Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN OLEH

PERAWAT BERDASARKAN STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT DI


INTALANSI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KARANGNAYAR

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Kesehatan

Oleh :

Raihan Alif Saputra

NIM ARS19009

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan salah satu dimensi mutu yang
saat ini menjadi pusat perhatian para praktisi pelayanan kesehatan dalam skala
nasional maupun internasional (Limbong, 2018). Keselamatan pasien merupakan
salah satu indikator dalam menilai akreditasi institusi pelayanan kesehatan, oleh
karena itu keselamatan pasien sangat penting. Pada prinsipnya keselamatan pasien
bukan berarti harus tidak ada risiko sama sekali agar semua tindakan medis dapat
dilakukan (Ningsih, 2020). Selain itu, kepatuhan perawat dalam menerapkan
keselamatan pasien dapat memberikan asuhan keperawatan yang aman dan bermutu
(Soru & Wahyuningasih, 2018).

Perawat sebagai professional kesehatan secara kontinu berinteraksi dengan


pasien didalam sebuah pelayanan kesehatan rumah sakit. Dalam penerapan sasaran
keselamatan pasien baik berupa kebenaran identifikasi, komunikasi efektif,
pengelolaan obat yang aman, ketepatan lokasi, pasien dan prosedur operasi,
pencegahan infeksi dan pencegahaan jatuh merupakan prosedur dan kebijakan yang
membutuhkan komitemen dan konsistensi perawat (Mulyadi & Yulia, 2022). Peran
perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) berupa asuhan
keperawatan secara langsung kepada pasien serta bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien salah satunya adalah
sasaran keselamatan pasien (Soru & Wahyuningasih, 2018).

Sasaran keselamatan pasien merupakan salah satu komponen penilaian dalam


akreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Sasaran keselamatan pasien
wajib diterapkan di rumah sakit untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan
pasien serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar WHO
Patient safety (2007) yang digunakan juga oleh pemerintah (Standar Akreditasi
Rumah Sakit 2022). Sasaran keselamatan pasien dapat mendorong perbaikan dalam
keselamatan pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu
tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya
keselamatan pasien di rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan universal.
Bahkan diberbagai negara maju telah menggeser paradigma “Quality/ kearah
paradigma baru “Quality-Safety” yang mengandung arti tidak hanya meningkatkan
mutu pelayanan, akan tetapi yang lebih penting ialah menjaga keselamatan pasien
secara konsisten dan terus menerus.

Keselamatan pasien menjadi perhatian dunia sejak Institute of Medicine (IOM)


melaporkan hasil penelitiannya di Amerika Serikat tahun 2000 “To Err Is Human”
bahwa di Utah dan Colorado ditemukan KTD sebesar 2,9% dimana 6,6% diantaranya
meninggal. Sedangkan di New York sebesar 3,7% dengan angka kematian 13,6%.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Berdasarkan
National Patient Safety Agency pada tahun 2017 telah melaporkan angka kejadian
Insiden Keselamatan Pasien di Inggris pada tahun 2016 sebanyak 1.879.822 insiden
(Raftopoulos & Pavlakis, 2018). Ministry of Health Malaysia melaporkan angka
insiden keselamatan pasien dalam rentang waktu Januari-Desember 2013 sebanyak
2.769 kejadian (Neri, dkk, 2018).

Laporan insiden keselamatan pasien di Indonesia oleh kementrian kesehatan


sampai dengan 12 April 2019 terdapat 7.310 insiden dengan kejadian nyaris cidera
(KNC) 2.421 indien, kejadian tidak cidera (KTC) 2.463 insiden dan kejadian tidak
diinginkan (KTD) / adeverse event/ sentinel event 2.426 insiden. Berdasarkan laporan
insiden tersebut 5.405 tidak menimbulkan cidera, 1.167 cidera ringan, 421 cidera
sedang, 85 cidera berat dan 233 menimbulkan kematian (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelayanan rumah sakit di
Indonesia telah mengimplementasikan keselamatan pasien. Hasil implementasi
keselamatan pasien menunjukkan 84,4% kategori baik, ketepatan identifikasi 70,8%,
komunikasi efektif 94,8%, keamanan pengobatan 76%, ketepatan lokasi, pasien, dan
prosedur 87,5% (Surahmat, Neherta dan Ariati, 2018). Selain itu sejalan dengan
penelitian lainnya menunjukan hasil capaian implementasi keselamatan pasien yaitu
57,9% (Delima, Maidin dan Saleh, 2020). Berdasarkan hasil laporan lain juga
menunjukan bahwa insiden keselamatan pasien di Indonesia berdasarkan provinsi
menunjukan dari 145 insiden yang dilaporkan terdapat 55 kasus (37,9%) terjadi di
wilayah DKI Jakarta. Jawa Tengah yaitu 15,9%, DI Yogyakarta yaitu 13,8%, Jawa
Timur 11,7%, Sumatera Selatan yaitu 6,9%, Jawa Barat yaitu 2,8%, Bali yitu 2,8%,
Kalimantan Timur yaitu 0,69%, dan Aceh yaitu 0,68% (Neri, dkk 2018).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ummu Kalsum tahun 2019 tentang
Gambaran Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien SNARS edisi 1.1 di RSUD Haji
Provinsi Sulawesi Selatan menunjukan bahwa pelaksanaan sasaran keselamatan
pasien pada SKP 1, SKP 2, SKP 3, dan SKP 5 telah diterapkan dengan status
terpenuhi sebagian sedangkan SKP 4 dan SKP 6 telah diterapkan dengan status
terpenuhi lengkap. Hasil menunjukan bahwa identittas pasien pada label obat belum
tercetak minimal dua identitas, tidak ditemukan bukti pelatihan komunikasi efektif
antar PPA, belum dilakukan kegiatan evaluasi terkait catatan hal-hal kritikal yang
dikomunikasikan antar PPA saat terima pasien dilakukan dan daftar obat high alert di
beberapa ruang perawatan sudah tidak ditemukan, kepatuhan petugas dalam
melaksanakan 6 langkah dan 5 momen cuci tangan masih belum maksimal. Adanya
sasaran keselamatan pasien yang telah terpenuhi lengkap dan hanya terpenuhi
sebagian menunjukan bahwa pengimplementasian sasaran keselamatan pasien
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti organisasi dan manajerial, tim,
individu, dan lingkungan.

Berdasarkan hasil capaian sasaran keselamatan pasien di RSUD Kabupaten


Karanganyar tahun 2018 menunjukan bahwa pelaksanaan ketepatan pemasangan
gelang identitas pasien menujukan hasil capaian 97%, Komunikasi Efektif 80%,
keamanan obat 100%, ketepatan lokasi, prosedur dan pasien 100%, mengurangi risiko
infeksi akibat perawatan kesehatan 78%, dan mengurangi risiko cedara akibat pasien
jatuh 99,85% . Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa dalam
pelaksanaan keselamatan pasien pada SKP 1, SKP 2, SKP 3, SKP 4, dan SKP 6 sudah
memenuhi minimal capaian standar ≥ 80 % (Standar Akreditasi Rumah Sakit, 2022).
Pada SKP 5 pada RSUD Kabupaten Karanganyar belum memenuhi minimal capaian
standar yang ditetapkan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
Gambaran Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien oleh Perawat Berdasarkan
Standar Akreditasi Rumah Sakit di Instalansi Rawat Inap RSUD Kabupaten
Karanganyar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kajian yang telah dijelaskan di latar belakang mengenai
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien, maka rumusan masalah untuk penelitian ini
adalah Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Oleh Perawat
Berdasarkan Standar Akreditas Rumah Sakit Di Instalansi Rawat Inap RSUD
Kabupaten Karangnayar

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan sasaran keselamatan pasien oleh perawat
berdasarkan standar akreditasi rumah sakit di instalansi rawat inap RSUD
Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pelaksanaan identifikasi pasien dengan benar
oleh perawat berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit di Instalansi
Rawat Inap RSUD Kabupaten Karangnayar
b. Mengetahui gambaran pelaksanaan peningkatkan komunikasi yang
efektif oleh perawat berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit di
Instalansi Rawat Inap RSUD Kabupaten Karangnayar
c. Mengetahui gambaran pelaksanaan peningkatkan keamanan obat-
obatan yang harus diwaspadai oleh perawat berdasarkan Standar
Akreditasi Rumah Sakit di Instalansi Rawat Inap RSUD Kabupaten
Karanganyar.
d. Mengetahui gambaran pelaksanaan kepastian sisi yang benar, prosedur
yang benar, pasien yang benar pada pembedahan/tindakan invasif oleh
perawat berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit di Instalansi
Rawat Inap RSUD Kabupaten Karanganyar
e. Mengetahui gambaran pelaksanaan pengurangan risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan oleh perawat berdasarkan Standar Akreditasi
Rumah Sakit di Instalansi Rawat Inap RSUD Kabupaten Karanganyar
f. Mengetahui gambaran pelaksanaan pengurangan risiko cedera pasien
akibat jatuh oleh perawat berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit
di Instalansi Rawat Inap RSUD Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pemahaman
tentang akreditasi rumah sakit khususnya di standar sasaran keselamatan
pasien serta dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh
mengenai sasaran keselamatan pasien sesuai Standar Akreditasi Rumah Sakit.

2. Manfaat Bagi Rumah Sakit


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan evaluasi terkait
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien oleh tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP) di rumah sakit serta dapat meningkatkan dan
mempertahankan pelaksanaan sasaran keselamatan pasien sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit.
3. Manfaat Bagi Perawat
Penelitian ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan
pemahaman perawat dalam melaksanakan sasaran keselamatan pasien
berdasarkan Standar Akreditas Rumah Sakit.
4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber literatur bagi peneliti
selanjutnya mengenai pelaksanaan sasaran keselamatan pasien berdasarkan
Standar Akreditasi Rumah Sakit
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan referensi yang didapat beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Tabel Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan


1. Susi Handayani, Gambaran Metode Hasil penelitian ini Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Syahid Alhakim Penerapan penelitian menunjukkan semua dengan penelitian dengan penelitian
Marzali (2022) Keselamatan kualitatif responden telah memahami sebelumnya : sebelumnya :
Pasien Pada deskriptif dan menerapkan cara 1. Penelitis ama sama 1. Metode penelitian
Instalasi Rawat dengan mengidentifikasi pasien membahasa tentang sekarang menggunakan
Intensif Rumah pendekatan dengan benar, meningkatkan keselamatan pasien. metode kuantitaif
Sakit fenomologi. komunikasi efektif, 2. Populasinya sama deskriptif.
Muhammadiyah meningkatkan keamanan obat- yaitu perawat. 2. Tempat penelitian
Palembang obatan yang perlu diawasi, 3. Tujuan peneliti sebelumnya pada
memastikan teapt-lokasi, teapt- sebelumnya dan instalasi rawat intensif,
prosedur dan teapt-pasien sekarang sama yaitu sedangkan penelitian
pembedahan, mengurangi untuk mengetahui sekarang pada Instalasi
risiko infeksi terakait gambaran pelaksanaan Rawat Inap.
perawatan kesehatan serta keselamatan pasien 3. Instrumen penelitian
mengurangi risiko cedera sebelumnya
akibat pasien jatuh. menggunakan pedoman
wawancara dengan
metode indepth
interviwe , sedangkan
penelitian sekarang
menggunkan lembar
observasi.
2. Reno Afriza Analisis Metode Hasil penelitian Persamaan Perbedaan penelitian ini
Neri, Yuniar Pelaksanaan kualitatif menunjukkan bahwa penelitian ini dengan penelitian
Lestari, dan Sasaran melalui kebijakan dan SOP dengan penelitian sebelumnya :
Husna Yelti Keselamatan wawancara sudah lengkap. Tenaga sebelumnya : 1. Metode penelitian
(2018) Pasien di Rawat mendalam, penanggung jawab 1. Sama sama sebelumnya menggunakan
Inap Rumah Sakit Focus Group keselamatan pasien meneliti tentang metode kualitatif,
Umum Daerah Discussion, dalam hal ini tim keselamatan sedangkan penelitian
Padang Pariaman observasi dan kesehatan pasien belum pasien. sekarang menggunakan
telaah optimal, nilai rata-rata 2. Tempat metode kuantitaif
dokumen capaian 73,4% (standar penelitiannya 2. Populasi penelitian ini
100%). sama yaitu pada hanya perawat pelaksana.
rawat inap. Sedangkan penelitian
3. Instrumen sebelumnya untuk
penelitian juga populasinya melalui 15
menggunakan infroman diantaranya :
lembar direktur RS, kepala bidang
observasi. pelayanan medik, ketua
komite medis, ketua komite
keperawatan, kepala
inslatasi rawat inap, kepala
ruangan rawat inap, dokter
umum, perawat pelaksana,
ahli gizi, apoteker, analis
dan radiographer.
3. Instrumen peneliti
sebelumnya menggunakan
pedoman wawancara, focus
group discussion, dan
telaah dokumen.
Sedangkan penelitian
sekarang hanya
menggunakan instrumen
lembar observasi.
3. Akwilina Ritrani Penerapan Sasaran Medoter Hasil penelitian Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini
Anseli Soru, Keselamatan Kuantitatif menunjukkan bahwa 16 ini dengan penelitian dengan penelitian
Aries Pasien dengan desain responden (100%) patuh sebelumnya : sebelumnya :
Wahyuningasih penelitian dalam menerapkan 1. Metode yang 1. Peneltian sekarang
(2018) deskriptif ketepatan identifikasi digunakan sama berfokuskan ke Standar
pasien, 16 responden yaitu metode Akreditasi Rumah Sakit.
(100%) patuh dalam penelitian 2. Tujuan penelitian
menerapkan kuantitatif sebelumnya untuk
peningkatan komunikasi deskriptif. menganalisi pelaksanaan
efektif, 16 responden 2. Peneliti sama sasaran keselamatan
responden (100%) patuh sama meneliti pasien, sedangkan
dalam menerapkan tentang penelitian sekarang
peningkatan keamanan keselamatan tujuannya untuk
obat yang perlu diawasi, pasien mengetahui gambaran
kepastian teapt lokasi, 3. Insturumen pelaksanaan sasaran
teapt prosedur, dan teapt penelitian yang keselamatan pasien
pasien operasi tidak digunakan sama sesuai Standar Akreditasi
dilakukan, kepatuhan yaitu Rumah Sakit.
penerapan pengurangan menggunakan
resiko infeksi terkait lembar observasi
pelayanan kesehatan 4. Populasi
sebanyak 11 responden penelitian sama
(68,8%) dalam hal yaitu perawat
melaksanakan 5 moment pelaksana.
cuci tangan dan 5. Tempat peneliti
kepatuhan penerapan sebelumnya dan
pengurangan resiko sekarang sama
pasien jatuh sebanyak yaitu di rawat
16 responden (100%) inap
dalam assesmen awal
resiko jatuh dan
assesmen ulang bila
terjadi perubahan
kondisi

Anda mungkin juga menyukai