Abstrak
Tujuan :
Mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di tingkat rumah sakit dan unit kerja di
Rumah Sakit Rizani.
Metode:
Penelitian potong lintang dengan menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety
Culture ( HSoPSC) yang telah terstandarisasi terhadap seluruh pegawai yang memenuhi
kriteria secara stratified random sampling.
Hasil :
Kesimpulan :
Kata Kunci :
survei , budaya keselamatan pasien , rumah sakit.
Halaman Judul
Abstrak i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I LATAR BELAKANG 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2
3. Rumusan Masalah 2
4. Manfaat Penelitian 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
1. Budaya Keselamatan Pasien 4
2. Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien 6
BAB III METODE PENELITIAN 10
1. Rancangan Penelitian 10
2. Populasi Penelitian 10
3. Kriteria Subyek Penelitian 10
4. Besar Sampel Penelitian 10
BAB IV HASIL DAN P 12
4.1 KUALIFIKASI STAF DAN PIMPINAN BIDANG
KEPERAWATAN
4.2 POLA KETENAGAAN
4.3 DATA STAF DAN PIMPINAN
4.4 PENGATURAN JADWAL DINAS
4.5 SUPERVISOR
4.6 EVALUASI KINERJA BIDANG KEPERAWATAN
4.7 KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN
BAB V FASILITAS DAN PERALATAN 21
5.1 SARANA FISIK BIDANG KEPERAWATAN
5 KEBIJAKAN PENGOPERASIAN FASILITAS DAN PERAL
BAB VI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR 24
6.1 KEBIJAKAN
6.2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BAB VII PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN
7.1 RENCANA PENGEMBANGAN STAF
7.2 PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan mutu terus berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama
dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan di rumah sakit. Rumah sakit merupakan
tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, berbagai alat
dan teknologi, bermacam profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan pasien selama 24
jam secara terus-menerus, dimana keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik dapat terjadi kejadian tidak diharapkan ( KTD ) , dimana KTD merupakan
kejadian yang akan mengancam keselamatan pasien ( Depkes RI,2006 ). WHO (World Health
Organitation) tahun 2004 mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara
yaitu amerika, inggris, Denmark dan Australia dan ditemukan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
dengan rentang 3,2% - 16,6 %. Data tersebut menjadi pemicu diberbagai Negara untuk melakukan
penelitian dan pengembangan sistem keselamatan pasien (Depkes, 2006).
Keselamatan pasien merupakan langkah kritis pertama untuk memperbaiki kualitas pelayanan.
Tercermin dari laporan Institute Of Medicine (IOM) tahun 2000 tentang KTD (adverse event) di
rumah sakit kota Utah dan Colorado sebesar 2,9% dan 6,6% KTD berupa meninggal dunia. Di kota
New York KTD (adverse event) sebesar 3,7% dan 13,6% KTD berupa meninggal dunia. Angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika adalah 33,6 juta di tahun 1997, di kota
Utah dan Colorado berkisar 44.000, sementara di New York 98.000 per tahun (IOM, 2000).
Laporan tersebut mencerminkan bahwa keselamatan pasien kurang diterapkan, sehingga banyak
KTD yang akhirnya menciptakan pelayanan kesehatan yang kurang bermutu. Menanggapi hal ini
Indonesia telah mendirikan KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) oleh PERSI
(Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia) (Depkes, 2008).
Powell (2004) menyatakan bahwa budaya keselamatan merupakan faktor dominan dalam
upaya keberhasilan keselamatan dan kunci bagi terwujudnya pelayanan yang bermutu dan aman.
Kedisiplinan, ketaatan terhadap standar, prosedur dan protokol, bekerja dalam tim,
kejujuran, keterbukaan, saling menghargai adalah nilai dasar yang harus dijunjung tinggi.
Manajemen diperlukan dalam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seluruh tingkatan
manajer dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan dan menjalankan fungsi manajerial.
Pemimpin bertugas membangun visi, misi, mengkomunikasikan ide perubahan, menyusun strategi
sehingga setiap komponen dalam organisasi akan bekerja dengan memperhatikan keselamatan
(Cahyono, 2008).
Survei budaya keselamatan pasien telah dilakukan sejak tahun 2000. Sebagian besar penelitian
dilakukan terhadap beberapa rumah sakit dalam wilayah tertentu diantaranya adalah di Belgia
( Hellings et al, 2007 ), Virginia (Chtistine et al,2008), United States (Singer et al, 2009 ),
Netherland ( Smiths et al, 2009 ), Saudi Arabia ( Alahmadi, 2010 ) , Lebanon (El Jardali dan Jafar ,
2010) dan Jepang ( Fujita S et al, 2014). Penelitian yang lain dilakukan di satu rumah sakit
diantaranya yaitu di Riyadh ( El Jardali , 2014), China ( Gu dan Itoh, 2011), Taiwan ( Chen dan
Li, 2010) , RS Hasan Sadikin ( Bea IF, Pasinringi AS, Noor B, 2013) , RS Masmitra ( Puspitasari
M, 2012) dan RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro ( Farkhati, Muslikhah, Wachid, Siswi, 2019).
Meskipun pada penelitian tersebut sebagian besar sampel terdiri dari berbagai profesi yang
dianggap mewakili seluruh komponen RS, namun hanya satu penelitian yang menyebutkan dengan
jelas cara pengambilan sample secara strafified random sampling (Davoodi et al, 2013). Sisanya
dengan cara simple random sampling dan convenient sampling . Beberapa penelitian tidak
menyebutkan cara pengambilan sampelnya. Di Rumah Sakit Rizani sendiri penelitian seperti ini
belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data mengenai
budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Rizani.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut: Bagaimana gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Rizani.
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Rizani
3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di unit kerja di Rumah Sakit
Rizani yang langsung berhubungan langsung dengan pasien
2. Mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien dalam masing – masing dimensi
budaya keselamatan pasien
3. Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien
di Rumah Sakit Rizani
4. Manfaat Pennelitian
1) Manfaat bagi pasien, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
2) Manfaat bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dan
sekaligus evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien di Rumah Sakit Rizani sehingga
dapat digunakan sebagai dasar bagi pembuatan kebijakan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Rizani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rancangan Penelitian
Penelitian deskriptif dilakukan dengan menggunakan rancang potong lintang (cross sectional)
untuk mencari gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Rizani.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Rumah Sakit Rizani tanpa memandang status
kepegawaian yang terdiri Pegawai Tetap dan Pegawai Kontrak.
Keterangan :
S = Jumlah seluruh sampel yang didapat
s = jumlah sampel setiap unit secara proporsional
N = Jumlah populasi
n = jumlah masing-masing unit populasi