Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Ridho Azhari

NIM : 2150302208

Gangguan Pendengaran Pada Lansia

Definisi

Presbikusis adalah tuli saraf pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ

pendengaran. Proses ini terjadi secara lambat, berangsur-angsur memberat dan terjadi pada

kedua sisi telinga. Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan

kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Degenerasi elastisitas gendang telinga

2. Degenerasi sel rambut koklea

3. Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar

4. Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran

5. Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak

6. Degenerasi jangka pendek dan auditory memory

7. Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex)

8. Usia lanjut terjadi juga perubahan organ telinga misalnya degenerasi otot-otot dan

tulang-tulang pada telinga tengah.

Gejala dan tanda presbikusis

Gejala dan tanda presbikusis secara umum adalah :

1. Berkurangnya kemampuan mendengar

2. Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan

1
3. Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara

4. Terganggunya fisik dan emosional

5. Hasil pemeriksaan pendengaran didapatkan penurunan tajam (slooping) setelah

frekuensi 2000 Hz

Faktor Risiko Presbikusis

Faktor Risiko kejadian antara lain adalah

1. Jenis kelamin laki laki lebih berisiko dibanding perempuan karena laki laki lebih

banyak bekerja ditempat bising.

2. Hipertensi.

3. Diabetes melitus

4. Kolesterol tinggi, hiperlipidemia, hipertrigliserida,

5. Merokok

6. Riwayat terpapar bising.

Penatalaksanaan

Upaya rehabilitasi dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (ABD) yang

sesuai dengan kebutuhan. Pemasangan alat bantu dengar bertujuan untuk memperkeras

(amplifikasi) bunyi yang ada disekitar pengguna.

Kemajuan teknologi ABD saat ini memungkinkan pengguna ABD mendapatkan amplifikasi

yang tepat. ABD dengan fasilitas multi channel dapat mengeraskan bunyi yang spesifik pada

frekuensi yang mengalami gangguan saja. Selain itu teknologi multi mikrofon dan penyaring

(filter) terhadap bising memungkinkan pemahaman percakapan yang lebih baik pada kondisi
2
bising. Hal lain yang cukup penting adalah memilih jenis ABD yang cocok dengan

tuntutan gaya hidup dan kemampuan fisik pemakainya. Walaupun telah menggunakan ABD

adakalanya masih diperlukan bantuan membaca ujaran bibir (lip reading) namun masalahnya

para penderita presbikusis umumnya juga mengalami gangguan penglihatan.

Penderita presbikusis bila tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran maka

kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu. Masalah fisik dan

emosional pada presbikusis antara lain berupa:

1. Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga

2. Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran: pemarah dan mudah frustasi,

depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert), waham curiga (paranoid), self-

critism, berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial, berkurangnya stabilitas

emosi.

Skrining pendengaran dilakukan pada pemeriksaan fisik rutin atau pada penderita dengan

usia diatas 60 tahun. Pertanyaan yang diberikan “adakah masalah dengan pendengaran?”.

Sepuluh item dari Hearing handicap inventory for the elderly-short (HHIE-S) sangat efektif

untuk mendeteksi adanya presbikusis.

3
FormHHIE-S :

Instrumen ini terdiri dari 10 pertanyaan dirancang untuk menilai emosional yang

dirasakan dan masalah sosial yang terkait dengan gangguan mendengar seperti frustrasi, malu

atau kesulitan dalam situasi tertentu.1 pasien diminta untuk mengisi jawaban dengan cara

mencontreng kotak pilihan “ya”, “kadang kadang”, atau “tidak” Setiap pertanyaan memiliki

nilai masing-masing 4 (ya), 2 (kadang kadang) atau 0 (tidak). Skor dari 10 pertanyaan

minimal 0 dan maksimum 40. Nilai 0-8 berarti tidak ada gangguan, 10-24 terdapat gangguan

ringan hingga sedang dan 25-40 terdapat gangguan berat.

4
5
6

Anda mungkin juga menyukai