Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BAGOR
Jalan Raya Madiun Nomor 100 Bagor Kode Pos 64461
Telp/Fax (0358) 326581 Email : puskesmas.bagor@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS BAGOR
NOMOR : 445.1.1/ /411.303.02/2019

TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS BAGOR,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya memeberikan pelayanan klinis yang bermutu


perlu meningkatkan keselamatan pasien;
b. bahwa untukmeningkatkan keselamatan pasien perlu
menetapkan sasaran – sasaran keselamatan pasien ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan keputusan kepala puskesmas Bagor tentang
sasaran keselamatan pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang


Keselamatan Pasien;
KESATU : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
KEDUA : Semua petugas di Puskesmas Bagor apabila menemukan kasus
Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan Kejadian
Nyaris Cedera wajib melaporkan kepada penanggung jawab unit

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya. Dengan berlakunya SK ini maka
SK Nomor : 440/226/411.202.02/SK/P3B9/2016 TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN dinyatakan sudah
tidak berlaku.

Ditetapkan di : Bagor
pada tanggal : 8 Januari 2019
KEPALA PUSKESMAS BAGOR,

MASRUCHAH
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS BAGOR
Nomor : 445.1.1/.../411.303.02/2019
Tanggal : 8 Januari 2019
Tentang : SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

PENETAPAN INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2019

No. SASARAN KESELAMATAN INDIKATOR KESELAMATAN STANDAR


PASIEN PASIEN
1. Tidak terjadinya kesalahan Kepatuhan petugas melakukan 100%
identifikasi pasien identifikasi pasien pada saat
pendaftaran

2. Peningkatan komunikasi efektif Kepatuhan petugas 100%


melaksanakan TBK pada saat
menerima instruksi Dokter

3. Tidak terjadinya pasien jatuh Kepatuhan petugas melakukan 100%


kajian jatuh pada pasien

4. Tidak terjadinya kesalahan Kepatuhan petugas melakukan 100%


prosedur tindakan double check pada tindakan agar
tidak salah orang

5. Pengurangan terjadinya resiko Kepatuhan petugas melakukan 100%


infeksi hand hygiene

Tidak terjadinya kesalahan Kepatuhan petugas melakukan


6. pemberian obat pada pasien telaah obat dengan 6 tepat 100 %
dalam memberikan obat

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu ; nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian
obat, pengambilan specimen atau pemberian tindakan. Pengukuran indikator
dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang teridenfikasi tepat yang
disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani
pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat ( sesuai rekam medis )


_________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Terlaksanaannya Komunikasi Yang Efektif Dalam Hal Pelayanan Klinis
Komunikasi yang baik sangat diperlukan oleh petugas kesehatan utamanya
petugas jaga di UGD, Rawat inap maupun PONED karena adanya pergantian
jadwal petugas jaga. Untuk menjamin terjadinya operan sesuai yang diharapkan,
sehingga keselamatan pasien dapat terjaga maka diperlukan suatu upaya
penyusunan standart yang dibuktikan melalui suatu mekanisme tertentu untuk
menjamin adanya komunikasi yang efektif antar petugas dalam hal pelayanan
klinis.

Jumlah petugas yang melakukan operan jaga sesuai SOP


_________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh shif jaga

3. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Bagor dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan resiko jatuh untuk meminimalkan resiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara :
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang inap;
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara


menghitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yang dirawat – kejadian pasien jatuh


_________________________________________ x 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

4. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan Medis Dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus
selalumelaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi
pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu
dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan yang
dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan seluruh
tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis & keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan


prosedur
_________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Terjadinya Resiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadinya resiko infeksi, baik pada pasien, petugas, maupun
pengunjung maka diterapkan kewaspadaan universal (universal precaution) yang
diantaranya adalah menjaga kebersihan tangan dengan kebiasaan cuci tangan
pakai sabun. Untuk itu maka semua petugas Puskesmas Bagor wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu;
1. Sebelum kontak dengan pasien;
2. Setelah kontak dengan pasien;
3. Sebelum tindakan aseptic;
4. Setelah kontak dengan dengan cairan tubuh pasien;
5. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
Pengukuran terjadinya resiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah pada 5 keadaan


_________________________________________ x 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimasudkan agar terjadinya kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien, meliputi tepat sasaran,
tepat dosis, tepat jumlah, tepat jadwal sesuai dengan catatan yang ada didalam
rekam medik.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yang dilayani dengan kejadian kesalahan pemberian obat


_________________________________________ x 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

KEPALA PUSKESMAS BAGOR,

MASRUCHAH

Anda mungkin juga menyukai