Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN

OSCE THT-KL
DHEA NYDIA

REMINDER:

Perkenalan diri
Inform concent: wawancara medis dan pemeriksaan fisik
Identitas pasien
Inform concent
Cuci tangan
HEAD LAMP!!!


Anamnesis

TELINGA
1. Nyeri telinga (otalgia)
• Onset, karakteristik nyeri, lokasi: di dalam/luar/kiri/kanan, terus terusan atau hilang timbul, VAS nyeri 1-10, progresifitas, pertama kali muncul lagi apa, faktor
memperberat: ketika mengunyah, buka mulut, keluhan penyerta: keluar sekret dari telinga, demam, dll, riwayat penggunaan obat-obatan
2. Keluar cairan telinga
• onset, lokasi, hilang-timbul, banyak sekret, konsistensi, warna, bau, riwayat mengorek telinga/trauma, disertai gangguan pendengaran/sakit, kepala/mual muntah
3. Gangguan pendengaran
• onset, gangguan tiba-tiba/gradual, lokasi (unilateral/bilateral), frekuensi (konsisten/intermiten), gangguan semua suara/suara spesifik, progresifitas penyakit, faktor
memperingan/memperberat, gejala penyerta, riwayat trauma, riwayat pengobatan (cisplatin, aspirin, furoseminde), riwayat lingkungan (kondisi bising/senyap)
4. Tinitus
• onset, gangguan tiba-tiba/gradual, lokasi (unilateral/bilateral), frekuensi (konsisten/intermiten), karakteristik (mendesis/menderu/berdetak/gemuruh), progresifitas
penyakit, faktor memperingan/memperberat, gejala penyerta, riwayat trauma, riwayat pengobatan, riwayat trauma/pajanan bising/trauma kaustik, kebiasaan
merokok, nadanya apa tinggi/rendah (nada tinggi --> pajanan bising, sudden deafness dan ototoksik, sedangkan kalau nada rendah berarti gangguan fungsi tuba, OMA,
serumen, benda asing, OE)
5. Pusing berputar
• onset, durasi, pencetus (berdiri/pindah posisi/terus menerus), keluhan lain (tinnitus, hearing loss, ISPA), keluhan SSP (weakness, sensory loss, disatria, kejang), mabuk
kendaraan, riwayat kebiasaan (menunduk lama dll)

6. Anamnesis tambahan
• Riwayat infeksi saluran nafas atas, demam, riwayat DM, immunocompromised, HIV, keganasan, penurunan BB
• Faktor resiko: perenang, riwayat korek kuping menggunakan apa, cotton bud, dengar suara keras, menggunakan obat tetes telinga jangka panjang, menyelam/naik
pesawat, pekerjaan pramugari/pilot

• Keluhan lain dalam bidang THT, keluhan lain diluar THT, alergi obat, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit kelarga, riwayat
sosial ekonomi, riwayat obat obatan dan tindakan

HIDUNG

• Pilek: onset, karakteristik (warna, campur darah gak, konsistensi, bau), keluhan penyerta (bersin, batuk, pusing, demam, hidung tersumbat, nyeri),
progresivitas,dipengaruhi oleh waktu tertentu, riwayat alergi, faktor memperingan dan memperberat
• Bersin: onset, waktu tertentu, berulang ga, riwayat alergen, keluha penyerta (mata merah dan gatal), pilek
• Nyeri hidung atau sinus paranasla : onset, karakteristk, hilang timbul atua terus menerus, progresivitas, keluhan penyerta (hidung tersumbat, pusing, pilek), faktor
memperingan, faktor memperberat, skala nyeri, riwaya trauma
• Mimisan/epistaksis: onset, berapa lama, seberapa sering, berulang ga, trauma atau spontan, volume banyak/sedikit, menetes/memancar, bercampur lendir/tidak, bau,
keluhan penyerta, riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit hepar dan ginjal, riwayat penggunaan obat obatan antikoagulan
• Hidug tersumbat: onset, seberapa sering, hilang timbul, progresifitas, pada segala posisi tidur, keluhan penyerta, riwayat alergen
• gangguan penghidu: onset, terjadi saat ngapain, unilateral/bilateral, keluhan penyerta, anosmia, hiposmia/ yang lain?
• Faktor resiko: paparan alergen (debu, tunga, bulu binatang), riwayat alergi di keuarga, riwayat asma dan dermatitis, binatang peliharaan, pembangunan di sekitar
rumah, riwayat alergi makanan


TENGGOROK
• Nyeri: SOCRATES
• Sulit menelan/disfagia: kesulitan menelan untuk makanan padat/caira, disertai nyeri menelan gak, munah, disertai penurunan BB?
• Massa: lokasi, waktu pertama kali ditmukan, progresivitas ukuran massa, tanda inflamasi/infeksi
• gejala infeksi/keganasan ditempat lain sekitar kepala leher: hidung (tersumbat/suara sengau/epistaksis), telinga (pendengaran, tinnitus, keseimbangan, otorea















Pemeriksaan fisik

TELINGA

1. Pemeriksaan telinga luar menggunakan lampu kepala (berhadapan)
a. Inspeksi: pemeriksaan pada bagian inspeksi telinga luar, periaurikular (supraaurikula, prearikula, infraaurikula) dan retroaurikular -->
• simetris atau tidak pada kedua telinga
• pada daun telinga dilihat adanya hiperemis, edema, nyeri, benjol
• ukuran: normotia, mikrotia, makrotia, anotia
• kelainan lain: hiperemis, hematoma, tumor, fistula, abses, tophy, bekas luka dan benjolan, battle sign
• ada sekret/ngga: mucopurulen, purulen, serosa, mukoid
• bentuk telinga: cup ear, caulliflowers
b. Palpasi: mulai dari aera preauricular lalu ke post auricuar dan ke tragus lalu ditarik ke atas
• nyeri tekan: pada tragus --> terdapat otitis eksterna dan penyakit KGB
• nyeri tarik telinga
• peningkatan suhu
• benjolan
• kista
• abses
• telinga di tarik ke atas ke bawah dan ke belakang: untuk liat furunkel pada liang telinga --> otitis ekterna

2. Pemeriksaan liang telinga dan membran timpani
menggunakan corong telinga atau otoskop dan headlamp: jika yang diperiksa adalah telinga kanan maka memegang otoskop menggunakan tangan kanan juga, megangnya
seperti megang pensil, kelingking ada di pipi pasien, tangan satunya untuk mengarahkan telinga agar dapat melihat dengan jelas
laporan:
• lapang/tidak: dinyatakan lapang apabila dapat melihat seluruh membran timpani
• serumen: banyak atau sedikit? menutup seluruh luang telinga
• benda asing? furunkel? laserasi? cairan? jaringan granulasi? tanda radang (bengkak, hiperemis lokal ataupun diffuse --> otitis eksterna sirkumskripta/difusa)
• massa jamur: seperti serumen tapi warnanya putih disertai bintik bintik hitam --> otomikosis
• membran timpani: membran timpani intak, perforasi (-), refelks cahaya + di arah jam 5 (kanan), atau jam 7 (kiri)
membran timpani normal: bewarna putih keabu abuan, bening, dan mengkilat seperti mutiara, terdapat refleks
cahaya berbentuk segitiga
- retraksi: tulang melaus terlihat menonjol
- bulging
- perubawahan warna mebran menjadi suram, putih keruh (sklerosis), kekuningan/hiperemis
- perforasi: ukurannya (total jika annulus dipinggir sudah tidak ada, subtotal jika anulus masih ada, marginal jika lubang dipinggir), letak perforasi
(sentral/perforasi)
- cairan: bening encer (serosa), putih kental (mukoid), atau bewarna kekuningan/kehijauan/kecoklatan (purulent), darah

- pergerakan membran timpani: valsava (meniup dengan hidung dan mulut tertutup --> membran timpani terdorong ke luar/lateral)), dan Toynbee
(menelan dengan hidung dan mulut tertutup --> membran timpani tertarik ke dalam/medial )

3. Pemeriksaan pendegaran
- tes gesekan jari
- tes detak jam tangan
- tes berbisik
- tes garpu tala menggunakan garpu tala yang 512 hertz: tanya dulu telinga mana yang sakit
Perhatikan: lepaskan kacamata, tidak boleh memakai implan pen kepala/gigi palsu, ruangan harus sunyi, TIDAK BOLEH BICARA
minta pasien untuk mengangkat tangan jika terdengar dan menurunkan tangan jika suara sudah hilang

A. Rinne
o memeriksa hantara tulang dengan udara (normalnya hantaran udara lebih besar)
o Caranya garpu tala ditulang mastoid dulu, minta pasien bilang kalau udah ga kedengeran, abis itu ke depan kuping
o Laporan:
o + kalau masi kedengeran karena hantaran udara > tulang à orang normal atau tuli sensorineural
o – kalau udah ga kedengeran di depan kuping à tuli konduksi
B. Weber
o Memeriksa hantaran tulang antara kiri dan kanan pasien
o Taro garputala di glabella (tengah jidat)
o Laporan:
o Normal kalau kanan dan kiri sama
o Tuli konduksi: lateralisasi (lebih keras) ke telinga yang sakit
o Tuli sensorineural: leteralisasi ke telinga yang sehat

C. Swabah
o Memeriksa hantaran tulang pasien dengan yang memeriksa
o Taro di tulang mastoid pasien sampe dia gak kedengeran (tanya), terus kita coba ke tulang mastoid kita, kalo gadenger kitanya berarti
o Normal
o Memanjang: konduktif
o Kalau kita masih denger berarti: memendek à tuli sensori neural
o Cara bedain pasien normal dengan tuli konduktif yaitu, dari kita dulu sampe gak kedengeran /gak ada suara baru kita ke tulang mastoid pasien
o Kalau dia masih denger: memanjang à tuli konduktif
o Kalau dia udah ga denger: normal



HIDUNG

posisi duduk sejajar dengan pasien, kaki menempel di samping kaki pasien yang menempel juga, menggunakan headlamp

1. Pemeriksaan hidung luar
• Inspeksi: tanda inflamasi, bekas luka, tumor, deviasi, hump nose, depresi, destruksi, allergic shiners, allergic rash, perdarahan
dari hidung, sekret dari hidung, apakah hidung simetris
• Periksa pernafasan dengan menggunakan object glass atau jari kita untuk menilai simetris atau tidak
• Palpasi: bagian hidung luar (deformitas dan nyeri tekan), dan palpasi nyeri tekan pada sinus paranasal, yaitu maxilla, orbita,
frontal dan cari nyeri tekan
• Perkusi di sinus untuk menilai nyeri ketok tumpul

2. Rinoskopi anterior: pake tangan kiri untuk kedua hidung, tangan kanan untuk manuever, masukkan spekulum dalam keadaan
tertutup ketika udah di dalem baru dibuka
• cavum nasi: lapang atau sempit (sempit dinyatakan apabila konka media tidak terlihat)
• sekret? massa? benda asing? benjolan?
• Konka media: warna apa? hiperemis? pucat? (edema pucat kebiruan menandakan rhinitis alergi_
• konka inferior: hipertrofi/hipotrofi/atrofi/edema
• warna mukosa: merah muda, hiperemis, pucat, livid/keunguan
• septum: deviasi? ke kanan atau kekiri? hiperemis
keluarkan rinoskopi setengah terbuka dari hidung

3. Rinoskopi posterior: menggunakan spatula menekan 2/3 anterior lidah lalu menggunakan kaca nasofaring (yang sudah dihangatkan untuk mencegah berembun) diarahkan
ke atas, pasien diminta bernafas lewat mulut agar uvula terangkat
• massa, polip, sekret

TENGGOROKAN

menggunakan tongue spatel dan head lamp
Suruh pasien mangap, bilang lidahnya jangan di keluarin, terus bilang AAAA dari mulut, kalau masih gakeliatan pake tongue spatel di 2/3 anterior lidah

Laporan
• Mucosa mulut: hiperemis, sariawan, luka
• Arcus faring: simteris, hiperemis (bandingkan dengan mucosal bukal disekitarnya)
• Uvula: deviasi gak? Ditengah gak?
• Tonsil? Membesar gak (laporan T0-T4) ada hiperemis gak
• Kalau pembesaran tonsil T1-T4 berarti periksa kripta nya melebar gak? (penyakit kronik) Detritus apa nggak (kayak bintil bintil putih à akut)
• Dinding posterior faring: menggunakan laringoskopi à hiperemis? Ada post nasal drip gak? Ada granul gak? (granul nya ada karena pembesaran lymph node)


LEHER

• Inspeksi: massa, benjolan, jejas, laserasi, ekskoriasi, edema
• Palpasi: raba KGB (posisi kita dibelakang pasien), selain itu juga raba thyroid dan minta pasien gerakan menelan

PRE-AURICULARIS à POST-AURICULARIS à OCCIPITALIS à SUBMANDIBULARIS à SUBMENTALIS à ANTERIOR CERVICALIS à
POSTERIOR CERVICALIS à SUPRACLAVICULARIS



Edukasi cara cuci hidung

1. Siapkan alat & bahan:
§ Spuit 10 cc
§ Transofix
§ Cairan NaCl 0.9%
§ Cangkir
2. Buka segel cairan NaCl 0.9%, masukkan transofix
3. Tuang cairan NaCl ke cangkir
4. Ambil cairan NaCl 10 cc dengan spuit tanpa jarum
5. Tundukkan, miringkan kepala 45 derajat ke kiri, sehingga hidung kanan lebih tinggi
6. Masukkan NaCl 10 cc kedalam lubang hidung kanan, bernapas melalui mulut selama (3x)
7. Lakukan hal yang sama pada hidung kiri (3x)
8. Bersihkan area hidung dengan tissue




















Penyakit Gejala Diagnosis Tatalaksana Gambar
Epistaksis: keluar darah Etiologi: Anamnesis: darah muncul spontan/trauma? sudah berapa lama, apakah berulang,
dari dalam hidung - trauma: hidung dikorek bersin, seberapa banyak darah, darah mengalir dari 1 sisi atau kedua sisi hidung dan sisi
mengeluarkan ingus terllau keras, sebelah mana yang terkena, riwaya tpenyakit (hipertensi, anemia, leukemia, jantung,
Epistaksis anterior: benturan dll hepar, ginjal), riwauat obat obatan, riwayat mimisan pada kelrga
kiesselbach plexus --> - infeksi: rinitis, rinosinusitis
terjaadi pada anak - benda asing Pemeriksaan fisik:
- neoplasma hidung dan sinus - headlamp dan spekulum hidung dan spatula lidah
Epistaksis posteiror: paranasal - suction darah jika tersedia --> hisap darah dan bekuan darah dari rongga hidung
woodruff plexus --> - perubahan tekaan udara - cari sumper perdarahan, tampon dulu agar lebih mudah mencari sumber perdarahan
terjadi pada orang - deviasi septum dan spina septu
dewasa, lebih jarang dair nasi 1. pemeriksaan keadaan umum: kesadaran, butuh bantuan org untuk berjalan,
pada anterior, jumlah - kelainan pada nasofaring: berkeringat dingin, lemas, pucat, dll
darah lebih banyak, adenoiditis, angiofibroma 2. perdarahan aktif dan seberapa cepat
penanganna lebih sulit nasofaring, tumor ganas 3. perhatikan Airway, breathing, circulation --> lakukan penanganan, jika nadi lemah
- kelainan sistemik: pasang infus
kardiovaskular (hipertensi, 4. periksa pasien dalam keadaa duduk dengan kepala menunduk untuk mencegah darah
arteriosklerosis, dll), gangguan mengalir ke tenggorok agar tidak masuk ke saluran nafas bawah, kalau sangat lemah,
darah dan pembuluh darah posisi setengah dduk atau dibaringkan dengan kepala ditinggikan dan dijaga agar darah
(leukemia, trombositopenia, tidak mengalir ke arah tenggorok, pasien anak duduk dipangu dengan badan dan tangna
hemofilia, def vit K, dll), penyakit dipeluk, jika anak berontak, kepala dipegang oleh perawat
hepar, ginjal, obat (analgetik dan 5. tenangkan pasien bila perlu berikan obat penenang
pengencer darah), peningkatan
tekanna mediastinum (tumor TATALAKSANA
mediastinum), infeksi akut 1. ABC
(influenza, DBD, campak, dll),
berhubungan dengan haid Epistaksis anterior
- tekan hidung dari sisi luar dengan 1 jari atai hidung dipenet dengan 2 hari selama 5-10
menit atau kompres es diluar hidung, jika 3 kali tidak berhenti, maka lanjutkan dengan
pemberian tampon
- berikan tampon untuk mencari sumper perdarahan jika sumber perdarahan tidak
ditemukan: menggunakan kassa berbentuk slinder, panjang 4-5 cm dengan diameter
0.5-1 cm, basahi kassa dengan epinephrine 1:5000 dan NaCl dengan perbandingan
Spuit 5 cc --> 1 cc epinefrin dan 4 cc NaCl 0.9%
tampon dimasukkan dengan menggunakan spekulum hidung dan pinset bayonet dari
inferior ke superior


tampon diletakan selama 10 menit, jika masih belum ketemu sumber perdarahan dapat
diulang hingga 2 kali lagi
- jika sumber perdarahan ditemukan: dikaustik dengan albotil/AgNO3
- jika sumber perdarahan tidak ditemukan: dapat diberikan tampon anterior netcell:
tampon dilumasi dengan vaselin atau salep antibiotik selama 2 x 24 jam
- jika tidak berhenti juga--> tindakan ligasi

Epistaksis posterior
- pasang tampon bellocq
- bentuk kassa jadi padat bulat diameter 3 cm yang diikatkan 3 benang 15 cm, 2 di sisi
yang sama, 1 disisi berlwanan
- masukkan kateter melalui kavum nasi sampai terlihat di orofaring terus ditarik keluar
dari mulut
- ikat yang 2 benang ke ujung kateter lalu tarik dari hidung sampai benang keluar dan
dapat ditarik terus difiksasi menggunakan kassa
- bantu dorong tampon pake jari sampai melewati mulut
- masukan tampon anterior ke kavum nasi
- 1 benang sisa yang ditampon posterior di tempel di pipi untuk ditarik tampon
posteriornya jika sudah selesai digunakan
- pertahankan 2 x 24 jam


Anosmia - disgeusia Kecurigaan covid: demam, batuk, Anamnesis: Tatalaksana covid-19
- diseusia: gangguan indra nyeri tenggorokan, sesak nafas, - apakah hilang mendadak? --> covid
perasa pilek, hilang penciuman, hilang - riwayat perjalanan ke daerah yang sedang meningkat angka covidnya, lingkunga tanpa gejala: isman 10 hari sejak spesimen diambil
- hipersomnia: pengecapan, mencret sekitar lagi kena covid banyak gak, riwayat bekerja yang sering bertemu orang dan ga obat yang diberikan adalah
peningkatan sensitifitas pake masker - vitamin C 3 x 500 mg selama 14 hari
terhadap rangsangan Penyebab hiposmia: obstruksi - multivitamin yang mengandung vitamin C 1 x 1
olfaktorius hidung (rinitis alergi, vasomotor, Pemeriksaan fisik: tablet selama 30 hari

- parosmia: sensasi bau rinitis atrofi, hipertrofi konka, - pemeriksaan nyeri lengkap - Vitamin D : suplemen 400 IU/hari, obat 1000
yang berubah dari bau deviasi septum, polip, tumor), - VAS: 0-10 --> klasifikasi kemampuan penghidu IU.hari
yang semestinya penyebab sistmeik (DM, gagal normosmic - ringan= VAS 0-3, penciuman sedang= VAS 4-6, penciuman hilang
- phantosmia: persepsi ginjal), pemakaian obat parah=7-10 gejala ringan: isman 10 hari sejak muncul gejala +
bau yang sebenarnya - Alcohol sniff test 3 hari bebas demam dan gangguan nafas
tidak ada (halusinasi penyebab anosmia: trauma pada - alcohol threshold test - vitamin C, vitamin D
penghidu) daerah frontal dan oksipital post - sniffin sticks - azitromisin 1 x 500 mg selama 7 hari
- kakosmia: penciuman infeksi virus, tumor, dan akibat - penilaian fungsi pengecapan: menggunakan strip 4 rasa (Pahit, asin, asam, manis) --> - oseltamivir 2 x 75 mg selama 5-7 hari
yang berhubungan proses degenerasi olesin ke lidah pasie
dengan kelainan skor 4: normal gejala sedang: rujuk ke RS covid, istirahat total,
psikologis penyebab parosmia: trauma skor 3: hipogeusia ringan kalori edkuat
- maligenring: hilangnya skor 2: hipogeusia sedang - vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl
daya penghidu pada skor 1: aguesia 0.9% habis dalam 1 jam diberikan secara drip IV
pasien berpura-pura selama perawatan
- azitromisin 500 mg/24 jam IV selama 7 hari
- favipiravir loading dose 1600 mg 2 x 1 PO hari ke 1
dan lanjutnya 600 mg 2 x 1 PO hari ke 2-5
- antikoagulan LMWH/UFH

gejala berat: ICU



Pemeriksaan penunjang:
- PCR: swab nasofaring adalah gold standart
- rapid antigen
- serologi
- lab
- CT thorax --> GGO




Berlin Questionire STOP-BANG questionnaire



Sleep Apnea Clinical Score









TAMBAHAN CATATAN EKSTRAKSI BENDA ASING KESZYA


EKSTRAKSI BENDA ASING
ALAT” YANG DIPERLUKAN:
• LAMPU KEPALAAA
• Tergantung kasus: Otoskop, spekulum hidung, tongue spatle
• Forceps aligator
• Serumen loop/probes
• Suction
• Foley kateter
• Lem perekat
• Spuit suntikan
• Lidokain 1%
• Kalo curiga serangga:
Kasus telinga:
¨ Lidocaine spray 10%
¨ Minyak mineral tetes 2%
¨ Lidocaine tetes 4%
Kasus hidung:
¨ Chloroform spray 25%

TELINGA
1. Informed consent, cuci tangan
2. “BAPAK KENAPA!?!!”
Bisa aja dia emang sadar kalo ada kemasukan benda asing, atau org lain liat (misalnya serangga)
Gejala:
• Sekret telinga
• Nyeri telinga
• Pendarahan dari telinga
• Gangguan pendengaran
• Telinga terasa gatal/tidak nyaman
• Telinga terasa penuh/tertutup
• Serangga: Nyeri akut, sensasi ada yang bergerak didalam telinga
3. Pemeriksaan:
DENGAN LAMPU KEPALA & OTOSKOP
TAPI KALO CURIGA YANG MASUK KE TELINGA ITU SERANGGA, PERIKSANYA JANGAN PAKE LAMPU KEPALA!!!
• Eritema

• Ulserasi
• Pembengakakan
• Pendarahan
• sekret
4. Tatalaksana:
EKSTRAKSI
• Orang dewasa atau pasien kooperatif bisa sambil duduk diperiksanya
• Pilihan posisi anak”:
¨ Pasien duduk di pangkuan orang tuanya, orang tuanya pegang badan anaknya dengan 1 tangan dan tangan lainnya pegang kepala anaknya posisi
menoleh
¨ Berbaring, terlentang atau tengkurep diatas kasur dengan kepala menoleh (dipegangin)


• Suntik lidocaine 1% dengan bantuan otoskop ke kanal pendengaran dengan jarum tuberkulin di 4 kuadran (jam 12, 3, 6, 9) buat mengatasi nyeri
• Kalo ekstraksi ga berhasil setelah 1 atau 2x percobaan, RUJUK pasien ke THT
• Alat & metode ekstraksi:

Metode Indikasi Caranya
Forsep Aligator • Padat Syarat:
• Tidak dapat Harus bisa menjepit objek secara
dimampatkan keseluruhan.
/digepengkan Kalo diameter objeknya lebih gede
dibanding forsep nya, ekstraksinya
pake metode lain ya bund~
Contohnya:
• Manik”
• Mainan
• Baterai
• Makanan
• batu



Serumen Loop • Padat Gunakan bagian instrumen yang agak
• Tidak dapat miring, ke belakang objek, tarik
dimampatkan keluar
• Berukuran kecil

Contohnya:
• Benda halus
• Padat/licin


Penghisap Frazier • Padat Taro suctionnya di permukaan
• Tidak dapat bendanya, tarik pelan”
dimampatkan atau bisa Bisa mencegah debris tambahan
dimampatkan masuk ke liang telinga lebih dalam
lagi
Contohnya:
• Kapas
• Ujung cotton bud


Swab Steril & Alat Perekat Medis • Bundar Pake ujung swab steril, diberikan
(Cyanoacrylate) • Sulit dikeluarkan forceps sedikit lem perekat medis
diujungnya, tempelin langsung ke
objeknya, tunggu beberapa detik
sampe kering, terus keluarin deh
Irigasi GABOLEH DI: Isi spuit pake air anget, sambungin ke
Peralatan: • Baterai angiocath, masukin ke lubang telinga,
• Air hangat • Magnet taro disebelah objeknya, terus irigasi
• Nierbeken • Benda lunak kayak telinganya deh.
• Spuit 60 ml cotton bud (mudah Tinggal liat benda yang keluar

• Angiocath tanpa jarum hancur)


• Biji”an (entar ngembang)

• Ekstraksi serangga:
PASTIIN DULU SERANGGANYA UDAH MATI.
KALO BLM MATI, MATIINNYA:
¨ Lidokain spray 10% atau tetesin minyak mineral 2% atau lidokain 4%
¨ Tunggu beberapa saat
¨ Keluarin pake forsep aligator terus sisanya dihisap pake penghisap frazier
5. Edukasi:
• Orang tua/wali pengawasan ketat terhadap anak-anaknya
• Berikan anak mainan yang sesuai sama umurnya
• Membatasi anak kecil buat easy access ke benda” kecil kayak manik” dan benda kecil lainnya
• Kalo curiga anaknya kemasukan benda asing, anaknya jangan dimarahin ya bund nanti malah gamau ngaku udah kemasukan barang
• Orang dewasa: Berhenti bersihin telinga dengan cotton bud
• Jangan tiduran dilantai kali ya atau di rumput atau tanah entar kemasukan binatang (?)


HIDUNG
1. Informed consent, cuci tangan
2. “BAPAK KENAPA!?”
Bisa aja asimptomatik
Gejala:
• Hidung tersumbat
• Rhinorrea unilateral, cairannya kental dan berbau
• Nyeri hidung
• Demam
• Epistaksis
• Bersin, ada bekuan darah
3. Pemeriksaan:
Rhinoskopi anterior:
• Gold standard nya ketemu benda asingnya of kors
• Edema, granulasi mukosa bisa nutupin benda asingnya
Kalo begindang, perlu semprot vasokonstriktor buat kecilin mukosanya dulu
• Bisa ditemukan ada destruksi luas di mukosa membran, tulang, dan kartilago
• KALO ADA LINTAH: Mukosa hiperemis, pendarahan di meatus hidung tapi gada bau dan nanah
• Rinolith: Kavum nasi warnanya keabu-abuan, irregular di sepanjang dasar rongga hidung, keras, rasanya berpasir
Pemeriksaan lab:
• Leukositosis akibat infeksi sekunder
Radiologi:
• Buat kasus benda logam
• Buat kalo benda asingnya gabisa tervisualisasi dengan baik
• Kalo diperkirakan benda asingnya udah kadung masuk ke saluran napas atas: perlu x-ray thorax
• CT atau MRI buat kalo curiga sebenernya ini ada tumor
4. Tatalaksana:
EKSTRAKSI
• Alat-alat yang dibutuhkan disiapin di meja yang nyampe jangkauan kita
• Perlu siap” untuk kemungkinan komplikasi kalo kita gagal keluarin:
¨ Alat pernapasan darurat
¨ Vasokonstriktor topikal (buat fasilitasi pas pemeriksaan atau pengeluaran benda)
Siapin tampon yang dibasahin vasokonstriktor kayak buat tatalaksana epistaksis:
Lidokain 1% + fenilefrin 0,5%
• Pasien anak:
¨ Fiksasi pasien, dipegang kayak yang mau periksa kuping
¨ Posisi duduk tegak, kepalanya sedikit dongak biar dasar rongga hidungnya bisa keliatan jelas
¨ Kalo pasiennya susah difiksasi mending bius total sekalian
• Metode Ekstraksi:
Metode Indikasi Cara
Instrumen Langsung:

Forseps (Aligator / bayonet) Benda yang permukaannya Ambil ae
bisa digenggam.
Di anterior rongga hidung




Benda asing yang bulat dan
licin
Masukinnya menelusuri
permukaan atas benda
asing, sampe lewatin
bagian paling belakang
benda asing, terus
dibelokin ke dasar hidung,
Alat pengait bulat (Probe) sambil digerakin pelan” ke

bagian anterior sampe


barangnya keluar



Suction Benda asing yang lembut, Ujung penghisapnya
Susah digenggam sama diletakkan hati” di
forceps permukaan benda
asingnya, tarik pelan”
(jangan tarik cepet” takut
bendanya lepas)



Kateter Balon (Foley kateter) Pasien posisi supine
Melumasi kateternya
dengan jelly, masukin
kedalam hidung sampe
lewat tepi posterior benda
asing,
Terus balonnya
dikembangin dengan
udara atau 3 – 5 ml air,
ditarik pelan” bareng
sama bendanya



Lem perekat Benda bulat, lembut, sulit Tempel lem perekat di
dipegang forsep aplikator kayu atau
Permukaan bendanya plastik, ditempelin ke
mesti kering benda asingnya selama 60
detik, tarik pelan”
Ekstraksi benda hidup Lintah Semprot dulu kloroform
Cacing 25% biar mati.
Larva Jepit pake forsep aligator,
keluarin.

5. Edukasi:
• Sama kayak yang kuping kalo tentang anaknya
• Jangan tidur di lantai, rumput, atau tanah
• Jangan berenang di air yang ga bersih (kali, rawa)
6. KALO BENDA ASINGNYA DISERTAI EPISTAKSIS:
• Informed consent, cuci tangan
• Cek keadaan umum pasiennya (TTV, amati tanda” syok)
Kalo ada tanda” syok kasih resusitasi cairan atau transfusi
• Kalo pasiennya bisa ngomong sambil tanya kenapa
• Izin periksa:
PAKE LAMPU KEPALA & SPEKULUM HIDUNG
¨ Liat didalem ada gak benda asingnya
¨ Benda asingnya berupa apa

¨ Di hidung letaknya dimana


¨ Pendarahannya masih aktif ga
• Informed consent bilang
“Pak, ini iya saya keliatan ada bendanya di hidung, tapi ini harus dikeluarkan segera ya pak? Karena kalo gak dikeluarin nanti pendarahannya juga ga berhenti”
• MULAI EKSTRAKSI:
¨ Kalo darahnya emang banyak bgt, dab dulu pake kasa tampon yang udah dibasahin sama vasokonstriktor kayak epistaksis, diemin dulu didalem hidung
biar darahnya membaik
¨ DI PROSEDUR INI TETEP PAKE LAMPU KEPALA DAN SPEKULUM HIDUNG YEA
¨ Kayaknya boleh kasih lidocaine karena kalo bendanya benda tajem kayak beling atau kayu gitu sakit gaksi (?)
¨ Kalo pendarahannya udah mereda (dan pasien udah kebal abis dikasih lido) EKSTRAKSI MULAIII sesuai metode diatas
¨ Jangan lupa pasiennya duduk tegak, kepala agak dongak dikit
¨ Pas benda asingnya udah keluar, JANGAN LUPA INSPEKSI LAGI KEDALEM LOBANG HIDUNGNYA:
– Masih ada sisa benda asingnya ga didalem? Debris” atau apa
– Pendarahannya bisa diliat sumbernya?
Bisa atau gabisa diliat, tatalaksana epistaksis yes

TENGGOROK
Lokasi obstruksi paling sering: Laring Supraglotik (epiglotis, lipatan ariepiglotis, aritenoid, ppita suara palsu)

1. Informed consent, cuci tangan


2. ABC DULU! Sama keadaan umum pasien (GCS, gelisah dkk) – ini kalo settingnya di IGD ya
JAN LUPA KONSUUUUUL KE THT KE SIAPAPUNNNN
• AIRWAY:
¨ Ajak pasiennya ngomong! Kalo bisa jawab berarti airway clear! (siapa tau udah ketelen tapi dia kira masih nyangkut (?))
¨ Kalo pasiennya gabisa diajak ngomong, denger suara napasnya ada gargling (berarti ada cairan) atau snoring (ada obstruksi benda padat)
¨ PAKE LAMPU KEPALA & TONGUE SPATLE: LIAT SI BENDA ASINGNYA KELIATAN APA ENGGA, BISA DIAMBIL GA
• BREATHING:
¨ Cek saturasi!
¨ Observasi RR: Sesak napas? Suara napas stridor? Retraksi dada?
¨ Sesuai sama saturasinya, kasih oksigen kira” berapalah, biasanya NRM 10L
¨ Kalo pake NRM tetep saturasinya ga naik”:
– KONSUUUUL LAGIIIII MINTA TRAKEOSTOMI
– Kalo genting kita bisa lakuin emergency crycothyroidotomy dulu
¨ lalala
• CIRCULATION:
¨ Pasang IV line sekalian ambil darah buat lab
¨ TTV (BP, NADI)
¨ Sianosis??? Akral dingin??
¨ Kalo ada tanda” syok di resusitasiii
3. Assess derajat sumbatan:
Kriteria Jackson
a) Stadium 1: Tenang, stridor, retraksi suprasternal
b) Stadium 2: Mulai gelisah, stridor jelas, retraksi suprasternal & epigastrium
c) Stadium 3: Sangat gelisah (air hunger), stridor keras, retraksi suprasternal, epigastrium, dan intercostal
d) Stadium 4: Lemas, penkes, sianosis, stridor melemah, retraksi suprasternal, epigastrium, dan intercostal
4. Kalo pasiennya bisa diajak ngomong, tanya:
• Riwayat infeksi/inflamasi saluran napas
• Riwayat operasi struma
• Riwayat tersedak benda asing
• Sesak progresif
• Trauma
• Kelainan sejak lahir
5. Pemeriksaan kalo pasiennya emang gagitu kenapa” atau udah stabil:
• Di pasien sumbatan jalan napas atas ringan – sedang: Pemeriksaan laring dengan laringoskop kaku atau fleksibel buat visualisasi derajat dan level sumbatan lumen
laring
• Foto x-ray servikal AP/lateral
6. Tatalaksana:
• Pengeluaran benda asing
• Si trakeostomi atau krikotiroidotomi

Kalo kasus benda asing di tenggorok tapi ga darurat” banget:
1. Informed consent, cuci tangan
2. “BAPAK KENAPA!?!!”
• Trias gejala:
¨ Tersedak
¨ Batuk

¨ Mengi mendadak
• Di anak: curiga kalo ada batuk, mengi, sesak napas disertai infeksi berulang yang ga sembuh” walaupun udah dikasih pengobatan antibiotik dan steroid
• Tanya tentang riwayat tersedak benda asingnya
• Gejala tambahan:
¨ Benda asing di laring:
– Nyeri tenggorok
– Stridor
– Suara serak/hilang
– Batuk”, sesak napas, mengi
– Hemoptysis
¨ Benda asing di trakea:
– Batuk & hemoptysis kalo bendanya benda tajam
– Bendanya bisa bergerak naik turun diantara permukaan bawah pita suara dan karina (ada bunyi suara hentakan leher?????)
– Mengi mendadak, sesek napas
¨ Benda asing di bronkus:
– Lebih sering masuknya ke bronkus kanan karena diameternya lebih gede dan dia lebih lurus kebawah
– Kalo bendanya cukup gede bisa nyumbat dan bikin atelektasis lobus paru, emfisema obstruktif (udara pernapasannya bisa masuk tapi gabisa
keluar)
– Pneumonitis, abses paru, bronkiektasis
3. Pemeriksaan fisik:
• Auskultasi: suara napas ga kedengeran sebelah lapang paru
• PAKE LAMPU KEPALA & TONGUE SPATLE: Liat bendanya keliatan ga
4. Pemeriksaan penunjang:
• X-ray: Thorax PA/lateral
• Fluoroskopi & videofluoroskopi:
• CT thorax
• Endoskopi
5. Tatalaksana:
• Benda asing di laring:
¨ Pukul punggung pasien atau Heimlich manuver (tekan perut keatas 4x)
¨ Kalo pasiennya ga sadar: Hemilich manuvernya penolong berlutut dengan kaki kanan dan kiri disamping pasien, kedua tangan ditaro diatas perut tepat
dibawah dada, tekan perut keatas 4x
¨ Heimlich anak: penolong di posisi membungkuk atau setengah duduk, tekan perut atau diafragma. Kalo anak < 1 tahun, siklusnya 1x diikuti gerakan
nepuk punggung bayi dengan 1 tangan sebanyak 5x, lalu lakukan 5x kompresi dada sampe benda asingnya keluar
¨ Kalo heimlich ga berhasil: Krikotiroidektomi atau trakeostomi darurat, terus entar benda asingnya dikeluarin pake laringoskopi.
• Benda asing di trakea & bronkus:
¨ Bronkoskopi dalam anestesi, posisi Trendelenburg.
¨ Kalo ga berhasil: operasi Serviktomi atau torakotomi.

Anda mungkin juga menyukai