Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG


UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
Jl. Tamin No. 121 Kel. Kelapa Tiga Kec. Tanjung Karang Pusat
Telp. (0721) 255872 Email : puskesmassimpur@gmail.com
Bandar Lampung KodePos 35114

PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SMPUR

1. Judul KEBERSIHAN TANGAN

Suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari


satu cara salah satunya melalui kontak
Dasar Pemikiran langsung melalui tangan. Menjaga kebersihan
tangan dapat membantu mencegah
penyebaran HAIs

Dimensi Mutu Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui


Tujuan kontak langsung antar pasien maupun dari
pasien ke petugas kesehatan
Petugas tahu kapan kebersihan tangan
dilaksanakan (lima moment) dan kebersihan
Definisi Operasional tangan dilaksanakan secara konsisten 6
langkah kebersihan tangan sesuai petunjuk
WHO

Tipe Indikator Outcame

Satuan Pengukuran Persen (%)

Numerator Petugas yang melakukan cuci tangan sesuai


prosedur (WHO)

Denumerator Seluruh petugas yang diamati kepatuhannya

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: Semua petugas melakukan

Kriteria cuci tangan sesuai prosedur (WHO)

Kriteria eksklusi: Tidak ada

Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Survei harian
Pengumpulan Data

Sumber Data Data primer melalui observasi

Seluruh petugas pada masing-masing unit:


- Loket/Pendaftaran
- Poli Umum
- Ruang Tindakan
Besar Sampel - Poli gigi
- Poli Kesling
- Laboratorium
- Farmasi
- KIA/MTBS
- Gizi
- Bersalin
Frekuensi
Harian
Pengumpulan Data

Periode Waktu
Bulanan, triwulan, tahunan
Pelaporan Data

Periode Analisa Data Bulanan

Penyajian Data
Instrumen
Formulir observasi
Pengambilan Data

Koordinator Pengendalian dan Pencegahan


Penanggung Jawab
Infeksi
PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SMPUR

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri


Judul
(APD)

Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


Dasar Pemikiran pemberi pelayanan dalam menggunakan APD
sesuai prosedur

Dimensi Mutu Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas

Tujuan dalam menggunakan APD


2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
Definisi
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
Operasional
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit

Tipe Indikator Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah


penilaian yang dilakukan terhadap petugas
dalam menggunakan APD saat melakukan
prosedur pelayanan kesehatan

Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan


petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi

Satuan
Pengukuran

Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan


Numerator AOD sesuai indikasi dan standar dalam periode
pengamatan

Denumerator Jumlah petugas kesehatan yang diamati

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: Semua petugas yang terindikasi

Kriteria harus menggunakan APD

Kriteria eksklusi: Tidak ada

Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Pengumpulan Survei harian
Data

Sumber Data Data primer melalui observasi

Besar Sampel

Frekuensi
Pengumpulan Harian
Data

Periode Waktu
Bulanan, triwulan, tahunan
Pelaporan Data

Periode Analisa Bulanan


Data

Penyajian Data

Instrumen
Formulir observasi
Pengambilan Data

Penanggung Koordinator Pengendalian dan Pencegahan


Jawab Infeksi
PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SMPUR

3. Judul Kepatuhan Identifikasi Pasien

Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting


untuk menjamin keselamatan Pasien selama
Dasar Pemikiran
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Meningkatkan kepatuhan semua petugas


Tujuan kesehatan dalam melaksanakan identifikasi
pasien pada proses pelayanan

 Identifikasi pasien secara benar adalah proses


mencocokkan identitas pasien dengan
menggunakan minimal dua dari tiga identitas
Definisi yang tidak pernah berubah. Misalnya nama,
Operasional tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai
dengan yang ditetapkan di Puskesmas
 Pasien adalah masyarakat yang datang berobat
ke Puskesmas
Tipe Indikator Peluang:

 Pendaftaran
 Sebelum tindakan
 Penyerahan hasil lab
 Penyerahan obat
Satuan
Pengukuran

Jumlah proses identifikasi pasien yang dilakukan


Numerator
secara benar

Denumerator Jumlah total peluang yang diobservasi

Target
100%
Pencapaian

Kriteria inklusi: Semua pasien yang

Kriteria mendapatkan pelayanan di Puskesmas

Kriteria eksklusi: Tidak ada

Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Pengumpulan Survei harian
Data

Sumber Data Data primer

Besar Sampel

Frekuensi
Pengumpulan Harian
Data

Periode Waktu
Bulanan
Pelaporan Data

Periode Analisa Bulanan


Data

Penyajian Data

Instrumen
Pengambilan Formulir observasi
Data

Penanggung
Koordinator Keselamatan Pasien
Jawab
PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SIMPUR

4. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua


Judul
Kasus Sensitif Obat (SO)

Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua


Dasar kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya
Pemikiran penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal
dan pasien tidak dilakukan evaluasi

Dimensi Mutu Tim Mutu UKP

Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan


Tujuan pasien TB semua kasus sensitif obat dan
mengurangi angka penularan penyakit TB

Definisi  Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah


Operasional menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana
pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya (-) dan di akhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis
(tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis di
akhir pengobatan)
 Sembuh adalah pasien TB dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis (+) pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan pada akhir
pengobatan dalam periodisasi pengobatan TB
menjadi negative
 Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan TB dilihat berdasarkan alur
pengobatan sejak dinyatakan (+) berdasarkan
pemeriksaan bakteriologis sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap
 TB SO adalah penderita TB yang berdasarkan
hasil pemeriksaan uji kepekaan atau tes cepat
mikroskopis menunjukkan hasil masih sensitif
terhadap OAT lini 1
Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB:

1. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar, dan


hasilnya terdokumentasi (TB.06, TB.05, & TB.04)
2. Pelaksanaan KIE TB kepada pasien TB dan
keluarga, pembuatan kesepakatan pasien dalam
Tipe Indikator
menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan PMO
3. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat
4. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat
5. Pencatatan rekam medis secara lengkap dan
benar di setiap tahapan pengobatan TB (+)
Satuan
Pengukuran

Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan


Numerator pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah
kerja Puskesmas

Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada


Denumerator
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Target 90%
Pencapaian

Kriteria inklusi: Seluruh penderita TB sensitif obat


di wilayah kerja

Kriteria eksklusi:

1. Pasien TB RO
Kriteria
2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TB 09 dan hasil pengobatan pasien pindahan
dengan TB 10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke-5
atau bulan ke-6
Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data TB 01, TB 03, TB 04, TB 06, TB 09 dan TB 10

Besar Sampel Besar sampel sama dengan besar populasi

Frekuensi
Pengumpulan Bulanan
Data

Periode Waktu
Bulanan, triwulan, tahunan
Pelaporan Data

Periode Analisa
Bulanan, triwulan, tahunan
Data

Penyajian Data
Instrumen
Pengambilan
Data

Penanggung
PJ UKP
Jawab

PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SMPUR

5. Judul Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC


Sesuai Standar
Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar, maka risiko pada kehamilan dapat
Dasar Pemikiran sejak awal diketahui dan dilakukan tata laksana,
sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak
terjadi komplikasi

Dimensi Mutu Tim Mutu UKP

Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia

Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC


sesuai standar adalah ibu hamil yang telah
Definisi mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
Operasional dengan standar kuantitas dan standar kualitas
selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar


pemeriksaan ANC sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

Tipe Indikator Standar:

 Kuantitas: kunjungan 4 kali selama periode


kehamilan
 Kualitas: 10T
Satuan
Pengukuran

Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah


mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
Jumlah seluruh ibu hamil bersalin di wilayah
Denumerator
kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Target
100%
Pencapaian

Kriteria inklusi: Semua ibu hamil bersalin di


wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1


2. Ibu hamil yang pindah domisili
Kriteria
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum masa
persalinan
Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Kohort ibu, kartu ibu dan PWS KIA, register KIA

Besar Sampel

Frekuensi
Pengumpulan Bulanan
Data

Periode Waktu Bulanan


Pelaporan Data

Periode Analisa
Bulanan
Data

Penyajian Data

Instrumen
Pengambilan Data sekunder
Data

Penanggung
PJ UKP
Jawab

PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

UPT PUSKESMAS SMPUR

6. Judul Kepuasan Pengguna Layanan


Puskesmas harus memperhatikan kepuasan
Dasar Pemikiran
pengguna layana sesuai PermenPan 14 tahun 2017

Dimensi Mutu Survei Kepuasan Pelanggan

Untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna


Tujuan layanan Puskesmas sebagai dasar peningkatan
mutu penyelenggaraan pelayanan Puskesmas

Kepuasan pengguna layanan adalah hasil pendapat


dan penilaian masyarakat terhadap kinerja
Definisi
pelayanan yang diberikan kepada aparatur
Operasional
penyelenggara pelayanan publik dibandingkan
dengan harapan terhadap pelayanan

Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan


Tipe Indikator dilaksanakan secara periodik oleh pemberi layanan
minimal 1 tahun sekali

Satuan
Indeks
Pengukuran

Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


Numerator
pasien yang disurvei

Denumerator Jumlah responden yang disurvei

Target
≥ 76%
Pencapaian

Kriteria inklusi: Semua penerima pelayanan

Kriteria Puskesmas baik UKM maupun UKP

Kriteria eksklusi: Tidak ada


Numerator
Formula x 100%
Denumerator

Desain
Pengumpulan Survei harian
Data

Sumber Data Data primer

Besar Sampel

Frekuensi
Pengumpulan Minimal 1 tahun
Data

Periode Waktu
Minimal 1 tahun
Pelaporan Data

Periode Analisa
Minimal 1 tahun
Data

Penyajian Data

Instrumen
Pengambilan Kuesioner survei kepuasan pengguna layanan
Data

Penanggung
Koordinator Survei Kepuasan Pelanggan
Jawab
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
Jl. Tamin No. 121 Kel. Kelapa Tiga Kec. Tanjung Karang Pusat
Telp. (0721) 255872 Email : puskesmassimpur@gmail.com
Bandar Lampung KodePos 35114

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN

UPT PUSKESMAS SMPUR


a. Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien
Judul Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien dengan
Indikator menggunakan 2 (dua) identitas.

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019


Pemikiran tentang Puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien

3. Identifikai pasien bermanfaat agar pasien


mendapatkan standar pelayanan dan pengobatan
yang benar dan tepat sesuai kebutuhan medis.

4. Identifikasi pasien dapat menghindari terjadinya


kesalahan media atau kejadian yang tidak
diharapkan yang dapat mengenai diri pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga


keselamatan pasien, khususnya dalam proses
pemberian layanan kesehatan berupa ketepatan dalam
melakukan identifkasi pasien.
Definisi Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan
Operasional menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama, umur atau
tanggal lahir sebagai acuan dalam mencocokkan
identitas pasien sebelum tindakan dilakukan seperti
sebelum memberikan obat, sebelum mengambil sampel
laboratorium, sebelum melakukan prosedur tindakan
keperawatan kemudian mencocokkan dengan status
rekam medik.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberian layanan kesehatan yang dilakukan
(pembilang) prosedur identifikasi pasien dengan tepat dan benar
selama 1 bulan.

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di ruang (poli) puskesmas.


(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di tiap ruang / poli perawatan.
Kriteria Ekslusi : Tidak ada

Formula jumlah pasien yang dilakukanidentifikasi dengan benar


x 100 %
jumlah pasienkeseluruhan

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi / pengamatan
Instrumen Form penilaian ketepatan identifikasi pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling.
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data Tabel
 Control chart Run chart
Penanggung Penanggung jawab Keselamatan Pasien
Jawab
PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN
UPT PUSKESMAS SMPUR

b. Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi Efektif


Judul Indikator Kepatuhan melaksanakan SBAR dan TBK dalam
pelaporan kasus melalui telpon di rawat inap.

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019


Pemikiran tentang Puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien

3. Komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan


sangat penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang profesional serta
sebagai indikator keselamatan pasien dalam
pelayanan kesehatan. Informasi yang tidak akurat
mengakibatkan kesalahan bahkan kegagalan
dalam sistem pelayanan.

4. Komunikasi SBAR direkomendasikan sebagai


sarana untuk menghindari komunikasi yang tidak
jelas antar profesional perawatan kesehatan demi
meningkatkan keselamatan pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
upaya meningkatkan komunikasi yang efektif antar
petugag melalui metode SBAR dan TBK.
2. Meningkatkan komunikasi efektif melalui metode
SBAR dan TBK saat melakukan komunikais
verbal/lisan melalui telpon, dimana komunikasi
langsung tidak dapat dilakukan.
Definisi 1. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik
Operasional komunikasi yang disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan keadaan pasien.
Komponen SBAR meliputi S (situation), B
(background), A (Assesment) dan R
(Recommendation).

2. Penerapan metode komunikasi SBAR harus diikuti


dengan teknik TBK agar tidak terjadi kesalahan
informasi.

3. TBK adalah teknik komunikasi lisan menggunakan


telpon dengan menulis, membaca ulang dan
melakukan konfirmasi pesan yang diterima olehn
pemberi pesan.

T : menuliskan pesan yang disampaikan oleh


pemberi pesan pada lembar konsultasi atau pada
rekam medis.
B : membaca kembali pesan yang sudah ditulis oleh
pemberi pesan. Selesai membacakan pesan,
penerima pesan mengingatkan pemberi pesan
untuk melakukan konformasi. Jika instruksi terkait
dengan obat LASA, maka lakukan pengejaan dengan
alpabet Indonesia.
K : konformasi instruksi oleh si pemberi pesan
dengan jawaban “Ya atau Oke” bila sesuai dengan
istruksi yang diberikan sebelumnya.
4. Proporsi komunikasi verbal/lisan melalui telpon
yang dilakukan dengan menggunakan metode SBAR
dan TBK secara benar, dengan pengukuran :

a. Pelaporan pelayanan/pemberian informasi lisan


melalui telpon menggunakan SBAR.
b. Pemberian perintah pelayanan secara lisan/ verbal
mellaui telpon dilakukan dengan metode TBK.
c. Pemberi perintah pelayanan melakukan konfirmasi
langsung dengan menggunakan tandatangan dalam
waktu 1x24 jam.
d. SBAR diisi dengan lengkap dan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi SBAR via
(pembilang) telpon tepat dan benar selama 1 bulan.

Denominator Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan


(penyebut) komunikasi SBAR dengan benar dan tepat di rawat
inap puskesmas.

Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien yang terindikasi menggunakan
komunikasi via telpon atau tidak langsung

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dilakukan komunikasi via telpon.
Formula jml px yang dilakukan komunikasi SBAR dengan benar
x 100 %
jmlkeseluruhan px yang dilakukan komunikasi SBAR

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data sekunder yaitu rekam medis pasien.
Instrumen Form SBAR
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total Sampling
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Control chartRun chart
Penanggung Penanggung jawab Keselamatan pasien
Jawab

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


UPT PUSKESMAS SMPUR

c. Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High


Alert)

Judul Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan obat-


Indikator obatan yang perlu diwaspadai (High Alert) dan obat
LASA oleh farmasi
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019
Pemikiran tentang Puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien

3. Obat high alert adalah obat yang harus diwaspadai


karena sering menyebebkan terjadinya kejadian
serius ( sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan
yang dapat membahayakan keselamatan pasien.

4. Obat-obat high alert ini harus dikelola dengan


penanganan khusus baik dari segi penyimpanan
dan pelayanannya kepada pasien. Sehingga dapat
mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan
tercipta peningkatan kualitas mutu dan
keselamatan pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dengan cara melakukan penandaan
obat yang diwaspadai dan obat-obat LASA.
Definisi Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlah
Operasional obat-obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan
bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan
secara tepat.
Sedangkan LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat
yang memiliki kemasan yang terlihat sama dan
terdengar sama dalam pengucapannya saat terdengar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan
(pembilang) obat-obatan LASA yang diberikan penandaan di ruang
farmasi

Denominator Jumlah keseluruhan jenis obat-obat yang perlu


(penyebut) diwaspadai dan obat-obatan LASA yang tersedia di
ruang farmasi

Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua obat-obatan yang ada di ruang farmasi yang
tergolong obat High Alert dan LASA.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula jumlah obat highaler dan LASA yang diberi penandaan
x 100 %
jumlah keseluruhan jenis obat high alert dan LASA

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total Sampling
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data Tabel
Control chartRun chart
Penanggung Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
Jawab

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


UPT PUSKESMAS SMPUR

d. Sasaran 4: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien


Operasi

Judul Kepatuhan petugas terhadap SOP tindakan.


Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019
Pemikiran tentang Puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien

3. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada


kualitas mutu pelayanan dan keselamatan pasien
yang diberikan oleh pemberi layanan.

4. Salah satu upaya menjaga keselamatan pasien


adalah dengan menerapkan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dalam setiap tindakan perawatan.

Dimensi Mutu Keselamatan (Safe)


Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dan mengetahui tingkat kepatuhan
petugas terhadap pelaksanaan SOP tindakan di tiap
ruangan.

Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu


Operasional pedoman atau acuan dalam melaksanakan suatu
tindakan sesuai dengan tata kerja prosedural.

Jenis Proses
Indikator
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP
(pembilang) dalam 1 bulan.

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di ruang (poli) puskesmas.


(penyebut)
Target 100%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua tindakan pelayanan kesehatan di tiap ruangan.
Kriteria eksklusi : Tidak ada
Formula jumlah pasien yang mendapatkantindakan sesuai SOP
x 100 %
jumlah pasien keseluruhan

Desain Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Daftar tilik penilaian SOP.
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Tabel
Data  Control chart Run chart
Penanggung Penanggung jawab Keselamatan Pasien
Jawab

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


UPT PUSKESMAS SMPUR

e. Sasaran 5 : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Judul Kepatuhan petugas melakukan cuci tangan dalam 5


Indikator momen cuci tangan

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017


Pemikiran tentang Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017


tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/


Menkes/ 413/ 2020 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-
19)

4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan cuci
tangan sesuai dengan ketentuan WHO.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
Operasional tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila
tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi
(Five moments) menurut WHO dan 5 indikasi sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah
menurut WHO.
4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan terhadap petugas yang
melakukan kebersihan tangan sesuai dengan
indikasi yang terdiri dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau
pakaian pasien).
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau
pakaian pasien ).
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:
Pemasangan intra vena kateter (infus),
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan lain lain
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, dan setelah melepas
sarung tangan
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis
yang ada di sekitar pasien.
f. Melepas sarung tangan steril
g. Melepas APD
h. Setelah kontak dengan permukaan benda mati
dan objek termasuk peralatan medis
i. Setelah melepaskan sarung tangan steril.
j. Sebelum menangani obat-obatan atau
menyiapkan makanan.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah
semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan/perawatan pasien serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan pasien /
spesimen.
6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit
dalam satu periode pengamatan
8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam 15
menit periode pengamatan.
Jenis Proses
Indikator
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang) sesuai indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan/ perawatan pasien serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien/spesimen
yang akan di observasi

Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan
sesuai indikasi x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Tabel
Data  Control chart Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


UPT PUSKESMAS SMPUR

f. Sasaran 6 : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Judul Indikato Kepatuhan dalam skrining pengkajian resiko jatuh pada
r pasien rawat inap

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019


Pemikiran tentang Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
3. Pasien jatuh yang terjadi selama perawatan di
puskesmas dapat menyebabkan serius bahkan
berpotensi mengancam kehidupan bagi banyak
pasien. Upaya untuk mengurangi kejadian pasien
jatuh adalah dengan mengembangkan pola
pengkajian pasien resiko jatuh selama perawatan di
puskesmas.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kesehatan Puskesmas yang
aman bagi pasien dengan menjamin peningkatan
keselamatan berupa pengurangan resiko jatuh pasien di
puskesmas.

Definisi 1. Pasien resiko jatuh adalah pasien yang berisiko


Operasional untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor
lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat
berakibat cedera.

2. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien di


UGD dan rawat inap.

3. Form pengkajian resiko jatuh menggunakan skala


Humpty-Dumpty untuk anak, skala Morse untuk
dewasa (18-55 th) dan skala Modified Stratify-
Sydney Scoring untuk pasein lansia (>56 th).

4. Jumlah pasien jatuh adalah jumlah pasien jatuh


selama dirawat atau mendapatkan pelayanan
kesehatan baik akibat jatuh dari tempat tidur,
kamar mandi dsb yang berakibat kecacatan atau
kematian.

5. Yang melakukan pengkajian resiko jatuh adalah


perawat jaga di puskesmas.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan pengkajian
(pembilang) resiko jatuh dalam sebulan

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di rawat inap dalam 1


(penyebut) bulan

Target 100 %
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien di UGD dan rawat inap Puskesmas.
Kriteria Eksklusi:
Pengunjung, staf/ karyawan, perawat jaga.
Formula

Desain Survei Harian


Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Menggunakan form pengkajian resiko jatuh.
Pengambilan
Data
Besar Sampel
Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pengumpulan
Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data Tabel
 Control chart Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
Jawab

INDIKATOR MUTU KMP

PUSKEMAS SIMPUR
TAHUN 2023
Judul Indikator Legalitas Tenaga Kesehatan yang Memberikan
Pelayanan

Dasar Pemikiran UU no.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Permenkes no.90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga


Kesehatan

Permenkes no.43 tahun 2019 tentang Puskesmas

Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP sebagai dasar


legalitas dalam melakukan pelayanan kepada pasien.

Dimensi Mutu Keamanan dan kompetensi teknis

Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga kesehatan


tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker, ass.apoteker,
analis)

Definisi Operasional Surat ijin praktek merupakan bukti tertulis secara sah
yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada tenaga
kesehatan sebagai tanda telah diberi kewenangan untuk
menjalankan praktik

Jenis Indikator Input

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat legalitas,


perijinan bekerja di puskesmas sesuai profesi

Denumerator Jumlah tenaga kesehatan menurut golongan profesi


Target Pencapaian 80 %

Kriteria Inklusi : Seluruh tenaga kesehatan pemberi layanan di


Puskesmas Kuta utara berdasarkan golongan profesi

Eksklusi : Tidak Ada

Formula Rumus untuk menghasilkan nilai Indikator :

Jumlah Tenaga medis yang memiliki SIP

yang masih berlaku sesuai golongan profesi x


100%

Jumlah seluruh tenaga medis sesuai golongan profesi

Metode Pengumpulan Penarikan data dan Wawancara dari Tim Kredensialing


Data

Sumber Data Data dari Penanggung Jawab Kredensialing Tenaga


Kesehatan

Besar Sample Keseluruhan jumlah tenaga kesehatan pemberi layanan

Cara Pengambilan Non Probability- Consecutive Sampling


Sample

Periode Pengumpulan Bulanan


Data

Penyajian data Tabel

Perioda Analisis dan Bulanan


pelaporan data

Penanggung Jawab Ketua Tim Kredensialing

PROFIL INDIKATOR KMP


UPT PUSKESMAS SMPUR

Judul Indikator Orientasi Pegawai

Dasar Pemikiran UU no.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Permenkes no.90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga


Kesehatan

Permenkes no.43 tahun 2019 tentang Puskesmas

Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP sebagai dasar


legalitas dalam melakukan pelayanan kepada pasien.

Dimensi Mutu Keamanan dan kompetensi teknis

Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga kesehatan


tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker, ass.apoteker,
analis)

Definisi Operasional Surat ijin praktek merupakan bukti tertulis secara sah
yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada tenaga
kesehatan sebagai tanda telah diberi kewenangan untuk
menjalankan praktik

Jenis Indikator Input

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat legalitas,


perijinan bekerja di puskesmas sesuai profesi

Denumerator Jumlah tenaga kesehatan menurut golongan profesi

Target Pencapaian 80 %

Kriteria Inklusi : Seluruh tenaga kesehatan pemberi layanan di


Puskesmas Kuta utara berdasarkan golongan profesi

Eksklusi : Tidak Ada

Formula Rumus untuk menghasilkan nilai Indikator :


Jumlah Tenaga medis yang memiliki SIP

yang masih berlaku sesuai golongan profesi x


100%

Jumlah seluruh tenaga medis sesuai golongan profesi

Metode Pengumpulan Penarikan data dan Wawancara dari Tim Kredensialing


Data

Sumber Data Data dari Penanggung Jawab Kredensialing Tenaga


Kesehatan

Besar Sample Keseluruhan jumlah tenaga kesehatan pemberi layanan

Cara Pengambilan Non Probability- Consecutive Sampling


Sample

Periode Pengumpulan Bulanan


Data

Penyajian data Tabel

Perioda Analisis dan Bulanan


pelaporan data

Penanggung Jawab Ketua Tim Kredensialing


Judul Indikator Pembinaan Kinerja Tenaga Kesehatan

Dasar Pemikiran UU no.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Permenkes no.90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga


Kesehatan

Permenkes no.43 tahun 2019 tentang Puskesmas

Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP sebagai dasar


legalitas dalam melakukan pelayanan kepada pasien.

Dimensi Mutu Keamanan dan kompetensi teknis


Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga kesehatan
tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker, ass.apoteker,
analis)

Definisi Operasional Surat ijin praktek merupakan bukti tertulis secara sah
yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada tenaga
kesehatan sebagai tanda telah diberi kewenangan untuk
menjalankan praktik

Jenis Indikator Input

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat legalitas,


perijinan bekerja di puskesmas sesuai profesi

Denumerator Jumlah tenaga kesehatan menurut golongan profesi

Target Pencapaian 80 %

Kriteria Inklusi : Seluruh tenaga kesehatan pemberi layanan di


Puskesmas Kuta utara berdasarkan golongan profesi

Eksklusi : Tidak Ada

Formula Rumus untuk menghasilkan nilai Indikator :

Jumlah Tenaga medis yang memiliki SIP

yang masih berlaku sesuai golongan profesi x


100%

Jumlah seluruh tenaga medis sesuai golongan profesi

Metode Pengumpulan Penarikan data dan Wawancara dari Tim Kredensialing


Data

Sumber Data Data dari Penanggung Jawab Kredensialing Tenaga


Kesehatan

Besar Sample Keseluruhan jumlah tenaga kesehatan pemberi layanan

Cara Pengambilan Non Probability- Consecutive Sampling


Sample

Periode Pengumpulan Bulanan


Data

Penyajian data Tabel

Perioda Analisis dan Bulanan


pelaporan data

Penanggung Jawab Ketua Tim Kredensialing

Anda mungkin juga menyukai