Anda di halaman 1dari 25

KONSELING & VCT

PADA PASIEN HIV AIDS

Pembronia N.Fembi,S.Kep.,Ns.,M.Kep
DEFINISI KONSELING
Roblis • Hubungan yang bebas dan terstruktur dgn

(1942
cara membiarkan klien memperoleh
pengertian secara mandiri yang
membimbingnya untuk menentukan

)
langkah positif ke arah orientasi baru.

Bloker • Upaya menolong seseorang agar

(1966
menyadari berbagai reaksi pribadi
terhadap pengaruh perilaku lingkungan
dan juga membantu seseorang menjalin

)
makna dari perilakunya.
Faktor penting dalam konseling

Konseling berhubungan dengan tujuan untuk membantu


orang lain menentukan pilihan dan tindakannya.

Dalam proses konseling terjadi proses belajar

Terjadi perubahan dan perkembangan


kepribadian
TUJUAN UTAMA KONSELING

• Melakukan perubahan perilaku


Menyediaka pada klien untuk menuju kearah
n fasiltas perubahan yg memungkinkan
klien dapat hidup lebih produktif
untuk dan menikmati kepuasan hidup
perubahan sesuai dengan pembatasan-
perilaku pembatasan yang ada dalam
masyarakat.
TUJUAN UTAMA KONSELING

• Konselor akan membantu


Meningkatka mengajarkan bagaimana
n ketrampilan seharusnya dan sebaiknya
untuk klien bersikap ketika
menghadapi menghadapi masalah dan
sesuatu menyelesaikan masalah
tersebut.
TUJUAN UTAMA KONSELING

• Konseling bertujuan
Meningkatka membantu klien agar dapat
n memperoleh informasidan
kemampuan penjelasan di luar pengaruh
dalam emosi dan ciri
menentukan kepribadiannya yang
keputusan mengganggu proses
pengambilan keputusan
TUJUAN UTAMA KONSELING

• Mampu membina
Meningkatkan
dalam
hubungan yang
hubungan harmonis dengan
antarperoranga
n lingkungan
sosialnya.
TUJUAN UTAMA KONSELING

• Memaksimalkan
Menyediakan efektivitas pribadi dengan
fasilitas untuk cara mengembangkan
pengembanga kemampuan penguasaan
n kemampuan klien terhadap
klien lingkungan dan berbagai
respons di dalam dirinya.
KONSELING HIV/AIDS

Dialog antara seseorang (klien) dengan


pelayan kesehatan(konselor) yang
bersifat rahasia, sehingga
memungkinkan orang tersebut mampu
menyesuaikan atau mengadaptasi diri
dengan stress dan sanggup membuat
keputusan bertindak berkaitan dengan
HIV/AIDS.
Tujuan Konseling HIV

Mencegah penularan HIV


dengan cara mengubah perilaku

Meningkatkan kualitas hidup


ODHA dalam segala aspek baik
medis, psikologis, sosial dan
ekonomi
Ciri-ciri Konseling HIV
Memperoleh akses informasi yang benar

Memahami dirinya dengan lebih baik

Agar mampu menghadapi masalahnya

Agar mampu berkomunikasi lebih lancar

Mengantisipasi harapan-harapan,kerelaan,dan perubahan


perilaku
Konseling HIV dianjurkan untuk
keadaan ?
Orang yang sdh diketahui menderita AIDS atau terinfeksi HIV,
dan keluarganya

Mereka yang sedang dites untuk HIV (sebelum dan sesudah


tes)

Mereka yang sedang mencari pertolongan diakibatkan perilaku


risiko yang lalu dan sekarang sdg merencanakan masa
depannya

Mereka yang tidak mencari pertolongan namun berperilaku


risiko tinggi

Orang yg mempunyai masalah akibat infeksi HIV


(pekerjaan,perumahan,keuangan, keluarga, dll) sbg akibat
infeksi HIV
Jenis Konseling HIV/AIDS
Konseling untuk pencegahan terjadinya
HIV/AIDS

Konseling pra-tes & pasca-tes

Konseling keluarga

Konseling berkelanjutan

Konseling pada mereka yang menghadapi


kematian
Definisi VCT

• Suatu pembinaan dua arah atau


dialog yang berlangsung tak
terputus antara konselor dan
kliennya dengan tujuan untuk
VCT mencegah penularan HIV,
memberikan dukungan
moral,informasi, serta dukungan
lainya kepada ODHA, keluarga
dan lingkungannya.
Tujuan VCT

Upaya pencegahan HIV/AIDS

Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan


persepsi/pengetahuan mereka ttg faktor-faktor
risiko penyebab seseorang terinfeksi HIV

Upaya pengembangan perubahan perilaku, sehingga


secara dini mengarahkan mereka menuju ke program
pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi
antiretroviral, serta membantu mengurangi stigma
dalam masyarakat.
Tahap VCT

Pasca
Konseling
Deteksi
HIV
Pra
Konseling
Pra-Konseling
Tujuan konseling Tujuan konseling pra-
pra-tes HIV/AIDS tes HIV/AIDS

Klien memahami Klien dapat menurunkan


benar kegunaan tes rasa kecemasannya
HIV/AIDS
Klien dapat membuat rencana
penyesuaian diri dalam
kehiduannya
Klien dapat
menilai risiko Klien memilih dan memahami apakah ia
dan mengerti akan melakukan test darah
persoalan HIV/AIDS atau tidak
dirinya
Lima Prinsip Praktis Konseling pra-tes HIV
• Klien yg secara sukarela (Voluntary) dan
Motif dari klien secara terpaksa (Compulsory) mempunyai
perasaanyang berbeda dalam menghadapi
HIMV/AIDS segala kemungkinan,baik pra-tes atau
pasca-tes.

• Uji saring/skrining dan tes konfirmasi


Interpretasi • Asimtomatik atau gejala nyata (Full Blown
hasil Symptom)
pemeriksaan • Tidak dapat disembuhkan (HIV) tetapi
masih dapat diobati (infeksi sekunder)

• Pengkajian risiko bukan hasil yang


Estimasi hasil diharapkan
• Masa jendela
Rencana • Apa yang akan dilakukan oleh
ketika klien ketika telah mengetahui
hasil hasil pemeriksaan, baik
positif maupun negatif
diperoleh

• Klien dapat memutuskan untu


Pembuatan mau atau tidak mau diambil
Keputusan darahnya guna dilakukan
pemeriksaan HIV
DETEKSI HIV

Sesuai keinginan
klien dan
setelah klien
menandatangan
i lembar
persetujuan –
informed
consent
Test HIV harus bersifat ;

Tidak boleh
diwakilkan
Sukarela Rahasia kepada orang
lain.
Pascakonseling
Tujuan konseling pasca-tes

• Klien dapat memahami arti


periode jendela

Hasil • Klien dapat membuat


keputusan akan tes ulang atau
Negati tidak, kapan waktu tepat
untuk mengulang
f • Klien dapat mengembangkan
pedoman praktis bagi dirinya
untuk mengurangi risiko
melalui perilakunya.
• Klien dapat memahami dan
menerima hasil tes secara
tepat
• Klien dapat menurunkan
masalah psikologis dan emosi
karena hasil tes
Hasil • Klien dapat menyesuaikan
kondisi dirinya dengan infeksi
Positif dan menyusun pemecahan
masalah serta dapat
menikmati hidup
• Klien dapat mengembangkan
pedoman praktis bagi dirinya
untuk mengurangi risiko
melalui perilakunya.

Anda mungkin juga menyukai