Anda di halaman 1dari 16

INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN UPTD PUSKESMAS SERUWAY

INDIKATOR NO SASARAN KESELAMATAN INDIKATOR TARGET


SKP PASIEN

1. Ketepatan identifikasi pasien Ketepatan identifikasi 100%


pasien rawat inap
terhadap penggunaan
gelang identifikasi
dengan minimal 2
Identitas Pasien Yang
Relatif Tidak Berubah

2. Meningkatkan komunikasi yang Kepatuhan 100%


efektif melaksanakan SBAR
pada pelaporan kasus

3. Meningkatkan keamanan obat- Kepatuhan pelabelan 100%


obatan yang harus diwaspadai obat LASA

4. Memastikan lokasi pembedahan Kepatuhan melakukan 100%


yang benar penandaan pada sisi
yang akan dilakukan
tindakan agar tidak
terjadi salah sisi

5. Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Kepatuhan kebersihan ≥ 85%


Pelayanan Kesehatan tangan

6. Mengurangi risiko cedera pasien Kepatuhan Upaya 100%


akibat jatuh Pencegahan Risiko
Cedera Akibat Pasien
Jatuh pada pasien
Rawat Inap
1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Judul Indikator Ketepatan identifikasi pasien rawat inap terhadap penggunaan


gelang identifikasi dengan minimal 2 Identitas Pasien Yang
Relatif Tidak Berubah
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan
ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan,
serta untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang
dibutuhkan oleh pasien.
Definisi Operasional Ketepatan identifikasi pasien pada saat menggunakan gelang
pengenal harus sesuai dengan identitas pasien (nama pasien,
tanggal lahir pasien, No RM pasien,)
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah identifikasi pasien pada gelang identifikasi yg tepat
(pembilang) dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah pasien di UGD yang menggunakan gelang identifikasi
(penyebut) dalam 1bulan
Target Pencapaian 100%

Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap
- Eksklusi
Formula Jumlah identifikasi pasien pd gelang identifikasi yg tepat dlm 1
bln X 100%
Jumlah pasien di UGD yang menggunakan gelang identifikasi
dalam 1bulan
Desain Pengumpulan Retrospektif, Survei harian
Data
Sumber data Hasil Data observasi
Besar Sampel Sampel : 100 % populasi
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Control Chart

Insrumen Formulir Observasi


Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Judul Indikator Kepatuhan melaksanakan SBAR pada pelaporan kasus
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
DimensiMutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Agar laporan tentang pasien menjadi lebih akurat dan efisien
DefinisiOperasional  Kepatuhan melaksanakan SBAR pada pelaporan kasus
adalah pelaksanaan komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
 SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomuni
kasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian
segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien.
 SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di
daerah klinis yang sama atau berbeda

TipeIndikator Proses
SatuanPengukuran Persentase
Numerator Jumlah pelaksanaan SBAR
(pembilang)
Denumerator Jumlah total pasien rawat inap
(penyebut)
Target Pencapaian 100%

Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap
- Eksklusi
Formula Jumlah pelaksanaan SBAR x 100%
Jumlah total pasien rawat inap

DesainPengumpulan Retrospektif, Survei harian


Data
Sumber data Hasil Data observasi
BesarSampel Sampel : 100 % populasi
Frekuensi Harian
pengumpulan data
PeriodePelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Control Chart

Insrumen Formulir Observasi


Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien
3. MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI

Judul Indikator Kepatuhan pelabelan obat LASA


Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Standar Kefarmasian di Rumah Sakit
DimensiMutu 1. Keselamatan
2. Aman
3. Fokus kepada pasien
4. Efektif
5. Efisien
Tujuan Untuk menghindari kesalahan pengambilan/pemberian obat
DefinisiOperasional  Obat LASA adalah obat-obat yang tampak kelihatan mirip
(nama obat, rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan
nama obatpun mirip
 Pelabelan obat LASA adalah memberikan label/penanda
khusus pada obat-obatan LASA untuk mencegah kesalahan
pengambilan obat
TipeIndikator Proses
SatuanPengukuran Persentase
Numerator Jumlah obat-obatan LASA yang dilabeli
(pembilang)
Denumerator Jumlah seluruh obat-obatan LASA
(penyebut)
Target Pencapaian 100%

Kriteria:
- Inklusi Semua obat LASA
- Eksklusi Obat-obatan selain obat LASA
Formula Jumlah Obat LASA yang dilabeli x 100%
Jumlah seluruh obat LASA

DesainPengumpulan Survei harian


Data
Sumber data Hasil Data observasi
BesarSampel Sampel :100% populasi

Frekuensipengumpula Harian
n data
PeriodePelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Run Chart

Insrumen Formulir Observasi


Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim Mutu
4. MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR

Judul Indikator Kepatuhan melakukan penandaan pada sisi yang akan dilakukan
tindakan agar tidak terjadi salah sisi
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Aman
2. Berorientasi pasien

Tujuan Agar tidak terjadi salah sisi pada saat akan melakukan
pembedahan
Definisi Operasional Penandaan pada sisi yang akan dilakukan tindakan adalah
tindakan pemberian tanda identifikasi khusus untuk penandaan
sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi dengan prosedur yang tepat dan benar.

Tipe Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pelaksanaan penandaan
(pembilang)
Denumerator Jumlah seluruh tindakan yang memerlukan penandaan sisi
(penyebut)
Target Pencapaian 100%

Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien yang memerlukan tindakan yang memerlukan
penandaan sisi
- Eksklusi
Formula Jumlah pelaksanaan penandaan sisi x 100%
Jumlah total pasien yang memerlukan penandaan sisi

Desain Pengumpulan Retrospektif, Surveiharian


Data
Sumber data Hasil Data observasi
Besar Sampel Sampel :100 % populasi

Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Triwulan

Penyajian Data Control Chart

Insrumen Formulir Observasi


Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien
5. KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar pemikiran 1. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. PERMENKES No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada
standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait dengan kebersihan tangan.
Definisi Operasional  Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha
yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
secara kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand
wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub)
dalam 6 langkah (WHO,2009).
 Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian
kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan
sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak
dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak
dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan
lingkungan dgn menjalankan 6 tahap teknik
melakukan kebersihan tangan.
 Indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
masuk ruangan perawatan pasien.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi
menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik contoh:
tindakan transfusi, perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan
daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, dan lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada
di sekitar pasien. Petugas yang dinilai adalah
semua petugas yang bertugas di ruangan
(dokter, perawat, peserta didik, pekarya,
cleaning service).
 Total kebersihan tangan adalah jumlah kebersihan
tangan yang dilakukan (Hand rub (HR) dan
Handwash (HW)
 Peluang kebersihan tangan adalah Indikasi cuci tangan
sesuai lima kondisi (five moments) yang diwajibkan
cuci tangan Sessi adalah Lama waktu untuk observasi
yang dihitung sejak mulai sampai selesai
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator Peluang kebersihan tangan
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Semua peluang kebersihan tangan
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%
Peluang kebersihan tangan
Desain Pengumpulan Retrospektif, Survei
Data
Sumber data Catatan data dan observasi kebersihan tangan
Besar Sampel Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode dibagi dalam
beberapa lokasi.

Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Data Triwulan
Penyajian Data Control chart
Instrumen Pengambilan Formulir KKT
Data
Penanggung Jawab Tim PPI Puskesmas

6. MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT JATUH

Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien


Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
DimensiMutu 1. Keselamatan Pasien
2. Berorientasi pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif


bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien
Definisi Operasional Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
1. Asesmen awal risiko jatuh Rawat inap
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah
pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien yang
berisiko jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan
Puskesmas.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pelaksanaan kajian risiko jatuh
(pembilang)
Denumerator Jumlah seluruh pasien Rawat Inap yang berisiko jatuh
(penyebut)
Target Pencapaian 100%

Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap

- Eksklusi
Formula Jumlah pelaksanaan kajian risiko jatuh x 100%
Jumlah seluruh pasien yang berisiko jatuh

Desain Pengumpulan Retrospektif,


Data
Sumber data Rekam Meedis pasien
Besar Sampel 100 % populasi

Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Triwulan

Penyajian Data Control Chart


Insrumen Formulir Upaya Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien
a. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien
Jatuh
Dasar Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang
Pemikiran Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5 bahwa
salah satu Sasaran Keselamatan Pasien adalah
mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menjalankan upaya pencegahan jatuh agar
terselenggara pelayanan keperawatan yang
aman dan mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan
pasien.
Definisi Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi:
Operasional 1. Asesment awal risiko jatuh
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
adalah pelaksanaan ketiga upaya pencegahan
jatuh pada pasien rawat inap yang berisiko jatuh
sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien berisiko tinggi jatuh yang
(pembilang) mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
jatuh
Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh
(penyebut) yang disurvei
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Pasien Rawat inap beresiko tinggi

Kriteria Ekslusi :
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang
maupun edukasi seperti pasien meninggal,
pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase
akut, dan pasien menolak intervensi
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder menggunakan data dari rekam
medis

Instrumen Formulir KUPRC


Pengambilan
Data
Besar Sampel Menggunakan populasi maupun besar sampel
minimal sesuai dengan referensi
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data
Penyajian Data □ Tabel
□ Control chart □ Run chart
Penanggung Tim PPI
Jawab

Anda mungkin juga menyukai