Anda di halaman 1dari 3

Hal penting dalam pengumpulan data adalah alat atau instrumen digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan tentang cara menilai validitas dan
reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas

1. VALIDITAS

Validitas berasal dari bahasa Inggris 'validity' yang berarti keabsahan. Dalam penelitian,
keabsahan sering dikaitkan dengan instrumen atau alat ukur. Suatu instrumen atau alat ukur
penelitian dikatakan valid jika alat tersebut memang dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Definisi paling umum dan sederhana tentang validitas, jika dirumuskan dalam kalimat tanya:
"Apakah alat ukur yang Anda kembangkan benar-benar mengukur apa yang hendak Anda ukur?”
Atau bisa juga dikatakan bahwa suatu pengukuran dari suatu variabel tertentu dianggap sebagai
pengukuran yang valid jika pengukuran tersebut berhasil mengukur konsep atau variabel yang
hendak diukur, bukan mengukur vartabel lain.

Ada beberapa jenis validitas yang perlu kita ketahui, yaitu: validitas permukaan (face validity),
validitas kriteria (criterium validity), dan validitas konstruk (construct validity).

 Validitas permukaan (face validity). Validitas ini merupakan jenis validitas yang paling
mudah karena tingkat konsep yang hendak diukur kurang abstrak dan sederhana,
sehingga tidak memerlukan penjabaran yang rumit untuk dioperasionalkan.
 Validitas kriteria (criterium validity). Validitas ini valid tidaknya alat ukur ini terletak
pada penggunaan kriteria sebagai landasan penilaian.
 Validitas konstruk (construct validity). Dibanding dua validitas sebelumnya, validitas ini
paling tinggi tingkatnya karena diperlukan indikator dan penilaiannya lebih rumit.

Menilai Validitas Alat Ukur

Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian adalah dengan mencari
variabel utama penelitian tersebut, kemudian mengamati definisi operasionalnya.
Perhatikan tingkat abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana,
tidak rumit, maka penilaian validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika
abstraksi konsepnya lebih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika
abstraksi konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas konstruk

Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan konstruk, maka perlu
dipertimbangkan dimensi definisi yang lebih banyak, dan pendapat banyak ahli tentang
konsep yang bersangkutan, serta membandingkannya dengan alat ukur yang sudah
terbukti valid.

2. RELIABILITAS
Sebagaimana halnya validitas, kata reliabilitas berasal dari bahasa Inggris 'reliability' yang
berarti kemantapan atau keajegan.

Secara sederhana pengertian reliabilitas merujuk pada masalah ke keajegan (tetap) atau
kemantapan alat ukur yang dipakai. Pertanyaan yang bisa diajukan adalah: "Apakah alat ukur
yang Anda gunakan tepat untuk mengukur variabel yang hendak Anda ukur?” Misalnya,
Anda menimbang buah jeruk dengan menggunakan timbangan buah, bukan timbangan badan.
Pada timbangan pertama 6 buah jeruk ketika ditimbang menunjukkan berat 2 kg. Pada
timbangan ke dua, dengan timbangan yang sama, 6 buah jeruk itu ketika ditimbang
menunjukkan berat 1,9kg. Alat ukur atau timbangan buah yang Anda gunakan itu tentu saja
tidak dapat dikatakan reliabel atau ajeg atau mantap, karena hasilnya tidak sama antara
timbangan pertama dengan timbangan ke dua. Jadi, suatu alat ukur dikatakan reliabel jika dia
menghasilkan ukuran yang sama antara pengukuran pertama dengan pengukuran ke dua, ke
tiga, dan seterusnya.
Jadi, ada tiga aspek penting dalam reliabilias, yaitu: dapat diandalkan (dependability), dapat
diramalkan (predictability), dan menunjukkan ketetapan. Jadi suatu alat ukur yang reliabel
adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi atau meramalkan karena hasilnya
selalu konstan (tetap) dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya.

 Metode ulang. Penilaian reliabilitas dengan menggunakan metode ulang


dilakukan dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang
sama tetapi dalam situasi yang berbeda. Suatu alat ukur dikatakan reliabel atau
memiliki reliabilitas yang tinggi jika hasil dari ke dua pengukuran itu sama. Aspek
reliabilitas yang ditekankan di sini adalah kemantapan alat ukur tersebut.
 Metode paralel. Dalam metode ini pengujian reliabilitas dilakukan melalui 2 cara
Cara pertama, pengukuran dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan menggunakan
satu alat ukur yang sama. Alat ukur yang digunakan dikatakan reliabel jika hasil
yang diperoleh oleh ke 2 orang peneliti tersebut, sama. Cara kedua, pengukuran
dilakukan oleh 1 orang peneliti, tetapi menggunakan alat ukur yang berbeda. Alat
ukur yang digunakan dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari ke 2 alat ukur
tersebut, sama.
 Metode belah dua. Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian
Masing-masing bagian mengukur satu konsep yang sama, artinya setiap bagian
harus terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang homogen. Hasil pengukuran dari
ke dua bagian alat ukur tersebut kemudian dikorelasikan. Jika hasil pengukuran
ke dua bagian alat ukur tersebut memiliki korelasi yang tinggi, maka alat tersebut
dapat dikatakan reliable. Sebaliknya jika korelasi hasil pengukuran ke dua bagian
alat ukur itu korelasinya rendah, maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
Pembelahan alat ukur menjadi dua bagian merupakan titik rawan yang harus
diperhatikan dalam metode ini.

Ada beragam cara dalam membelah alat ukur, yaitu: dibelah menjadi dua secara
random, dibelah menjadi dua bagian atas dan bagian bawah, dikelompokkan
menjadi kelompok nomor genap dan nomor ganjil.

HUBUNGAN VALIDITAS DENGAN RELIABILITAS

Validitas adalah alat ukur untuk menilai apakah suatu konsep telah dijabarkan secara
benar ke dalam indikator-indikator pada tingkat empirik. Hasil dari penilaian
menentukan apakah konsep tersebut telah diukur dengan tepat dan dengan hasil yang
sesuai Untuk memastikan bahwa konsep tersebut telah diukur secara benar, maka
diperlukan alat ukur yang tepat(valid) Reliabilitas, akan muncul jika alat ukur tersebut
menunjukkan hasil pengukuran yang tepat dan tetap.

Jadi, validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dengan


kenyataan empirik, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan kesesuaian beberapa
hasil pengukuran pada tingkat empirik. Alat ukur yang absah atau valid otomatis akan
dapat diandalkan, tetapi alat ukur yang dapat diandalkan belum tentu absah atau valid
Alat ukur penelitian haruslah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi agar hasil
penelitian yang diperoleh benar-benar bermakna. Jika penilaian validitas cenderung
bersifat kualitatif karena abstrak, penilaian reliabilitas lebih bersifat nyata karena dapat
menggunakan perhitungan kuantitatif.
SUMBER:
BMP ISIP4216 

Anda mungkin juga menyukai