Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN
Jl. Srinindito IV/RT 08 RW 01, Ngemplak Simongan, Semarang
 (024) 7610212 E-mail: pusk_ngemplak@yahoo.com

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


TAHUN 2023
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melakukan proses identifikasi. Dengan
adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan
dengan menggunakan minimal dua penanda
identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir,
nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat)
dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti:
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel
d. Prosedur pendaftaran pasien
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi
Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan
Eksklusi : Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛
𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 x 100%
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Intsrumen Formulir Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel Seluruh petugas yang memberikan pelayanan
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Erlinawati K., S.Kep., Ners

2. Pengurangan Resiko Jatuh


Judul Pengurangan Resiko Jatuh
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Pengurangan resiko jatuh menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien
3. Untuk menjamin pengurangan resiko jatuh maka
diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat resiko jatuh guna meningkatkan
keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan petugas untuk melakukan
pengurangan resiko jatuh dalam melakukan tindakan
pelayanan
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari petugas loket
2. Pengurangan resiko jatuh dilakuakn di saat pasien
datang
3. Pengurangan resiko jatuh dilakukan dengan
pengisian form get up and go jika pasien rawat
jalan dan form resiko jatuh yang ada di form
anamnesa igd jika pasien gawat darurat.
4. Pengurangan resiko jatuh dilakukan dengan cara
visual (melihat)
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah petugas loket yang secara benar dalam
periode observasi
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang beresiko jatuh
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua pasien yang beresiko jatuh termonitor
Eksklusi : Tidak ada
𝑚𝑜𝑛𝑖𝑡𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ
Formula x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Resiko Jatuh
Pengambilan Data
Besar Sampel Seluruh pasien yang beresiko jatuh
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Mingguan
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Erlinawati K., S.Kep., Ners

3. Tepat Lokasi, Prosedur dan Pasien


Judul Penandaan Operasi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Penandaan resiko jatuh menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien
3. Untuk menjamin keselamatan pasien maka
diperlukan indikator untuk meningkatkan
keselamatan pasien dengan penandaan operasi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan petugas untuk melakukan
penandaan operasi dalam melakukan tindakan
pelayanan
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari petugas medis
2. Penandaan operasi dilakukan dengan melakukan
penandaan operasi di laporan operasi
3. Penandaan sisi operasi dilakukan dengan
penandaan di sekitar operasi.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan yang dilakukan penandaan operasi
Denumerator Jumlah seluruh tindakan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan
Eksklusi : Tidak ada
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Formula x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Intsrumen Formulir Laporan Operasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Seluruh tindakan
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Insidental
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Erlinawati K., S.Kep., Ners

4. Pengawasan obat HAM


Judul Pengawasan Obat Ham
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Pengawasan obat HAM menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien
3. Untuk menjamin keselamatan pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor kewaspadaan obat HAM guna
meningkatkan keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Memonitor kewaspadaan obat HAM dan LASA untuk
mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari petugas farmasi
2. Monitoring krewaspadaan obat HAM guna
meningkatkan keselamtaan pasien
3. Kewaspadaan obat HAM dilakukan dengan cara
visual (melihat)
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah obat yang ditempel stiker HAM
Denumerator Jumlah seluruh obat HAM
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua obat HAM tertempel stiker
Eksklusi : Tidak ada
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑡𝑖𝑘𝑒𝑟 𝐻𝐴𝑀
Formula x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝐻𝐴𝑀

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Intsrumen Formulir Monitoring obat HAM dan LASA
Pengambilan Data
Besar Sampel Seluruh obat HAM
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Erlinawati K., S.Kep., Ners

5. Komunikasi Efektif
Judul Komunikasi Efektif
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Komunikasi efektif menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pasien
3. Untuk menjamin keselamatan pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor komunikasi efektif guna meningkatkan
keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan petugas untuk melakukan
komunikasi efektif dalam melakukan tindakan
pelayanan
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari petugas medis dan
non medis
2. Komunikasi efektif dilakukan saat ada nilai kritis
3. Pengurangan resiko jatuh dilakukan dengan cara
verbal (lisan)
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Hasil nilai kritis yang ditulbakon
Denumerator Jumlah seluruh nilai kritis
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua nilai kritis terverifikasi TBK
Eksklusi : Tidak ada
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑏𝑎𝑘𝑜𝑛
Formula x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

Desain Pengumpulan Observasi dan lisan


Data
Sumber Data Hasil observasi dan buku nilai kritis laboratorium
Intsrumen Buku Nilai Kritis Laboratorium
Pengambilan Data
Besar Sampel Seluruh hasil nilai kritis
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Insidental
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Erlinawati K., S.Kep., Ners
6. Pengurangan Resiko Infeksi
Judul Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegaha dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan
seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh
atau menggunakan alkohol (alcohol based
handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila
tangan tidak tampak kotor
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO
3. Indikasi adalah lasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama
perawatan
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan
terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/ permukaan tubuh pasien
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/ permukaan tubuh pasien
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptic, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus),
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan lain - lain
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, utin,
feces, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien yaitu melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur alat – alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien
5. Peluang adalah periode di antara indikasi dimana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh
permukaan (lingkungan atau pasien) atau tangan
menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
adalah kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
peluang yang diindikasikan
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan degan metode dan tool
yang telah ditentukan
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang
digunakan untuk mendapatkan minimal 200
peluang kebersihan tangan di setiap unit atau
Puskesmas sesuai dengan waktu yang ditentukan
untuk melakukan observasi dalam satu bulan
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan observasi maksimal 20 menit (rerata 10
menit)
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
adalah jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi dalam satu periode observasi
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada
waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
Denumerator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria Inklusi : Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan
tangan
Eksklusi : Tidak ada
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 x 100%
𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Hasil observasi
Intsrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab dr. Arif Driyagusta Prabowo

Anda mungkin juga menyukai