Oleh:
Fonny Karnia Karelau (2019-84-001)
Pembimbing :
dr. Susan Timisela, Sp.PD
(14 tahun)
3
Anamnesis : Autoanamnesis
Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang dengan panas ± 5 hari yang lalu, dan memberat kira-kira 2 jam sebelum masuk rumah sakit, panas
muncul pada malam hari dan pada waktu pagi pasien mengalami keringat dingin dan kemudian panas lagi, panas
yang dialami pasien akan turun Ketika pasien mengkonsumsi obat, sebelumnya pasien mengatakan bahwa pasien
sempat jatuh di depan rumah akibat licin karna baru selesai hujan kira-kira 5 hari yang lalu, dan setelah kejadian
itu, pasien mengalami panas dan badan pasien terasa lemas, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri kepala yang
muncul bersamaan dengan panas, nyeri kepalanya hilang timbul, nyeri seperti di tusuk-tusuk, pasien mengeluhkan
mual, muntah (-), nafsu makan pasien berkurang, BAB dan BAK pasien baik. Pasien juga mengaku bahwa
keponakan pasien beberapa waktu menderita DBD dan pasien sempat pergi menjenguk, pasien tidak ada Riwayat
keluar kota ambon.
4
Riwayat penyakit dahulu : HT dan DM (-), maag (-)
5
OBJECTIVE
Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran : CM
Tanda Vital :
TD = 110/70; Nadi = 90 x/m, reguler, kuat angkat; Suhu = 37,5 C; RR = 20 x/m; SpO2 =
98% tanpa oksigen
6
Kepala
Telinga
Simetris muka : simetris
Deformitas : (-) Tophi :-
Rambut : pendek berwarna hitam
distribusi merata Nyeri tekan Proc. Mastoideus : -/-
Mata
Pendengaran : kesan normal
Eksolftalmus/Endoftalmus : -/-
Gerakan : bisa ke segala arah Hidung
Tekanan bola mata : N+1/N+1
Perdarahan : -/-
Kelopak mata : ptosis (-)
Konjungtiva : pucat (--/-) Sekret : -/-
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : reflex (+/+)
Pupil : isokor (3mm/3mm),
refleks cahaya (+/+)
7
Leher
8
Paru depan
Palpasi : fremitus raba ≈
Inspeksi
Perkusi :
Pengembangan dada : simetris saat statis Paru kiri = sonor
Paru kanan = sonor
dan dinamis Batas paru hepar = sonor – pekak ICS V dekstra
Batas paru belakang kanan = sonor-pekak
Bentuk : normochest setinggi thorakal IX
Batas paru belakang kiri = sonor-pekak
Pembuluh darah : Pelebaran (-) setinggi thorakal X
Auskultasi :
Retraksi dinding dada : (-) Bunyi pernapasan= vesikuler +/+
9
Paru belakang
Inpeksi : bekas luka (-)
Auskultasi :
Lain-lain = (-)
10
Jantung
Inspeksi: IC terlihat
Perkusi :
Auskultasi :
BJ I/II = murni, reguler
Bunyi tambahan = murmur (-), gallop (-)
11
Ekstremitas
Akral : hangat
CRT :<2s
Abdomen Petekie : (-)
Edema : (-/-/-/-)
Inspeksi : kontur datar, distensi (-)
Motorik : 5/5/5/5
Auskultasi :normal
Turgor kulit : baik
Palpasi : nyeri tekan (-) Kuku : sianosis (-), white nail (-)
Hati = tidak teraba Clubing finger : (-)
Limpa = tidak teraba
12
HEMATOLOGI RUTIN
FOTO THORAX
13
Hematologi Hasil Nilai Rujukan
17
ASSESMENT
Demam Dengue
18
- Bed Rest
- IVFD RL 20 tpm
- Ketorolac 2 x 1a/ IV
- Ranitidine 2 x 1 a/IV
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Konsumsi air minum 500 ml
- Transfusi 1 kolf PRC
19
Hari, tanggal Subjective, Objective,Assesment Planning
Senin, 22 maret S : tidak ada keluhan Paracetamol 3 x 1 tab jika
2021 perlu
O : kesadran : compos mentis, Ranitidine 3 x 1 tab
( H+4 ) Tanda-tanda vital : Evaluasi minum kira-kira 500
TD : 90/60 mmHg ml/hari
Nadi : 53 x/m Cek darah rutin
RR : 22 x/m Aff infus
0
Suhu : 36,3 cc Rencana Pulang
SPO2 : 98 %
Pada pemeriksaan fisik : DBN
A : Demam Dengue
20
Hematologi Hasil Nilai Rujukan
21
Hari, tanggal Subjective, Objective,Assesment Planning
Selasa, 23 maret S : tidak ada keluhan Paracetamol 3 x 1 tab jika
2021 perlu
O : kesadran : compos mentis, Ranitidine 3 x 1 tab
( H+5 ) Tanda-tanda vital : Evaluasi minum kira-kira 500
TD : 100/60 mmHg ml/hari
Nadi : 64 x/m Cek darah rutin
RR : 21 x/m Boleh pulang
0
Suhu : 36,5 cc
SPO2 : 98 %
Pada pemeriksaan fisik : DBN
A : Demam Dengue
22
Hematologi Hasil Nilai Rujukan
Eritrosit 4,95 x 106/mm3 3,5-5,5 x 106/mm3
Hemoglobin 13,3 gr/dL 12,0-15,0 g/dL
Hematokrit 38,5% 37-43 %
Trombosit 165 x 103/mm3 150-400 x 103/mm3
Leukosit 8,19 x 103/mm3 5,0-10,0 x 103/mm3
MCV 77,8 fl 80-100 fl
MCH 26,9 pg 27-32 pg
MCHC 34,5% 32-36 g/dL
Limfosit 35,5% 20-40%
Eosinofil 2,8 % 1-3%
Basofil 0,7 % 0-1%
23
24
Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
25
Disebabkan oleh virus dengue, termasuk dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor
nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti and A.
albopictus).
26
Ada berbagai teori yang
dikemukakan :
1. Teori imunopatologi
a. Secondary heterologous dengue
infection
27
b. Teori enhancing antibody
28
29
2. Teori mediator
Teori trombosit endotel ini merupakan alternatif lain daripada teori virulensi
virus dan imunopatologik. Trombosit dan endotel diduga mempunyai peran
penting dalam patogenesis DBD, trombositopenia dan permeabilitas kapiler
yang meningkat yang berarti ada pengaruh terhadap integritas sel endotel. Dua
komponen ini sudah diketahui sejak lama merupakan satu kesatuan fungsi
dalam mempertahankan homeostasis. Salah satu cedera akan berakibat pada
yang lain.
30
31
32
33
34
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
Pemeriksaan Rumple leed test
Dengue Blot IgG dan IgM
NS1
Ro thorax
37
Tirah baring selama demam •
Antipiretik – anjuran parasetamol
Cairan & elektrolit oral – jus buah, sirup, susu
Cairan elektrolit (oralit, pocari sweat)
Monitor – suhu, – trombosi
38
39
Teori Kasus
41
Untuk Pasien DD dapat berobat jalan, tidak diberikan paracetamol untuk demam, ranitidine
perlu dirawat. Pada fase demam pasien untuk nyeri ulu hati, evaluasi minum dan juga
dianjurkan tirah baring, selama masih demam, cek darah rutin untuk mengetahui trombosit
obat anti piretik atau kompres hangat diberikan
apabila diperlukan. Untuk menurunkan suhu
menjadi <39˚C, dianjurkan pemberian
parasetamol.
. Pada pasien dewasa, analgetik atau sedatif
ringan kadang-kadang diperlukan untuk
mengurangi nyeri kepala, nyeri otot, atau nyeri
sendi.
42
TERIMA KASIH