1. Judul I. TETANUS
II. BACTERIAL INFECTIONS AND MYCOSES
614.512 8
Ind
p
PETUNJUK TEKNIS
SURVEILANS
TETANUS
NEONATORUM
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2021
ISBN 978-623-301-236-2
1. Judul I. TETANUS
II. BACTERIAL INFECTIONS AND MYCOSES
614.512 8
Ind
p
PETUNJUK TEKNIS
SURVEILANS
TETANUS
NEONATORUM
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pembina :
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pengarah :
dr. Prima Yosephine, MKM, Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
Penulis & Kontributor :
drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes; Substansi Surveilans
dr. Sherli Karolina, MKM; Substansi Surveilans
dr. Triya Novita Dinihari; Substansi Surveilans
Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A (K); Komite Ahli Difteri
dr. Cornelia Kelyombar; Substansi Surveilans
Vivi Voronika, SKM.M.Kes; Substansi Surveilans
Muammar Muslih, SKM,M.Epid; Substansi Surveilans
Rubiyo, SKM; Substansi Surveilans
dr. Febry Immanuella; Substansi Surveilans
Emita Ajis, SKM, MPH; Substansi Surveilans
Puhilan, SKM.M.Epid; Substansi Surveilans
Lia Septiana, SKM, M.Kes; Substansi Surveilans
Megawati Aslina, SKM, M.Epid; Substansi Surveilans
Wawang, SKM; Substansi Surveilans
Yuni Malyati, SKM; Substansi Surveilans
Siti Masfufah, SKM ; Substansi Surveilans
Lulu Ariyantheny Dewi, SKM, MIPH; Substansi Imunisasi
Diany Litasari, SKM.M.Epid ; Substansi Imunisasi
dr. Nida Rohmawati, MPH ; Substansi Kesehatan Maternal dan Neonatal
Dit Kesehatan Keluarga
dr. Rima Damayanti, M.Kes ; Substansi Kesehatan Maternal dan Neonatal
Dit Kesehatan Keluarga
dr. Stefani Christanti ; Substansi Kesehatan Maternal dan Neonatal
Dit Kesehatan Keluarga
Editor :
Vivi Voronika, SKM, M.Kes
Dr. Mushtofa Kamal, MSc
Ni’mah Hanifah, S.Gz
Penebit :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
TIM PENYUSUN ...............................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................3
C. Dasar Hukum................................................................................3
D. Ruang Lingkup dan Sasaran .........................................................4
E. Kebijakan, Strategi dan Indikator.................................................5
BAB II SITUASI ANALISIS .............................................................9
A. Gambaran Penyakit Tetanus Neonatorum ....................................9
1. Etiologi ..................................................................................9
2. Pengertian Penyakit ...............................................................10
3. Penularan ...............................................................................10
4. Masa Inkubasi ........................................................................10
5. Gejala Klinis ..........................................................................10
B. Epidemiologi Tetanus Neonatorum ..............................................11
C. Eliminasi Tetanus Maternal Neonatal ..........................................13
D. Imunisasi dan PAB .......................................................................14
E. Faktor Resiko ...............................................................................17
BAB III KEGIATAN SURVEILANS .................................................19
A. Definisi Operasional .....................................................................19
B. Surveilans Aktif Tetanus Neonatorum..........................................20
1. Surveilans Aktif di Masyarakat (Fasilitas kesehatan tingkat
pertama/FKTP seperti Puskesmas, Klinik Swasta dan FKTP
Lainnya (BPM) ......................................................................20
2. Surveilans Aktif Rumah sakit ................................................21
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
strain toksigenik dari bakteri Clostridium tetani (C. tetani). Spora
C. tetani terdapat di lingkungan (di dalam tanah, air liur, debu dan
pupuk) spora memasuki tubuh melalui luka kulit yang terkontaminasi
atau cedera jaringan termasuk luka tusuk. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua usia, mulai dari bayi baru lahir (neonatus) yang dikenal
dengan istilah tetanus neonatorum (TN), dan usia selain neonatus
yang dikenal dengan istilah tetanus non-neonatorum yang termasuk
didalamnya tetanus maternal. Dalam petunjuk teknis (juknis) ini,
kita akan berfokus pada surveilans TN.
Di negara-negara yang masuk kriteria low and middle income
countries (LMIC) masih terdapat banyak praktik persalinan yang
tidak higienis sehingga berisiko terjadinya infeksi baik pada ibu
maupun pada bayi. Dari sekian banyak risiko infeksi yang terjadi,
TN merupakan salah satu infeksi yang paling banyak menyebabkan
kematian. Case fatality rate (CFR) untuk TN jika tidak tertangani
adalah 100% dan akan berkurang 10-20% jika mendapatkan
perawatan intensif.
Eliminasi tetanus maternal dan neonatal atau MNTE (Maternal
and Neonatal Tetanus Elimination) didefinisikan sebagai situasi
dimana kejadian kasus TN <1 per 1000 per kelahiran hidup di
setiap (kabupaten/kota). Inisiatif untuk mencapai target ini dimulai
pada tahun 1989 dalam World Health Assembly ke-42 dimana
dicanangkan target eliminasi di tahun 1995. Melalui upaya seperti
1. Etiologi
Tetanus merupakan penyakit infeksi oleh bakteri
Clostridium tetani. Clostridium tetani merupakan bakteri gram
positif anaerobik berbentuk batang lurus, berukuran panjang
2-5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Clostridium tetani dapat
mengeluarkan eksotoksin yaitu tetanospamin dan tetanolisin.
Tetanospamin inilah yang dapat menyebabkan penyakit
tetanus, sedangkan untuk tetanolisin belum diketahui dengan
jelas fungsinya.
Clostridium tetani resisten terhadap panas dan bahan
kimia, seperti etanol, phenol, dan formalin. Sporanya juga
dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8°F (121°C)
selama 10–15 menit, juga resisten terhadap phenol dan agen
kimia yang lainnya. Spora ini bisa tahan beberapa bulan
bahkan beberapa tahun di lingkungan. Jika bakteri tersebut
menginfeksi seseorang yang biasanya masuk melalui luka yang
dalam, maka kemudian bakteri tersebut akan mengeluarkan
tetanospasmin yang nantinya akan menyebabkan munculnya
gejala klinis TN. Bakteri ini terdapat di tanah yang tercemar
tinja manusia dan binatang, seperti kotoran kuda, domba, sapi,
anjing, kucing, tikus, dan babi.
A. Definisi Operasional
Semua suspek TN harus dilakukan investigasi. Penentuan
kriteria kasus konfirmasi TN tidak berdasarkan pemeriksaan
laboratorium tetapi berdasarkan gejala klinis dan diagnosis dokter
atau tenaga kesehatan terlatih
1. Suspek TN memenuhi kriteria berikut:
a. Kasus atau kematian TN yang didiagnosa oleh bukan
dokter atau petugas kesehatan terlatih dan tidak dilakukan
investigasi.
b. Kematian neonatus yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Kasus konfirmasi memenuhi kriteria berikut:
Bayi lahir hidup dapat menangis dan menyusu/minum dalam 2
hari pertama kemudian muncul gejala seperti mulut mencucu
(trismus) sehingga sulit menyusu/minum disertai kejang
rangsang, yang dapat terjadi sejak umur 3-28 hari.
C. Tatalaksana Kasus
Tatalaksana Kasus sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit,
sebagai berikut:
1. Tata laksana spasme, alternatif pertama dengan pemberian
diazepam rectal 5 mg atau diberikan diazepam IM dengan
dosis 1-2 mg setiap 3 s.d 4 jam.
2. Debridement luka, perawatan tali pusat.
3. Pemberian human tetanus immunoglobulin/HTIG diberikan IM
dengan dosis 500 IU atau ATS 100.000 IU dengan pemberian
50% IM dan 50% IV
4. Pemberian antibiotik yang sesuai yaitu metronidazole 15 mg/
kg/BB di berikan secara IV atau oral.
5. Monitoring
Monitoring yang perlu dilakukan terhadap spasme diafragma,
aspirasi, kejang, apnue, gangguan otonom.
6. Segera dirujuk ke rumah sakit
F. Analisis Data
Analisis dilakukan untuk memantau upaya mempertahankan status
eliminasi dan untuk memberikan rekomendasi upaya kesehatan
masyarakat ;
1. Diolah berdasarkan laporan rutin mingguan
- Kelengkapan dan ketepatan laporan nihil mingguan
- Jumlah kasus dan incidence rate per bulan, tahun dan
berdasarkan wilayah
Tidak
Berisiko
Tinggi
I. Rekomendasi
Pelaksanaan respon/tindakan korektif berdasarkan analisis hasil
investigasi, baik yang dilaksanakan di tingkat puskesmas atau
fasyankes lainnya maupun yang di tingkat Kabupaten/Kota.
1. Penyusunan rencana pelaksanaan respon/tindakan korektif
segera setelah kegiatan analisis hasil investigasi.
2. Pelaksanaan rencana tindak lanjut oleh program terkait sesuai
hasil analisis investigasi.
3. Diseminasi hasil analisis investigasi kepada program terkait
termasuk Pokja KIA guna memantapkan tindakan korektif/
respons.
1. Rumah Sakit
a. Setiap unit/instalasi RS yang menemukan kasus TN maka
contact person unit/instalasi tersebut segera menghubungi
koordinator surveilans RS pada hari yang sama.
b. Setiap kasus TN dilaporkan ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu
1x24 jam sejak kasus ditemukan dengan melalui mekanisme
1
pelaporan yang ditentukan (WA, email, dsb)
2. Puskesmas
a. Setiap kasus TN dilaporkan segera dengan format W1 (1 x 24
jam) ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
b. Setiap kasus TN dilakukan pelacakan menggunakan formulir
TN-01 kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota (Dinkes Kab/Kota) melalui mekanisme pelaporan yang
ditentukan (WA, email, dsb).
c. Selain itu, kasus TN tersebut juga harus dilaporkan melalui
mekanisme pelaporan SKDR (skdr.surveilans.org).
d. Pastikan setiap variabel pada formulir TN-01 diisi dengan
lengkap dan benar, kecuali nomor EPID, karena nomor EPID
diberikan oleh Dinkes Kab/Kota.
Contoh:
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, kota Banda Aceh, puskesmas
X dilaporkan kasus pertama TN tahun 2021 maka penomoran
Epidnya adalah sbb : TN-010221001
A. Peran Puskesmas
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pelayanan
antenatal, persalinan di fasilitas kesehatan dan pelayanan
kesehatan neonatal esensial
b. Penemuan suspek dan kematian TN melalui skrining neonatus
sakit dan meninggal.
c. Melibatkan kader dan anggota masyarakat lainnya dalam
penemuan kasus dan kematian akibat TN
d. Melaporkan segera setiap suspek dan kematian TN melalui
pelaporan List kasus TN dan SKDR
e. Investigasi suspek TN dan kematian TN
f. Membuat peta desa risti TN
g. Melaksanakan Rapid Community Assessment dan Rapid
Convenience Assessment
h. Melaksanakan skrining status imunisasi tetanus pada ibu
hamil dan WUS serta melengkapinya hingga memiliki status
imunisasi tetanus T5
i. Melaksanakan upaya penguatan imunisasi rutin dengan
melibatkan Camat, Kepala Desa/Lurah, dan perangkat lainnya
serta tokoh agama, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya
j. Diseminasi hasil analisis investigasi kepada program terkait
termasuk Pokja KIA guna memantapkan tindakan korektif/
respons.
( )
No. Kontak
Informasi Lain
28. Isikan cakupan imunisasi di desa atau Puskesmas wilayah kasus
29. Isikan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan di desa atau
Puskesmas wilayah kasus
30. Isikan cakupan kunjungan neonates di desa atau Puskesmas
wilayah kasus
31. Jelaskan
32. Jelaskan
33. Jelaskan
PROVINSI :
KAB/KOTA :
PUSKESMAS :
TANGGAL :
PELAKSANAAN
NAMA PETUGAS :
PELAKSANA
Indikator Surveilans
16 Persentase kelengkapan laporan …….
17 Persentase ketepatan laporan …….
18 Persentase kelengkapan investigasi …….
19 Persentase ketepatan investigasi …….
20 Pencapaian dan mempertahankan eliminasi …….
tetanus maternal dan neonatal (ETMN)
21 Persentase kecukupan respon kasus …….
614.512 8
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Petunjuk teknis surveilans tetanus neonatorum.—
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2021
ISBN 978-623-301-236-2
1. Judul I. TETANUS
II. BACTERIAL INFECTIONS AND MYCOSES
614.512 8
Ind
p