Anda di halaman 1dari 3

Persamaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

 keduanya mengacu pada pemahaman tentang dunia dan bagaimana hal-hal bekerja.
 Keduanya dapat diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman
 keduanya dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan menghasilkan solusi.

Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Keterangan Pengetahuan Ilmu Pengetahuan

diperoleh dari pengalaman melibatkan metode dan proses


Metode yang langsung, pembelajaran dari tertentu untuk memperoleh, menguji,
digunakan orang lain, atau refleksi filosofis. dan memverifikasi pengetahuan.
Metode ilmiah ini melibatkan
observasi, pengujian hipotesis,
pengumpulan data, analisis, dan
kesimpulan
bersifat subjektif dan tidak selalu menjelaskan dan memprediksi
Sifat berdasarkan pada bukti empiris fenomena alam dan manusia dengan
yang dapat diuji dan diverifikasi menggunakan bukti empiris yang
seperti pada ilmu pengetahuan. dapat diuji dan diverifikasi.
dapat digunakan untuk
memahami dan menjelaskan
fenomena alam dan manusia.

Selain perbedaan diatas, Menurut pakar sosiologi sains, Roberto Merton, paling tidak ada
lima norma dalam ilmu pengetahuan, yaitu:

 orisinalitas
Penemuan ilmiah harus orisinal; suatu studi atau temuan yang tidak memberikan masukan
yang baru ke dalam ilmu pengetahuan bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan.

 tanpa pamrih (detachment)


ketiadaan pamrih, bias, atau prasangka dalam diri seorang ilmuwan dalam melakukan
studi atau penelitian. etapi seorang ilmuwan (saintis, bukan teknolog) harus bersifat
netral, impersonal, tidak memiliki komitmen psikologis dalam usahanya mengembangkan
bidang ilmunya.

 Universalitas
Dalam mempertahankan kebenaran ilmiah, seorang ilmuwan tidak boleh berdiri di atas
pijakan lain selain tradisi ilmiah.

 Skeptisisme
Dalam ilmu pengetahuan, setiap klaim tentang kebenaran tidak boleh hanya diterima
hanya berdasarkan kepercayaan, tetapi harus diuji . Kasarnya, seorang ilmuwan tidak
boleh mempercayai siapa pun (dalam hal kebenaran) sebelum dia memiliki cukup bukti
untuk memvalidasi kebenaran itu.

 terbuka untuk umum (public accessibility)


Semua temuan dan pengetahuan ilmiah harus terbuka untuk umum.

Etika berbeda dengan etiket. Etiket adalah:

1. menyangkut cara manusia melakukan perbuatan, sedangkan etika memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri, apakah boleh dilakukan atau tidak.

Contoh etiket :
Dalam budaya Timur, antara lain Indonesia, segala perbuatan yang baik dan bersih harus
dilakukan dengan tangan kanan, misalnya makan, minum, memberi, dsb. Tangan kiri
digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang kurang bersih, misalnya cebok
(membersihkan diri setelah buang hajat kecil maupun besar). Jadi etiket melakukan
perbuatan yang baik di Indonesia adalah menggunakan tangan kanan, dan melakukan
perbuatan yang kurang bersih menggunakan tangan kiri.

Contoh etika:

Kalau mengerjakan ujian jangan menyontek. Jadi, menyontek itu tidak boleh, baik
dilakukan dengan tangan kanan ataupun dilakukan dengan tangan kiri.

2. Bersifat relatif, artinya hanya berlaku pada lingkungan atau budaya tertentu saja.
Misalnya di Jawa orang makan dengan mengangkat kaki dikatakan melanggar etiket,
sementara hal yang sama di Sumatra Barat dianggap sebagai hal yang biasa. Sedangkan
menipu, secara etika, pada budaya manapun dilarang.

3. Hanya berlaku pada pergaulan, selama ada orang lain. Misalnya buang angin ketika
makan bersama orang lain dipandang melanggar etiket, tetapi kalau tidak ada orang lain
maka hal itu tidak apa-apa. Sedangkan korupsi - walaupun untuk membantu orang miskin
- ada atau tidak ada orang lain, tetap dilarang.

4. Memandang manusia dari sisi lahiriah saja, sedangkan etika memandang manusia dari sisi
batiniah. Misalnya seseorang berpakaian perlente masuk ke rumah orang lain yang sedang
tidak ada penghuninya dan mengambil barang-barang berharga, maka dia adalah pencuri
walaupun dari sisi lahiriah dia etis (memenuhi syarat etika).

Jadi etika adalah sebuah sistem norma atau kriteria boleh atau tidak boleh suatu tindakan
dilakukan. Itulah sebabnya ada etika bisnis, etika medik, etika profesi, etika administrasi, dan
tentu saja etika penelitian sosial, dan lain-lain.

Permasalahan Etika dalam Penelitian Sosial


Ini dia penjelasan tentang pentingnya pemahaman permasalahan etika dalam penelitian
sosial, yang dapat disimak para peneliti.
Menurut Prasetya Irawan dalam Modul yang diterbitkan Universitas Terbuka, khususnya
pada bagian Kaidah Dasar Ilmu Pengetahuan dan Penelitian, dijelaskan bahwa kegiatan
penelitian ilmiah menghasilkan penjelasan ilmiah memiliki sifat khusus, yaitu dapat diuji
kebenarannya, dapat digeneralisasi dan mempunyai kemampuan meramal dan memprediksi.
Kegiatan penelitian ilmiah berbeda dengan cara berpikir biasa (common sense). Agar sampai
kepada penjelasan ilmiah, proses penelitian perlu mengikuti serangkaian kegiatan yang
berhubungan antar satu sama lain. Hubungan tersebut bersifat mata rantai. Dalam penelitian
sosial, sasaran atau objek penjelasan ilmiah adalah perilaku.
Penelitian ilmiah harus terus berkelanjutan agar mencapai penjelasan ilmiah yang objektif.
Penelitian ilmiah juga harus dilakukan dengan benar sesuai etika penelitian.
Dikutip dari buku Dasar-dasar Penelitian sosial, Dr. Heri Herdiawanto, S.Pd., M.Si.,
Jumanta Hamdayama, S.Pd., M.Si (161:2021), hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam
etika penelitian:

1. Peneliti membaktikan diri untuk mencari kebenaran ilmiah.


2. Peneliti melakukan kegiatan dalam cakupan dan barisan yang diperkenankan hukum.
3. Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur.
5. Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik dan saran.

Anda mungkin juga menyukai