Anda di halaman 1dari 5

Resiko Penggunaan Obat Pada Keselamatan Pasien

Adisty Olyvia Hutagalung (191101082)


Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Kesalahan medikasi merupakan masalah yang sangat serius di pelayanan kesehatan di seluruh
dunia. Medication error adalah suatu kejadian yang tidak hanya dapat merugikan pasien tetapi
juga dapat membahayakan keselamatan pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan
khususnya dalam hal pelayanan pengobatan pasien. Perawat sebagai pihak yang paling banyak
terlibat dalam proses pemberian medikasi memiliki peran penting dalam mencegah,
mengenali,dan mengatasi terjadinya kesalahan untuk meningkatkan keselamatan pemberian
medikasi.

Abstract
Medication errors are very serious problems in health services throughout the world.
Medication error is an event that not only can harm the patient but can also endanger the
patient's safety carried out by health care workers, especially in terms of patient treatment
services. Nurses as the party most involved in the process of giving medication have an
important role in preventing, recognizing, and overcoming mistakes to improve the safety of
medication administration.

Pendahuluan
Saat ini medication error menjadi salah satu Nomor 35 tahun 2014 tentang standar
permasalahan kesehatan yang banyak pelayanan kefarmasian di apotek
menimbulkan berbagai dampak bagi pasien menyebutkan bahwa medication error
mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang adalah kejadian yang merugikan pasien,
paling parah yaitu menyebabkan suatu yang diakibatkan pemakaian obat selama
kematian. Medical error merupakan dalam penanganan tenaga kesehatan yang
kejadian yang menyebabkan atau berakibat sebetulnya dapat dicegah.Medication error
pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat adalah setiap kejadian yang dapat dihindari
atau membahayakan pasien yang yang dapat menyebabkan atau berakibat
sebenarnya dapat dihindari.Menurut pada pelayanan obat yang tidak tepat atau
Tajudin (2012) salah satu ukuran capaian membahayakan pasien sementara obat
dalam keselamatan pasien adalah angka berada dalam pengawasan tenaga kesehatan
kejadian kesalahan pemberian obat. Dalam atau pasien.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Pembahasan
Keselamatan pasien adalah salah satu multipel atau dosis tinggi obat cair. Hal
indikator pelayanan bermutu. Pelayanan tersebut dapat menjadi petunjuk bahwa
kesehatan yang bermutu ini ada pelayanan dosis yang diberikan mungkin tidak
yang sudah sesuai standar, perawat dalam tepat/sesuai.
memberikan asuhan keperawatan dalam
Prinsip Benar Rute mencakup ketepatan
pemberian obat harus sesuai dengan standar
dankeamanan rute pemberian medikasi
yang sudah ada sehingga risiko untuk
bagi klien. Rutepemberian dapat berupa
kesalahan dapat dicegah. Hasil penelitian
oral (pil, kapsul, cair),parenteral (dengan
bahwa kesalahan dalam pemberian obat
menggunakan jarum suntik),topical
terjadi paling banyak pada salah waktu dan
(dioleskan ke kulit atau membran mukosa),
salah dosis.
tetes (pada mata atau telinga), rectal
Dalam penyimpanan obat pasien, perawat (supositoria atau cairan).
mengatakan penyimpanan sudah sesuai
Prinsip Benar Pasien mencakup ketepatan
menggunakan sistem First In First Out
dalam mengidentifikasi klien saat
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO).
pemberian medikasi. Perawat perlu
Dalam pemberian obat, perawat harus
mengecekID band klien setiap kali
selalu melakukan pengecekan ulang
memberikan obat danmewaspadai saat
terhadap semua obat-obatan sebelum
terdapat pasien dengan namabelakang yang
diberikan kepada pasien.
sama di ruang rawat.
Prinsip pemberian medikasiterdiri dari 10
Prinsip Benar Waktu mencakup ketepatan
prinsip, yaitu Benar Obat, Benar
dan kesesuaian pemberian medikasi dengan
Dosis,Benar Pasien, Benar Rute, Benar
waktu yang telah dijadwalkan. Obat yang
Waktu, BenarEdukasi Klien, Benar
diberikan 30 menit sebelum atau setelah
Dokumentasi, Benar untukMenolak
waktu yang telah dijadwalkan dapat
Edukasi, Benar Pengkajian, dan
dianggap memenuhi standar waktu yang
BenarEvaluasi (Berman et al., 2008).
tepat.
Prinsip Benar Obat mencakup tiga kali
Prinsip Benar Edukasi Klien mencakup
pengecekanuntuk keselamatan pemberian
seluruh informasi yang dibutuhkan klien
obat. Pengecekanpertama dilakukan saat
terkait dengan pengobatannya. Klien
membaca Medicationadministration record
membutuhkan panduan mengenai
(MAR) denganmembandingkan label dan
pengobatannya. Beberapa klien khawatir
obat yang tercantum dalamMAR. Selain
terkait dengan pengobatan yang
itu, perawat mengecek tanggalkadaluwarsa
didapatnya.
obat dan menentukan apakah
perlumelakukan kalkulasi dosis obat jika Prinsip Benar untuk Menolak Medikasi
dosis tidak sesuaidengan MAR. mencakup penolakan terhadap medikasi
Pengecekan kedua dilakukan yang dilakukan oleh klien dewasa. Perawat
saatmelakukan persiapan obat dengan perlu mengkonfirmasi alasan penolakan
melihat label obatdan mencocokkan dengan pemberian medikasi.
MAR. Pengecekan ketigadilakukan
sebelum menyimpan kembali Prinsip Benar untuk Menolak Medikasi
persediaanobat. mencakup penolakan terhadap medikasi
yang dilakukan oleh klien dewasa. Perawat
Prinsip Benar Dosis mencakup perhatian perlu mengkonfirmasi alasan penolakan
khusus pada pemberian pil/ tablet secara pemberian
medikasi.Perawatberperan untuk efek samping, tanda-tanda terjadinya reaksi
memastikan bahwa klien telah mendapat yang tidak diharapkan, dan atau interaksi
informasi yang adekuat dan konsekuensi obat.
yang mungkin terjadi akibat tidak
Prinsip Benar Dokumentasi mencakup
mendapatkan medikasi.
pendokumentasian nama obat, dosis
Prinsip Benar Evaluasi yang harus metode administrasi, dan data spesifik yang
diperhatikan oleh perawat mencakup relevan, seperti nadi, dan informasi lain
kegiatan pada tahapan evaluasi yaitu yang berkaitan. Hal lain yang perlu
pemantauan terhadap medikasi yang didokumentasikan adalah waktu pemberian
diberikan, seperti mengenali hasil obat dan tanda tangan perawat yang
pemberian medikasi termasuk efektivitas, memberikan.

Upaya Pencegahan Kesalahan Medikasi


Strategi yang dapat dilakukan untuk melakukanpenanganan jika terjadi
meningkatkan keselamatan pemberian kesalahan medikasi. Perubahansistem
medikasi antara lain upaya secara nasional, terkait peningkatan kualitas pelayanan
pendidikan dan pelatihan untuk perawat, yangmenekankan pada faktor sistem, tidak
dan perubahan sistem. . Strategi lain yang pada kesalahanindividual,budaya
direkomendasikanadalah penggunaan pelaporan, dan penggunaanteknologi.
simulasi pemberian medikasi dankesalahan
Sistem tersebut termasuk sistempemberian
melalui lingkungan yang telahdiatur untuk
medikasi dengan barcode (Bar
meningkatkan keselamatan
codedmedication administration),
medikasi,melakukan duplikasi
Computerized orderentry, Automated
kompleksitas interaksi perawat- pasien dan
dispensing, dan ElectronicMedication
pemikiran kognitif terkait.
Administration Record (Hughes, 2008).
Simulasi berguna untukmenyiapkan
perawat agar mengenali dan

Kesimpulan
Kesalahan medikasi terjadi akibat menerapkan pengetahuanterkait medikasi
melakukan atau tidak melakukan tindakan dan pasien dalampraktik
dalam proses manajemen danpenggunaan pemberianmedikasi. Selain itu, perawat
medikasi yang meliputi meliputi juga harus menerapkanprinsip pemberian
organisasi/manajemen, seleksi dan medikasi yang terdiri dari BenarObat,
pembelian,penyimpanan, pemesanan dan Benar Dosis, Benar Pasien, Benar Rute,
penyalinan, persiapan dan BenarWaktu, Benar Edukasi Klien, Benar
penyaluran,pemberian, pemantauan dan Dokumentasi,Benar untuk Menolak
pelaporan. Edukasi, Benar Pengkajian,danBenar
Evaluasi (Berman et al., 2008).
Perawat memiliki peran dalam mengurangi
risikokesalahan medikasi dengan
Saran
Meningkatkan dukungan pimpinan dalam pemahaman dan melakukan pemberian
upaya peningkatan budaya keselamatan pelayanan yang sesuai.
pasien karena pimpinan memiliki
Dalam hal output berupa ketidaksesuaian
wewenang dalam menerapkan sistem yang
capaian dengan target, berupa Kepatuhan
berlaku. Dukungan pimpinan dapat dilihat
Perawat Melakukan Double Check pada
dari meningkatkan upaya budaya
Obat High Alert dan Angka Kepatuhan
keselamatan pasien dengan pemilihan
Cuci Tangan yang rendah dikarenakan
champion unit sebagai perwakilan dengan
perawat selalu lupa untuk melakukan hal
syarat dan ketentuan yang sesuai.
tersebut, diperlukan media pengingat yang
Memberikan pelatihan khusus mengenai dapat dilihat pada lingkungan unit, dapat
keselamatan pasien secara berkala agar berupa standbanner.
perawat pelaksana dapat meningkatkan

Daftar Pustaka
1. Agustin Indracahyani. PELAKSANAAN PROGRAM
KESELAMATAN PEMBERIAN KESELAMATAN PASIEN DI
MEDIKASI. Jurnal Keperawatan UNIT RAWAT INAP RS WAVA
Indonesia, Volume 13, No. 2, Juli HUSADA KABUPATEN
2010 MALANG. Volume 7, Nomor 1,
2. Rasmi Zakiah Oktarlina, Zahra Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
Wafiyatunisa. Kejadian Medication
Error pada Fase Prescribing di
Poliklinik Pasien Rawat Jalan RSD
Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi.JK Unila | Volume 1 |
Nomor 3 | 2017 |
3. Ettik Indarti, Khudazi Aulawi,
Martina Sinta Kristanti. Kejadian
Nursing Error pada Pemberian
Obat di Ruang Rawat Inap Salah
Satu Rumah Sakit di Sulawesi
Tengah. JIK Vol
04/No.3/September/2009
4. Karsim, Ahsan, Tony Suharsono.
Hubungan pemberian informasi
tentang prosedur pembelian obat
kepada pasien dengan akurasi
pemberian obat.Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 3(1)
2018
5. Anggia Nuaristia Dewi, Septo
Pawelas Arso, Eka Yunila
Fatmasari. ANALISIS

Anda mungkin juga menyukai