Pengertian Konseling
• Good (1945) : Cara tersendiri dan pribadi dalam mendidik serta membantu
seseorang menyangkut masalah pendidikan maupun vakasional
• Pepinsky & Pepinsky (1954): Suatu proses yang melibatkan interaksi antara
seseorang konselor dengan kliennya. Suatu proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada membantu individu-individu menemukan dan mencapai
segala kehendaknya, membimbing serta menilai potensi-potensi individu itu,
membina tujuan-tujuan hidup mereka serta menyusun dan merencanakan
tindakan-tindakan bagi memenuhi pelayanan untuk mencapai tujuan mereka
• Shebib (2003): Hubungan yang dibatasi oleh waktu dimana konselor membantu
klien meningkatkan kemampuan menghadapi tuntutan-tuntutan kehidupan.
Seseorang memerlukan konseling kerana mengalami krisis yang tidak dapat diatasi
seperti kehilangan pekerjaan, masalah relasi, atau perasaan-perasaan yang
menimbulkan penderitaan
KESIMPULAN:
– Konseling bertujuan menolong orang membuat pilihan dan
bertindak terhadap pilihannya itu
– Konseling merupakan proses pembelajaran bagi klien dan juga
konselor
– Konseling sebagai perkembangan dan pengembangan
kepribadian
– Konseling merupakan suatu proses bantuan yang dijalankan
oleh konselor untuk mengubah tingkah laku kliennya,
membantu kliennya membuat pilihan, keputusan dan
menyelesaikan masalahnya dengan baik serta menjalin
hubungan yang erat sehingga klien benar-benar merasakan ada
orang lain dalam hidupnya yang dapat membantu dalam
keadaan terganggu ataupun dihadapkan pada suatu masalah.
Konseling Pekerjaan Sosial
1. Memiliki ciri khas yang berbeda dengan profesi
lainnya dalam bidang konseling (psikolog, psikiater,
dan sebagainya)
2. Fokus utama konseling dalam pekerjaan sosial adalah
bekerja dengan individu dan lingkungan (Shebib,
2003).
3. Pekerja sosial mempunyai asumsi bahwa individu
hanya dapat dipahami dalam kontek lingkungan
mereka dan memberikan perhatian yang khusus
kepada interaksi orang dengan persekitarannya
(interaction of peope and their environment)
KONSELING PEKERJAAN
SOSIAL
- memberikan/meningkatkan pengetahuan
- berorientasi pada masalah
- memiliki konteks mencari solusi
- didominasi perasaan
- bersifat terarah dan terkendali
- menyampaikan informasi yang penting
- membantu mengklarifikasi dan menempatkan
masalah
- memberi dukungan pada saat krisis
- ada kontraknya
Masalah/persoalan apa yang dihadapi klien HIV
Managemen masalah
Kekuatan
Perawatan
Mengapa konseling HIV diperlukan ?
B. Pencegahan
1. Menentukan perilaku beresiko tinggi
terinfeksi HIV
2. Peduli HIV/AIDS
3. Menetapkan kehidupan, sikap dan
perilaku
4. Membantu mengenali potensi perilaku
5. Mempertahankan perubahan perilaku
Pre- tes konseling
- Sukarela
- Informasi HIV/AIDS
- Informasi/penilaian tentang resiko
- Informasi dan konsekuensi hasil tes
- Waktu dan tempat tes
- Dukungan dan tindak lanjut
Post - tes konseling
Komponen
• Positif
- memahami hasil tes
- kondisi psikologis
- perubahan perilaku
Kondisi psikologis, Jika hasil positif
• Syok
• Penyangkalan diri
• Kemarahan
• Bunuh diri
• Ketakutan
Isolasi
Kehilangan
Kesedihan
Bersalah/berdosa
Depresi
Kecemasan
INFORMED
CONSENT
SELF
DETERMINATION
ACCEPTANCE
POSITIVE REGARD
Mobilizing
resources
PROSES KONSELING
1. PERMULAAN:
a. Menanyakan fakta yang terjadi, melakukan asesmen tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku atau gabungan daripada dua pendekatan tersebut.
b. Menghadapi perasaan krisis secara cepat, dan meningkatkan pengambilan sejarah (history-
taking).
c. Hal-hal yang menjadi perhatian konselor dalam proses history taking:
1) Cara menceritakan sejarah, baik terhadap isu-isu dan perasaan-perasaan utama ataupun
isu-isu lain yang dikemukakan.
2) Tingkat konsistensi perasaan yang diceritakan klien
3) Sikap kepada konselor
4) Sifat dan kualitas relasi klien dengan orang lain, menurut gambaran klien
5) Cerita klien tentang jaringan-jaringan dukungan personal
6) Reaksi klien apabila konselor bertanya , mengalihkan perbincangan.
7) Respon klien ketika konselor memberikan melakukan klarifikasi
8) Gelisah atau cemas dalam situasi konseling
9) Harapan klien agar masalah dapat diselesaikan secara sendiri/ konselor/orang lain
10) Respon klien untuk mengungkapkan dorongan dan dukungan konselor
d. Klien mengakui bahwa konselor dapat dipercaya, dapat memberikan informasi, bimbingan
dan dukungan dan membina kemandirian
e. Bekerja dengan klien untuk memikirkan rencana tindakan meliputi perubahan perilaku,
menceritakan orang lain, dan mencari dukungan sosial dan rawatan kesihatan
2. PERTENGAHAN:
a. Penyempurnaan dan implementasi rancangan tindakan, misalnya:
1) Pemeliharaan perilaku aman untuk mencegah penularan.
2) Kalau sudah tertular, perbincangan dengan keluarga, rekan dan orang lain mengenai pencegahan
penularan lebih lanjut dan perawatan masa depan
3) Masalah keuangan dan keperluan anak-anak, suami/isteri, atau pasangan.
4) Masalah-masalah relasi sosial
d. Mengatasi masalah ketakutan dan kemarahan klien. Konselor akan mendukung dan mendorong
pengungkapan ekspresi-ekspresi tersebut sehingga dapat mendorong upaya-upaya kemandirian
dan pengambilan keputusan.
3. AKHIR:
a. Konselor mengamati secara rutin untuk memastikan apakah klien menjalankan tugas yang harus
dikerjakan sesuai dengan rencana ?, apakah tujuan konseling telah tercapai? Apakah masalah
klien terpecahkan?. Pengakhiran dilakukan apabila aspek-aspek ini telah tercapai.
b. Pengakhiran akan sulit dilakukan terhadap klien yang mempunyai tingkat perasaan dan
ketakutan yang kuat, sehingga memperkuat hubungan dengan konselor.
c. Konselor mengakhiri relasi hanya apabila klien secara pasti dapat mempertahankan perubahan
perilaku, dapat menangani dan merancang dengan benar keberfungsian klien secara penuh dan
mempunyai sistem dukungan (keluarga, rakan, kumpulan sokongan dan lain-lain).
d. Klien harus diberikan jaminan untuk mendapatkan perkhidmatan konseling kapan saja diperlukan.
KETERAMPILAN2 KONSELING
• Membina suatu relasi pertolongan
• Asesmen dan motivasi
• Memahami tanda2 kecemasan psikologikal
• Kejelasan masalah & penyelesaian alternatif
• Perilaku pertolongan mendukung:
Verbal : Menggunakan bahasa yang difahami klien; diulangi dengan kata-kata lain dan menjelaskan pernyataan klien;
menghuraikan secara jelas dan tepat; memberikan kesimpulan dan respon kepada pesan-pesan utama
Non Verbal: Menggunakan nada suara yang tetap kepada klien; melihat klien dengan mata; menganggukkan kepala
dan menggunakan ekspresi wajah; membuat gerakan isyarat; serta tidak berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
• Perilaku pertolongan tidak mendukung:
Verbal: Menilai secara moral; menyalahkan; pernyataan ”mengapa”; menyimpang daripada topik; dan sikap-sikap yang
merendahkan.
Non verbal: Seringkali memalingkan muka; menjauhi; mengejek; mengerutkan dahi dan menunjukkan rasa marah;
menguap; nada bicara yang tidak menyenangkan; serta berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
• Menetapkan Tujuan
• Menolong orang lain untuk meningkatkan keterampilan
• Kemahiran-kemahiran khusus kaunseling : perhatian penuh (attentiveness), mendengar (listening), mendorong
ungkapan kemarahan (encouraging expression of anger), dan menantang (challenging)
KONSELING PENCEGAHAN
HIV/AIDS
Upaya untuk memutus atau mencegah jangkitan HIV dari seseorang yang telah
dinyatakan HIV terhadap pasangannya, dimana salah satunya telah diketahui
mengidap HIV positif sementara satunya lagi tidak terinfeksi (HIV serodiscordant
couples), sehingga akan berusaha untuk mencegah terjadinya penularan HIV.
Kegiatan konseling yang dilakukan:
1.Memberikan pendidikan tentang transmisi HIV,
2.Akses dan penggunaan kondom,
3.Membuat keputusan perubahan perilaku mencakup pemilihan perilaku untuk tidak
berhubungan seksual dengan pasangannya atau selalu menggunakan kondom.
Pelayanan Kaunseling HIV secara langsung dan cepat melalui Hotline
dan telepon (HIV Hotlines and Telephone Counselling)
Fungsi dari petugas hotline adalah sebagai konselor telepon menyangkut keperluan
penelepon khusus berkenaan dengan pengurangan resiko HIV/AIDS.
VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)
1. Memberikan empati dan sokongan untuk membantu klien mengatasi ketakutan dan kecemasan
mereka ketika menunggu hasil test;
2. Membantu klien mengatasi perasaan-perasaan klien manakala test positif dan hidup dengan
penyakit;
3. Membantu klien mengatasi berbagai tantangan yang muncul ( keluarga, teman, pasangan
seksual);
4. Membantu klien mengatasi isu-isu diskriminasi;
5. Membantu klien dalam melakukan penyesuaian gaya hidup dan mencegah penyebaran virus,
termasuk melakukan praktik seks yang aman;
6. Membantu klien mengatasi tantangan dalam melakukan dan menjaga relasi;
7. Mendidik klien mengenai penyembuhan preventif, kesihatan pribadi, nutrisi, isu-isu kesihatan
lainnya;
8. Bekerja dengan keluarga untuk membantu mereka memahami bagaimana menciptakan
persekitaran yang aman dan medukung bagi orang dengan HIV;
9. Membantu klien memenuhi kebutuhan dasar (pengaturan hidup, keuangan, kesihatan,
transportasi);
10. Membantu klien dalam masalah-masalah kecemasan identitas seksual; mendukung pasangan
apabila salah satunya HIV positif dan satunya negatif;
11. Menghubungkan klien kepada kumpulan-kumpulan dukungan dan pelayanan masyarakat yang
tepat
KONSELING HASIL TES: AIDS