Anda di halaman 1dari 4

1.

Dalam pengumpulan data berkaitan dengan alat apa yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan menilai validitas
alat dan menilai reliabilitas alat, serta hubungan validitas dan reliabilitas

Jawab :

 Menilai Validitas Alat ukur


Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian
adalah dengan mencari variable utama penelitian tersebut, kemudian
mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat abstraksi konsepnya.
Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana, tidak rumit, maka penilaian
validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi konsepnya
lebih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika abstraksi
konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas konstruk.
Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan
konstruk, maka perlu dipertimbangkan dimensi definisi yang lebih banyak,
dan pendapat banyak ahli tentang konsep yang bersangkutan, serta
membandngkannya dengan alat ukur yang sudah terbukti valid.

 Menilai Reliabilitas Alat Ukur


Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menilai realibilitas alat
ukur, yaitu metode ulang, metode pararel, dan metode belah dua.

a. Metode Ulang
Penilaian reliabilitas dengan menggunakan metode ulang dilakukan
dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang
sama tetapi dalam situasi yang berbeda. Suatu alat ukur dikatakan
reliabel atau memiliki realibilitas yang tinggi jika hasil dari ke dua
pegukuran itu sama. Aspek realibilitas yang ditekankan di sini adalah
kemantapan alat ukur tersebut.

b. Metode Pararel
Dalam metode ini pengujian realibilitas dilakukan melalui 2 cara :
Cara pertama, pengukuran dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan
menggunakan suatu alat ukur yang sama. Alat ukur yang digunakan
dikatakan reliabel jika hasil yang diperoleh oleh ke 2 orang peneliti
tersebut, sama,
Cara kedua, pengukuran dilakukan oleh 1 orang penelitim tetapi
menggunakan alat ukur yang berbeda. Alat ukur yang digunakan
dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari ke 2 alat tersebut, sama.
Kedua car tesebut mengukur konsep yang sama, menggunakan
kelompok responden yang sama, dan dilaksanakan pada waktu yang
sama.

c. Metode Belah Dua


Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian. Masing – masing
bagian mengukur satu konsep yang sama, artinya setiap bagian harus
terdiri dari pernyataan – pernyataan yang homogen
Hasil pengukuran dari ke dua bagian alat ukur tersebut kemudian
dikorelasikan. Jika hasil pengukuran ke dua bagian alat ukur tersebut
memiliki korelasi yang tinggi, maka alat tersebut dapat dikatakan
realibel. Sebaliknya jika korelasi hasil pengukuran ke dua bagian alat
ukur itu korelasinya rendahgh, maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
Pembelahan alat ukur menjadi dua bagian merupakan titik rawan
yang harus diperhatikan dalam metode ini. Ada beragam cara dalam
membelah alat ukur, yaitu ;
1) Dibelah menjadi dua secara random
2) Dibelah menjadi dua : bagian atas dan bagian bawah
3) Dikelompokkan mebnjadi kelompok nomor genap dan nomor ganjil’

Pada dasarnya proses pengujian realibilitas metode belah dua sama


dengan metode pararel. Masalah utama dalam metode belah dua
terletak pada bagaimana meyakinkan diri bahwa dua bagian alat ukur
tersebut benar – benar mengukur konsep yang sama. Jika konsep yang
diukur tidak benar – benar sama, walaupun hasil pengukurannya
menghasilkan koefisien realibilitas yang tinggi, tetap tidak dapat
dikatakan bahwa alat ukur tersebut reliabel.
Hubungan Validitas dengan Realibilitas
Validitas adalah alat ukur menulai apakah suatu konsep telah dijabarkan
secara benar ke dalam indikator – indikator pada tingkat empirik. Hasil dari
penilaian menentukan apakah konsep tersebut telah diukur dengan tepat dan
dengan hasul yang sesuai. Untuk memastikan bahwa konsep tersebut telah diukur
secara benar, maka diperlukan alat ukur yang tepat (valid). Realibilitas, akan
muncul jika alat ukur tersebut menununjukan hasil pengukuran yang tepat dan
tetap.
Jadi, validitas langsung mempermasalakan kesesuaian antara konsep dengan
kenyataan empirik, sedangkan realibilitas mempermasalakan kesesuaian
beberapa hasil pengukuran pada tingkat empirik. Alat ukur yang absah atau valid
otomatis akan dapat diandalkan, tetapi alat ukur yang diandalkan belum tentu
abash atau valid. Alat ukur penelitian haruslah memiliki validitas dan realibilitas
yang tinggi agar hasil penelitian yang di peroleh benar – benar bermakna.

2. Kemudian susunlah pertanyaan yang akan diajukan di dalam intrumen


penelitian terkait validitas dan reliabilitas

Jawab :

Pertanyaan yang diajukan instrument penelitian terkait validitas dan


realibilitas yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas?


2. Jenis validitas dan reliabilitas? Validitas untuk proses riset dan alat
ukurnya
3. Bagaimana cara mengukur validitas dan reliabilitas?
4. How to develop? Bagaimana mengembangkan validitas dan reliabilitas?
5. Mengapa perlu ada validitas dan reliabilitas?
6. Kapan validitas dan reliabilitas tidak berlaku?
7. Apa beda validitas untuk alat tes dengan validitas untuk kegiatan
observasi. dan wawancara ?
8. Bagaimana menentukan validitas untuk kegiatan observasi?
9. Kapan sebuah observasi membutuhkan validitas?
10. Kapan sebuah wawancara perlu ditentukan validasinya?
11. Teori apa yang mendasari penggunaan validitas untuk kegiatan
observasi dan wawancara?
12. Bagaimana cara menggunakan validitas?
13. Apakah perlu mencari reliabilitas kegiatan observasi?
14. Apakah perlu mencari reliabilitas kegiatan wawancara?
15. Bagaimana menghitung reliabilitas dalam observasi?
16. Bagaimana meningkatkan reliabilitas observasi?
17. Kapan observasi perlu ditentukan reliabilitasnya?
18. Apa beda reliabilitas alat tes dengan reliabilitas untuk kegiatan
observasi dan wawancara?
19. Bagaimana cara menggunakan reliabilitas?
20. Jika sebuah alat tes mencapai validitas namun tidak reliabel,
bagaimana kualitas alat tes tersebut? Dan bagaimana jika terjadi
kebalikannya?

Sumber :BMP ISIP4216

Anda mungkin juga menyukai