Anda di halaman 1dari 50

ESENSI BAB I DAN IV

INSTRUMEN AKREDITASI KINIK PRATAMA,


PRAKTIK MANDIRI DOKTER DAN
TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
SIAPAKAH MEREKA ?
Berikut sebagian cuplikan wawancara
reporter dengan Tenzing :
Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan
puncak gunung tertinggi di dunia?
Tenzing Norgay : Sangat senang sekali!
Reporter : Apakah Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund
Hillary? Tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya
Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak
Mount Everest?
Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah
mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk
menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil
menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia ini.
Reporter : Mengapa Anda lakukan itu?
Tenzing Norgay : Karena itu adalah impian Edmund Hillary, bukan impian
saya…..impian saya berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih
impiannya.
FUNGSI PENDAMPING
1. Melakuan fasilitasi dan pembinaan secara intensif kepada Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi dalam rangka persiapan menuju penilaian
praakreditasi
2. Melakukan penilaian praakreditasi untuk mengetahui kelayakan
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter untuk diusulkan dalam penilaian akreditasi
3. Mendampingi Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi dalam melaksanakan
perbaikan serta meningkatkan kualitas pelayanan
4.Menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh tim surveior
Akreditasi
MUTU ( Kemenkes)

Kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan


pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
KONSEP DASAR PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN KESEHATAN

1 •CLIENT CENTERED CARE


2 •ACCESS

3 •PELAYANAN

4 •RISK MANAGEMENT
TUJUAN AKREDITASI FKTP
Pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap
sistem manajemen, sistem manajemen
mutu dan sistem penyelenggaraan
pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar
penilaian untuk mendapatkan sertifikat
akreditasi.
MANFAAT AKREDITASI FKTP
 BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA : Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko
 BAGI BPJS KESEHATAN : Sebagai syarat recredensialing FKTP
 BAGI FKTP :
1.Memberikan keunggulan kompetitif
2.Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3.Meningkatkan pendidikan pada staf
4.Meningkatkan pengelolaan risiko
5.Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6.Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan
konsistensi dalam bekerja
7.Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
 BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)
1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
Struktur standar

• Bab:
–Standar:
• Kriteria :
– Maksud dan Tujuan :
»Elemen Penilaian

Akred.PKM.Nas. 9
STANDAR AKREDITASI KLINIK PRATAMA

• Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan


Keselamatan Pasien (PMKP)
• Standar :
4.1. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi
mutu layanan klinis dan keselamatan menjadi
tanggung jawab tenaga yang bekerja di
pelayanan klinis.
• Kriteria :
4.1.1. Tenaga klinis (dokter, perawat, bidan
dan tenaga kesehatan lain yang bertanggung
jawab melaksanakan asuhan pasien) berperan
aktif dalam proses peningkatan mutu layanan
klinis dan upaya keselamatan pasien
• Maksud dan Tujuan
Upaya peningkatan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien
menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan
asuhan pasien.
Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis, menyusun
rencana perbaikan, melaksanakan, dan menindaklanjuti.
Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, potensi terjadinya
risiko dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator pelayanan
klinis yang ditetapkan oleh fasilitas kesehatan dengan acuan yang
jelas
Elemen Penilaian
1. Adanya peran aktif tenaga klinis (dokter,
perawat atau tenaga profesi kesehatan yang
lain) dalam merencanakan dan mengevaluasi
mutu layanan klinis dan upaya peningkatan
keselamatan pasien
2. Ditetapkan indikator dan standar mutu klinis
untuk monitoring dan penilaian mutu klinis
3. Dilakukan pengumpulan data, analisis, dan
pelaporan mutu klinis dilakukan secara
berkala
Elemen Penilaian
4. Pimpinan fasilitas kesehatan bersama tenaga
klinis melakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap hasil monitoring dan penilaian mutu
klinis
5. Dilakukan identifikasi dan dokumentasi
terhadap Kejadian Tidak Diinginkan (KTD),
Kejadian Potensial Cedera (KPC) maupun
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Elemen Penilaian
6. Ditetapkan kebijakan dan prosedur
penanganan KTD, KPC, KNC, dan risiko dalam
pelayanan klinis
7. Jika terjadi KTD dan KNC dilakukan analisis dan
tindak lanjut.
8. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam
pelayanan klinis diidentifikasi, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
Elemen Penilaian
9. Dilakukan analisis risiko dan upaya-upaya
untuk meminimalkan risiko pelayanan klinis
10. Berdasarkan hasil analisis risiko, adanya
kejadian KTD, KPC, dan KNC, upaya peningkatan
keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindaklanjuti.
Prinsip Penyusunan Dokumen
• JANGAN langsung melihat EP !!!!!

• Pahami substansi melalui pemahaman:


– BAB,
– Standard,
– Kriteria,
– Maksud dan Tujuan ,
– baru kemudian diterjemahkan dan di konversi
menjadi angka melalui Elemen Penilaian.
– Yang terpenting adalah LAKSANAKAN PROSES
nya
Pendekatan Memahami Proses dan
Kelengkapan Dokumen
• Kebijakan
• Regulasi
• Dokumen
• Observasi
• Wawancara
• Simulasi
4 Bab standar Akreditasi Klinik
(TOTAL 503 EP)
 Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) :
122 EP
 Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) :
151 EP
 Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK):
172 EP
 Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) : 58 EP
Standar akreditasi
Praktik Dokter Mandiri
(227 EP)

 Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik


Mandiri (KMPM) dengan 71 EP
 Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (LKPM) dengan 156
EP
1.1. Persyaratan pendirian dan perijinan klinik

1.1. Persyaratan pendirian dan perijinan klinik


Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang,
prasarana, peralatan dan ketenagaan
Ketenagaan Klinik
1.2. Klinik harus memiliki persyaratan ketenagaan yang
dipersyaratkan dalam peraturan perundangan sesuai
dengan jenis pelayanan yang disediakan
1.3 TATA KELOLA KLINIK
• Struktur Organisasi & Tata kelola (SOTK)
•Tugas, peran, tanggungjawab, kewenangan
•Persyaratan kompetensi
•Pola Ketenagaan
•Orientasi Karyawan
Pertanyaan Struktur Organisasi
• Apakah struktur organisasi itu
diperlukan?
• Apakah struktur organisasi dapat
berubah sesuai kebutuhan atau itu
“legacy” yang patut dilestarikan?
• Mana yang lebih dulu, strategi atau
struktur?
Perancangan Struktur Organisasi

• Strategic • Penekanan pada proses pelayanan


inti

• Synchronized
• Peningkatan integrasi berbagai
kegiatan
• Small (Lean) • Penghapusan birokrasi yang
berlebihan

• Simple • Pengurangan kompleksitas

• Peningkatan kecepatan untuk


• Speedy memberikan pelayanan
Langkah Pembentukan
Struktur Organisasi
• Mereview Tujuan dan Perencanaan yang telah
dibuat.
• Menentukan berbagai aktivitas yang ada di
Klinik anda.
• Mengklasifikasikan berbagai aktivitas.
• Menetapkan sejauh mana otonomi struktural.
• Merancang Hirarki.
Hak dan kewajiban pengguna layanan
1.4. Hak dan kewajiban pengguna layanan ditetapkan dan
disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait
dan tercermin dalam kebijakan dan prsedur fasilitas kesehatan
Kontrak Pihak Ketiga
1.5. Jika sebagian kegiatan dikontrakan kepada pihak ketiga,
pengelola menjamin bahwa penyelenggaraan oleh pihak ketiga
memenuhi standar yang ditetapkan
Pemeliharaan sarana dan prasarana

1.6. Sarana dan fasilitas kesehatan harus dipelihara agar dapat


digunakan sesuai kebutuhan dan sesuai peraturan yang berlaku
Esensi BAB IV
PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN
PASIEN
4.1. Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu
layanan klinis dan keselamatan menjadi tanggung
jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis
Butir butir penting

4.1. Tanggung jawab tenaga klinis


dalam Perencanaan, Monitoring
dan Evaluasi Mutu Layanan Klinis
dan Keselamatan Pasien
4.2. Pemahaman mutu layanan
klinis
4.3. Pengukuran mutu layanan
klinis dan sasaran keselamatan
pasien
4.4. Peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
4.1. Tanggung jawab
tenaga klinis dalam
Perencanaan,
Monitoring dan
Evaluasi Mutu Layanan
Klinis dan Keselamatan
Pasien
4.1.1. Tenaga klinis
berperan aktif dalam
proses peningkatan
mutu klinis dan KP
Perencanaan s/d
evaluasi Monitoring, evaluasi, tindak
lanjut
Penetapan aea
prioritas Kebijakan &
prosedur IKP
Penetapan indicator
klinis Pelaporan IKP
4.1.2. Perbaikan
perilaku dan
pemberian
pelayanan
• Penetapan budaya
mutu dan
keselamatan pasien
• indicator perilaku
dalam pemberian
pelayanan
• Inovasi perbaikan
• Evaluasi dan
perbaikan perilaku
dalam pemberian
pelayanan
4.1.3 Ketersediaan
sumber daya untuk
peningkatan mutu
klinis dan KP
• Pengalokasian sumber
daya untuk perbaikan
mutu klinis dan
keselamatan pasien
• Penyusunan,
pelaksanaan, evaluasi
dan tindak lanjut
rencana program mutu
klinis dan keselamatan
pasien
4.2. Pemahaman
Mutu Layanan
Klinis
4.2.1. Fungsi dan proses layanan klinis yang utama
diidentifikasi dan diprioritaskan untuk perbaikan dan
keselamatan
• Area prioritas
• Komitmen
• Pemahaman
• Pelaksanaan
program
mutu klinis
dan KP,
evaluasi dan
tindak lanjut
4.2.2. Pembakuan standar layanan
klinis berdasar acuan jelas

• Prosedur
penyusunan
standar/SOP klinis
• Penyusunan
standar dan SOP
klinis
• Tersedia acuan
yang jelas untuk
penyusunan
standar dan SOP
klinis
4.3. Pengukuran
Mutu Layanan
Klinis & KP
4.3.1. Pengukuran
mutu layanan klinis
dengan instrument
yang efektif
• Indicator mutu layanan
klinis
• Sasaran keselamatan
pasien:
– Tidak terjadi salah identifikasi
– Komunkiasi efektif dalam
pelayanan
– Tidak terjadi kesalahan
pemberian obat
– Tidak terjadi kesalahan
prosedur tindakan
– Pengurangan terjadinya risiko
infeksi
– Tidak terjadinya pasien jatuh
• Pengukuran mutu
layanan klinis dan sasaran
KP, analisis, dan tindak lan
4.3.2. Penetapan
target mutu layanan
klinis dan
keselamatan pasien
• Penetapan target untuk tiap
indicator mutu klinis dan KP
• Pertimbangan dalam
penetapan target
• Keterlibatan tenaga klinis
dalam penetapan target
4.3.3. Data mutu
layanan klinis dan
SKP dikumpulkan
dan dikelola
secara efektif

• Pengumpulan
data, analisis,
tindak lanjut,
dokumentasi
4.4. PMKP
diupayakan,
dievaluasi dan
dikomunikasikan
dengan baik
4.4.1. Upaya
peningkatan mutu
klinis dan KP didukung
oleh tim yang
berfungsi dengan baik
• Kejelasan penanggung
jawab mutu dan KP
• Tim mutu klinis dan KP
- Uraian tugas dan
tanggung jawab
• Rencana dan program
peningkatan mutu
klinis dan KP
4.4.2. Rencana peningkatan mutu layanan
klinis dan KP disusun berdasar hasil evaluasi

Progra Implementa
Da Anali m si Mo Tindak
ta sis Mutu & Penanggun nev lanjut
KP g jawab
4.4.3. Evaluasi dan
dokumentasi upaya
peningkatan mutu
layanan klinis
• Pencatatan kegiatan
peningkatan mutu
layanan klinis dan KP
• Evaluasi thd hasil
peningkatan mutu klinis
dan KP
• Tindak lanjut perbaikan
• Pendokumentasian
seluruh kegiatan upaya
peningkatan mutu klinis
dan KP
4.4.4. Komunikasi dan pelaporan hasil
evaluasi peningkatan mutu klinis dan
Keselamatan Pasien

• Kebijakan & prosedur distribusi informasi dan komunikasi PMKP


• Sosialisasi proses $ hasil PMKP
• Evaluasi thd pelaksanaan sosialisasi
• Pelaporan ke Pemilik

Anda mungkin juga menyukai