Anda di halaman 1dari 53

ETIKA UMUM DAN TEKNIK KOMUNIKASI,

INFORMASI DAN EDUKASI KESEHATAN


PADA LANJUT USIA

Swandi Simanjuntak SKM M.Kes.

Disampaikan pada:
PERTEMUAN ORIENTASI PENGGUNAAN PANDUAN PJP
LANSIA UNTUK CAREGIER INFORMAL PADA PJP LANSIA
DI DINKES GUNUNG SITOLI BAGI PETUGAS PUSKESMAS
TGL 11 SD 13 APRIL 2022
Sekilas tentang SAYA

Swandi Simanjuntak

082165027348
08116501562
andivasim@yahoo.co.id

22/08/22
TUJUAN
POKOK BAHASAN
• Konsep dasar KIE Kesehatan Lanjut Usia

Pengertian, Fungsi, Tujuan, Unsur-unsur, Jenis-jenis

• Pengembangan Strategi KIE Kesehatan Lanjut usia


Analisis situasi, Strategi KIE Kesehatan Lanjut Usia

• Konseling pada lanjut usia


Tujuan dan manfaat, aspek dan teknik konseling,
langkah – langkah konseling
KONSEP DASAR KIE
KIE KESEHATAN USIA LANJUT

penyampaian meningkatkan pengetahuan,


pesan dan UK
kesadaran, serta mendorong
UNT
informasi terjadinya perubahan sikap dan
kesehatan perilaku

dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan
lanjut usia agar tetap sehat, aktif,
mandiri dan berdaya guna baik bagi
dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat
FUNGSI KIE

• Menyampaikan informasi (to inform)

• Mendidik (to educate)

• Menghibur (to entertain)

• Mempengaruhi (to influence/persuasive).

• Promosi (to promote)

• Bimbingan (to guidance)

• Konseling (to councel)

• Motivasi (to motivate)

• Memberikan instruksi ( to instructive)

• Negosiasi (to negosiate)


TUJUAN KIE LANJUT USIA

1.Meningkatkan kualitas layanan


kesehatan lanjut usia dengan
mengedepankan aspek promotif
preventif tanpa
mengesampingkan aspek kuratif
dan rehabilitatif.

2.Menyebarluaskan informasi
yang akurat, berguna, dan
mudah dipahami terkait
permasalahan kesehatan
TUJUAN KIE LANJUT USIA

3. Meningkatkan untuk memelihara


kesehatannya sendiri secara mandiri dan
berkelanjutan.

4. Meningkatkan pemahaman, kepedulian,


dan peran serta masyarakat umum dan
keluarga terkait masalah kesehatan
lanjut usia.

5. Menggairahkan semangat hidup agar


mereka tetap dihargai dan tetap berguna
baik bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat
UNSUR KOMUNIKASI

UMPAN BALIK
Adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
SUMBER kebutuhan untuk berkomunikasi

Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber


kepada penerima. Pesan mrpkan seperangkat
PESAN simbol verbal dan atau non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud

SALURAN/ Yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan


MEDIA pesan

PENERIMA Yaitu orang menerima pesan dari sumber

Yaitu efek apa yang terjadi pada


EFEK
penerima, mis PSP, terhibur

UMPAN BALIK , GANGGUAN/HAMBATAN KOMUNIKASI


12
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI
Lingkungan
(Fisik-psikis-sistem sosial)

SUMBER SALURAN/
PESAN PENERIMA
MEDIA

Pengetahuan Tingkat Sulit Intensitas Pengetahuan


Keterampilan Bahasa, jelas Banyaknya Keterampilan
Sikap Kemasan, Sasaran vs Tujuan Sikap
sederhana
Kondisi Keadaan alat
tubuh indera

13
JENIS – JENIS KIE

1. Berdasar arah penyampaian pesan dan umpan balik : satu arah, dua arah

2. Berdasar pada penyampaian pesan : verbal, non verbal

3. Berdasar jumlah sasaran : individu,

kelompok, massa
Pengembangan Strategi KIE Kesehatan Lanjut Usia
ANALISIS SITUASI

Step Four
Merangkum kekuatan dan
kelemahan kunci
Step Three
Penilaian lingkungan
Step Two
Identifikasi sumber daya
KIE yang potensial
Step One
Analisa Masalah Kesehatan
o Masalah, prioritas, penyebab
o Sifat masalah , faktor lain
o Mengenali kelompok
sasaran
Penetapan tujuan KIE

Segmentasi sasaran

Penetapan Tujuan
Perubahan Perilaku
Strategi KIE
Penetapan metode
dan teknik

Menyusun pesan kunci

Pemilihan Media KIE


17
Analisis situasi :

Penetapan Tujuan
KIE
Segmentasi sasaran
Penetapan tujuan
perubahan perilaku
Penetapan metode
dan teknik
Menyusun pesan
kunci
Pemilihan media KIE
Pelaksanaan Konseling Kesehatan Lanjut Usia
1. KETERBUKAAN
2. EMPATI
EFEKTIVITAS 3. PERILAKU SUPORTIF
KOMUNIKASI 4. PERILAKU POSITIF
ANTAR 5. BERSIFAT YAKIN
PRIBADI
6. KEBERSAMAAN
7. MENJAGA INTERAKSI

20
TUJUAN KONSELING
• Untuk membentuk komunikasi pribadi:
1. membina rapport & berempati kepada klien
2. membangun kerjasama dengan klien
3. menjadi pendengar yang terampil
4. berbicara singkat (tidak lebih banyak dari klien)
5. Bila tidak tahu harus mengatakan sesuatu lebih baik diam
6. mengenali resistensi klien
7. merencanakan tujuan dan pengakhiran konseling sejak awal

• Mencapai tujuan yang diinginkan dari proses konseling


yaitu terbantunya penyelesaian problem klien
SATU TUJU
SA : Berikan SALAM kepada klien (menciptakan hubungan),
sambut kedatangannya dan berikan perhatian

: tanyakan kepada klien untuk menjajaki pengetahuan,


T perasaan dan kebutuhan klien

U : uraikan informasi yang relevan/terkait dengan masalah


klien

TU : bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif


pemecahan masalahnya

J : Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari


setiap alternatif pemecahan masalah
: ulangi hal-hal penting yang dibahas, serta lakukan
U kesepakatan kunjungan ulang klien atau rujuk ke tempat
pelayanan lain bila diperlukan
Konseling

Fokus pada masalah klien.


Membina hubungan saling percaya dan berempati
kepada Klien
Menjalin komunikasi dua arah
Terstruktur: menyambut, membahas, membantu
menetapkan pilihan, mengingatkan.
Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya,
memahami permasalahannya, melihat peluang dan
mencari alternatif penyelesaiannya.
Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa aman
dan nyaman
Konseling pada Lanjut Usia
 tunjukan rasa hormat dan keprihatinan atas masalah yang
menimpa
 tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca bibir anda.
Eye level sejajar
 Mengobrol sejenak
 Mempertahankan komunikasi dengan tidak tergesa – gesa
 Berbicara perlahan, jelas dan dalam nada yang normal
 Gunakan bahasa sederhana, minimalisir istilah medis
 Minta pasien lanjut usia untuk mengulang instruksi. Lanjut
usia dengan gangguan pendengaran mungkin akan menjawab
’ya’ tanpa menyadari bahwa mereka belum mendengar apapun
atau salah memahami beberapa informasi
TEKNIK KONSELING

 teknik mengajukan pertanyaan


 teknik menjadi pendengar aktif,
 teknik melakukan observasi,
 teknik melakukan refleksi,
 teknik membantu klien mengambil keputusan,
 teknik menggunakan media KIE serta
 teknik mengatasi situasi sulit dalam melakukan komunikasi
interpersonal dan konseling (klien menangis terus, tidak mau
berbicara, marah, kecewa, dll)
PERCAKAPAN KONSELING
Bermakna:
 Pemberian informasi:
1. konselor tidak memberikan informasi yang tidak ditanyakan
2. sering diajukan klien untuk menghindarkan dari problem, sebenarnya
secara lebih mendalam (resistensi)
3. dilakukan bila esensial, amat diperlukan
 Pemberian saran:
1. tidak diberikan terlalu dini
2. adakalanya dalam bentuk pertanyaan, yang dalam menanggapinya klien
mendapat pencerahan
 Penyelesaian masalah: -
1. Jangan dilakukan pada fase awal
2. usaha konselor untuk ciptakan alternatif dan anjuran strategi
penyelesaian problem klien (sering klien sudah mengetahui  perlu arah
yang tepat)
BERTANYA DALAM KONSELING

Cara bertanya:
1. Hindari bertanya dengan kalimat terlalu panjang
(pertanyaan terbuka lebih baik)

2. Hindarkan pertanyaan “Mengapa” karena sulit dijawab


dan klien justru dapat bersikap defensif

3. Nada dan intonasi ke arah netral, tanpa terpengaruh


kalimat klien yang bermuatan emosi tinggi.

4. Usahakan bertanya tentang hal yang memang berasal


dari klien, jangan terperangkap oleh asosiasi konselor
sendiri terhadap kata atau kalimat klien
5. Tidak dianjurkan ajukan pertanyaan dengan ungkapkan
sesuatu yang sama sekali baru bagi klien, terlbih dengan
muatan emosi tinggi
BERTANYA DALAM KONSELING

Menjawab pertanyaan dalam konseling:


•Usahakan tidak langsung menjawab
pertanyaan, terlebih yang
penyelesaian problem secara instant
•Usahakan pahami klien lebih
mendalam terlebih dahulu: motivasi
dan karakternya  menjawab dengan
misalnya “Menurut
Ibu seperti itu?”
“Menurut Ibu sendiri kira-kira ….”
MENDENGAR DALAM KONSELING

• Merupakan alat yang diandalkan dalam


konseling
• Mendengar dengan saksama (empathic
listening, and not just hearing)
• Mendengarkan nada (tinggi-rendahnya),
volume (lirih-kerasnya), intonasi (datar,
bervariasi, amat berfluktuasi)
• Mendengarkan metafor, yaitu kata-kata
yang mempunyai makna lain selain yang
benar-benar diucapkan
Langkah konseling

a.Persiapan

b.Pelaksanaan

c.Menyimpulkan
PERAN KELUARGA DALAM BERKOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Berkomunikasi dengan orang lansia (lanjut usia)
memang gampang-gampang susah.
•Apalagi lansia yang sudah mengalami masalah
kesehatan, tentunya kondisi fisik, emosional, dan
sosial juga memengaruhi efektivitas komunikasi yang
dijalin.
Perbedaan pemahaman antara lansia dengan orang
terdekat atau keluarganya seringkali menimbulkan
ketegangan dan ketidaksepakatan. Karena itu, kita
perlu mempelajari komunikasi dua arah agar interaksi
satu sama lain lebih efektif.

31
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
1. Hindari memberi saran, kecuali diminta
Biasanya, orangtua memberi nasihat dan meminta anak untuk mendengarkannya. Terkadang sulit bagi beberapa lansia untuk menerima nasihat atau saran dari anaknya.
2. Dengarkan apa kata orang tua
Benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan sesepuh Anda. Jangan menyela atau memotong pembicaraan. Dengarkan terlebih dulu apa yang diucapkan dan disampaikan lansia. Kemudian, setelah itu Anda bisa mencoba mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada orang tua.

3. Terima perbedaan opini

Tak selamanya dalam satu sekeluarga ada satu kesepahaman. Karena itu, hormati pendapat orang lain, dalam hal ini orang tua Anda dan jangan abaikan bila ia tidak setuju dengan Anda. Dengarkan semua opininya,  bila memungkinkan cobalah untuk berkompromi ketika perlu mengambil sebuah keputusan.

4. Bicara dengan suara sedikit lebih nyaring

Beberapa lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi mendengarnya sudah menurun. Tetap tenang dan berbicara dengan cara yang lembut dan tanpa basa-basi. Berbicaralah lebih nyaring, jika perlu, tetapi hindari berteriak.

Pastikan pengucapannya jelas, hindari bergumam dan berbicara terlalu cepat. Fokus pada satu ide dan gunakan kalimat singkat serta sederhana. Jika orang yang Anda cintai masih belum memahami apa yang Anda katakan, cobalah untuk mengucapkannya secara berbeda dan menggunakan kata-kata yang berbeda.

5. Hindari merendahkan

Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan volume" dan memperlambat pola bicara tidak dianggap merendahkan. Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau gangguan pendengaran yang ekstrem, hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.

6. Pastikan suasana yang nyaman/tak berisik

Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah suara bising atau berisik seperti kendaraan, televisi atau radio. Anda dan orang tua menjadi sulit fokus berkomunikasi.  Matikan televise atau radio, atau paling tidak kecilkan volumenya. Bicaralah secara berhadap-hadapan sehingga orang tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.

7. Upayakan untuk tertawa

Tertawa benar-benar obat terbaik. Momen-momen lucu sering muncul. Bersikap terbuka, hindari perbincangan terlalu serius. Tertawa bersama dapat meredakan ketegangan dan membangun kedekatan dengan orang yang Anda cintai.

Hilman/foto : freepik.com

Video Lansia:

Cara Komunikasi yang Tepat  dengan Lansia

 22 Januari 2020 09:39 WIB

Berita Lansia - Ngobrol atau berkomunikasi dengan orang lansia (lanjut usia) memang gampang-gampang susah. Apalagi lansia yang sudah mengalami masalah kesehatan, tentunya kondisi fisik, emosional, dan sosial juga memengaruhi efektivitas komunikasi yang dijalin.

Perbedaan pemahaman antara lansia dengan orang terdekat atau keluarganya seringkali menimbulkan ketegangan dan ketidaksepakatan.  Karena itu, kita perlu mempelajari komunikasi dua arah agar interaksi satu sama lain lebih efektif.

Nah, berikut ini tips yang bisa kita coba untuk berkomunikasi  dengan lansia:

1. Hindari memberi saran, kecuali diminta

Biasanya, orangtua memberi nasihat dan meminta anak untuk mendengarkannya. Tapi sebaliknya, bila saat ini orang tua yang diberi nasihat mungkin takkan berjalan dengan semestinya. Terkadang sulit bagi beberapa lansia untuk menerima nasihat atau saran dari anaknya.

Karena itu, memberikan saran sebaiknya dihindari kecuali Anda yakin telah diminta. Biasanya lebih baik meminta pihak lain yang posisinya netral yang menjadi pemberi saran.  Meski demikian,  Anda dapat memberikan dorongan dan dukungan, tanpa memberikan nasihat.

Berita Lansia:

LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah

Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya

3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?

Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan

2. Dengarkan apa kata orang tua

Benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan sesepuh Anda. Jangan menyela atau memotong pembicaraan. Dengarkan terlebih dulu apa yang diucapkan dan disampaikan lansia. Kemudian, setelah itu Anda bisa mencoba mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada orang tua.

3. Terima perbedaan opini

Tak selamanya dalam satu sekeluarga ada satu kesepahaman. Karena itu, hormati pendapat orang lain, dalam hal ini orang tua Anda dan jangan abaikan bila ia tidak setuju dengan Anda. Dengarkan semua opininya,  bila memungkinkan cobalah untuk berkompromi ketika perlu mengambil sebuah keputusan.

4. Bicara dengan suara sedikit lebih nyaring

Beberapa lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi mendengarnya sudah menurun. Tetap tenang dan berbicara dengan cara yang lembut dan tanpa basa-basi. Berbicaralah lebih nyaring, jika perlu, tetapi hindari berteriak.

Pastikan pengucapannya jelas, hindari bergumam dan berbicara terlalu cepat. Fokus pada satu ide dan gunakan kalimat singkat serta sederhana. Jika orang yang Anda cintai masih belum memahami apa yang Anda katakan, cobalah untuk mengucapkannya secara berbeda dan menggunakan kata-kata yang berbeda.

5. Hindari merendahkan

Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan volume" dan memperlambat pola bicara tidak dianggap merendahkan. Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau gangguan pendengaran yang ekstrem, hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.

6. Pastikan suasana yang nyaman/tak berisik

Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah suara bising atau berisik seperti kendaraan, televisi atau radio. Anda dan orang tua menjadi sulit fokus berkomunikasi.  Matikan televise atau radio, atau paling tidak kecilkan volumenya. Bicaralah secara berhadap-hadapan sehingga orang tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.

7. Upayakan untuk tertawa

Tertawa benar-benar obat terbaik. Momen-momen lucu sering muncul. Bersikap terbuka, hindari perbincangan terlalu serius. Tertawa bersama dapat meredakan ketegangan dan membangun kedekatan dengan orang yang Anda cintai.

Hilman/foto : freepik.com

Video Lansia:

32
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

3. Terima Perbedaan 0pini


Hormati pendapat orang lain, cobalah untuk
berkompromi ketika perlu mengambil sebuah
keputusan.
4. Bicara dengan suara sedikit lebih nyaring
Lansia mengalami masalah pendengaran karena fungsi
mendengarnya sudah menurun. Maka
Berbicara dengan Tenang, Lembut dan nyaring,
hindari berteriak.
Pastikan pengucapannya jelas, hindari berbicara
terlalu cepat. Fokus pada satu ide dan gunakan
kalimat singkat serta sederhana.
33
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

5. HINDARI MERENDAHKAN
a) Pastikan upaya Anda untuk "meningkatkan
volume" dan memperlambat pola bicara tidak
dianggap merendahkan.
b) Bahkan jika orang tua mengalami demensia atau
gangguan pendengaran yang ekstrem,
c) Hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.

34
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

6. PASTIKAN SUASANA YANG NYAMAN/TAK


BERISIK
a) Hindari melakukan percakapan di tengah-tengah
suara bising atau berisik seperti kendaraan, televisi
atau radio.
b) Matikan televise atau radio, atau paling tidak
kecilkan volumenya.
c) Bicaralah secara berhadap-hadapan sehingga orang
tua dapat menangkap ekspresi wajah Anda.

35
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

7. UPAYAKAN UNTUK TERTAWA


benar-benar obat terbaik. Momen-momen
lucu sering muncul. Bersikap terbuka,
hindari perbincangan terlalu serius.
Tertawa bersama dapat meredakan
ketegangan dan membangun kedekatan
dengan orang yang Anda cintai.

36
 2015 Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
Langkah-Langkah Konseling

Persiapan Konseling
1.  Mengetahui alasan konseling
 Setting dan tempat konseling untuk mendukung
tercapainya tujuan
 Memahami kasus yang
konseling
memerlukan konseling
 Menyiapkan alat bantu konseling
2.  Pelaksanaan Konseling
 Menyambut Klien (sikap, kalimat pembuka:
”Ada yang bisa saya bantu?” tidak dianjurkan
“Ada masalah apa?”) dan memahami
kebutuhan klien
 Membahas hal-hal yang dikemukakan oleh
Klien.
 Mengarahkan klien bila ia sulit
memformulasikan apa yang ingin
diungkapkan.
 Membantu menetapkan pilihan bila klien
dalam kondisi keragu-raguan untuk memilih
hal yang penting dalam hidupnya.
 Menyimpulkan Konseling
3.  Menyimpulkan isu atau topik konseling.
Dapat dilakukan pada sesi berlangsung, akhir sesi atau
akhir proses konseling oleh kedua belah pihak untuk
memantapkan proses konseling sehingga klien mau
melanjutkan hingga masalahnya terselesaikan.
 Mengingatkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dan dilaksanakan oleh klien
 Menetapkan langkah selanjutnya berdasarkan simpulan
yang telah disepakati :
 melanjutkan konseling, atau
 sementara dapat berdiri sendiri, atau
 dirujuk ke yang lebih ahli
Praktek
Konseling
BERMAIN PERAN

Membuat skenario serta mempersiapkan


diri melakukan praktek Konseling Lanjut
Usia di Puskesmas, melalui kegiatan
bermain peran (role play) yaitu
mempraktekan komunikasi individu
(Komunikasi Interpersonal/ Konseling)
yang dilakukan oleh petugas puskesmas
pada pasien lanjut usia.
Manfaat

1. Sebagai pasien: mengetahui perasaan pasien  apa yang seharusnya


dilakukan konselor ke pasien

2. Sebagai konselor: mengasah kemampuan

3. Sebagai pengamat: mengetahui apa yang seharusnya dilakukan konselor


 kemampuan sebagai konselor meningkat
SKENARIO

Kelompok 1: permasalahan lanjut usia yang kurang melakukan


olahraga.

Kelompok 2 : permasalahan gizi kurang.

Kelompok 3 : materi perawatan lanjut usia di rumah.

Kelompok 4 : permasalahan depresi.

Kelompok 5 : permasalahan gigi dan mulut


Skrip 1 : permasalahan lanjut usia yang kurang melakukan olahraga

Seorang pria berusia 66 tahun mengeluh sakit di kakinya,


saat ini dia susah melakukan gerakan sujud dalam sholat.
Pria tersebut pergi ke Puskesmas untuk mengobati sakit
kakinya, disaat menunggu antrian, ia melihat poster
tentang perlunya olahraga. Melihat poster itu, ia ingin
sekali berolahraga seperti dulu. Hobinya adalah bermain
badminton dan bersepeda. Pada saat bertemu dengan
dokter, ia menanyakan olahraga apa yang cocok untuknya
saat ini. Berikan konseling kepada pria tersebut.
Skrip 2 : permasalahan gizi kurang

Seorang wanita umur 35 tahun, datang ke puskesmas


membawa ibunya yang berumur 67 tahun (BB/TB :
45kg/153cm), ia mengeluhkan akhir – akhir ini ibunya
susah makan. Makanan yang ada dirumah tidak
dijamahnya, ibunya hanya mau makan bubur yang dibeli
di warung, meskipun terkadang ibunya memakan bubur
dengan lauk telor, tetapi wanita ini takut kebutuhan gizi
ibunya tidak terpenuhi. Berikan konseling gizi kepada
wanita dan ibunya.
Skrip 3 : materi perawatan lanjut usia di rumah

Seorang wanita 50 tahun mempunyai ayah


berumur 75 tahun yang sedang dirawat di rumah
sakit karena terkena serangan stroke di rumah
sakit. Setelah 3 minggu dirawat di rumah sakit, ia
berencana membawa ayahnya pulang. Ia tidak
tahu bagaimana cara merawat ayahnya dirumah,
lalu datang ke puskesmas untuk meminta saran
Anda sebagai konselor di Puskesmas.
Skrip 4 : permasalahan depresi

Seorang wanita, 40 tahun, ayahnya di diagnosa Parkinson, ia bingung


melihat ayahnya jika berjalan cepat-cepat dan terhuyung, tapi ada
kalanya diam saja tak mau bergerak... sehingga ia harus membentaknya
untuk mau menuruti kata-katanya agar jalan pelan-pelan saja supaya
tidak jatuh (ayahnya pernah terjatuh). Hal yang sering mengesalkan klien
ini adalah pasien sangat apatis, tidak ”mau” bicara padahal dulunya
ramah dan senang ngobrol. Ayahnya tidak mau bersosialisasi dan ke luar
rumah, seharian hanya duduk termenung dan sering mengeluh sakit-sakit
di badannya. Ia juga sulit makan, selalu bilang saya kenyang padahal
belum makan apa-apa. Wanita ini datang bersama ayahnya ke Puskesmas
untuk minta saran Anda sebagai konselor di Puskesmas.
Skrip 5 : permasalahan gigi dan mulut

Kakek berumur 70 tahun, datang ke puskesmas mengeluh


sudah dua minggu ini giginya sakit dan bengkak di pipinya.
Sehingga ia tidak bisa makan dan tidur, terlihat bahwa ia
kurang tidur. Ia juga mengatakan bahwa banyak yang
mengatakan nafasnya bau, padahal ia selalu menggosok gigi.
Hasil pengamatan, terdapat gigi yang berlubang, karang gigi
dan gigi bagian depan goyang pada kakek tersebut.
Bagaimana konseling yang anda lakukan untuk kakek ini?
Skrip 6 : permasalahan depresi
Seorang laki-laki usia 35 tahun, tidak tahu harus bagaimana menghadapi ayahya yang
menjadi agresif secara tiba-tiba pada malam hari mau mencekik ibunya. Ia kebetulan
tidak serumah dengan orang tuanya tetapi ia ditelepon oleh ibunya yang ketakutan
dan diminta segera datang. Biasanya ayahnya tsb manis dan baik perilakunya. Ia
heran mengapa jadi begitu padahal dulu adalah penasihat keluarga yang bijak. Ketika
ditanya mengapa ayah bersikap seperti itu, ayahnya mengatakan karena ibumu mau
membunuh ayah sewaktu tidur jadi saya pelintir saja tangannya dan saya ikat agar
saya bisa tidur....

Sang anak tsb memarahi ayahnya dan mengancam jika berbuat seperti itu lagi ayah
akan saya kurung dan tidak boleh tidur bersama ibu lagi. Masalah lain timbul karena
ancaman tsb, ayah selalu merasa kehilangan isterinya jika ia tidak melihatnya maka
akan dicari ke seluruh rumah bahkan ke tetangga-tetangga. Pernah ayahnya tidak
pulang 2 malam dan ternyata ada di warung di kampung tetangga, ketika di tanya
sedang apa; ia mengatakan mencari ibumu! Ia menangis tersedu-sedu, kenapa saya
ditinggal ibumu?
 
Padahal sang ibu ada di dalam rumah, hanya saja ketika itu ada di kamar mandi dan
ayah klien tidak mengetahuinya. Laki-laki tsb kebingungan bagaimana harus
menghadapi ayah ibunya, karena ia juga mempunya keluarga dengan anak umur 3
tahun. Ia adalah anak satu-satunya. Dia minta sesi konseling dengan staf di
Puskesmas.
Skrip 7 : permasalahan depresi

Seorang perempuan, 79 thn, datang ke puskesmas karena bingung


menghadapi suaminya yang setiap senja menjelang malam selalu tidak
mengenali dirinya. Ia mengatakan kamu bukan isteriku, kamu palsu,
ngapain ada di rumah ini?? Isterinya menjelaskan bahwa “aku isterimu” ;
nih buktinya gelang dari bapak..., saya pandai main piano ... dan lain-lain
bukti yang menunjukkan ibu tsb sebagai isteri.
Kadang pasien dapat mengerti ”oh iya..” tetapi ada kalanya sulit
diyakinkan, dan ia mau pergi dari rumahnya sendiri ” aku mau pulang ke
rumahku”.
Bagaimana memberikan konseling untuk ibu ini.
Waktu diskusi : 15 menit

Penyajian : 10 menit

Tugas kelompok lain mengisi lembar tilik konseling terhadap


kelompok yang sedang melakukan bermain peran.
No. Proses Yang Diamati Ada (1) Tidak (0)

1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan kerahasiaan    


Lem
2. Membangun rapport / hubungan   bar  
t ilik 
3. Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang   k ons
jelas elin
g
(deskripsi, collecting data yang menuju pada
penemuan satu permasalahan tertentu)
4. Memberikan respons yang tepat kepada pasien    
5. Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun    
non verbal
6. Mendengarkan secara aktif    
7. Mampu menilai emosi pasien dengan baik    
8. Mempertahankan kontak mata    
9. Memberikan kesimpulan dari permasalahan pasien    
10. Memberikan reassurance/penguatan terhadap    
pernyataan positif dan dukungan
11. Memberikan saran dan bimbingan    
  Skor Total    

Anda mungkin juga menyukai