Anda di halaman 1dari 27

Tingkat Pengukuran

Tingkat pengukuran dan


Ukuran Pemusatan
Tingkat Ukuran Pemusatan
pengukuran
Nominal Modus (nilai yang sering muncul,
yang frekuensinya paling tinggi)
Ordinal Median (nilai tengah, setelah data
diurutkan)
dan modus.
Interval/rasio Mean (rata-rata)
Median, dan Modus.
Tahap-tahap Pengukuran/ penyusunan
instrumen
 Tentukan definisi operasional dari variabel yang
hendak diukur.
 Tentukan aspek dan dimensinya.
 Rumuskan ke dalam item pertanyaan.
 Lakukan uji coba alat ukur untuk memeriksa
tingkat kesulitan, validitas, dan reliabilitas.
 Perbaiki alat ukur (bila perlu).
 Gunakan alat ukur.
Contoh:
Variabel Aspek Dimensi Item
pertanyaan
Kebutuhan •Kebutuhan •Kebutuhan
anak usia fisik akan nutrisi
pra sekolah •Pakaian
•Perawatan
kesehatan
•Kebutuhan
emosi
Bentuk Pertanyaan
 Pertanyaan tertutup
 Pertanyaan terbuka
 Kombinasi tertutup dan terbuka
 Pertanyaan semi terbuka
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
ALAT UKUR
Validitas
 Valid  alat ukur/instrumen yang dibuat
dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
 Hasil penelitian dikatakan valid jika
terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek tersebut
(tepat).
Contoh:
 Meteran yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dg teliti, karena
meteran alat untuk mengukur panjang.
Meteran tdk akan valid kalau digunakan
untuk mengukur berat.
 Kalau dalam objek penelitian berwarna
merah, sedangkan data yg terkumpul
putih maka hasil penelitian tdk valid
Beberapa Uji Validitas
1. Validitas isi (content validity)
2. Validitas konstruk (construct validity)
3. Validitas pragmaik atau berdasarkan
kriteria
Validitas isi (content validity)
 Validitas isi dapat ditempuh dngan cara
membandingkan butir-butir pertanyaan dengan
pemahaman konseptual variabel dan aspek-
aspek yang telah ditentukan
 Untuk mempermudah menguji validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen atau matrik pengembangan isntrumen
yang berisi tentang variabel, aspek-aspek, serta
indikator dari masing-masing aspek tersebut
Contoh Validitas isi
 Dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau
matrik pengembangan instrumen
 Variabel yang diteliti
 Indikator sbg tolok ukur dan nomor butir (item)
pertanyaan atau pernyataan yg telah dijabarkan
dari indikator
 Dengan kisi-kisi instrumen maka pngujian
validitas dpt dilakukan dg mudah dan sistematis
Validitas konstruk (construct
validity)
 Uji validitas konstruk dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan alat ukur yang telah disusun
kepada para ahli.
 Validitas konstruk juga bisa dilakukan dengan
menggunakan analisis faktor yaitu dengan
mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor
total
 Validitas konstruk dapat pula ditempuh dengan
menghubungkan konstruk yang akan diukur
dengan konstruk lain yang sudah ada alat
ukurnya, kemudian dilakukan uji korelasi.
Validitas pragmatik atau berdasarkan kriteria

Terdapat dua validitas pragmatik :


 Validitas prediktif  suatu alat ukur dikatakan
valid jika hasil dari pengukuran sesuai dengan
tingkah laku atau gejala yang diramalkan
 Validitas pada saat bersamaan (concurrent
validity)  Alat ukur lama dan alat ukur baru
(hasil modivikasi) diterapkan pada sekelomppk
sampel, kemudian diuji korelasinya. Jika korelasi
positif, dapat dikatakan alat ukur baru
mempunyai concurrent validity yang tinggi.
 Hasil uji korelasi akan didapat nilai antara
0 – 1.
 Kriteria alat ukur dikatakan valid :
0.90 - 1.00  luar biasa bagus
0.80 – 0.89  bagus
0.70 - 0.79  cukup
< 0.70  kurang
Pedoman untuk Memberikan
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00- 0,199 Sangat rendah

0,20- 0,399 Rendah

0,40- 0,599 Sedang

0,60- 0,799 Kuat

0,80- 1,000
Sumber: Sugiyono
Sangat kuat
Reliabilitas
 Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat
ukur itu memberikan hasil yang tetap.
 Alat ukur yang reliabel belum tentu valid,
sebaliknya alat ukur yang valid sudah pasti
reliabel.
 Terdapat beberapa uji reliabilitas :
1) metode paralel,
2) metode test-retest,
3) metode split half
Contoh:
 Instrumen yg digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yg sama akan
menghasilkan data yg sama
 Kalau dalam objek kemarin berwarna
merah, maka sekarang dan besok tetap
berwarna merah
 Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
instrumen yg tdk reliabel/ konsisten
Metode Paralel
 Disusun dua alat ukur yang berbeda yang
mengukur variabel yang sama
 Kedua alat ukur tersebut digunakan pada
sekelompok sampel yang sama lalu diberi nilai
 Kedua alat ukur tersebut kemudian diuji
korelasinya
 Jika hasilnya menunjukan korelasi yang positif
dan tinggi maka alat ukur tersebut dapat
dikatakan reliabel
Metode Test-retest
 Satu alat ukur digunakan dua kali pada
sekelompok individu yang sama pada
waktu yang berbeda.
 Alat ukur pada setiap pengukuran diberi
nilai sesuai dengan aturan
 Dilakukan pengujian korelasi
 Jika hasilnya menunjukan korelasi yang
positif dan tinggi maka alat ukur tersebut
dapat dikatakan reliabel
Metode split half

 Alat ukur digunakan pada sekelompok


individu
 Setiap butir pertanyaan diberi nilai
 Jumlah butir pertanyaan dibagi dua
 Dilakukan pengujian korelasi
 Jika hasilnya menunjukan korelasi yang
positif dan tinggi maka alat ukur tersebut
dapat dikatakan reliabel

 Kriteria alat ukur dikatakan reliabel :
0.90 - 1.00  luar biasa bagus
0.80 – 0.89  bagus
0.70 - 0.79  cukup
< 0.70  kurang
Contoh
 Persepsi Narapidana tentang Pola
Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Kelas I Kota Makasar
 Pembinaan Kepribadian
• Aspek pengtahuan ttg pola pembinaan
kepribadian
• Aspek pemahaman ttg pola pembinaan
kepribadian
• Aspek penilaian ttg pola pembinaan kepribadian
 Pembinaan Kemandirian
• Aspek pengtahuan ttg pola pembinaan
kemandirian
• Aspek pemahaman ttg pola pembinaan
kemandirian
• Aspek penilaian ttg pola pembinaan kemandirian
Validitas Aspek Penilaian
Pembinaan Kepribadian
Butir Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7

Anda mungkin juga menyukai