
13 Lakukan kontrak
14 Pastikan privacy klien terjaga/ tutup sampiran
15 Pastikan penerangan/ cahaya cukup
16 Atur posisi klien (bayi)

Tahap Kerja
17 Dekatkan alat.
18 Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju,
bedong yang sudah digelar
19 Buka bedong bayi
20 Lepas bungkus tali pusat
21 Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka
sampai kaki/ atas ke bawah
22 Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a) Pegang bagian ujung
b) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e) Keringkan sisa air dengan kassa steril
f) Tali pusat tidak dibungkus
23 Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan
talikan di pinggir. Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika
pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian
popok dulu
24 Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
25 Bereskan alat
26 Cuci tangan
Tahap terminasi
27 Evaluasi perasaan klien/ keluarga
28 Simpulkan hasil kegiatan dan dokumentasikan
29 Lakukan kontrak untuk selanjutnya
30 Beri salam

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 91


Lampiran 9
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU NIFAS

Nama Mahasiswa :
Tingkat / Program :
NIM :
Tangg al :
Penguji :

PENILAIAN
No. KEGIATAN KET
YA TDK
1 Persiap an klien ;
Menyampaikan salam dengan ramah
Menjelaskan tujuan dan prosedur pengkajian
Menjelaskan tujuan dan prosedur pengkajian
Membuat kontrak
Mengatur posisi klien senyaman mungkin
2 Persia p a n alat dan baha n ( alat dan bahan didek atk a nd e ng a n
klien agar mudah terjangkau)
Baki dan alasnya
Spignomanometer
Stetoskop
Termometer
Jam detik
Bak instrumen berisi 1 pasang sarung tangan
 Bengkok
 Larutan clorin 0,5 %
 Alat tulis
3 Persiapan lingkungan
Tutup pintu /jendela /gorden /penghalang
Udara dan pencahayaan yang mendukung
4 Anamnesa
· Menanyakan keluhan sekarang : pusing, nyeri, afterpain, gangguan
eliminasi urin dll
· Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
keluhan/ komplikasi selama kehamilan, berat badan selama hamil,
jenis persalinan : spontan, sectio caesarea, vakum ekstrasi, forseps
ekstrasi, penolong, lama persalinan
· Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan postpartum yang
lalu: Jumlah dan keadaan anak, tahun lahir, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong / tempat persalinan, komplikasi saat
kehamilan, persalinan dan postpartum
· Menanyakan metoda kontrasepsi : metoda apa yang dipakai
sebelum hamil, lama penggunaan, alasan berhenti, keluhan selama
menggunakan metoda teresebut, rencana kontrasepsi yang akan
digunakan nanti.
· Tanyakan kebiasaan sosial budaya yang diyakini klien dan
keluarga erat kaitannya dengan postpartum ; pantangan, kebiasaan
diri
5 Pengkajian perubahan fisik
Tanda – tanda vital : Tensi, nadi, respirasi dan suhu
Kepala dan wajah :
inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma
gravidarum, keadaan sklera, conjungtiva, kebersihan gigi
dan mulut, caries.
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
Palpasi pembesaran getah bening, JVP, kelenjar tiroid
6 Dada :
Inspeksi irama nafas
Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung
Hitung frekuensi nafas
7 Payudara :
Inspeksi keadaan puting : menonjol, datar, tertarik kedalam
(inverted), bekas luka / trauma, inspeksi areola dan seluruh mamae
: ukuran, pembengkakan, produksi ASI
Palpasi daerah payudara

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 92


Kaji pengeluaran : colostrum atau ASI dengan cara letakkan
jari telunjuk dan ibu jari didaerah areola, lalu tekan perlahan,
kemudian pijat sambil mengarah ke pangkal puting susu dan lihat
cairan yang dikeluarkan
8 Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan odem pada jari – jari atau kelainan lain
Ajak klien untuk berjabat tangan dan kaji kekuatan
9 Abdomen
· Inspeksi : striae, luka/insisi, linea
· Letakkan stetoskop pada setiap kuadran abdomen untuk
mendengarkan bising usus selama 1 menit penuh
· Lakukan pemeriksaan diatasis rectus abdominis
· Posisikan pasien berbaring tanpa bantal dikepala
· Minta pasien mengangkat kepala dan berusaha meletakkan
dagunya di daerah antara payudara dan sedikit menekukkan
kaki supaya otot aabdominal mengencang.
· Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa pada
bagian bawah prosesus xipoideus, tekan bagian tersebut dan
tangan pemeriksa akan merasakan otot abdominal sperti 2
pita karet, arahkan kedua tangan kegaris tengah dari 2 otot
jika ada diastasis maka akan terasa batas yang tegas, tarik
kearah umbilikus.
· Ukur jarak kedua otot tersebut dengan satuan jari tangan
· Letakkan kedua tangan dengan punggung tangan berhadapan
untuk memberi tanda batas diatasis otot, posis kedua tangan
dipertahankan.
· Minta pasien untuk menurunkan kepala dan rileks kembali.
· Ukur kembali jarak kedua otot dengan cara yang sama.
· Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan hasil diastasis
2/5 jari (artinya 2 jari saat kontrksi dan 5 jari saat rilkes)
10 Lakukan pengkajian involutio uteri , dengan cara :
· Letakkan kedua tangan perawat pada bagian abdomen dan supra
pubis
· Telapak tangan diatas suprapubis meraba daerah vesika urinaria,
sedangkan telapak tangan diatas abdomen meraba dan
menemukan tinggi fundus uteri
· Tetaplah telapak tangan pada vesika urinaria, sedangkan telapak
tangan di daerah abdomen sedikit terbuka, menghadap kearah
umbilikus dan turun menyusuri abdomen untuk menemukan
tinggi fundus uteri, setelah ditemukan kaji : intensitas, kekuatan
kontraksi uterus, posisi / letak uteri.
· Lepaskan kedua telapak tangan secara bersamaan
· Simpulkan keadaan involutio uteri : tinggi fundus uteri
· Raba dan rasakan berapa jari yang terjepit oleh dinding abdomen
ketika klien duduk
· Simpulkan keadaan diastasis recti abdominis
12 Lakukan pengkajian vulva vagina, fokus pada lokhia dengan cara:
Bantu klien membuka celana dalam
Atur klien pada posisi dorsal recumbent
Pasang sarung tangan
Lihat keadaan dan kebersihan vulva serta perineum
Lihat jumlah darah yang terpapar pada pembalut
Tanyakan kapan mengganti pembalut yang terakhir (jam
berapa)
 Simpulkan karakteristik lokhia
13 Lakukan pengkajian perineum fokus pada luka episiotomi, dengan
cara :
Atur klien pada posisi Sim kiri
Tarik pangkal paha kearah atas oleh tangan kiri dan tarik
bagian bawah oleh tangan kanan
Lihat keadaan luka episiotomi : jenis episiotomi, jumlah
jahitan, keadaan luka REEDA.
Simpulkan keadaan luka
Lihat keadaan anus, fokus pada keadaan haemoroid.
Simpulkan keadaan haemoroid
Atur kembali klien pada posisi terlentang
Bantu kien untuk kembali memakai celana dan pembalut yang
baru
14 Lakukan pengkajian ektremitas bagian bawah , fokus pada Homan
Sign, dengan cara :
· Letakkan satu telapak tangan pada daerah lutut dan tekan
perlahan ketika tangan yang lainnya melakukan dorsofleksi

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 93


· Inspeksi adanya warna kemerahan yang menjalar dari paha
ke betis dan sebaliknya
· Tanyakan adanya rasa nyeri dan panas yang ditimbulkan
oleh warna kemerahan
· Simpulkan
15 Kaji tanda – tanda terjadinya depresi atau postpartum blues : gelisah,
menangis tiba – tiba, sulit tidur, marah terhadap anggota keluarga
termasuk bayi, cemas
Fase Letting go , dengan cara :
Kaji tingkat kesiapan ibu untuk merawat dirinya dan
bayinya.
Kaji pola interaksi dengan keluarga dan
lingkungannya
Kaji keinginannya untuk segera keluar dari Rumah
Sakit dan ingin merawat bayi dan keluarganya
Simpulakan perubahan psikologis ibu pada tahap
yang mana.
16 Salam terminasi
17 Cuci tangan
Identifikasi data hasil pemeriksaan laboratorium : HB, Haematokrit
18 dan kadar elektrolit

Lakukan pengelompokan data yang selaras dan mendukung terhadap


munculnya masalah postpartum serta dampak yang ditimbulkan
19 terhadap pemenyhan kebutuhan dasar klien
20 Identifikasi kemungkinan penyebab masalah
Tetapkan masalah keperawatan yang muncul pada klien sesuai dengan
21 data subyektif dan obyektif yang didapatkan
22 Rumusan diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang didapatkan
23 Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar kerja/status klien

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 94


Lampiran 10
FORMAT PENILAIAN SENAM NIFAS

NO. KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1. Persiapan klein
Menyampaikan salam dengan
ramah

Menjelaskan tujuan dan prosedur


senam nifas
Membuat kontrak
Mengatur posisi klien senyaman
mungkin
2. Persiapan alat
Baki dan alasnya
Spignomanometer
Stetoskop
Jam detik
Matras
3. Persiapan lingkungan

Tutup pintu / jendela / gorden


Udara dan pencahayaan yang
mendukung
4. Periksa tekanan darah dan nadi
5. Ajarkan senam nifas
Hari pertama
Sikap ibu terlentang dan rileks,
kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui
hidung dan tahan hingga hitungan ke 5
atau hitungan ke 8 kemudian buang
melalui mulut. Lakukan 5 – 10 kali

6 Hari kedua
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua tangan
dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu
kemudian pertemuan kedua tangan tersebut
tetapt di atas muka. Lakukan gerakan ini
dengan waktu 5-10 kali hitungan.

7 Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua kaki
agak dibengkokan sehingga kedua telapak
kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat
ibu dan tahan hingga hitungan ke 3 atau ke
5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan
ulang kembali gerakan ini 5-10 kali.

8 Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terletang dan kaki
ditekuk ±45o kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh
ibu ±45o dan tahan hingga hitungan ke-3
atau ke-5. Lakukan gerakan terebut
berulang kali 5-10 kali per hari.

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 95


9 Hari kelima
Sikap tubuh masih terentang kemudian
salah satu kaki ditekuk ±45o kemudian
angkat tubuh dan tangan tangan yang
bersebrangan dengan kaki yang ditekuk
usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan
ini dilakukan secara bergantian dengan kaki
dan tangan lain. Lakukan 5-10 kali.

Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik
sehingga paha membentuk sudut ±90o
lakukan secara bergantian dengan kaki
yang lain. Lakukan 5-10 kali.

11 Hari ketujuh
Sikap tubuh terlentang gerakan kaki secara
bergantian dengan mengangkat kaki 20-30
cm dari permukaan lantai. Lakukan 5-10
kali.

12 Hari kedelapan
Sikap tubuh seperti bayi merangkak
kemudian gerakan perut ke atas dan ke
bawah sebanyak 5-10 kali.

13 Hari kesembilan
Sikap tubuh terlentang kemudian angkat
kedua kaki hingga membentuk sudut ±90o .
Lakukan 5-10 kali.

14 Hari kesepuluh
Sikap tubuh terlentang kemudian lakukan
gerakan sit up yaitu mengangkat tubuh
hingga posisi seperti orag duduk. Posisi
kedua tangan berada di bawah kepala.
Lakukan 5-10 kali.

Score: ….
Rekomendasi:

Bila score anda belum mencapai 100%, silakan ulangi kembali keterampilan pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir

Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 96


Modul Praktikum Laboratorium Keperawatan Maternitas Page 97
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PERIODE ANTENATAL CARE (ANC)
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2021

Tanggal MRS :
No. reg ( CM ) : Diagnosa medis :..............................................
Pengkajian tanggal : Jam pengkajian :.............................................

I. IDENTITAS
 IBU ( ISTRI )  SUAMI (PENANGGUNGJAWAB)
Nama : ............................ Nama : ............................
Umur : ............................. Umur : .............................
Pekerjaan : ............................. Pekerjaan : .............................
Suku/bangsa : ............................. Suku/bangsa : .............................
Agama : ............................. Agama : .............................
Alamat : ............................. Alamat : .............................
Status perkawinan : ............................. Status perkawinan : .............................

II. KELUHAN UTAMA :


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
III. RIWAYAT KESEHATAN
1. Latar belakang kunjungan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Riwayat kesehatan keluarga
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Penyakit yang sedang dialami klien
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 98


IV. RIWAYAT OBSTETRI (Nomor 2-7 untuk multigravida)
1. Riwayat Haid :
a. HPHT : ............................................ TTP: ..................................................
b. Siklus Haid : ...........................................................................................................
c. Lamanya : ............................................................................................................
d. Banyaknya : .............................................................................................................
e. Masalah : .............................................................................................................
2. Riwayat kontrasepsi :
a. Metode : .................................................................................
b. Kapan menggunakan :..................................................................................
c. Tujuan :..................................................................................
d. Masalah : ..................................................................................
e. Kapan berhentinya : ..................................................................................
f. Alasan berhenti : ..................................................................................
g. Rencana KB yang akan digunakan : ..................................................................................
3. Riwayat kehamilan terdahulu :
a. Gravida………….. Partus……………….. Abortus……….
b. Jumlah anak yang hidup : Laki – laki ……org, Perempuan …..... org
c. Interval kelahiran : ............................................................................
d. Penolong persalinan lalu : ............................................................................
e. Tempat melahirkan : ............................................................................
4. Komplikasi yang terjadi pada waktu kehamilan yang lalu :
HT oedema ISK perdarahan antepartum persalinan premature
Hyperemesis gravidarum pre eklampsi eklampsi diabetes
Lainnya…………..............................................................................................................
5. Komplikasi waktu persalinan dan kelahiran yang lalu :
SC perdarahan kejang Distosia Partus Lama
Lainnya …………............................................................................................................
6. Masalah pada waktu masa nifas :
Perdarahan infeksi anemia lain – lain.....................................................
7. Masalah pada bayi yang dilahirkan :
Asfiksia gangguan menetek ikterus BBLR
Lahir mati / fetal dead cacat Lainnya, .................................

V. RIWAYAT PENGOBATAN / MEROKOK / ALKOHOL


a. Obat yang digunakan : ............................................................................
............................................................................................................................................
b. Tujuan pengobatan : ............................................................................
............................................................................................................................................
c. Cara pemberian : ............................................................................
............................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 99


d. Ketergantungan dengan rokok : ............................................................................
............................................................................................................................................
e. Ketergantungan dengan alkohol : ............................................................................
............................................................................................................................................
f. Jenis imunisasi yang telah diberikan : ............................................................................
............................................................................................................................................
g. Waktu pemberian : ............................................................................
............................................................................................................................................
VI. MASALAH YANG DIRASAKAN KLIEN
Nausea Vomitus Gangguan Miksi Sakit Ulu Hati Kram Pada Kaki
Perdarahan Kejang Nyeri Perut Lelah Sakit Pinggang
Lainnya…………..........................................................................................................................

VII. DATA PSIKOLOGIS


a. Status Psikologis : ...............................................................................................................
................................................................................................................................................. .......
b. Status Perkawinan
 Usia Saat Kawin : ...............................................................................................................
 Perkawinan Yang Ke : .............................................................................................................
 Lama Perkawinan : ...............................................................................................................
c. Reaksi Dan Persepsi Kehamilan
 Direncanakan : Ya / Tidak
 Diharapkan : Ya / Tidak
 Dilanjutkan : Ya / Tidak
 Menerima / Tidak Menerima, alasan : ...................................................................................
 Jenis anak yang diharapkan : Laki – Laki / Perempuan
 Siapa yang paling penting bagi klien : ..................................................................................
 Rencana tempat melahirkan : .................................................................................
 Rencana mengikuti senam hamil : Ya / Tidak
 Rencana Meneteki Sendiri : Ya / Tidak
d. Kebutuhan pendidikan kesehatan
 Informasi persalinan : ya / tidak ...................................………......................................
 Breast care : ya / tidak ...................................………......................................
 Personal higiene : ya / tidak ...................................………......................................
 Nutrisi dalam kehamilan : ya / tidak ...................................………......................................
 Perawatan bayi : ya / tidak ...................................………......................................
 Latihan dan aktifitas : ya / tidak ...................................………......................................
 Kegiatan seksual : ya / tidak ...................................………......................................
 Komplikasi ringan dan upaya mengatasinya : : ya / tidak ...................................……….......
 KB : ya / tidak ...................................………......................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 100


VIII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda – tanda Vital :
Tekanan darah : ……mmHg
Suhu : ……. celcius
Nadi : ……..x/menit
RR : ………x/menit
2. Berat Badan Sebelum Hamil : …………… Kg, Tinggi Badan :…………cm
Berat Badan Saat Hamil : .................... Kg
LiLA : .................... cm
3. Kulit :
Ikterik hiperpigmentasi
Kemerahan Lainnya, ...............….........................................................................................
 Kloasma Gravidarum : ……………………………………………………………………….
 Turgor :...............................................................................................................
 Kelembaban : ...............................................................................................................
 Luka / iritasi : ...............................................................................................................
 Pelebaran vena : ...............................................................................................................
4. Payudara
Areola Mammae : ..............................................................................................................................
Putting : Menonjol / Datar / Masuk
Colustrum : .............................................................................................................................
5. Abdomen
 Pembesaran : ya / tidak
 Bentuk perut : ...............................................................................................................
 Linea nigrae : ...............................................................................................................
 Striae : ...............................................................................................................
 Luka / iritasi / Bekas Operasi : ...............................................................................................
 Jaringan parut : ..............................................................................................................
 Palpasi
Leopold I : ...............................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Leopold II : ...............................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
........................................................................................................................................ ...........
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 101


Leopold III : ...............................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Leopold IV : ...............................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
 Mc Donald Rule : …………….cm
 Auskultasi ( O / O ) : ...............................................................................................................
Frekuensi (DJJ) : ...............................................................................................................
Regularitas ; ...............................................................................................................
Lokalisasi : ...............................................................................................................
 Pergerakan anak : Ya / Tidak, Jumlah .................. x/hari (N : >10x dlm 12 jam)
6. Panggul luar ( untuk primipara ) :
 Distansia spinarum :.................... cm
 Distansia cristantia : .................... cm
 Bouledoque : .................... cm
 Lingkar panggul : .................... cm
7. Ekstremitas ( atas dan bawah ) :
 Ukuran telapak kaki : ......................................................................................................
 Warna kuku : ......................................................................................................
 Oedema : ......................................................................................................
 Varices : ......................................................................................................
 Reflex tungkai bawah : ......................................................................................................
8. Vulva
 Oedema : ...............................................................................................................
 Varices : ...............................................................................................................
 Luka : ...............................................................................................................
 Pengeluaran cairan : ya / tidak, Jika Ya, warna ……..................... bau ……........................
 rectum : varices Ya Tidak
Haemoroid Ya Tidak

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 102


IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Pemeriksaan No Kriteria Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Satuan

X. TERAPY

Dosis Cara Kontra


TgL No Terapi Indikasi
(Kandungan Obat) Pemberian Indikasi

XI. ADL
NO STATUS SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL
NUTRISI :
Menu makanan
1 Porsi
Pantangan
Keluhan
CAIRAN:
Jenis minuman
2 Porsi
Pantangan
Keluhan
BAB :
Frekuensi
Konsistensi
Warna/bau
keluhan
3
BAK :
Frekuensi
Konsistensi
Warna/bau
keluhan
AKTIVITAS
Kegiatan
4
sehari – hari
Keterbatasan

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 103


Kemampuan otot
Keluhan
ISTIRAHAT
TIDUR :
Pola tidur
5
Waktu ..
Gangguan tidur

Keluhan
Personal
Hygiene
Mandi

Keramas

6 Gosok gigi

Ganti pakaian

Vulva hygiene

Keluhan

Seksualitas

7 Perubahan pola

Jenis perubahan

Keluhan

......................., ………………… 20… Mengetahui,


Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 104


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
DATA OBYEKTIF : (Termasuk Hasil Pemeriksaan Fisik, Monitoring, dan Pemeriksaan Penunjang)
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................
(minimal 3 diagnosa)
No Data Etiologi Problem (NANDA)

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................

2. .............................................................................................................................................

3. .............................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 105


E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 106


F. RENCANA KEPERAWATAN Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

AKTUAL /
KONFIRMASI DATA
DIAGNOSA RESIKO / TUJUAN DAN
RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No TGL KEPERAWATAN PK / KRITERIA HASIL
DAN RASIONAL
(NANDA) REKAM MEDIK PASIEN WELLNES (NOC)
S
1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, R/ ....
Ct Scan, MRI, DO : Dst..
dsb.  Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
 PemFis  Observation (Observasi)
Monitoring  Nursing (Tindakan Mandiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi Medis, Paramedis, dan
Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 107


G. IMPLEMENTASI
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI
Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_ANC | 108


A. FORMAT PENGKAJIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA INTRANATAL CARE
MAUMERE
2021

Tanggal MRS : Jam pengkajian :


No. reg ( CM ) : Diagnosa medis :
Pengkajian tanggal :

XII. IDENTITAS
 IBU ( ISTRI )  SUAMI (PENANGGUNGJAWAB)
Nama : ............................ Nama : ............................
Umur : ............................. Umur : .............................
Pekerjaan : ............................. Pekerjaan : .............................
Suku/bangsa : ............................. Suku/bangsa : .............................
Agama : ............................. Agama : .............................
Alamat : ............................. Alamat : .............................
Status perkawinan : ............................. Status perkawinan : .............................

XIII. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


............................................................................................................................................ ..................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
XIV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
G : .................................. P: .................................... A: ......... ........................
TGL/BLN/THN TEMPAT UMUR JENIS DITO LO NG
NO PENYULIT ANAK,SEX,BB KET
PARTUS PARTUS KEHAMILAN PERSALINAN O LEH

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 109


XV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

XVI. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


1. Jenis kontrasepsi yang digunakan : .............................................................................................
2. Alasan berhenti : .............................................................................................
3. Rencana KB setelah melahirkan : .............................................................................................

XVII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


1. Pandangan ibu dan keluarga terhadap kehamilan / kelahiran bayi : ..................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
2. Pandangan anak – anak terhadap kehamilan / kelahiran bayi ( sibling ) : ..................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

XVIII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda – tanda Vital :
Tekanan darah / tensi : ……........................................mmHg
Suhu : ……....................................... celcius
Nadi : ……....................................... x/menit
RR : ………................................... x/menit
2. Kesadaran :
GCS : E (eye ) …...…. M (motorik )……. V (verbal )….. Jumlah :..........
Composmentis Apatis Somnolen Sopor Koma
3. Kepala :................................................................................................................
a) Rambut : ...............................................................................................................
b) Kulit kepala : ...............................................................................................................
c) Mata : ...............................................................................................................
d) Sclera : ...............................................................................................................
e) Mulut : ...............................................................................................................
4. Leher :
a) Pembesaran kelenjar : ....................................................................................................
b) Lain – lain : .....................................................................................................
5. Dinding thoraks : ....................................................................................................
6. Kandung kemih : ....................................................................................................
a) Kemampuan berkemih : ....................................................................................................
b) Warna urine : ....................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 110


Penuh Kosong
7. Anggota gerak :
a) Oedema : ....................................................................................................
b) Reflex patella : ....................................................................................................
c) Varices : ....................................................................................................

XIX. LAPORAN PERSALINAN


1. PENGKAJIAN KALA I
A. DATA
 Keluarnya tanda persalinan ( bloody show / cairan ) :…… kapan: ………..

 HPHT & TTP : ............................................................................................................

 Tinggi Fundus Uteri : ............................................................................................................

 Turunnya bagian terbawah : ............................................................................................................

 Tafsiran BB janin : ............................................................................................................

 Ukuran panggul : ............................................................................................................

 Distansia spinarum : ............................................................................................................

 Distansia cristarum : ............................................................................................................

 Conjungata eksterna : ............................................................................................................

 Lingkar panggung : ............................................................................................................

 Denyut jantung janin : ............................................................................................................

 HIS : ............................................................................................................

 Frekuensi : ............................................................................................................

 Durasi : ............................................................................................................

 Interval : ............................................................................................................

 Rectal toucher : ............................................................................................................

 Vagina touch : ............................................................................................................

 Porsio : Tebal/ Tipis/ Lunak / Kaku


 Pembukaan serviks : ........................ cm
 Ketuban : positif / negative, Warna ....................................................................

 Ubun – Ubun Kecil (UUK) : .................................................................................................

 Hodge : ............................................................................................................

 Pengosongan kandung kemih : ................................................................................................

 Pengosongan rectum : ............................................................................................................

 Penggunaan obat – obatan : ............................................................................................................

 Tingkat kecemasan ibu : ............................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 111


XX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Pemeriksaan No Kriteria Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Satuan

XXI. TERAPY

Dosis Cara Kontra


TgL No Terapi Indikasi
(Kandungan Obat) Pemberian Indikasi

......................., ………………… 20… Mengetahui,

Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 112


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

DATA OBYEKTIF : (Termasuk Hasil Pemeriksaan Fisik, Monitoring, dan Pemeriksaan Penunjang)
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

No Data Etiologi Problem (NANDA)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 113


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. .............................................................................................................................................
........................................................................................................................... ..................
............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 114


Contoh Format
F. RENCANA KEPERAWATAN SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris

NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................


NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

AKTUAL /
KONFIRMASI DATA
DIAGNOSA RESIKO / TUJUAN DAN
RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No TGL KEPERAWATAN PK / KRITERIA HASIL
REKAM DAN RASIONAL
(NANDA) PASIEN WELLNE (NOC)
MEDIK
SS
1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, R/ ....
Ct Scan, MRI, DO : Dst..
dsb.  Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
 PemFis  Observation (Observasi)
Monitoring  Nursing (Tindakan Mandiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi Medis, Paramedis, dan Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 115


G. IMPLEMENTASI Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI
Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 116


2. PENGKAJIAN KALA II

A. DATA

IBU

 Pembukaan Lengkap : Jam : ....................................................................................................

 Bagian terbawah janin : Hodge……..........................................................................................

 HIS : .............................................................................................................

Frekuensi : .......................................................................................................................................

Durasi : ........................................................................................................................... ............

Interval : ........................................................................................................................... ............

 Denyut jantung Janin : Positif / Negatif, Jumlah ……..x/ menit, Regular / Irreguler

 Ketuban : Pecah Sendiri / Dipecahkan

 Kondisi vulva dan anus :................................................................................................................

 Kondisi perineum : ...............................................................................................................

 Perdarahan pervaginam : Ada / Tidak, Jumlah…….............................................cc

 Lilitan Tali Pusat : Ada / Tidak..............................................………..............................

 Keadaan tali pusat : ...............................................................................................................

 Keadaan psikologi Ibu : ...............................................................................................................

BAYI BARU LAHIR

 APGAR Score : ........................................................................................................

 Bayi Lahir : Jam.................................., Jenis Kelamin : ....................................

 PB : ......................... BB : .........................., LK : ................., LD : ................., LP .................

 Kelainan : .........................................................................................................

.........................................................................................................................................................

......................., ………………… 20… Mengetahui,

Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 117


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................... ..
DATA OBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................ .................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................... ...............

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

No Data Etiologi Problem (NANDA)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 118


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 119


F. RENCANA KEPERAWATAN
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................ Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

T KONFIRMAS I DATA TUJUAN DAN


DIAGNOS A KEPERAWATAN AKTUAL / RES IKO / RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No G KRITERIA HAS IL
(NANDA) PK / WELLNES S DAN RAS IONAL
L REKAM MEDIK PAS IEN (NOC)

1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, Ct R/ ....
Scan, M RI, dsb. DO : Dst..
 Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
M onitoring  PemFis  Observation (Observasi)
 Nursing (Tindakan M andiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi M edis, Paramedis, dan Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 120


G. IMPLEMENTASI
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................ Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI
Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 121


3. PENGKAJIAN KALA III
A. DATA
 Jumlah Perdarahan : ................................................................................ cc

 Pelepasan Plasenta : Sudah Terlepas / Belum Terlepas

 Kondisi Plasenta : Lengkap / Tidak Lengkap

 Lahir Plasenta : Spontan / Manual

 Tinggi Fundus Uteri ( TFU ) : ..........................................................................................................

 Kontraksi Uterus : Baik / Tidak

 Penggunaan obat – obatan : ..........................................................................................................

 Keadaan psikologis ibu : ..........................................................................................................

......................., ………………… 20… Mengetahui,


Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 122


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................... .....................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
DATA OBYEKTIF :
...................................................................................................................................... ....................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................ ..................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

No Data Etiologi Problem (NANDA)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 123


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. ........................................................................................................................................ .....
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 124


F. RENCANA KEPERAWATAN
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

T KONFIRMAS I DATA TUJUAN DAN


DIAGNOS A KEPERAWATAN AKTUAL / RES IKO / RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No G KRITERIA HAS IL
(NANDA) PK / WELLNES S DAN RAS IONAL
L REKAM MEDIK PAS IEN (NOC)

1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, Ct R/ ....
Scan, M RI, dsb. DO : Dst..
 Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
M onitoring  PemFis  Observation (Observasi)
 Nursing (Tindakan M andiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi M edis, Paramedis, dan Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 125


G. IMPLEMENTASI Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI
Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 126


4. PENGKAJIAN KALA IV

A. DATA

 Keadaan umum Ibu :...................................................................................................

 Keluhan ibu : ………………………………………………………………..

 TTV : TD : ............ mmHg, RR : …………………………………...

 Jumlah perdarahan pervaginam : ..................................................................................................

 TFU : ..................................................................................................

 Kontraksi Uterus : ..................................................................................................

 Perineum : Utuh / Ruptur, Derajat ..................................

 Episiotomi : Ya / Tidak

 Posisi berbaring : ..................................................................................................

 Bonding score : ..................................................................................................

 Penggunaan obat – obatan : ..................................................................................................

 Bayi :

 BB: ………gr, PB:……cm, LK: ……..cm, LD: …….cm

 Respon mengisap dan menyusui : ………………………………………………………………..

......................., ………………… 20… Mengetahui,


Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 127


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
DATA OBYEKTIF :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

No Data Etiologi Problem (NANDA)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 128


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................... .................

E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_Intranatal Care (INC) | 129


F. RENCANA KEPERAWATAN
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

T KONFIRMAS I DATA TUJUAN DAN KRITERIA


DIAGNOS A KEPERAWATAN AKTUAL / RES IKO / RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No G HAS IL
(NANDA) PK / WELLNES S DAN RAS IONAL
L REKAM MEDIK PAS IEN (NOC)

1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, Ct R/ ....
Scan, M RI, dsb. DO : Dst..
 Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
M onitoring  PemFis  Observation (Observasi)
 Nursing (Tindakan M andiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi M edis, Paramedis, dan Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 130


G. IMPLEMENTASI
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI
Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 131


A. FORMAT PENGKAJIAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEPERAWATAN POSTNATAL CARE ( NIFAS )
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2021

Tanggal MRS : Jam pengkajian :


No. Reg ( CM ) : Diagnosa medis :
Pengkajian tanggal :

I. IDENTITAS
 IBU ( ISTRI )  SUAMI ( PENANGGUNG JAWAB )
Nama :................................................................... Nama :...................................................................
Umur : ................................................................. Umur : .................................................................
Pekerjaan : ................................................................. Pekerjaan : .................................................................
Suku/bangsa : ................................................................. Suku/bangsa : .................................................................
Agama : ............................................................... .. Agama : ............................................................... ..
Alamat : ................................................................. Alamat : .................................................................
Status perkawinan : ................................................................. Status perkawinan : .................................................................

II. STATUS PERKAWINAN


 Menikah berapa kali : ...................................................................................
 Umur menikah pertama : ...................................................................................
 Usia Pernikahan Terakhir : ...................................................................................

III. RIWAYAT KESEHATAN


 Keluhan utama : ....................................................................................
..................................................................................................................................................
 Riwayat Penyakit sekarang : ....................................................................................
..................................................................................................................................................
 Penyakit yang di derita : ....................................................................................
..................................................................................................................................................
 Penyakit yang pernah dialami : ....................................................................................
..................................................................................................................................................
 Penyakit keturunan : ....................................................................................
..................................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 132


IV. RIWAYAT KEHAMILAN : G…….. P…….. A……
 Masa gestasi : ……………….. minggu
 Kelainan selama hamil : ........................................................................................
 Tanggal persalinan terakhir : ........................................................................................
 Jenis persalinan : Spontan / Tindakan
 Lama persalinan : ........................................................................................
 Perdarahan : ........................................................................................
 Penyulit persalinan : Ada / Tidak
 Keadaan anak : Hidup / Mati, BB….. gr, PB……. gr, LK………cm
 Apgar score : ........................................................................................
 Kelainan bawaaan : ........................................................................................
 Rawat gabung : Ya / Tidak

V. ADL

NO STATUS SELAMA KEHAMILAN SETELAH MELAHIRKAN

NUTRISI :

Menu makanan

1 Porsi

Pantangan

Keluhan

CAIRAN:

Jenis minuman

2 Porsi

Pantangan

Keluhan

BAB :

Frekuensi

Konsistensi

Warna/bau

3 Keluhan

BAK :

Frekuensi

Konsistensi

Warna/bau

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 133


Keluhan

AKTIVITAS

Kegiatan sehari – hari


4
Keterbatasan

Kemampuan otot

ISTIRAHAT TIDUR :

Pola tidur

5 Waktu

Gangguan tidur

Keluhan

Personal hygiene

Mandi

Keramas
6
Gosok gigi

Ganti pakaian

Keluhan

VI. DATA PSIKOSOSIAL / KOGNITIF / PRESEPTUAL


a. Bonding : sangat negative ( score 3 – 6 )
Sangat positif ( sore 10 – 12 )
Grafik penilaian interaksi orangtua dan bayi ( bonding Attacment )
Score bonding Bagaimana tindakan ibu terhadap bayinya
score bonding memandang Berkata Melakukan sesuatu
1 Sangat negative Penampilan umum Membuat sesuatu Memfokuskan
dan sangat tidak depresi, ketakutan, sebutan bagi bayi & perhatian pada dirinya
tepat marah, apatis suaminya Menolak melihat kea
Memperlihatkan rah bayinya :
permusuhan / rasa menangis
kecewa terhadap jenis
kelamin bayinya
2 Agak negative
dan tidak tepat
3 Agak
positif,sesuai
4 Sangat positif Sangat gembira, Berbicara langsung Mengulurkan tangan

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 134


dan sesuai bahagia dan antusias pada bayi ingin memegang,
menggunakan nam memeriksa, membuat
bayinya dan kontak mata dengan
memperlihatkan reaksi bayinya
positif

b. Taking in :
Berorientasi pada diri sendiri : ya tidak
Takut ketergantungan meningkat : ya tidak
c. Taking hold :
Mulai tertarik pada bayi : ya tidak
Perawatan mandiri : ya tidak

d. Post partum blues :


After pain : ya tidak
e. Pengetahuan Ibu tentang :
Perawatan bayi : ........................................................................................
................................................................................................................................................
Menyusui : ........................................................................................
........................................................................................................................................ ........
Makanan bayi : ........................................................................................
............................................................................................................................................... .
Senam nifas : ........................................................................................
................................................................................................................................................
Perawatan payudara : ........................................................................................
................................................................................................................................................
Tanda – tanda komplikasi : ........................................................................................
................................................................................................................................................
Hub. Sex post partum : ........................................................................................
................................................................................................................................................
f. Tanggapan Ibu tentang menggunakan KB:
Ada rencana tidak ada rencana
Kapan : .............................................................................................................
Metode : .............................................................................................................
Tanggapan suami : .............................................................................................................
g. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayi : .....................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
h. Kebiasaan / adat / yang berkaitan dengan masa nifas / BBL : ........................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................ ........

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 135


VII. PEMERIKSAAN FISIK IBU
1. Tanda – tanda Vital :
Tekanan darah / tensi : ……...................... mmHg
Suhu : ……...................... Celcius
Nadi : ……...................... x/menit
RR : ……...................... x/menit
2. Keadaan umum
a. Tampak sakit : Berat / Sedang / Ringan / Tidak Sakit
b. Kesadaran : ........................................................................................................................
c. Konjungtiva : ........................................................................................................................
d. Sclera : ........................................................................................................................
3. Keadaan Payudara :
a. Bentuk : Simetris / Tidak
b. Putting : Menonjol Tertarik Kedalam Datar
Lecet Tidak Lecet
Berbelah Tidak Berbelah
c. Pengeluaran ASI : Ada / Tidak Ada, Lancar / Tidak Lancar
d. Bendungan ASI : Ada / Tidak Ada
4. Abdomen :
a. TFU : .....................................................................................................
Kontraksi uterus : .....................................................................................................
b. Posisi uterus : .....................................................................................................
c. Distensi rectus abdominalis : .....................................................................................................
5. Vulva / perineum / rectum :
a. Lochea : ........................................................................................................................
Warna : ........................................................................................................................
Jenis : ........................................................................................................................
Banyaknya : ........................................................................................................................
Bau : ........................................................................................................................
b. Kebersihan : ........................................................................................................................
c. Oedema : Ada / Tidak
d. Varices : Ada / Tidak
e. Haemoroid : Ada / Tidak
f. Luka Jahitan : Ada / Tidak
g. Keadaan luka :
R :...............................................................................................................................................
E : ...............................................................................................................................................
E : ...............................................................................................................................................
D : ...............................................................................................................................................
A : ...............................................................................................................................................

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 136


6. Tungkai bawah : .........................................................................................................................
Tromboplebitis : .........................................................................................................................
Tanda human : .........................................................................................................................
Oedema : .........................................................................................................................

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tanggal Pemeriksaan No Kriteria Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Satuan

IX. TERAPY

Dosis Cara Kontra


TgL No Terapi Indikasi
(Kandungan Obat) Pemberian Indikasi

......................., ………………… 20… Mengetahui,


Pengkaji, CI Ruang ...................................

(______________________________) ( ________________________ )

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 137


B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

DATA SUBYEKTIF :
........................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................... ...................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
.......
DATA OBYEKTIF : (Termasuk Hasil Pemeriksaan Fisik, Monitoring, dan Pemeriksaan Penunjang)
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
.....
........................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................... ...................................
........................................................................................................................................................................
.....

C. ANALISA DATA :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

No Data Etiologi Problem (NANDA)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 138


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : ……………………………...........................................................................


Nama Klien/ Usia : …………………………....... / .....................................................................
Diagnosa Medis : ……………………………...........................................................................

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :

1. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

E. PATOFLOW KASUS :

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 139


F. RENCANA KEPERAWATAN Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
Double Folio Bergaris
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

AKTUAL /
KONFIRMASI DATA
DIAGNOSA RESIKO / TUJUAN DAN
RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
No TGL KEPERAWATAN PK / KRITERIA HASIL
DAN RASIONAL
(NANDA) REKAM MEDIK PASIEN WELLNES (NOC)
S
1 ....
Pemeriksaan DS : R/ ....
Penunjang: 2. ...
 Lab, Rontgen, R/ ....
Ct Scan, MRI, DO : Dst..
dsb.  Obser-vasi (Berdasarkan ONEC, yaitu
 PemFis  Observation (Observasi)
Monitoring  Nursing (Tindakan Mandiri Perawat)
 Education (Pendidikan Kesehatan)
 Collaboration (Kolaborasi Medis, Paramedis, dan
Keluarga)

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 140


G. IMPLEMENTASI
Contoh Format
SALIN di lembar bagian tengah
NAMA KLIEN : .............................................. NAMA MAHASISWA : ............................
Double Folio Bergaris
NIRM : .............................................. PROGRAM : ............................
DIAGNOSA MEDIS : ............................................. INSITITUSI : ............................
BANGSAL / TEMPAT : ............................................................

IMPLEMENTASI PARAF
EVALUASI

Tgl / Jam PELAKSANAAN Mahasiswa CI / CT

S:
O:
A:
P:

Asuhan Keperawatan Maternitas_Post Natal Care (PNC) | 141

Anda mungkin juga menyukai