RUBELLA
DIFTERI TETANUS CAMPAK
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
(BIAS)
Bulan Imunisasi Nasional adalah kegiatan secara
nasional meliputi pemberian imunisasi pada anak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan yang sederajat yang
dilaksanakan dua kali setahun pada setiap bulan Agustus
untuk imunisasi Campak dan bulan November untuk
imunisasi DT dan Td.
Dicanangkan oleh 4 Menteri (Menteri Kesehatan,
Menteri Pendidikan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Agama pada tahun 1997.
Dasar Pelaksanaan
Peraturan Bersama antara
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No. 6/X/PB/2014,
No. 73 tahun 2014, No. 41 tahun
2014 dan No. 81 tahun 2014
tentang Pembinaan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah
TONSILITIS
NONDIFTERIA
ERASURE
BULLNECK
• Pasien bayi, umumnya difteria kulit di nasal atau konjungtivitis
• Tercium bau busuk, sekret serosanguinis/purulen
• Ulkus dangkal pada hidung dan bibir atas
KOMPLIKASI JANTUNG
• Miokarditis defiteri
– 1/3 pasien, biasanya 1 – 2 minggu pasca awitan
gejala saluran pernapasan
– Berkorelasi dengan luas dan beratnya bull neck
dan luas pseudomembran menutupi tonsil
– Perubahan EKG memprediksi angka kematian 3 – 4
kali lebih tinggi
• Pada sebuah penelitian terdiri dari 102 pasien
yang meninggal akibat difteri (d1-8), didapatkan
proses nekrosis-distrofi pada jantung
• Gagal jantung kongestif dan kolaps sirkulasi
• Endokarditis
Diphtheria. Feigin and Cherry’s. textbook of pediatric
infectious diseases. 7th ed. 2014: 1301
JID 2000;181 (Suppl 1)
KOMPLIKASI NEUROLOGIS
• 75% pasien dengan derajat penyakit berat
mengalami beberapa bentuk neuropati
• Neuropati dapat mengenai palatum lunak,
dinding faring posterior dan saraf kranial,
menyebabkan regurgitasi atau aspirasi dan
paralisis nervus okulomotor dan siliaris
• Neuritis perifer terjadi pada fase lanjut, 10
hari – 3 bulan setelah awitan kelainan
orofaring
N. R. Adler. Internal Medicine Journal · February 2013
JID 2000;181 (Suppl 1)
LABORATORIUM
• Sampel:
– Dicurigai infeksi difteri tenggorokan atau
nasofaring (atau keduanya)
– Kelainan kulit: luka atau lesi kulit
• Diambil sampel dibawah membran
• Spesimen harus langsung ditransportasikan ke
laboratorium (media transportasi Amie’s)
• Diagnosis difeteri berdasarka pemeriksaan
mikroskopis tidak dapat dipercaya karena baik
false-positive dan false-negative dapat terjadi
N. R. Adler. Internal Medicine Journal · February 2013
Androulla Efstratiou. The Journal of Infectious Diseases 2000;181(Suppl 1):S138
LABORATORIUM
• Sampel:
– Dicurigai infeksi difteri tenggorokan atau
nasofaring (atau keduanya)
– Kelainan kulit: luka atau lesi kulit
• Diambil sampel dibawah membran
• Spesimen harus langsung ditransportasikan
ke laboratorium (media transportasi Amie’ s)
• Diagnosis difeteri berdasarka pemeriksaan
mikroskopis tidak dapat dipercaya kare na
baik false-positive dan false-negative dap at
terjadi
N. R. Adler. Internal Medicine Journal · Fe bruary 2013
Androulla Efstratiou. The Journal of Infectious Diseases 2000;181(Su ppl 1):S138
HASIL PEMERIKSAAN APUS TENGGORO
“unreliable”
Corynebacterium diphtheriae
Diwarnai dengan teknik Gram Corynebacterium diphtheriae
Tidak terdapat drum stick Diwarnai dengan teknik Albert's
Karakteristik “Aksara Cina”
Terbaik sebelum pemberian antibiotik
CDC WHO 15 Januari 2016:
TATALAKSANA DIFTERIA
• Dokter memutuskan diagosis difteria
berdasarkan tanda dan gejala.
Terpenting:
mulai tatalaksana antitoksin dan antibiotik apabila
dokter mendiagnosis suspek difteria tanpa perlu
konfirmasi laboratorium.
PROGRAM DEMONSTRASI
IMUNISASI HPV DALAM BULAN
IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
Tantangan Pelaksanaan BIAS
• Masih ada sekolah yang menolak (sekolah
internasional dan sekolah keagamaan)
• Isu halal – haram
• Isu keamanan vaksin
• Denominator hanya sekolah yang
melaksanakan BIAS
• Pendataan sekolah Pengalaman kampanye
MR menunjukan terdapat beberapa sekolah
yang belum terdata.
Optimalisasi Imunisasi
Kemenko DPR
PMK (APBN)
Kemeneg Bappenas
PP & PA
Kemendagri Kemenkeu
Kemkumham
JKN
Kemendikbud
Komitmen POGI/HOGI
IDAI
Bersama
1. Vaksin Measles Rubella (MR)
• Latar Belakang
– Indonesia merupakan salah satu dari 6 negara (Kongo, Ethiopia, India,
Pakistan dan Nigeria) dgn kasus campak tertinggi.
– Hasil surveilans menunjukkan bahwa kasus Rubella tinggi yg berdampak
pd kematian atau kecacatan (Congenital Rubella Syndrome) bila menyerang
ibu hamil trimester I.
– Adanya komitmen global utk mencapai eliminasi Campak & Rubella pd
2020.
– Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI.
• Sasaran
– 66.859.112 anak usia 9 bulan sampai < 15 tahun (catch up campaign)
– 3.605.328.anak usia 9 bulan, 3.605.328 anak usia 18 bulan, 2.525.326
anak Kelas 1 SD/ sederajat (introduksi : MR menggantikan vaksin campak
dalam program rutin)
Vaksin Measles Rubella (MR)
•Lokasi:
– Fase I : Seluruh provinsi P. Jawa pada Agustus–Sep
2017 (catch up campaign) dan Oktober 2017
(Introduksi)
– Fase II: provinsi di luar P. Jawa pada Agustus - Sep
2018 (catch up campaign) dan Oktober 2018
(Introduksi)
Campak Rubella
NO PUSKESMAS KRONOLOGIS SINGKAT YANG DIAGNOSA KET
IMUNISASI YANG DIDAPAT DIALAMI PENDERITA AKHIR
VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan telah menggulirkan program vaksinasi MR, atau Measles (campak) dan
Rubella pada anak-anak sekolah di Pulau Jawa.
Ini dilakukan untuk mengeliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella, serta kecacatan bawaan
akibat rubella, atau Congenital Rubella Syndrom pada tahun 2020.
Dari kegiatan vaksinasi yang dilakukan secara dua tahap, yakni bulan Agustus-September di Pulau Jawa, tercatat
sudah ada 13.475.438 juta anak di Pulau Jawa yang telah mendapatkan imunisasi vaksin campak tersebut.
Dari seluruh daerah di Pulau Jawa, pada bulan ini tercatat ada delapan laporan terkait imunisasi vaksin MR yang
masuk ke Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Ada delapan laporan yang masuk pascavaksin MR ini di Banten ada tiga, di Jawa Tengah ada satu, di Jakarta ada
dua, dan Jawa Barat ada dua," ungkap Ketua Komite Nasional KIPI, Dr.dr. Indra Irawan, Sp.Ak saat ditemui di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2017.
Dari delapan kejadian tersebut, dijelaskannya, berdasarkan assessment yang dilakukan pihak Kementerian
Kesehatan, belum ditemukan adanya co-insidential.
Salah satu temuan dari delapan laporan kepada KIPI ditemukan salah satu anak mengalami kejang yang diduga
akibat dari vaksin MR tersebut. Namun, kenyataannya kejang tersebut terjadi, karena anak yang divaksin sedang
tidak dalam keadaan sehat.
"Kalau anak dalam keadaan sehat dia vaksin, tidak ada kontraindikasi. Kalau kontraindikasi ada riwayat anafilatik
(alergi) shock, baru kontraindikasi," paparnya.
Indra juga menjelaskan, setelah dicari tahu, anak tersebut ternyata sempat mengonsumsi obat anti epilepsi setelah
vaksin. Padahal, diagnosisnya, diminum sebelum vaksin sehingga mengalami kejang.
"Steven Johnson (epilepsi) terjadi, karena minum obat anti epilepsi dimakan setelah divaksinasi dianogsisnya
sebelum vaksin jadi kejang. Kemudian, di sekolah ada vaksin MR, dia vaksin tapi juga minum obat kejang alergi
Steven Kohnson. Kami diagnosis, Steven Johnson di Indonesia laporan masuk di Jawa Barat atau Jakarta,"
paparnya.
Indra pun menjelaskan, sebagian besar anak bisa saja mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi seperti
demam, nyeri ringan, dan ruam. Dan, hal ini dinilai masih wajar dan normal. (asp)
Tu sday, 22 August 2017 I 20:46 WIB
Liputan6.com, Semarang - Niken Angelia, siswi sekolah menengah pertama (SMP) yang
lumpuhusai divaksin MR (measles rubela atau campak dan rubela) masih harus tiduran di Bangsal Anak
kamar nomor 9 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dokter Kariyadi, Kota Semarang, Jawa Tengah
(Jateng).
Ditemani Yuli Suryanisih, sang ibu, remaja yang tidak masuk sekolah di salah satu SMP di Kabupaten
Demak, Jateng, sejak 3 Agustus lalu terbaring dengan seluruh badannya tertutup dengan selimut fasilitas
rumah sakit.
Kondisi kesehatan Niken terungkap saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membesuk bocah yang viral
di media sosial atau medsos karena mengalami kelumpuhan usai imunisasi vaksin MR.
Saat ditanya Gubernur Ganjar apakah kakinya sudah bisa digerakkan, Niken yang lebih banyak
tersenyum merespons dengan menggerakkan kaki.
Dinkes Kabupaten Bogor Bantah Ghina Meninggal karena Imunisasi
Rubella, tapi karena..
Bogor Nurjanah
POJOKJABAR.com, BOGOR – Bogor diguncang
dengan kabar meninggalnya seorang anak bernama
Ghina Nazifha Yasmin. Pasalnya, Ghina dikabarkan
meinggal lantaran vaksinasi imunisasi rubella.
Hal tersebut dibantah oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor. Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian
Penyakit, Agus Fauzi mengatakan korban meninggal
lantaran adanya infeksi otak (encefalomyelitis).
Bukan hanya itu, ia mengatakan ditemukan juga adanya infeksi paru berupa bronchopneumoni DD/TB
paru.
“Dari hasil audit yang dilakukan tim Pokja KIPI Kabupaten Bogor, Komda KIPI Jabar dan Komnas KIPI
disimpulkan sementara bahwa tidak ada kaitannya antaran vaksinasi MR dengan kematian Ghina,”
katanya kepada Pojokjabar Rabu (23/8/2017).
Ia juga menambahkan, hasil pemeriksaan RSSM, laboratorium, rotgen, MRI, dan cek cairan otak
menunjukkan adanya infeksi otak. Selain itu, dari hasil laboratorium darah juga ditemukan kadar
leukosit yang tinggi.
“Hasil lab memunjukkan adanya cairan otak yang keruh. Artinya tanda infeksi didukung hasil MRI.
Makanya tim dokter spesialis menyimpulkan ini karena infeksi otak,” pungkasnya.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian Persentase reaksi
1 2 3 4 5
Pravaksinasi Cakupan Kepercayaan Kepercayaan Eradikasi
meningkat hilang pulih
Vaksinasi
Penyakit
berhenti
INCIDENCE
KIPI
Eradikasi
MATURITY
Teknik penyuntikan dan penetesan vaksin
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella
Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
REAKSI BERAT, REAKSI YANG JARANG (2)
Va
dibawah:
SENATORINDONESIA
lmunisasi dan Konsp1rasi di dalamnya.
Jika kita merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner
Brothers. kita dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam peneliti
BupatiBanyuwangiTegaska
tentang vaksinasi pada manusia didanai oleh Keluarga Rockef eller.
Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling
n lmunisasi Halal
Buah hati Oki Setiana Dewi kena campak diduga tak divaksin, polemik
halal-haram vaksin kernbali mencuat di media sosiaL
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Lukmanul Hakim
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik (LPPOM)
MUI, Lukmanul Hakim mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Menteri
Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek untuk membahas sertifikasi halal vaksin measles rubella (MR).
Ia menuturkan, minggu lalu sebenarnya Kementerian Kesehatan sudah akan datang ke Kantor MUI, tapi ditunda.
Menurut dia, pihaknya belum mengetahui kapan Menteri Nila akan datang lagi ke MUI. "Katanya Menteri
kesehatan mau datang, tapi mungkin karena sibuk dengan urusan haji barangkali belum ada jadwal ulang lagi.
Tapi yang jelas akan melakukan pertemuan. Sudah diatur pertemuan itu," ujarnya saat
dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (22/8).
Selasa , 22 August 2017, 12:39 WIB
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa
(1/8).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekjen Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah menegaskan
Vaksin MR tidak memiliki unsur haramnya, dan tidak ada zat dari babi. Karena itu, dia menantang pihak yang
menuding bahwa Vaksin MR itu haram untuk membuktikannya.
Kalau tidak bisa membuktikan bahwa Vaksin MR haram, Piprim menyarankan, lebih baik tidak berbicara karena
hanya membuat gaduh dan membingungkan masyarakat. "Sekarang saya tantang siapa yang ngomong vaksin
MR itu haram, coba Anda tunjukkan unsur mana yang haram. Jangan asal menebar fitnah," kata dia saat
dihubungi, Selasa (22/8).
Piprim sangat menyayangkan terjadinya polemik program imunisasi khusus campak dan rubella atau measles-
rubella (MR). Piprim juga mengeluhkan adanya pemahaman keliru yang mengartikan bahwa vaksin yang tidak
bersertifikat halal berarti haram.
Piprim menerangkan kaidah Ushul Fiqih menyebutkan bahwa semua benda pada dasarnya hukumnya mubah
atau halal sampai ada bukti bahwa dia haram. Dengan demikian, dalam Islam yang dituntut itu adalah
pembuktian haram. Kalau tidak ada bukti bahwa dia haram, hukumnya kembali ke hukum asalnya yaitu halal.