Disampaikan pada:
PERTEMUAN ORIENTASI PENGGUNAAN PANDUAN PJP
LANSIA UNTUK CAREGIER INFORMAL PADA PJP LANSIA
DI DINKES GUNUNG SITOLI BAGI PETUGAS PUSKESMAS
TGL 11 SD 13 APRIL 2022
Sekilas tentang SAYA
Swandi Simanjuntak
082165027348
08116501562
andivasim@yahoo.co.id
22/08/22
TUJUAN
POKOK BAHASAN
• Konsep dasar KIE Kesehatan Lanjut Usia
dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan
lanjut usia agar tetap sehat, aktif,
mandiri dan berdaya guna baik bagi
dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat
FUNGSI KIE
2.Menyebarluaskan informasi
yang akurat, berguna, dan
mudah dipahami terkait
permasalahan kesehatan
TUJUAN KIE LANJUT USIA
UMPAN BALIK
Adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
SUMBER kebutuhan untuk berkomunikasi
SUMBER SALURAN/
PESAN PENERIMA
MEDIA
13
JENIS – JENIS KIE
1. Berdasar arah penyampaian pesan dan umpan balik : satu arah, dua arah
kelompok, massa
Pengembangan Strategi KIE Kesehatan Lanjut Usia
ANALISIS SITUASI
Step Four
Merangkum kekuatan dan
kelemahan kunci
Step Three
Penilaian lingkungan
Step Two
Identifikasi sumber daya
KIE yang potensial
Step One
Analisa Masalah Kesehatan
o Masalah, prioritas, penyebab
o Sifat masalah , faktor lain
o Mengenali kelompok
sasaran
Penetapan tujuan KIE
Segmentasi sasaran
Penetapan Tujuan
Perubahan Perilaku
Strategi KIE
Penetapan metode
dan teknik
Penetapan Tujuan
KIE
Segmentasi sasaran
Penetapan tujuan
perubahan perilaku
Penetapan metode
dan teknik
Menyusun pesan
kunci
Pemilihan media KIE
Pelaksanaan Konseling Kesehatan Lanjut Usia
1. KETERBUKAAN
2. EMPATI
EFEKTIVITAS 3. PERILAKU SUPORTIF
KOMUNIKASI 4. PERILAKU POSITIF
ANTAR 5. BERSIFAT YAKIN
PRIBADI
6. KEBERSAMAAN
7. MENJAGA INTERAKSI
20
TUJUAN KONSELING
• Untuk membentuk komunikasi pribadi:
1. membina rapport & berempati kepada klien
2. membangun kerjasama dengan klien
3. menjadi pendengar yang terampil
4. berbicara singkat (tidak lebih banyak dari klien)
5. Bila tidak tahu harus mengatakan sesuatu lebih baik diam
6. mengenali resistensi klien
7. merencanakan tujuan dan pengakhiran konseling sejak awal
Cara bertanya:
1. Hindari bertanya dengan kalimat terlalu panjang
(pertanyaan terbuka lebih baik)
a.Persiapan
b.Pelaksanaan
c.Menyimpulkan
PERAN KELUARGA DALAM BERKOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Berkomunikasi dengan orang lansia (lanjut usia)
memang gampang-gampang susah.
•Apalagi lansia yang sudah mengalami masalah
kesehatan, tentunya kondisi fisik, emosional, dan
sosial juga memengaruhi efektivitas komunikasi yang
dijalin.
Perbedaan pemahaman antara lansia dengan orang
terdekat atau keluarganya seringkali menimbulkan
ketegangan dan ketidaksepakatan. Karena itu, kita
perlu mempelajari komunikasi dua arah agar interaksi
satu sama lain lebih efektif.
31
2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
1. Hindari memberi saran, kecuali diminta
Biasanya, orangtua memberi nasihat dan meminta anak untuk mendengarkannya. Terkadang sulit bagi beberapa lansia untuk menerima nasihat atau saran dari anaknya.
2. Dengarkan apa kata orang tua
Benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan sesepuh Anda. Jangan menyela atau memotong pembicaraan. Dengarkan terlebih dulu apa yang diucapkan dan disampaikan lansia. Kemudian, setelah itu Anda bisa mencoba mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada orang tua.
Tak selamanya dalam satu sekeluarga ada satu kesepahaman. Karena itu, hormati pendapat orang lain, dalam hal ini orang tua Anda dan jangan abaikan bila ia tidak setuju dengan Anda. Dengarkan semua opininya, bila memungkinkan cobalah untuk berkompromi ketika perlu mengambil sebuah keputusan.
Beberapa lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi mendengarnya sudah menurun. Tetap tenang dan berbicara dengan cara yang lembut dan tanpa basa-basi. Berbicaralah lebih nyaring, jika perlu, tetapi hindari berteriak.
Pastikan pengucapannya jelas, hindari bergumam dan berbicara terlalu cepat. Fokus pada satu ide dan gunakan kalimat singkat serta sederhana. Jika orang yang Anda cintai masih belum memahami apa yang Anda katakan, cobalah untuk mengucapkannya secara berbeda dan menggunakan kata-kata yang berbeda.
5. Hindari merendahkan
Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan volume" dan memperlambat pola bicara tidak dianggap merendahkan. Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau gangguan pendengaran yang ekstrem, hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.
Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah suara bising atau berisik seperti kendaraan, televisi atau radio. Anda dan orang tua menjadi sulit fokus berkomunikasi. Matikan televise atau radio, atau paling tidak kecilkan volumenya. Bicaralah secara berhadap-hadapan sehingga orang tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.
Tertawa benar-benar obat terbaik. Momen-momen lucu sering muncul. Bersikap terbuka, hindari perbincangan terlalu serius. Tertawa bersama dapat meredakan ketegangan dan membangun kedekatan dengan orang yang Anda cintai.
Hilman/foto : freepik.com
Video Lansia:
Berita Lansia - Ngobrol atau berkomunikasi dengan orang lansia (lanjut usia) memang gampang-gampang susah. Apalagi lansia yang sudah mengalami masalah kesehatan, tentunya kondisi fisik, emosional, dan sosial juga memengaruhi efektivitas komunikasi yang dijalin.
Perbedaan pemahaman antara lansia dengan orang terdekat atau keluarganya seringkali menimbulkan ketegangan dan ketidaksepakatan. Karena itu, kita perlu mempelajari komunikasi dua arah agar interaksi satu sama lain lebih efektif.
Nah, berikut ini tips yang bisa kita coba untuk berkomunikasi dengan lansia:
Biasanya, orangtua memberi nasihat dan meminta anak untuk mendengarkannya. Tapi sebaliknya, bila saat ini orang tua yang diberi nasihat mungkin takkan berjalan dengan semestinya. Terkadang sulit bagi beberapa lansia untuk menerima nasihat atau saran dari anaknya.
Karena itu, memberikan saran sebaiknya dihindari kecuali Anda yakin telah diminta. Biasanya lebih baik meminta pihak lain yang posisinya netral yang menjadi pemberi saran. Meski demikian, Anda dapat memberikan dorongan dan dukungan, tanpa memberikan nasihat.
Berita Lansia:
Benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan sesepuh Anda. Jangan menyela atau memotong pembicaraan. Dengarkan terlebih dulu apa yang diucapkan dan disampaikan lansia. Kemudian, setelah itu Anda bisa mencoba mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada orang tua.
Tak selamanya dalam satu sekeluarga ada satu kesepahaman. Karena itu, hormati pendapat orang lain, dalam hal ini orang tua Anda dan jangan abaikan bila ia tidak setuju dengan Anda. Dengarkan semua opininya, bila memungkinkan cobalah untuk berkompromi ketika perlu mengambil sebuah keputusan.
Beberapa lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi mendengarnya sudah menurun. Tetap tenang dan berbicara dengan cara yang lembut dan tanpa basa-basi. Berbicaralah lebih nyaring, jika perlu, tetapi hindari berteriak.
Pastikan pengucapannya jelas, hindari bergumam dan berbicara terlalu cepat. Fokus pada satu ide dan gunakan kalimat singkat serta sederhana. Jika orang yang Anda cintai masih belum memahami apa yang Anda katakan, cobalah untuk mengucapkannya secara berbeda dan menggunakan kata-kata yang berbeda.
5. Hindari merendahkan
Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan volume" dan memperlambat pola bicara tidak dianggap merendahkan. Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau gangguan pendengaran yang ekstrem, hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.
Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah suara bising atau berisik seperti kendaraan, televisi atau radio. Anda dan orang tua menjadi sulit fokus berkomunikasi. Matikan televise atau radio, atau paling tidak kecilkan volumenya. Bicaralah secara berhadap-hadapan sehingga orang tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.
Tertawa benar-benar obat terbaik. Momen-momen lucu sering muncul. Bersikap terbuka, hindari perbincangan terlalu serius. Tertawa bersama dapat meredakan ketegangan dan membangun kedekatan dengan orang yang Anda cintai.
Hilman/foto : freepik.com
Video Lansia:
32
2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
5. HINDARI MERENDAHKAN
a) Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan
volume" dan memperlambat pola bicara tidak
dianggap merendahkan.
b) Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau
gangguan pendengaran yang ekstrem,
c) Hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.
34
2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
35
2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
36
2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
Langkah-Langkah Konseling
Persiapan Konseling
1. Mengetahui alasan konseling
Setting dan tempat konseling untuk mendukung
tercapainya tujuan
Memahami kasus yang
konseling
memerlukan konseling
Menyiapkan alat bantu konseling
2. Pelaksanaan Konseling
Menyambut Klien (sikap, kalimat pembuka:
”Ada yang bisa saya bantu?” tidak dianjurkan
“Ada masalah apa?”) dan memahami
kebutuhan klien
Membahas hal-hal yang dikemukakan oleh
Klien.
Mengarahkan klien bila ia sulit
memformulasikan apa yang ingin
diungkapkan.
Membantu menetapkan pilihan bila klien
dalam kondisi keragu-raguan untuk memilih
hal yang penting dalam hidupnya.
Menyimpulkan Konseling
3. Menyimpulkan isu atau topik konseling.
Dapat dilakukan pada sesi berlangsung, akhir sesi atau
akhir proses konseling oleh kedua belah pihak untuk
memantapkan proses konseling sehingga klien mau
melanjutkan hingga masalahnya terselesaikan.
Mengingatkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dan dilaksanakan oleh klien
Menetapkan langkah selanjutnya berdasarkan simpulan
yang telah disepakati :
melanjutkan konseling, atau
sementara dapat berdiri sendiri, atau
dirujuk ke yang lebih ahli
Praktek
Konseling
BERMAIN PERAN
Sang anak tsb memarahi ayahnya dan mengancam jika berbuat seperti itu lagi ayah
akan saya kurung dan tidak boleh tidur bersama ibu lagi. Masalah lain timbul karena
ancaman tsb, ayah selalu merasa kehilangan isterinya jika ia tidak melihatnya maka
akan dicari ke seluruh rumah bahkan ke tetangga-tetangga. Pernah ayahnya tidak
pulang 2 malam dan ternyata ada di warung di kampung tetangga, ketika di tanya
sedang apa; ia mengatakan mencari ibumu! Ia menangis tersedu-sedu, kenapa saya
ditinggal ibumu?
Padahal sang ibu ada di dalam rumah, hanya saja ketika itu ada di kamar mandi dan
ayah klien tidak mengetahuinya. Laki-laki tsb kebingungan bagaimana harus
menghadapi ayah ibunya, karena ia juga mempunya keluarga dengan anak umur 3
tahun. Ia adalah anak satu-satunya. Dia minta sesi konseling dengan staf di
Puskesmas.
Skrip 7 : permasalahan depresi
Penyajian : 10 menit