Anda di halaman 1dari 21

1

DETEKSI DINI PENDENGARAN ANAK


BARU LAHIR

Pembimbing : dr. , Sp.THT-KL

Penyusun : Glory Merys MN(20210420073)


PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN
PADA ANAK

1. Masa prenatal
• Pada kehamilan trimester pertama🡪 infeksi TORCHS(Toksoplasma osis, Rubela,
Cytomegalovirus, Herpes dan Sifilis)
• Obat ototoksik dan teratogenic mengganggu proses organogenesis dan merusak sel
rambut koklea: neomycin, thalidome, gentamisin
• Malformasi struktur anatomi telinga : atresia liang telinga

2
PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN
PADA ANAK

2. Masa perinatal
Keadaan yang dialami bayi saat lahir juga merupakan faktor resiko terjadinya gangguan
pendengaran: BBLR (<2500gram), prematur , hyperbilirubinemia.

3. Masa postnatal
Infeksi bakteri / virus : rubella , campak , infeksi otak (mengingitis, ensefalitis) , trauma
temporal.

3
TAHAP PERKEMBANGAN BICARA

Usia Kemampuan

Neonatus Menangis (reflex vocalization)


Mengeluarkan suara mendengkur seperti suara burung (cooing)
Suara seperti berkumur (gurgles)
2-3bulan Tertawa dan mengoceh tanpa arti (babbling)

4-6 bulan Mengeluarkan suara yang merupakan kombinasi huruf hidup (vowel) dan huruf mati
(konsonan)
Suara berupa ocehan yang bermakna (true babbling/lalling) seprti “pa..pa, da..da”
7-11 bulan Dapat menggabungkan kata/suku kata yang tidak mengandung arti, terdengar
seperti bahasa asing.
Usia 10 bulan mampu meniru suaranya sendiri (Echolallia)
Memahami arti “tidak”, mengucapkan salam, memberi perhatian terhadap
nanyian/music
12-18 bulan Mampu menggabungkan kata/kalimat pendek. Mulai mengucapkan kata pertama
yang mengandung arti (true speech)
Usia 12-14 bulan mengerti instruksi sederhana, menunjukkann bagian tubuh , nama
mainannya.
4
Usia 18 bulan mampu mengucapkan 6-10 kata.
PERKIRAAN ADANYA GANGGUAN
PENDENGARAN PADA ANAK

Usia Kemampuan bicara


12 bulan Belum dapat mengoceh
(bubbling) atau meniru bunyi
18 bulan Tidak dapat menyebutkan 1
kata yang mempunyai arti
24 bulan Perkembangan kata <10
30 bulan Belum dapat merangkai 2 kata

5
GANGGUAN
PENDENGARAN

Tiga jenis gangguan pendengaran :


1. Gangguan pendengaran konduktif
Gangguan pendengaran akibat masalah pada telinga luar atau tengah sehingga suara tidak dapat diteruskan
sepenuhnya ke telinga bagian dalam. Gangguan pendengaran konduktif menurunkan kekerasan suara, tetapi
tidak menyebabkan distorsi atau efek negatif terhadap kejernihan suara. Kebanyakan gangguan pendengaran
konduktif dapat diperbaiki dengan pengobatan.
2. Gangguan pendengaran sensorineural
Gangguan pendengaran akibat kerusakan pada telinga bagian dalam dan atau jalur ke otak. Gangguan
pendengaran senssorineural tidak hanya mengurangi kenyaringan suara, tetapi juga dapat membuat hilangnya
kejelasan memahami pembicaraan. Kehilangan pendengaran sensorineural biasanya permanen dan tidak dapat
diperbaiki dengan pengobatan.
3. Gangguan pendengaran campuran
Kombinasi keduanya komponen konduktif dan sensorineural
6
GEJALA PADA ANAK DENGAN KEMUNGKINAN MENGALAMI
GANGGUAN PENDENGARAN
● Kurang reponsif terhadap suara disekitarnya: vacuum cleaner, klakson mobil, petir

● Anak kelihatannya kurang perhatian terhadap apa yang terjadi disekitarnya, kecuali yang bisa dinikmati dengan melihat.

● Anak kurang responsif apabila diajak bicara tanpa diberi kesempatan melihat muka lawan bicara

● Sering minta kata-kata diulang lagi

● Jawaban yang salah dengan pertanyaan atau perintah sederhana

● Kesulitan menangkap huruf mati/ konsonan

● Anak hanya memberikan respons terhadap suara tertentu

● Kesulitan menangkap pembicaraan didalam ruangan yang ramai

● Ucapan anak yang sulit dimengerti merupakan salah satu kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.

● Kemampuan berbicara dan pemahaman kata-kata terbatas.


Prosedur :
SKRINING PENDENGARAN

Skrining pendengaran sudah dimulai sejak bayi berusia 2


hari atau sebelum keluar dari rumah sakit.

Dilanjutkan dengan pemeriksaa pendengaran ulangan pada Bayi yang tidak lulus skrining harus melakukan
usia 1 bulan. pemeriksaan ulang pada usia 3 bulan.

Pemeriksaan pendengaran berkala pada usia 4, 5, 6, 8 10, Upaya habilitasi sudah dapat dimulai pada saat usia 6
12, 15 dan 18 tahun; bulan
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

● Behavioral Observation Audiometry (BOA)

● Timpanometri

● Audiometri Nada Murni

● Oto Aacoustic Emission (OAE)

● Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)


PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

1. Behavioral Observation Audiometry (BOA)


Merupakan tes yang berdasarkan respon aktif pasien terhadap stimulus bunyi dan merupakan respon yang di sadari (voluntary
response).
Pemeriksaan BOA di bedakan menjadi Behaviora Reflex Audiometry dan Behavioral Response Audioemtery

Metode:
● Test dilakukan di ruangan tenang
● Pasien berada keadaan tenang dan pencahayaan yang mendukung untuk menidurkan pasien, duduk di car seat, digendong,
atau dibaringkan di bantal
● Tidak ada suara lain atau percobaan lain yang dapat di tangkap bayi.

A.Behaviora Reflex Audiometry


Pengamatan respon perilaku yang bersifat reflek, sebagai reaksi terhadap stimulus bunyi
Stimulus dengan intensitas 65-80dBHL diberikan melalui loudspeaker 🡪 free filed test
Repson yang diamati :
- Mengejapkan mata (auropalpebral reflex)
- Melebarkan mata (eye widening)
- Mengerutkan wajah (grimacing)
- Berhenti menyusu (cessation reflex)
- Denyut jantung meningkat
- Reflex moro (paling konsisten)
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

B. Behavioral Response Audiometry


Pada bayi normal (sekitar usia 5-6bulan) stimulus akustik akan menghasilkan pola respon khas: menoleh / menggerakan
kepala ke arah sumber bunyi di luar papangan pandang.

Awalnya gerakan kepala hanya pada bidang. Horizontal, dan dengan bertambahnya usia, bayi dapat melokalisir sumber
bunyi dari arah bawah dan atas.

Pada bayi normal kemampuan melokalisir sumber bunyi dari segala arah akan tercapai pada usia 13-16bulan.

Teknik Behavioral Response Audiometry yang sering digunakan adalah :


1.Tes Distraksi :
Repson terhadap stimulus bunyi adalah menggerakan bola mata atau menoleh ke arah sumber bunyi.
Bila tidak ada respon, ulangi sekali lagi
Bila tetap tidak berhasil ,dilakukan ulang 1 minggu kemudian

2.Visual Reinforcement Audiometry (VRA)


Dilakukan pada bayi usia 4-7bulan
Kontrol neuromotor berupa kemampuan mencari sumber bunyi sudah berkembang
Tes pendengaran dengan menggunakan objek yang bersinar atau bergerak ketika seorang anak merespon sebuah bunyi.
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

C. Play Audiometry (usia 2-5tahun)


Pemeriksaan Play Audiometry (Conditioned Play Audiometry) meliputi :

Melatih anak untuk mendengar stimulasi bunyi disertai pengamatan respon motorik spesifik dalam suatu aktivitas
permainan.
Misalnya sebelum pemeriksaan anak dilatih (conditioned) untuk memasukan benda tertentu ke dalam kotak segera
setelah mendengarkan bunyi

Diperluakn 2 orang pemeriksa:


1, Memberi stimulus auditoner
1.Melatih anak dan mengamati respons 🡪 stimulus diberikan melalui headphone
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

2. Timpanometri

Timpanometri merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui fungsi dari telinga tengah, mobilitas membran timpani
dan tulang-tulang pendengaran.

Hasil timpanometri yang abnormal (adanya cairan/tekanan negative di telinga tengah) 🡪 gangguan pendengaran
konfuktif

Timpanomteri merupakan pemeriksaan pendahuluan sebelum test OAE


Bila terdapat gangguan maka pemeriksaan OAE harus ditunda sampai telinga normal.

Prinsip pemeriksaan timpanometri :


Memberikan tekanan pada liang telinga luar.
Tekanan yang diberikan berbeda-beda antara +200mmH 20 sampai - 400mmH20.
Hasil pengukuran dari timpanometri berupa grafik tympanogram yang menghubungkan compliance dari membrane
tympani, middle ear pressure (MEP) dan ear canal volume.
Gangguan pada telinga tengah dapat teridentifikasi melalui grafik tympanogram yang menunjukan penurunan mobilitas
membran tympani, perubahan MEP, serta perubahan ear canal volume.
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

Terdapat 3 tipe timpanogram yaitu: tipe A, B, dan C.


o Timpanogram tipe A (Puncak pada 0 daPa) 🡪 telinga tengah normal,
tidak ada cairan atau kelainan fisiologis yang menghambat masuknya
suara dari telinga tengah menuju telinga dalam.
Variasi timpanogram tipe A, yaitu tipe As ( A”shallow”) 🡪fiksasi atau
kekakuan tulang-tulang pendengaran (otosklerosis) , tipe Ad
( A”deep”) 🡪 terputusnya sistem tulang-tulang pendengaran
(disarticulated ossicular chain).

o Timpanogram tipe B membentuk garis datar 🡪 proses patologis pada


telinga tengah yang menghambat gerak membran timpani, misal karena
adanya cairan atau infeksi telinga tengah.

o Timpanogram tipe C berbentuk menyerupai timpanogram tipe A, namun


kurva tipe C bergeser kearah kiri atau negatif yang menunjukan adanya
tekanan negatif pada telinga tengah akibat gangguan fungsi tuba
eustachius
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

3. Audiometri Nada Murni


Dapat dilakukan pada anak usia lebih dari 4 tahun yang kooperatif.
Sumber: pure ton (1 frekuensi)

Pemeriksaan dilakukan dalam ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara melalui udara (air conduction) melalui
headphone pada frekuensi 125,250,500,1000,2000,4000 dan 8000Hz.

Pemeriksaan melalui tulang (bone conduction) dengan memasang bone vibrator pada prosesus mastoid yang dilakuakn
pada frekuensi 500,1000,2000,4000 Hz.

Intensitas yang biasa digunakan antara 10-100dB (masing-masing kelipatan 10), secara bergantian pada kedua telinga.

Suara dengan intensitas terendah yang di dapat di catat pada audiogram.


Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO dan ANSI :
a) Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - 25 dB, disebut normal
b) Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, disebut tuli ringan
c) Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, disebut tuli sedang
d) Jika peningkatan ambang dengar antara 61 - 90 dB, disebut tuli berat
e) Jika peningkatan ambang dengar > 90 dB, disebut tuli sangat berat
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

4.Otoacoustic Emission (OAE)


Acoustic Emission (OAE) adalah gelombang suara yang terpancar dari sel
rambut luar di koklea di bagian dalam telinga sebagai respons terhadap suatu
stimulus.

OAE merupakan gelombang suara yang dihasilkan sebagai respon


vibrasi dari dalam koklea baik secara spontan atau dengan rangsangan.

Gelombang ini dapat dideteksi dan direkam oleh alat yang diletakkan di
kanalis akustikus eksternus.

Pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea yang objektif,


otomatis , tidak invasive, mudah, tidak membutuhkan waktu lama dan praktis
sehingga sangat efisien untuk program skrining pendengaran bayi baru lahir
(Universal newborn Hearing Screening)

Untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan pemilihan probe (sumbat


liang telinga) sesuai ukuran liang telinga.
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK
1. Probe yang diletakkan di liang telinga.
Prode tersebut terdiri dari foudspenker sebagai penghasil rangsangan dan mikrofon untuk menangkap gelombang OAE di
dalam kanalis akustikus ckstermus, Untuk mendapatkan — hasil yang — dapat dipercaya, diperlukan pemasangan probe
dengan baik.
Penutupan liang telinga dengan probe secara ketat akan meningkatkan tekanan suara akibat getaran yang ditimbulkan
membrana timpani sehingga mempengaruhi hasil pengukuran.
Selain itu probe juga berfungsi mencegah masuknya suara dari luar telinga yang tidak diinginkan.

2. Kanalis akustikus eksternus dan telinga tengah.


Telinga tengah harus bekerja baik agar — dapat — menghantaran rangsangan vibrasi gelombang suara yang masuk ke
dalam koklea dan dipantulkan kembali menuju membrana timpani.

3. Cochlea partition sebagai proses makromekanik transduksi harus berfungsi baik.

Keempat, fungsi sel rambut termasuk — sistem — mikromekanik- transduksi harus dapat bekerja dengan baik. Bila sel
rambut luar rusak misalnya oleh karena trauma akustik, penggunaan obat ototoksik dan proses degeneratif seperti) DM,
maka gelombang OAE akan berkurang atau bahkan menghilang

Apabila ada gelombang OAE, kemungkinan besar fungsi koklea dan telinga tengah normal, atau paling tidak pendengaran
di sekitar stimulus frekuensi yang memberikan respon dalam batas normal. Keberadaan OAE menunjukkan fungsi sel
rambut luar koklea dalam kondisi sehat, koklea yang sehat, dapat menghasilkan vibrasi internal secara spontan baik dengan
atau tanpa pemberian rangsang akustik
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK
5.Brainstem Edvoked Response Audiometry (BERA)
Merupakan pemeriksaan elektrofisiologi untuk melihat integritas sistem
auditorik, bersifat objektif dan tidak invasive.

Brainstem evoked response audiometry (BERA) merupakan suatu pemeriksaan


untuk menilai fungsi nervus VIII dan jalur pendengaran
di batang otak.

Caranya dengan merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel koklea selama
menempuh perjalanan mulai telinga dalam hingga batang otak. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan elektroda yang
dilekatkan pada kulit kepala atau dahi dan prosesus
mastoid atau lobulus telinga.

Respon terhadap stimulus auditorik berupa evoked potential yang sinkron,


direkam melalui elektroda permukaan (surface electrode) yang ditempel
pada kulit kepala. Prinsip kerja:
Prinsip pemeriksaan BERA adalah menilai perubahan potensial listrik di otak Pasien hanya perlu berbaring dan sebaiknya dalam sikap tenang atau
setelah pemberian rangsangan sensoris berupa bunyi. dalam keadaan tidur.
Saat pemeriksaan dilakukan, pasien akan diperdengarkan berbagai
BERA tidak terpengaruh oleh debris di liang telinga luar dan tengah namun suara melalui headphone. Pemeriksaan ini mengukur perubahan
aktivitas elektrik otak (EEG) dalam pemberian stimuli akustik.
memerlukan bayi dalam keadaan tenang (bila perlu disedasi), karena dapat timbul
artefak akibat gerakan. .
BERA dapat mendeteksi adanya tuli konduktif maupun sensorineural dan dapat
memperkirakan ambang dengar pada kasus yang tidak kooperatif dengan tes
subyektif
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA ANAK

Puncak gelombang muncul dari:

1. Saraf koklea — gelombang I dan II

2. Nukleus koklea — Gelombang III

3. Kompleks olivary superior — Gelombang IV

4. Inti lemniskus lateral — Gelombang V

5. Kolikulus inferior — Gelombang VI dan VII.


KESIMPULAN

Mendengar berperan penting dalam pertumbuhan anak saat akan belajar berbicara.

Gangguan pendengaran pada anak perlu dideteksi sedini mungkin mengingat pentingnya peranan fungsi
pendengaran dalam proses perkembangan bicara.

Macam pemeriksaan pendengaran pada anak :


● Behavioral Observation Audiometry (BOA)

● Timpanometri

● Audiometri Nada Murni

● Oto Aacoustic Emission (OAE)

● Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)


TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai