ASMA BRONCHIALE
Disusun:
FIQRI NURUL FIRDAUS / 1102019240
Pembimbing:
dr. Sa’adah, Sp.A
PENDAHULUAN Gejala mengi, sesak napas, sesak dada dan/atau batuk yang
berhubungan dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi
Pasien datang diantar ibunya dengan keluhan sesak sejak 3 hari yang lalu memberat
1 hari yang lalu sebelumnya pasien sudah sudah sering merasakan sesak sejak kelas 4 SD,
dalam satu harinya sesak timbul lebih dari dua kali, saat sesak terasa ia berbicara kata per
kata, memberat sesudah beraktivitas dan jika mengalami batuk pilek, terasa ringan jika
beristirahat atau mendapatkan terapi uap.
Keluhan Sesak disertai dengan batuk pilek sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu,
batuk pilek sering muncul ketika pagi hari, terdapat sekret cair yang keluar dari hidung
berwarna bening, memberat jika pasien berada di lingkungan dengan suhu yang dingin.
Selain itu saat sesak ia juga mengeluhkan nyeri dada yang muncul mendadak berbarengan
dengan keluhan sesak, nyeri terasa di dada bagian tengah tidak menjalar, terasa seperti
tertekan, skala nyeri dada berskala 2, memberat ketika sesak berlangsung lama dan
menghilang ketika sudah tidak sesak. Keluhan demam, berkeringat malam hari, penurunan
berat badan, nyeri kepala, mual muntah disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Imunisasi
o Riwayat asma :
mempuyai riwayat asma persisten
Pasien mendapatkan imunisasi yang
sedang
o Riwayat alergi : lengkap sesuai usia
mempunyai riwayat alergi dingin,
rhinitis alergi Riwayat Nutrisi
Prenatal Neonatal
d) Abdomen f) Ekstremitas
∙ Inspeksi : Perut tampak datar ∙ Atas : Akral hangat (-/-),
∙ Auskultasi : Bising usus (+) normal CRT <2 detik (+/+), edema (-/-)
∙ Perkusi : Timpani pada 4 kuadran ∙ Bawah : Akral hangat (-/-),
abdomen, shifting dullness (-) CRT <2 detik (+/+), edema (-/-)
∙ Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium
(-),teraba massa(-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Pemeriksaan 31/05/2023 Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12.8 g/dL 12.0 – 16.0
Hematokrit 39 % 38.0 - 47.0
Eritrosit 4.59 106/μL 4.20 - 5.40
MCV 84 fL 80 - 96
MCH 28 pg/mL 28 - 33
MCHC 33 g/dL 33 - 36
Trombosit 255 103/μL 150 - 450
Leukosit 6.2 103/μL 4.0 – 10.5
Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis
31/05/2023 Satuan Nilai Normal
Basofil 0 % 0.0 - 1.0
Eosinofil 7 (H) % 1.0 – 6.0
Neutrofil 56 % 50 – 70
Limfosit 31 % 20 – 40
NLR 1.81 ≤ 5.80
Monosit 7 % 2–9
LED 29 (H) mm/jam < 15
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinis
Paket Elektrolit
Perencanaan Pemeriksaan
Radiologi Foto Thorax AP
spirometri
RESUME
Pasien datang diantar ibu dengan keluhan sesak sejak 3 hari yang lalu memberat
1 hari yang lalu sebelumnya pasien sudah sudah sering merasakan sesak sejak
kelas 4 SD, dalam satu harinya sesak timbul lebih dari dua kali, saat sesak terasa
ia berbicara kata per kata, memberat sesudah beraktivitas dan saat mengalami
batuk pilek, keluhan sesak terasa ringan jika beristirahat atau mendapatkan terapi
uap. Sesak disertai dengan batuk pilek, dan nyeri dada.
Prognosis
∙ Ad Vitam : Bonam
∙ Ad Sanactionam: Bonam
∙ Ad Functionam : Bonam
Follow UP
Tanggal 1/6/23
S Sesak
A Asma perbaikan
Berdasarkan
Ditemukan pada anak WHO tahun 2020 Lebih dari 80%
Riskesdas tahun
usia 5-14 tahun dengan mengemukakan kematian akibat asma
2018 menunjukkan persentase sebesar terjadi di negara
bahwa saat ini
prevalensi asma di 1,9%, usia 1-4 tahun berpenghasilan rendah
sekitar 235 juta
Indonesia sebesar 1,6%, dan usia dan menengah ke
kurang dari 1 tahun jumlah pasien bawah (Kemenkes RI,
mencapai nilai
sebesar 0,4%. asma. 2018).
2,4%.
Lanjutan…
Paparan
Lingkungan
Kerentanan
Biologis
Genetik
Klasifikasi
Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala
Gambar 1. Patogenesis
Patofisiologi dan Patogenesis
Gambar 2.
Patofisiologi
Obstruksi Saluran Respiratori
• Obstruksi saluran respiratori menyebabkan keterbatasan aliran udara yang
dapat Kembali baik secara spontan maupun setelah pengobatan.
• Perubahan fungsional yang terjadi dihubungkan dengan gejala khas pada
asma, yaitu batuk, sesak, wheezing, dan hiperreaktivitas saluran respiratori
terhadap berbagai rangsangan.
• Penyebab utama penyempitan saluran respiratori adalah kontraksi otot polos
bronkus yang diprovokasi oleh pelepasan agonis dari sel-sel inflamasi
Gejala
Gejala klasik
klasik asma
asma termasuk
termasuk batuk,
batuk, mengi,
mengi, sesak
sesak dada,
dada, dan
dan
sesak
sesak napas.
napas.
Gejala
Gejala sering
sering bersifat
bersifat episodik
episodik dan
dan dapat
dapat dipicu
dipicu oleh
oleh banyak
banyak faktor,
faktor, termasuk
termasuk
infeksi
infeksi saluran
saluran pernapasan
pernapasan atas,
atas, olahraga,
olahraga, paparan
paparan alergen,
alergen, dan
dan iritasi
iritasi saluran
saluran
napas
napas seperti
seperti asap
asap tembakau.
tembakau. Mereka
Mereka mungkin
mungkin juga
juga lebih
lebih buruk
buruk di
di malam
malam hari.
hari.
Selama
Selama eksaserbasi
eksaserbasi akut,
akut, anak-anak
anak-anak mungkin
mungkin juga
juga mengalami
mengalami
peningkatan
peningkatan kerja
kerja pernapasan
pernapasan atau
atau wheezing
wheezing yang
yang terdengar
terdengar secara
secara
signifikan
signifikan
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Anamnesis
Karakteristik yang mengarah ke asma adalah:
● Gejala timbul secara episodik atau berulang.
● Timbul bila ada faktor pencetus.
o Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu
dingin, udara kering, makanan minuman dingin, penyedap rasa,
pengawet makanan, pewarna makanan.
o Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
o Infeksi respiratori akut karena virus, selesma, common cold,
rinofaringitis
o Aktivitas fisik: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa
berlebihan.
● Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
● Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu. bahkan
dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari (nokturnal).
● Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau dengan
pemberian obat pereda asma.
Pemeriksaan Fisik
Dalam keadaan stabil tanpa gejala, pada pemeriksaan fisis pasien biasanya tidak
ditemukan kelainan.
Dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak, dapat terdengar wheezing, baik yang
terdengar langsung (audible wheeze) atau yang terdengar dengan stetoskop.
perlu dicari gejala alergi lain pada pasien seperti dermatitis atopik atau rinitis alergi, dan
dapat pula dijumpai tanda alergi seperti allergic shiners atau geographic tongue.
Pemeriksaan Penunjang
Gambar 4. Kriteria
Asma Balita (GINA,
2022)
Diagnosis Banding
Aspirasi
Bronkiolitis Tracheomalasia
gastroesofagus
Jenjang Dua
Pilihan utama obat pengendali pada jenjang ini adalah steroid inhalasi dosis rendah,
sedangkan sebagai pilihan lain dapat diberikan antileukotrien yang diberikan pada
pasien asma yang tidak memungkinkan menggunakan steroid inhalasi atau pada pasien
yang menderita asma disertaiinitis alergi.
Jenjang Tiga
Pilihan utama pada jenjang 3 untuk anak berusia diatas 5 tahun ialah kombinasi steroid
dosis rendah agonis B2 kerja Panjang. Pilihan lainnya ialah dengan menaikkan dosis
steroid inhalasi pada dosis menengah.
Jenjang Empat
Pada jenjang ini dapat dipertimbangkan penambahan anti imunoglobulin E
(omalizumab) yang dapat memperbaiki pengendalian asma yang disebabkan
karena alergi.
Jenjang Lima
Semua pasien yang mencapai jenjang ini harus dirujuk dokter spesialis
respirologi anak untuk pemeriksaan dan tata laksana lebih lanjut, Pada
jenjang ini mulai dipertimbangkan pemberian steroid oral, oleh karena itu
pasien harus dijelaskan tentang kemungkinan efek samping yang timbul
akibat pemberian steroid oral jangka panjang dan berbagai alternatif pilihan
pengobatan.
Pencegahan
Nutrisi pada ibu dan anak Dietary supplements untuk ibu dan anak
a. Makanan saat hamil a. Vitamin D
b. Obesitas dan peningkatan berat badan saat b. Probiotics
hamil c. Pollutan
c. Pemberian ASI d. Pengobatan
d. Waktu pemberian makanan ‘solid’ e. Obesitas
● Status asmatikus - eksaserbasi
akut asma yang tetap tidak
responsif pada pengobatan awal
dengan nebulisasi bronkodilator.
Komplikasi ● Gagal napas
● Lobus atau paru-paru yang kolaps
● Pneumothorax
● Pneumonia
Prognosis
Asma anak usia dini dan asma beberapa pasien memang mengalami
berat meningkatkan risiko gejala perbaikan atau penyelesaian gejala
obstruktif kronis. yang signifikan seiring
bertambahnya usia.