KOMITE MUTU
1
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan komite mutu triwulan I tahun 2023 Komite Mutu Rumah Sakit Airan
Raya ini dapat terselesaikan. Laporan komite mutu triwulan I tahun 2023 ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data kinerja dan
pertanggungjawaban mengenai penyelenggaraan tata kelola mutu di Rumah Sakit Airan
Raya. Laporan ini juga merupakan bentuk pertanggung jawaban Komite Mutu Rumah
Sakit Airan Raya mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
dalam bentuk program dan kegiatan dalam kurun waktu Januari – Maret 2023.
Laporan Komite Mutu Rumah Sakit Airan Raya masih jauh dari sempurna. Kami
berharap mendapatkan umpan balik (feedback) dari berbagai pihak sebagai bahan
evaluasi dan bersama-sama berupaya untuk melakukan continuous quality
improvement di Rumah Sakit Airan Raya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk komite mutu dan
seluruh unit kerja di Rumah Sakit Airan Raya.
Komite Mutu
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan........................................................................................................1
BAB II Kegiatan Pemantauan Indikator Mutu Periode Triwulan I Tahun 2023.............3
BAB III Hasil Kegiatan...................................................................................................4
BAB IV Penutup.............................................................................................................64
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian,
serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu,
rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu
dan keselamatan pasien di semua tingkatan. Oleh karena itu Rumah Sakit wajib
memiliki laporan dari hasil monitoring dan evaluasi untuk memperbaiki proses
pelayanan terhadap pasien, agar kejadian tidak diinginkan dapat dicegah
melalui rencana pelayanan yang komprehensif.
Komite Mutu RS yang selanjutnya disebut Komite Mutu adalah unsur
organisasi non struktural yang membantu Direktur RS dalam mengelola dan
memandu program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta
mempertahankan standar pelayanan RS. Setiap RS wajib menyelenggarakan
tata kelola mutu. Tata kelola mutu dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien RS dan mempertahankan standar pelayanan RS.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin
keselamatan pasien maka Rumah Sakit Airan Raya mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang menjangkau ke seluruh unit
kerja yang terkait yang nantinya dipakai sebagai ukuran kinerja pelayanan
Rumah Sakit Airan Raya dan sebagai manajemen kontrol untuk pengambilan
keputusan. Untuk mencapai tujuan, ditetapkan 5 (lima) sasaran sebagai berikut :
1. Terlaksananya pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien;
2. Terlaksananya pengumpulan, analisis dan validasi data indikator mutu, baik
Indikator Nasional Mutu (INM), Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
(IMP – RS) maupun Indikator Mutu Unit (IMP – Unit).
3. Terlaksananya pelaporan dan analisis Insiden Keselamatan Pasien (IKP).
4. Terlaksananya pencapaian dan mempertahankan perbaikan;
5. Terlaksananya manajemen risiko RS.
Penyelenggaraan tata kelola mutu selanjutnya akan dievaluasi dan
dilaporkan secara berkala oleh Komite Mutu kepada Direktur RS. Airan Raya
1
dan dilaporkan kepada Direktur PT. Airan Raya Medika. Laporan berkala yang
disusun terdiri atas Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan dimana keduanya
merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi yang memuat perkembangan
dan hasil pencapaian kinerja Komite Mutu RS dalam kurun waktu tiga bulan
maupun satu tahun.
Laporan berkala ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja
Komite Mutu RS yang dapat menjadi media informasi, umpan balik (feedback),
dan menjadi bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan tata kelola mutu di
rumah sakit. Laporan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai sejauh
mana pencapaian kinerja dan progres program yang terlaksana di setiap
periodenya.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tergambarnya mutu pelayanan dan penerapan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Airan Raya
2. Tujuan khusus
a. Dilakukan evaluasi peningkatan mutu Rumah Sakit Airan Raya melalui
pemantauan indikator mutu yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh
setiap unit.
b. Dilakukan evaluasi program keselamatan pasien dengan pemantauan
insiden keselamatan pasien.
c. Didapatkan rekomendasi mengenai program mutu pelayanan dan
penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Airan Raya.
2
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU
PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2023
A. Kegiatan Pokok
Kegiatan pemantauan indikator mutu Rumah Sakit Airan Raya mulai bulan
Januari hingga Maret 2023. Kegiatan pemantauan ini akan dilakukan secara
berkesinambungan. Adapun indikator mutu yang dipantau adalah 13 Indikator
Nasional Mutu (INM), 11 Indikator Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS) dan 27
Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-Unit).
B. Rincian Kegiatan
1. Melakukan pemantauan indikator mutu secara berkesinambungan.
2. Melakukan validasi data yang dikumpulkan oleh penanggungjawab data unit
dan melakukan pengolahan analisa data bersama sama dengan instalasi/unit
kerja terkait.
3. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu.
4. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu
3
BAB III
HASIL KEGIATAN
4
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan petugas
melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan
setelah kontak dengan lingkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik
melakukan kebersihan tangan.
Ke p a tu h a n Ke b er s ih a n T a n g a n
RS Airan Raya Standar
92.00%
91.00% 91.00% 90.67%
91.00%
90.00%
90.00%
89.00%
88.00%
87.00%
86.00%
85% 85% 85% 85%
85.00%
84.00%
83.00%
82.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.2 Grafik Kepatuhan Cuci Tangan Januari – Maret tahun 2023
5
Dampak perbaikan primer : Angka capaian pada bulan Januari 90%,
Februari 91%, dan Maret 91%.sudah diatas standar yaitu 85%.
Dampak perbaikan sekunder :
a. Membuat kepatuhan cuci tangan menjadi salah satu elemen penilaian
dalam Penilaian kinerja staf berkelanjutan / Ongoing Profesional
Practice Evaluation (OPPE) yang dilakukan setiap tahunnya.
b. Penilaian kinerja staf berkelanjutan / Ongoing Profesional Practice
Evaluation (OPPE) staf yang sebelumnya tidak terdapat indikator
mutu, sekarang sudah dapat dimasukkan dalam penilaian kinerja staf.
c. Berkoordinasi dengan Komite PPI untuk pemantauan dan konseling
staf
Plan Do Study Action
1. Pertahankan 1. Melakukan Dilakukan analisis hasil 1. Monitoring dan
kerjasama Kerjasama capaian, dimana angka evaluasi
dengan PPI dengan PPI capaian kepatuhan berkesinambungan
untuk tetap untuk tetap kebersihan tangan serta sosialisasi
sosialisasi melakukan meningkat jika pentingnya
tentang sosialisasi dan dibandingkan dengan kebersihan tangan.
kebersihan melakukan capaian pada tahun 2022. 2. Kepatuhan cuci
tangan. audit tangan menjadi
2. Libatkan kepatuhan Masalah : Masih ada salah satu elemen
Kepala kebersihan petugas yang tidak patuh penilaian pada
Ruangan / Ka. tangan. dalam melakukan OPPE
Ur / PJ sebagai 2. Melibatkan 3. Melakukan
kebersihan tangan, dari
pemantau kepala ruangan supervisi ke unit
kepatuhan dan kepala unit hasil audit yang dilakkan terkait kepatuhan
kebersihan sebagai terlihat ketidakpatuhan cuci tangan.
tangan. pemantau terbanyak terdapat pada 4. Berkoordinasi
kepatuhan cuci moment sebelum kontak dengan Komite
tangan. dengan pasien atau saat PPI untuk
akan masuk ke kamar pemantauan dan
konseling staf
pasien.
6
Penilaian kepatuhan penggunaan APD merupakan penilaian terhadap
petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi dengan tepat saat
memberikan pelayanan kesehatan pada periode observasi.
K e pa tuha n Pe ng g una a n A la t P elindung Dir i (A PD )
100.20%
100% 100% 100%
100.00%
99.80%
99.60%
99.40%
99.20%
99.00% 99.00% 99.00%
99.00%
98.80%
98.60%
98.40%
Januari Februari Maret
7
a. Membuat kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi
salah satu unsur penilaian dalam Penilaian kinerja staf berkelanjutan /
Ongoing Profesional Practice Evaluation (OPPE).
b. Penilaian kinerja staf berkelanjutan / Ongoing Profesional Practice
Evaluation (OPPE) staf sebelumnya belum terdapat indikator mutu,
sekarang dapat dimasukkan dalam penilaian kinerja staf
c. Berkoordinasi dengan Komite PPI untuk pemantauan dan konseling
staf jika terdapat pelanggaran
Plan Do Study Action
1. Tingkatkan 1. Melakukan Dilakukan analisis 1. Monitoring dan
kerjasama Kerjasama hasil dari evaluasi
dengan PPI dengan PPI pelaksanaan, dimana berkesinambungan
untuk untuk angka capaian serta sosialisasi
melakukan melakukan kepatuhan pentingnya
sosialisasi dan audit kepatuhan penggunaan Alat penggunaan APD
audit penggunaan Pelindung Diri sesuai indikasi.
kepatuhan APD di setiap (APD) belum 2. Melakukan
penggunaan unit. mencapai standar konseling kepada
APD. 2. Melibatkan yang ditetapkan petugas yang
2. Libatkan kepala yaitu 100%. melakukan
Karu/Kaur/PJ ruangan / Ka. pelanggaran.
untuk Ur / PJ sebagai Masalah : Di 3. Kepatuhan
memantau pemantau beberapa unit masih penggunaan Alat
kepatuhan kepatuhan ditemukan adanya Pelindung Diri
penggunaan penggunaan pegawai yang tidak (APD) dijadikan
APD. APD menggunakan APD salah satu unsur
3. Melakukan sesuai dengan penilaian pada
audit indikasi, yaitu : OPPE.
ketersediaan mendorong bed
APD yang ada pasien non infeksius
di setiap unit menggunakan
handscoon, tidak
menggunakan
sepatu boot saat
pencucian alat
makan.
Tabel 3.3 Rancangan PDSA Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Triwulan I Tahun 2023
8
identitas. Data pada penanda identitas berisi : nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis.
Identifikasi pasien yang dinilai terutama saat sebelum pemberian
obat, sebelum pemberian darah dan produk darah, sebelum
tindakan/prosedur, sebelum pengambilan spesimen, dan sebelum pemberian
diit ketat. Identifikasi juga dinilai pada pasien koma, bayi baru lahir, dan
pasien pada saat terjadi darurat bencana.
99.80%
99.60%
99.40% 99%
99.20%
99% 99%
99.00%
98.80%
98.60%
98.40%
Januari Februari Maret Triwulan I
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.6 Diagram Kepatuhan Identifikasi Pasien Koma Triwulan I Tahun 2023
9
Kepatuhan Identifikasi Pasien Pada Bayi
102%
99%
99% 99%
98%
Januari Februari Maret Triwulan I
99.60%
99.40%
99.20%
99.00%
99% 99%
98.80%
98.60%
98.40%
Januari Februari Maret
10
Dampak perbaikan primer : kepatuhan identifikasi pasien pada triwulan I
tahun 2023 belum sesuai standar yaitu 100%.
Dampak perbaikan sekunder :
a. Membuat kepatuhan identifikasi pasien menjadi salah satu elemen
penilaian dalam Penilaian kinerja staf berkelanjutan / Ongoing
Profesional Practice Evaluation (OPPE).
b. Penilaian kinerja staf berkelanjutan / Ongoing Profesional Practice
Evaluation (OPPE) staf sebelumnya belum terdapat indikator mutu,
sekarang dapat dimasukkan dalam penilaian kinerja staf
c. Berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk pemantauan dan konseling
staf jika terdapat pelanggaran.
11
pasien sehingga mendapatkan pertolongan medis yang tepat. Tujuan
pemilihan ini agar terselenggara pelayanan kebidanan yang cepat,
responsif, dan mampu menyelamatkan pasien kebidanan dengan kondisi
gawat darurat. Berdasarkan grafik hasil analisa data indikator mutu
emergency respon time ≤ 5 menit sesuai standar yaitu 100%.
Analisa primer : Pada periode bulan Januari – Maret 2023 tidak terdapat
sampel SC emergency kategori 1 sehingga tidak dapat dilakukan analisa.
78.00%
77.00% 76.50%
76.00%
75.10%
75.00% 74.80%
74.00%
74.00%
73.00%
72.00%
71.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.9 Diagram Waktu Tunggu Rawat Jalan Triwulan I Tahun 2023
12
Waktu Tunggu Rawat Jalan
81.00%
80% 80% 80%
80.00%
79.00%
78.00%
77.00% 76.50%
76.00%
75.00%
74.80%
74.00%
74.00%
73.00%
72.00%
71.00%
Januari Februari Maret
Gambar 3.10 Grafik Waktu Tunggu Rawat Jalan Triwulan I Tahun 2023
13
Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang
direncanakan. Operasi elektif adalah operasi atau tindakan yang
dijadwalkan. Dikatakan terdapat penundaan jika waktu operasi tertunda 60
menit dihitung sejak waktu operasi yang dijadwalkan sampai dengan
pelaksanaan operasi. Hal ini dapat menggambarkan kecepatan pelayanan
bedah dan ketepatan penjadwalan operasi.
P e n u n d a a n Op e r a s i E le ktif
RS Airan Raya Standar
6.00%
5% 5% 5% 5%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00% 1.85%
1.15% 1.31%
0.92%
1.00%
0.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
4.00%
3.00%
2.00% 1.85%
1.15%
0.92%
1.00%
0.00%
Januari Februari Maret
14
bulan Januari 1,85%, Februari 1,15% dan Maret 0,92% dimana jika dirata-
ratakan pada triwulan I mencapai 1,31 %.
Dampak perbaikan sekunder :
a. Sebelumnya Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) masih
membuat jadwal pasien operasi bersamaan waktunya, contoh Ny.A,
Ny. B dan Ny C semua dijadwalkan operasi pukul 10.00 WIB. Setelah
dilakukan pendekatan secara langsung terhadap DPJP, perlahan pola
ini berubah
b. Monitoring sistem booking kamar operasi apakah, untuk memastikan
penjadwalan operasi di jam yang sama oleh DPJP yang sama.
15
tanggung jawabnya setiap hari yang dilakukan pada pukul 06.00 sampai
pukul 14.00 termasuk hari libur. Indikator mutu kepatuhan jam visite dokter
spesialis bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepedulian tenaga medis
terhadap ketepatan waktu memberikan pelayanan medis kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya, dengan standar capaian adalah ≥80%.
Gambar 3.13 Diagram Kepatuhan Waktu Visit DPJP Triwulan I Tahun 2023
88.00%
85.59% 86.02%
86.00%
84.00%
82.00%
80% 80% 80%
80.00%
78.00% 76.50%
76.00%
74.00%
72.00%
70.00%
Januari Februari Maret
Gambar 3.14 Grafik Kepatuhan Waktu Visite DPJP Triwulan I Tahun 2023
16
dilakukan pendekatan terdapat beberapa DPJP yang mulai melakukan visite
rawat inap pada jam yang ditetapkan
Plan Do Study Action
1. Lakukan Berkoordinasi Melakukan analisis 1. Melakukan
koordinasi dengan bagian hasil dari pelaksanaan pendekatan secara
dengan pelayanan medis kepatuhan waktu visit langsung kepada
bagian untuk DPJP triwulan I DPJP yang bukan
pelayanan mengingatkan 64.46%, triwulan II ASN untuk tetap
medis untuk DPJP tentang 64,11%, dan triwulan visite pada jam
mengingatka waktu visite. III mencapai 70,74%. yang ditentukan.
n DPJP Angka ini masih belum 2. Berkoordinasi
tentang waktu sesuai target. dengan pelayanan
visite. medis agar dapat
2. Berkoordinas Berdasarkan hasil membantu
i dengan staf telusur, dokter yang memberi ajakan
pengumpul melakukan visite diluar maupun peringatan
data untuk jam ketentuan adalah kepada DPJP untuk
melakukan dokter ASN di RS visite pada jam
pencatatan propinsi dan RS yang ditentukan.
kepatuhan kabupaten lain.
waktu visit
DPJP diinput
di aplikasi
PMKP-PPI
Tabel 3.7 Rancangan PDSA Kepatuhan Waktu Visit DPJP Triwulan I
Tahun 2023
8. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Pelaporan hasil kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan
untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar
hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter/analis laboratorium sampai
hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan).
Waktu lapor hasil kritis laboratorium dihitung sejak hasil
pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh dokter/analis yang diberi
kewenangan sampai dilaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta
pemeriksaan ≤ 30 menit.
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
17
Tahun 2023
120%
100% 100% 100%
100%
100% 100% 100%
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret
18
Direktur terhadap dilakukan II 86.03%, dan sosialisasi ke unit
revisi SPO evaluasi dan triwulan III secara langsung
3. Menyebarkan penarikan data mencapai 3. Melakukan
SPO terbaru ke oleh komite 88,31%. pendekatan secara
unit-unit terkait mutu setiap langsung ke DPJP
4. Melakukan akhir bulan Masalah : terdapat untuk meminta izin
sosialisasi kendala dalam menelepon DPJP
terhadap kepala menghubungi jika terdapat nilai
ruangan dan DPJP, salah kritis laboratorium
perawat satunya DPJP 4. Mewajibkan unit
pelaksana terkait tidak mengangkat untuk melakukan
SPO yang baru telepon walau pembacaan SPO
5. Melakukan sudah dihubungi pelaporan hasil kritis
pencatatan berkali-kali laboratorium setiap
pelaporan hasil sebelum memulai
kritis shift
laboratorium di 5. Melakukan evaluasi
aplikasi PMKP- pencatatan
PPI pelaporan hasil kritis
laboratorium
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
19
Analisa sekunder : Berkoordinasi dengan instalasi farmasi untuk
meningkatkan angka capaian dengan penyediaan obat-obatan yang
termasuk dalam formularium nasional sesuai kebutuhan.
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Januari Februari Maret
20
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf medis/
DPJP dalam menggunakan clinical pathway untuk memberikan asuhan
klinis pasien secara terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat
meminimalkan adanya variasi proses asuhan klinis. Clinical pathway yang
diukur terdiri dari Tuberculosis (TB) paru kasus baru, krisis hipertensi,
diabetes mellitus, HIV/AIDS kasus baru, dan manajemen nyeri pada
karsinoma mammae.
K e pa tuha n Te r ha da p Clinic a l Pa thw a y
21
Dampak perbaikan primer : Angka kepatuhan terhadap clinical pathway
pada Triwulan I 2023 adalah 91.54%. Kepatuhan terhadap clinical pathway
di Rumah Sakit Airan Raya sudah memenuhi standar yang ditetapkan
Kemenkes yaitu ≥80%.
Dampak perbaikan sekunder :
a. Pemantauan pasien sudah dilakukan oleh bagian pelayanan medis,
sehingga kepatuhan LOS, visite, pemeriksaan penunjang dan
penggunaan obat-obatan sesuai dengan clinical pathway.
b. Berkoordinasi dengan bagian keperawatan, gizi, dan farmasi untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap clinical pathway.
22
11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh dinilai dari dilakukannya
asesmen awal, asesmen ulang dan edukasi pencegahan risiko jatuh.
Asesmen awal risiko jatuh adalah suatu kegiatan mengkaji atau melakukan
penilaian terhadap pasien untuk menemukan adanya risiko terjadi kejadian
jatuh pada awal pasien masuk rumah sakit, bisa dilakukan di rawat jalan
maupun IGD.
Asesmen ulang risiko jatuh adalah suatu kegiatan mengkaji atau
melakukan penilaian ulang terhadap pasien untuk menemukan adanya
risiko terjadi kejadian jatuh yang dilakukan pada saat pasien ditransfer ke
unit lain atau jika terjadi perubahan kondisi. Risiko jatuh tinggi dilakukan
asasmen ulang setiap pergantian shift. Risiko jatuh sedang – rendah
dilakukan asesmen ulang 1 x 24 jam.
Edukasi pencegahan pasien jatuh adalah edukasi yang diberikan
kepada pasien dan keluarganya untuk mencegah kejadian pasien jatuh.
98%
Januari Februari Maret Triwulan I
23
Kepatuhan upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
102%
99.30% 99.36%
98%
Januari Februari Maret
24
setiap unit jatuh pada staf baru
5. Re-diklat SKP sudah
dilakukan
6. Merancang untuk
melakukan pembacaan
SPO upaya pencegahan
risiko pasien jatuh
sebelum memulai shift
Tabel 3.11 Rancangan PDSA Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Pasien
Triwulan I tahun 2023
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
25
Analisa sekunder : Berkoordinasi dengan unit humas dan pemasaran
terkait penyelesaian komplain dan penentuan grading.
Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
120%
100% 100% 100%
100%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret
26
terhadap fasilitas (sarana, prasarana, alat), SDM (perawat, dokter, petugas
lain), farmasi (kecepatan, sikap petugas, penjelasan penggunaan obat),
service (pendaftaran, ruang tunggu dan pelayanan; kecepatan, kemudahan,
kenyamanan).
27
Dampak perbaikan primer : Angka kepuasan pasien dan keluarga triwulan I
2023 adalah 80.40%, dengan kategori nilai B : Baik dan sudah sesuai target
yang ditentukan.
Dampak perbaikan sekunder :
a. Survey kepuasan sudah dilakukan rutin setiap hari untuk mencapai
jumlah sampel yang sesuai.
b. Perhitungan sampel mengacu kepada tabel Morgan dan Krejcie sesuai
aturan perundang – undangan.
c. Saat ini kuisioner survey kepuasan mengacu kepada kuisioner
kepuasan pelanggan yang diadopsi dari Permen PAN dan ARB Nomor
14 Tahun 2017.
d. Jika saat survey terdapat komplain, segera dilakukan penanganan
sesuai grading komplain.
28
B. Pencapaian Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS)
Adapun pencapaian Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS) yang telah
didata adalah sebagai berikut:
Bulan
N Standa
Indikator Januar Februar Triwulan
o r Maret
i i I
Kepatuhan identifikasi
1 100% 99.9% 99% 100% 99.97%
pasien
Pelaporan hasil kritis
2 100% 100% 100% 100% 100%
laboratorium
Kepatuhan penggunaan
3 80% 96.23% 96.32% 97.87% 96.81%
formularium nasional
4 Penundaan operasi elektif 5% 1.85% 1.15% 0.92% 1.31%
5 Kepatuhan cuci tangan. 85% 90% 91% 91% 90.6%
Kepatuhan upaya
6 100% 100% 99.3% 99.36% 99.55%
pencegahan risiko jatuh.
Kepatuhan clinical pathway
7 80% 91.43% 91.67% 91.67% 91.59%
(CP) demam tifoid.
Persentase karyawan yang
8 mendapatkan pelatihan 60% 0% 97% 100% 65.67%
minimal 20 jam pertahun
Waktu tunggu pelayanan 40
42 menit
9 resep pada pasien rawat 90% menit 5 43 menit 42 menit
23 detik
jalan. detik
10 Kejadian tertusuk jarum. 0% 2 0 0
Tabel 3.14 Pencapaian Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS)
Triwulan I Tahun 2023
29
diukur berdasarkan high volume, high cost, dan high process adalah demam
tifoid.
K e pa tuha n C linic a l Pa thw a y (C P) D e ma m Tifo id
30
Tabel 3.15 Rancangan PDSA Kepatuhan Clinical Pathway (CP) Demam Tifoid
Triwulan I Tahun 2023
97.00% 100.00%
100.00%
80% 80% 80% 80%
80.00%
65.67%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
0.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
31
untuk satu tahun tiap triwulan
4. Bagian diklat Berdasarkan
mencari hasil telusur hal
pemateri yang ini disebabkan
berhubungan karena pada
dengan diklat bulan Januari
yang akan bagian diklat
diadakan sedang dalam
5. Melakukan proses
rekapitulasi penyusunan
daftar hadir dan jadwal sehingga
menjadi bulan Januari
penilaian bagi diklat belum
staf terlaksana.
Tabel 3.16 Rancangan PDSA Persentase Karyawan Yang Mendapatkan Pelatihan
Minimal 20 Jam Pertahun Triwulan I Tahun 2023
Gambar 3.29 Diagram Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pada Pasien Rawat Jalan
Triwulan I Tahun 2023
32
dan Maret 42 menit. Jadi capaian pada triwulan I 2023 adalah 42 menit 23
detik,.
Analisa sekunder : Berkoordinasi dengan unit farmasi terkait
pelayanan resep pada pasien rawat jalan serta melakukan telusur resep
untuk mengetahui kendala yang menyebabkan terjadinya keterlambatan
pelayanan resep obat non racikan pada pasien rawat jalan.
Plan Do Study Action
Pasien Pencatatan Melakukan analisis waktu 1.Berkoordinasi
menunggu tidak waktu tunggu tunggu pelayanan resep dengan kepala
terlalu lama oleh instalasi
non racik pada pasien instalasi farmasi
untuk farmasi, rawat jalan bulan Januari untuk melakukan
mendapatkan jumlah sampel40 menit 05 detik, pengajuan SDM
obat setelah yang dicatat Februari 43 menit, dan sesuai
mendapatkan menggunakan Maret 42 menit. perhitungan pola
pelayanan oleh metode ketenagaan
dokter di sampling Berdasarkan telusur 2.Berkoordinasi
poliklinik. Slovin keterlambatan pelayanan dengan bagian
resep disebabkan oleh : pelayanan medis
a. SDM di instalasi untuk melakukan
farmasi belum sesuai pendekatan
dengan pola secara persuasive
ketenagaan. kepada DPJP
2. Belum semua dokter di yang belum
poliklinik menggunakan
menggunakan resep resep elektronik.
elektronik.
Tabel 3.17 Rancangan PDSA Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pada Pasien Rawat
Jalan Triwulan I Tahun 2023
10. Kejadian tertusuk jarum
Kejadian tertusuk jarum merupakan urutan pertama dari risk register
Rumah Sakit Airan Raya. Needle stick injury atau kejadian tertusuk jarum
merupakan istilah untuk kecelakaan kerja yang dialami oleh petugas
kesehatan yang disebabkan karena tertusuk jarum atau tertusuk benda
medis tajam yang sudah terkontaminasi cairan infeksius dari pasien.
Adapun penyakit yang dapat ditularkan pada petugas dari kejadian
tertusuk jarum adalah penyakit penyakit yang merupakan golongan blood
borne disease. Blood borne disease merupakan penyakit yang ditularkan
oleh mikroorganisme yang dibawa melalui darah, yaitu Hepatitis B,
Hepatitis C, dan HIV. Penyakit tersebut merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus yang dapat menimbulkan komplikasi yang berat
dikemudian hari.
33
K e j a d i a n Ter t u su k J a r u m
2
2
1.5
1 0.66666666666666
7
0.5
0 0 0 0 0 0
0
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.30 Grafik Kejadian Tertusuk Jarum Pada Triwulan I Tahun 2023
34
Dalam penanganan kasus gawat darurat perlu dilakukannya
klasifikasi prioritas sehingga dapat segera dilakukan pertolongan pasien
saat emergensi.
Respon time pelayanan dokter IGD ≤ 5 menit
5.4
5.2
5.2
5 5 5 5
5
4.8
4.67333333333333
4.6
4.42 4.4
4.4
4.2
4
Januari Februari Maret Triwulan I
35
tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengobatan harus menggunakan panduan obat anti tuberculosis yang sesuai
dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua pasien
yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberculosis nasional.
Ang k a p asi en raw at j al an t u b erk u l o sis y an g d i t an gan i
d en gan st rat egi DO TS
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.32 Diagram Angka Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani
Dengan Strategi DOTS Pada Triwulan I Tahun 2023
3. Rawat Inap
Indikator mutu prioritas yang diukur di rawat inap adalah angka
kematian ≥ 48 jam pasien setelah dirawat. Angka kematian atau Net Death
Rate (NDR) adalah angka kematian ≥48 jam pasien setelah dirawat untuk
tiap - tiap 1000 penderita keluar baik hidup maupun mati. Angka kematian
atau Net Death Rate (NDR) merupakan indikator mutu pelayanan yang
36
penting karena berhubungan dengan kemampuan rumah sakit dalam
menyelamatkan jiwa pasien yang ditanganinya. Jika angka kematian pada
sebuah rumah sakit cenderung meningkat, maka kemungkinan terjadi
penurunan performance dan mutu dalam rumah sakit tersebut.
Kematian pasien >48 jam
0.03
0.02
0.015
0.01
0.005
0.005 0.004 0.00333333333333333
0.001
0
Januari Februari Maret Triwulan I
Ranap 2 Standar
Gambar 3.33 Grafik Angka Kematian Pasien >48 Jam Di Rawat Inap Lt. 2
Triwulan I Tahun 2023
0.002
0.0015
0.001 0.001
0.001 0.00066666666666
6667
0.0005
0
0
Januari Februari Maret Triwulan I
Ranap 3 Standar
Gambar 3.34 Grafik Angka Kematian Pasien >48 Jam Di Rawat Inap Lt. 3
Triwulan I Tahun 2023
Analisa primer : Angka kematian pasien >48 jam di rawat inap lantai
2 pada bulan Januari 0.005 per mil, Februari 0.001 per mil, dan Maret 0.004
per mil. Jadi capaian pada triwulan I 2023 adalah 0.003 per mil. Angka ini
sudah sesuai dengan standar. Sedangkan Angka kematian pasien >48 jam di
rawat inap lantai 3 pada bulan Januari 0.001 per mil, Februari 0.001 per
mil, dan pada bulan Maret tidak ada kematian pasien > 48 jam. Jadi capaian
pada triwulan I 2023 adalah 0.0006 per mil.
Analisa sekunder : Berkoordinasi dengan karu untuk melakukan
pemantauan ketat pada pasien pengawasan dan segera melaporkan kepada
dokter jika ditemukan tanda kegawatdaruratan.
Plan Do Study Action
1. Pasien yang Pencatatan Angka kematian 1. Setiap pasien baru
37
masuk rawat dilakukanpasien >48 jam dari IGD maupun
inap sudah oleh di rawat inap poliklinik, dilakukan
memiliki pengumpullantai 2 pada asesmen ulang oleh
perencanaan data unitbulan Januari dokter jaga untuk
terapi dari 0.005 per mil, mendeteksi apakah
DPJP Februari 0.001 ada tanda-tanda
2. Perawat dan per mil, dan perburukan
PPA lain Maret 0.004 per 2. Menjalankan advis
melakukan mil. Jadi capaian DPJP sesuai
tatalaksana pada triwulan I instruksi, jika belum
sesuai advis 2023 adalah ada advis segera
DPJP 0.003 per mil. dilakukan konsultasi
3. Jika terdapat Angka ini sudah ulang
perburukan sesuai dengan 3. Pemantauan keadaan
klinis standar. berkala sesuai
perawat Sedangkan keadaan pasien, jika
lapor dokter Angka kematian ditemukan keadaan
jaga, dan pasien >48 jam mulai memburuk
dokter jaga di rawat inap perawat segera lapor
segera lapor lantai 3 pada dokter jaga
DPJP bulan Januari 4. Jika tidak bisa
4. Jika terjadi 0.001 per mil, diselesaikan oleh
kematian > Februari 0.001 dokter jaga, segera
48 jam per mil, dan lapor DPJP
dilakukan pada bulan 5. Mengkonsultasikan
pencatatan Maret tidak ada pasien untuk pro
dan analisa kematian pasien ICU jika kriteria
penyebab > 48 jam. Jadi masuk sesuai untuk
kematian capaian pada pengawasan intensif
triwulan I 2023
adalah 0.0006
per mil.
Tabel 3.21 Rancangan PDSA Angka Kematian Pasien >48 Jam Rawat Inap
Triwulan I Tahun 2023
38
1. Pasien yang Pencatatan
Pada bulan 1. Setiap pasien baru dari
masuk VK sudah dilakukanJanuari dan IGD maupun
memiliki oleh Maret 2023 poliklinik, dilakukan
perencanaan pengumpultidak asesmen ulang oleh
terapi dari DPJP data unitditemukan dokter jaga untuk
2. Bidan dan PPA adanya mendeteksi apakah
lain melakukan kematian ibu, ada tanda-tanda
tatalaksana sesuai namun pada komplikasi persalinan
advis DPJP bulan 2. Menjalankan advis
3. Jika terdapat Februari DPJP sesuai instruksi,
perburukan klinis terdapat 1 jika belum ada advis
bidan lapor kasus segera dilakukan
dokter jaga, dan kematian ibu konsultasi ulang
dokter jaga segera disebabkan 3. Pemantauan keadaan
lapor DPJP karena berkala sesuai keadaan
4. Jika terjadi perdarahan. pasien, jika ditemukan
kematian pada keadaan mulai
ibu hamil karena memburuk bidan
persalinan, segera lapor dokter
dilakukan jaga
pencatatan dan 4. Jika tidak bisa
analisa penyebab diselesaikan oleh
kematian dokter jaga, segera
terutama lapor DPJP
dikarenakan 5. Mengkonsultasikan
perdarahan, pasien untuk pro ICU
preeklampsia jika kriteria masuk
maupun sepsis sesuai untuk
pengawasan intensif
Tabel 3.22 Rancangan PDSA Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan
Triwulan I Tahun 2023
5. Perinatologi
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit perinatologi adalah
kejadian tidak dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi baru
lahir. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif dan lama menyusui. World
Health Organization (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui
dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi lahir.
39
K e ja dia n t ida k dila kuka nny a I nis ia s i Me ny us ui D ini
(I MD) pa da ba y i ba r u la hir
25%
20%
15%
10%
5%
0% 0% 0% 0%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
40
6. Kamar Bedah (OK)
Indikator mutu prioritas yang diukur di kamar bedah (OK) adalah
kepatuhan pelaksanaan checklist keselamatan operasi (Surgical Safety
Checklist) pada pasien operasi. Pembedahan merupakan salah satu tindakan
medis yang penting dalam pelayanan kesehatan.
Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa,
mencegah kecacatan dan komplikasi. Namun demikian, pembedahan yang
dilakukan juga dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan
nyawa. Oleh sebab itu diperlukan pelayanan pembedahan yang aman untuk
mengatasi komplikasi pembedahan. Surgical Safety Cheklist merupakan
alat komunikasi untuk keselamatan pasien, sebagai program dalam upaya
menurunkan komplikasi pembedahan.
Perawat sebagai salah satu tim bedah yang melaksanakan
pembedahan yaitu perawat asisten operasi, dan perawat sirkuler yang
melaksanakan Surgical Safety Cheklist (SSC), pada fase sign in, time out
dan sign out sehingga dapat meminimalkan setiap resiko yang tidak
diinginkan.
K e pa tuha n pe la ksa na a n Sur g ic a l Sa fe ty C he c klist
pa da pa s ie n o pe r a s i
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
41
Plan Do Study Action
1. Pasien yang akan Pencatatan Angka 1. Pembacaan SPO
operasi sudah dilakukan oleh kepatuhan pengisian
berada di kamar pengumpul data pelaksanaan checklist
bedah, saat tim indikator mutu checklist keselamatan
OK siap pasien unit dan keselamatan operasi (Surgical
dimasukkan ke diketahui oleh operasi Safety Checklist)
operating theater kepala ruangan (Surgical setiap sebelum
2. Terdapat Safety memulai shift
checklist Checklist) 2. Pasien yang akan
keselamatan pada pasien dioperasi akan
operasi (Surgical operasi pada dibawa ke OK
Safety Checklist) triwulan I3. Pasien dibawa ke
yang harus diisi adalah operating theater
sebelum 100%. 4. Melakukan
memulai, saat pengisian
operasi dan checklist
setelah operasi keselamatan
operasi (Surgical
Safety Checklist)
yang harus diisi
sebelum memulai,
saat operasi dan
setelah operasi
Tabel 3.24 Rancangan PDSA Grafik Kepatuhan Pelaksanaan Checklist
Keselamatan Operasi (Surgical Safety Checklist) Pada Pasien Operasi
Triwulan I Tahun 2023
42
Analisis sekunder : Berkoordinasi dengan unit ICU untuk pencatatan data
kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Plan Do Study Action
1. Pasien yang Pengukuran Angka 1. Pasien yang
memenuhi kriteria data kejadian memenuhi kriteria
masuk ICU akan dilakukan Ventilator masuk ICU,
dirawat di ICU oleh IPCLN Associated sebelum dirawat di
2. Pemasangan di ICU, Pneumonia ICU telah
ventilator hanyalah berkoordinasi (VAP) pada melakukan
sesuai advis DPJP dengan DPJP triwulan I skrining dari
3. Dilakukan dan komite adalah 0 ‰. HbsAg, HIV, dan
pencatatan jika PPI untuk rontgen thoraks
ditemukan menegakkan 2. Jika diindikasikan
leukositosis, suhu diagnosis pemasangan
meningkat, pola Data diinput ventilator oleh
nafas tidak menggunakan DPJP, dilakukan
membaik, dan hasil aplikasi pemantauan ketat
rontgen post PMKP-PPI terhadap
pemasangan kemungkinan
ventilator terjadinya VAP
menunjukkan 3. Selalu membaca
infeksi memburuk SPO pencegahan
disbanding rontgen VAP jika terdapat
pre ventilator pasien yang
menggunakan
ventilator
4. Bekerjasama
dengan komite PPI
dalam monitoring
dan evaluasi
Tabel 3.25 Rancangan PDSA Kejadian Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) Triwulan I Tahun 2023
43
K e p a t u h a n p e n g g u n a a n A P D d i a r e a d e k o n t a mi n a s i
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
44
Tabel 3.26 Rancangan PDSA Kepatuhan Penggunaan APD di Area
Dekontaminasi Triwulan I Tahun 2023
9. Unit Hemodialisis
Indikator mutu prioritas yang diukur di Unit Hemodialisis adalah
ketepatan jadwal pasien hemodialisis. Ketepatan jadwal pasien HD adalah
kesesuaian jadwal pasien HD dalam menjalani terapi hemodialisis sesuai
dengan jadwal yg diadvicekan dokter. Tujuan utama dari tindakan
hemodialisis ini adalah menggantikan fungsi ginjal sehingga mampu
mempertahankan homeostasis pada tubuh manusia. Ketidaksesuaian jadwal
pasien HD dalam menjalani terapi hemodialisis akan mempengaruhi
homeostatis tubuhnya. Toleransi waktu yang diberikan untuk keterlambatan
kehadiran yang berlaku di RS. Airan Raya adalah maksimal 30 menit.
K e te pa t a n ja dw a l pa s ie n he mo dia lisis
RS Airan Raya Standar
100.5%
100% 100% 100% 100%
100.0%
99.5%
99.0%
98.5%
98.0% 97.9% 97.9% 97.8%
97.6%
97.5%
97.0%
96.5%
96.0%
Januari Februari Maret Triwulan I
45
adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menunjang prosedur medis.
Pemeriksaan foto Rontgen menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi
sinar-X untuk menampilkan bagian dalam tubuh pasien dalam gambar 2
dimensi. Pada pemeriksaan ini tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
kesalahan dan dilakukan pemeriksaan ulang. Tentunya hal ini dapat
merugikan pasien yang bisa terpapar sinar-X berulang kali maupun dapat
menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
2% 2% 2% 2%
2.0%
1.7%
1.4% 1.5%
1.5% 1.3%
1.0%
0.5%
0.0%
Januari Februari Maret Triwulan I
46
Indikator mutu prioritas yang diukur di Instalasi Laboratorium adalah
waktu tunggu pemeriksaan pelayanan darah rutin. Pelayanan laboratorium
rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan dibidang
pelayanan laboratorium patologi klinik adalah waktu tunggu pelayanan
laboratorium. Standar yang ditetapkan untuk waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium adalah ≤ 60 menit untuk darah rutin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu pelayanan
laboratorium adalah sumber daya manusia yaitu terdapat pada kemampuan
petugas dan kelengkapan sarana prasarana.
50
40
30
19.19
20 15.26 15.57
12.26
10
0
Januari Februari Maret Triwulan I
47
kesalahan benar
Tabel 3.28 Rancangan PDSA Waktu Tunggu Pemeriksaan Pelayanan Darah Rutin
Triwulan I Tahun 2023
12. Fisioterapi
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit fisioterapi adalah waktu
tunggu pelayanan fisioterapi. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan
mulai pasien kontak dengan petugas registrasi sampai dilayani oleh dokter/ dokter
spesialis / fisioterapis ≤ 15 menit.
48
Indikator mutu prioritas yang diukur di Instalasi Rekam Medis adalah
persentase kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai
pelayanan. Rekam medis yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi
lengkap oleh dokter dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya dalam
waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien
rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi formulir catatan
pemberian obat, ringkasan masuk keluar, catatan keperawatan, Surat
Permintaan Rawat Inap (SPRI), Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT), informed consent tindakan operasi, informed consent tindakan
anestesi, resume medis, formulir hasil laboratorium, formulir hasil
radiologi, label identitas pasien, tanggal dan jam penulisan rekam medis,
nama dan tanda tangan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) serta koreksi
penulisan.
K e leng ka pa n pe ng isia n RM 2 4 ja m se te la h se le sa i
pe la y a na n
95%
90%
90% 88% 88%
87%
85%
80%
Januari Februari Maret Triwulan I
49
Plan Do Study Action
1. Berkas rekam medis Pencatatan Rata-rata capaian 1. Melakukan
dievaluasi setiap akhir kelengkapan kelengkapan pengawasan
shift oleh perawat berkas pengisian rekam bertingkat
pelaksana dan PJ shift rekam medis 24 jam kelengkapan dari
2. Berkas rekam medis medis setelah selesai tingkat kepala tim
kembali dievaluasi dilakukan pelayanan pada shift rawat inap
oleh kepala ruangan oleh petugastriwulan I 2023 disaat jaga,
3. Jika pasien pulang rekam yaitu 88%. selanjutnya tingkat
berkas rekam medis medis Angka capaian ini kepala ruangan,
diambil oleh petugas masih belum 2. Jika rekam medis
rekam medis. sesuai target belum lengkap harus
4. Petugas rekam medis dilengkapi saat itu
menilai kelengkapan Kendala : masih juga
berkas rekam medis ada beberapa 3. Perawat
formulir kosong mengingatkan
seperti kurangnya kepada DPJP untuk
pemasangan label mengisi lengkap
identitas dan berkas rekam medis
lembar daftar 4. Berkoordinasi
pemberian obat. dengan komite
medis dan komite
keperawatan untuk
kedisiplinan
pengisian rekam
medis
Tabel 3.30 Rancangan PDSA Persentase Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24
Jam Setelah Selesai Pelayanan Triwulan I Tahun 2023
50
K e pa tuha n pe mbe r ia n la be l pa da o ba t hig h a le r t
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.43 Diagram Kepatuhan Pemberian Label Pada Obat High Alert
Triwulan I Tahun 2023
51
membantu upaya perbaikan status gizi pasien, menurunkan risiko
komplikasi, mortalitas, serta mengurangi durasi rawat inap sehingga
menurunkan biaya pengobatan.
Pe r se nt a s e s is a ma ka n pa s ie n r a w a t ina p ≤ 2 0 %
18%
18%
18%
17%
16%
14%
Januari Februari Maret Triwulan I
52
Wakt u t u nggu pel ayan an di pend af t aran
17. IT
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit IT adalah keterlambatan waktu
penanganan kerusakan hardware jaringan. Kriteria yang diukur adalah
angka yang menunjukkan waktu respon petugas IT dalam menanggapi
laporan kerusakan hardware / jaringan, yaitu kurang dari 60 menit sejak
laporan kerusakan diterima sampai dengan petugas IT datang ke unit yang
53
bersangkutan. Data yang diambil berdasarkan seluruh kerusakan hardware
yang telah diinput ke trouble IT.
K e t e r la mba t a n w a ktu pe na ng a na n ke r us a ka n ha r dw a r e
ja r ing a n
50
40 36.41 38.35
34.4033333333333
30 28.45
20
10
0
Januari Februari Maret Triwulan I
18. PSDM
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit PSDM adalah persentase
karyawan yang mendapatkan pelatihan minimal 20 jam pertahun. Pelatihan
adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisir sehingga karyawan mempelajari pengetahuan
dan keterampilan tekhnis untuk tujuan tertentu. Pelatihan berguna untuk
54
mengembangkan skill dan ilmu pengetahuan karyawan. Hal ini dapat
menjadi tolak ukur mutu dari sebuah rumah sakit.
Pe r s e nta s e ka r y a w a n y a ng me nda pa t pe la tiha n minima l
2 0 ja m pe r ta hun
97% 100%
100%
80% 80% 80% 80%
80%
66%
60%
40%
20%
0%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
55
Tabel 3.35 Rancangan PDSA Persentase Karyawan Yang Mendapatkan Pelatihan
Minimal 20 Jam Pertahun Triwulan I Tahun 2023
Ke te pa ta n ja dwa l pe ng a m bi l a n l i m ba h pa da t i nfe ks i us di T P S
se s ua i de ng a n a tur a n
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
56
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit IPSRS adalah ketepatan
waktu menanggapi kerusakan alat. Kecepatan waktu menanggapi alat
yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak
diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat
yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15
menit harus sudah ditanggapi. Tujuannya adalah tergambarnya kecepatan
dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat di Rumah Sakit Airan Raya.
25
20
15
10
0
Januari Februari Maret Triwulan I
57
21. Laundry
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit IPSRS adalah ketepatan
waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap. Ketepatan waktu
penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen untuk ruang rawat
inap sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan. Waktu yang
ditetapkan untuk penyediaan linen adalah pukul 08.00 – 13.00 WIB. Hal ini
bertujuan untuk menggambarkan pengendalian mutu pelayanan laundry.
40%
20%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
22. Security
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit security adalah angka
kejadian kehilangan barang. Kehilangan adalah keadaan terjadinya
58
pengambilan barang/ uang/ benda lainnya di lingkungan Rumah Sakit Airan
Raya oleh pihak yang diketahui identitasnya maupun tidak, tanpa
sepengetahuan pemiliknya. Kehilangan dapat menimpa rumah sakit,
karyawan, pasien, keluarga pasien ataupun pengunjung Rumah Sakit Airan
Raya. Hal ini dapat menggambarkan kepedulian rumah sakit terhadap
pencegahan kejadian kehilangan barang.
Analisis primer : Angka kejadian kehilangan barang pada triwulan I
tahun 2023 yaitu pada bulan Januari, Februari dan Maret 2023 0 kejadian.
Angka sudah standar yang ditetapkan yaitu seharusnya 0 kejadian.
Analisis sekunder : Berkoordinasi dengan unit security untuk
meningkatkan keamanan agar tidak terjadi kehilangan barang di lingkungan
RS. Airan Raya.
Plan Do Study Action
Perawat rawat inap Pencatatan Angka kejadian Menjaga
melakukan orientasi dilakukan kehilangan keamanan
ruangan pada pasien, oleh barang hingga dengan
didalamnya diberitahu pengumpul triwulan I melakukan
bahwa jika terdapat data unit adalah 0 keliling dengan
kehilangan segera kejadian waktu berkala
melapor ke security
Tabel 3.39 Rancangan PDSA Angka Kejadian Kehilangan Barang
Triwulan I Tahun 2023
59
Analisis primer : Waktu tanggap (respon time) pelayanan
pemulasaran jenazah bulan Januari 32 menit 49 detik, Februari 29 menit 58
detik, dan Maret 33 menit 12 detik. Capaian triwulan I yaitu 32 menit 13
detik. Angka ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 120
menit
Analisis sekunder : Berkoordinasi dengan unit pemulasaran jenazah
untuk pencatatan dan evaluasi hasil
Plan Do Study Action
1. Jika ada pasien Pencatatan Rata-rata waktu Pelaksanaan
meninggal, segera waktu tanggap (respon pemulasaran
menghubungi unit tanggap time) pelayanan jenazah sesuai
pemulasaran jenazah dilakukan pemulasaran SPO
melalui telepon oleh jenazah pada
2. Petugas pemulasaran pengumpul triwulan I adalah
jenazah datang ke unit data unit 32 menit 13 detik
etrkait dalam waktu
<120 menit
Tabel 3.40 Rancangan PDSA Waktu Tanggap (Respon Time) Pelayanan
Pemulasaran Jenazah Triwulan I Tahun 2023
60
K e pua s a n pa s ie n da n ke lua r g a di rua ng pe r a wa ta n
61
kuesioner jika
ada yang tidak
dimengerti
Tabel 3.41 Rancangan PDSA Kepuasan Pasien Dan Keluarga
Triwulan I Tahun 2023
25. Keuangan
indikator mutu prioritas yang diukur di unit keuangan adalah aging
piutang perusahaan rekanan ≥ 90 hari. Piutang (receivable) meliputi semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk perusahaan atau
organisasi lainnya. Hal ini bertujuan agar pelunasan piutang pihak ketiga
tidak lebih dari 90 hari sehingga menjadi piutang lancar untuk keuangan
rumah sakit.
A gi n g P i u t a n g P er u sa h a an Re k an a n ≥ 9 0 h a ri
15.00%
10.00%
5.00%
0% 0% 0% 0%
0.00%
Januari Februari Maret Triwulan I
26. Kasir
62
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit kasir adalah angka
ketepatan input data billing pasien rawat inap. Ketepatan input data billing
pasien rawat inap adalah ketepatan penghitungan biaya pasien sampai
dengan input billing pasien rawat inap setiap hari.
A n g k a k et e p a t a n i n p u t d a t a b i l l i n g p a si e n ra wa t i n a p
99%
98%
98%
97%
Januari Februari Maret Triwulan I
Gambar 3.53 Diagram Angka Ketepatan Input Data Billing Pasien Rawat
Inap Triwulan I Tahun 2023
Analisis primer : Angka ketepatan input data billing pasien rawat inap
bulan Januari 98%, Februari 100% dan Maret 100%. Capaian triwulan I
2023 99%.
Analisis sekunder : Berkoordinasi dengan unit kasir untuk pencatatan
dan evaluasi hasil capaian.
Plan Do Study Action
1. Penginputan Pengumpula Rata-rata 1. Membuat SPO tentang
data billing n data angka cara penginputan data
dilakukan setiap dilakukan ketepatan billing rawat inap yang
hari oleh unit oleh input data benar
2. Verifikasi data pengumpul billing pasien 2. Menerapkan
billing adat unit rawat inap penginputan data
dilakukan setiap pada billing dilakukan
hari oleh kasir triwulan I setiap hari oleh unit
3. Saat pasien adalah 99%. 3. Menerapkan Verifikasi
pulang data billing dilakukan
verifikasi ulang setiap hari oleh kasir
ketepatan input
adat billing
Tabel 3.43 Rancangan PDSA Ketepatan Input Data Billing Pasien Rawat Inap
Triwulan I Tahun 2023
27. Casemix
Indikator mutu prioritas yang diukur di unit casemix adalah ketepatan
jadwal pengajuan klaim BPJS. Pengajuan klaim BPJS kesehatan tepat
waktu adalah terkirimnya klaim BPJS kesehatan sebelum tanggal 10 bulan
berikutnya. Klaim adalah tagihan atau tuntutan atas sebuah imbalan dari
63
hasil layanan yang diberikan. Dalam hal ini klaim rumah sakit terhadap
BPJS Kesehatan yaitu dari peserta BPJS Kesehatan yang berobat atau
dirawat di Rumah Sakit Airan Raya. Dampak terlambatnya pengajuan
klaim ke BPJS akan menimbulkan terhambatnya pencairan dana dari BPJS
Kesehatan. Terhambatnya pencairan dana bagi rumah sakit dapat berakibat
pada rumah sakit yang harus mengeluarkan biaya operasional untuk
menutupi biaya yang lain seperti pembelian kebutuhan obat-obatan atau alat
alat medis dll.
K et epa t an j ad wa l p eng aj ua n k l ai m BP JS
80%
67%
60%
40%
20%
0%
0%
Januari Februari Maret Triwulan I
64
BAB IV
PENUTUP
Demikian laporan triwulan Komite Mutu Rumah Sakit Airan Raya disampaikan,
semoga dapat menjadi acuan dalam menjalani pencapaian indikator mutu selanjutnya
serta menjadi evaluasi bagi komite mutu, unit, serta segenap manajemen Rumah Sakit.
Kami dari komite mutu mengucapkan terimakasih.
Menyetujui, Mengetahui,
Direktur PT. Airan Raya Medika Direktur RS. Airan Raya
65