Anda di halaman 1dari 25

1

LAPORAN KASUS PSIKOTIK


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

SEORANG LAKI-LAKI 32 TAHUN DENGAN


SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh :
CAMELIA QONITA NAJAH
22010119210008

DPJP PASIEN RESIDEN PEMBIMBING DOSEN PENGUJI

dr. Rihardini, Sp.KJ dr. Amalia dr. Titis Hadiati, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2020
2

I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. RK
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Lulus SMA
Ras/Warganegara : Jawa/Indonesia
Alamat : Semarang
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal pemeriksaan : 23 Januari 2020
Diperiksa oleh : Camelia Qonita Najah
DPJP : dr. Rihardini, Sp.KJ

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis
pada tanggal 23 Januari 2020 pukul 08.30 WIB di Ruang 8 RSJD Dr.
Amino Gondohutomo (RSJD AGH) Semarang.
Alloanamnesis diperoleh dari:
Nama Tn. AAW
Alamat Semarang
Pekerjaan Swasta
Pendidikan SMA
Umur 58 tahun
Agama Islam
Hubungan Ayah asuh
Lama kenal ± 32 tahun
Sifat perkenalan Akrab
3

A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit


a. Keluhan Utama Pasien :
Tidak ada
b. Keluhan Utama Keluarga :
Membahayakan orang lain

B. Riwayat Penyakit Sekarang (Onset, Stressor, Gejala, Hendaya)


Kurang lebih 5 tahun yang lalu (awal 2015), pasien batal
menikah dengan pasangannya karena pasangannya lebih memilih laki-
laki lain dibanding dirinya. Karena hal tersebut, pasien merasa sedih
dan terpukul, namun pasien berusaha untuk pasrah. Menurut keluarga,
pasien menjadi sering berdiam diri dan melamun. Dalam pekerjaannya
sebagai pedagang toko sembako, pasien menjadi sering tidak fokus
saat melayani pembeli dan sering salah dalam memberikan kembalian.
Hubungan dengan keluarga serta orang sekitar masih baik. Waktu
luang sering digunakan untuk melamun dan kadang menonton TV.
Pasien masih dapat makan dan minum serta mandi secara mandiri.
Keadaan ini berlangsung selama hampir 1 tahun. (GAF 70)
Kurang lebih 4 tahun yang lalu (akhir 2015), usaha toko
sembako milik keluarga pasien mengalami bangkrut. Menurut
keluarga, setelah kejadian tersebut pasien semakin sering melamun
dan berdiam diri di rumah. Pasien menjadi sering marah tanpa sebab
ke orang di rumah terutama ayahnya. Pasien meyakini bahwa orang-
orang di rumah sering membicarakan keburukan dirinya dan
bermaksud jahat kepada dirinya. Pasien mendengarkan adanya suara
bisikan laki-laki yang tidak bersumber di telinganya berupa perintah
untuk bunuh diri secara terus menerus. Pasien akhirnya mengikuti
perintah dari suara bisikan yang didengarnya untuk bunuh diri dengan
meminum racun tikus namun digagalkan oleh keluarganya. Pasien
juga melihat adanya bayangan hitam yang tidak bersumber saat pasien
sadar. Hubungan dengan keluarga dan sekitar merenggang. Pasien
sudah tidak mempunyai pekerjaan sehingga waktu luang pasien
4

digunakan untuk melamun di rumah. Pasien akan marah jika


diingatkan untuk makan dan mandi. Saat malam hari pasien juga
mengalami kesulitan untuk tidur karena gelisah. Pasien kemudian
dibawa ke IGD RSJ Amino Gondohutomo Semarang. ( GAF = 20)
Kurang lebih 1 bulan di rawat di RSJ Amino Gondohutomo
Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien tidak lagi melamun dan
menyendiri lagi. Pasien juga sudah tidak marah-marah tanpa sebab
lagi. Bisikan-bisikan di telinga pasien masih beberapa kali didengar,
namun dapat dihiraukan. Pasien sudah jarang melihat bayangan hitam
yang sebelumnya sering dilihatnya. Hubungan pasien dengan keluarga
mulai membaik, pasien sesekali menonton TV untuk mengisi waktu
luangnya. Pasien sudah mau makan dan minum serta mandi secara
mandiri. Saat malam hari, pasien sudah bisa tidur. Pasien kemudian
rutin minum obat dan rutin kontrol 1 bulan sekali. (GAF 60)
Kurang lebih 3,5 tahun yang lalu (pertengahan 2016), pasien
kembali murung dan sering melamun kembali. Pasien lebih sering
diam ketika diajak bicara oleh keluarganya. Pasien kembali sering
mendengar bisikan-bisikan di telinga yang tidak diketahui sumbernya
berupa kata perintah dan kembali sering melihat bayangan hitam.
Hubungan pasien dengan keluarga masih baik. Waktu luang pasien
digunakan untuk melamun. Nafsu makan pasien menurun dan kembali
sulit tidur. Untuk mandi pasien masih bisa secara mandiri. Pasien
kembali dibawa ke IGD RSJ Amino Gondohutomo. (GAF 40)
Setelah dirawat selama 3 minggu di RSJ Amino Gondohutomo
Semarang, kondisi pasien mulai membaik. Pasien sudah tidak murung
dan sudah mau mengobrol dengan orang lain. Pasien sudah jarang
mendengar bisikan-bisikan di telinga yang tak bersumber dan jarang
melihat adanya bayangan hitam. Hubungan pasien dengan keluarga
baik. Pasien di rumah menonton TV dan kadang tidur jika ada waktu
luang. Makan, minum, dan mandi sudah mau secara mandiri. Pasien
masih rutin kontrol dan mau minum obat. (GAF 60)
5

Kurang lebih 2 tahun lalu (akhir 2017), ayah pasien sempat


sakit. Karena tidak ada yang mengantar kontrol (ibu pasien sudah
meninggal saat melahirkan pasien dan kakaknya yang kembar dan
kakak pasien juga mengalami gangguan jiwa), pasien menjadi tidak
kontrol selama 2 bulan dan tidak meminum obat selama itu. Pasien
menjadi sering keluyuran dan tiba-tiba marah kepada orang lain yang
ditemuinya. Pasien meyakini bahwa orang-orang yang ditemuinya
membicarakan keburukan pasien dan berniat untuk bermaksud jahat
kepada pasien. Pasien kembali sering mendengar suara bisikan di
telinga yang tak bersumber berupa kata perintah untuk bunuh diri dan
sering melihat bayangan hitam yang terus mengikutinya. Pasien
meyakini bahwa banyak orang yang mengawasi dan ingin membunuh
pasien. Hubungan dengan keluarga dan orang sekitar menjadi
merenggang. Waktu luang pasien digunakan untuk mondar-mandir.
Pasien menjadi sulit makan, mandi, dan tidur. Pasien kemudian
dibawa kembali ke RSJ Amino Gondohutomo Semarang. (GAF 30)
Kurang lebih 1 bulan pasien dirawat di RSJ Amino
Gondohutomo Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien masih
sering melamun namun sudah jarang marah-marah tanpa sebab.
Pasien sudah bisa diajak berbicara namun hanya menjawab seadanya.
Suara bisikan di telinga tak bersumber sudah sangat jarang didengar
dan bayangan hitam tak bersumber juga sudah tidak dilihat. Pasien
sudah tidak meyakini bahwa ada orang yang ingin bermaksud jahat
dengan pasien. Hubungan dengan keluarga dan orang sekitar
membaik. Waktu luang digunakan untuk tidur dan menonton TV.
Makan, minum dan mandi pasien sudah mampu secara mandiri. Saat
malam hari, pasien dapat tidur walaupun agak kesulitan. (GAF 60)
Kurang lebih 1 bulan lalu (akhir Desember 2019), pasien
menjadi sering keluyuran ke luar rumah. Sebelumnya karena pasien
merasa sudah merasa sehat, pasien menjadi tidak mau jika diajak
untuk kontrol dan tidak mau minum obat. Kemudian, pasien kembali
sering mendengar bisikan-bisikan di telinga yang tak bersumber
6

berupa kata-kata perintah. Pasien juga masih sering melihat bayangan


hitam saat pasien sadar. Pasien meyakini bahwa ada banyak orang
yang mengawasi dan mengejar pasien untuk melukai bahkan
membunuh pasien. Menurut keluarga, Saat di rumah, pasien menjadi
sering tiba-tiba marah dan melukai ayahnya tanpa sebab. Pasien
menjadi tidak mau makan minum dan mandi. Waktu luang digunakan
untuk mondar mandir karena pasien sudah tidak bekerja. Hubungan
dengan keluarga menjadi renggang. Pasien kemudian dibawa kembali
ke RSJ Amino Gondohutomo Semarang. (GAF 20).

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


a. Riwayat Psikiatri
Pasien sudah beberapa kali mengalami keluhan serupa
sebelumnya sehingga sudah pernah dirawat 3 kali di RSJ Amino
Gondohutom. Pasien tidak memiliki riwayat gembira berlebihan
sebelumnya ataupun peningkatan aktivitas yang tidak wajar
sebelum sakit ini. Pasien pernah mengalami perasaan sedih
berkepanjangan lebih dari 2 minggu hingga membuat ia
kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas dan merasa tak
bertenaga hingga menjadi mudah lelah. Pasien pernah memiliki
keinginan bunuh diri.

b. Riwayat Medis Umum


 Riwayat kejang demam : Tidak ada
 Riwayat epilepsi : Tidak ada
 Riwayat trauma kepala : Tidak ada
 Riwayat hipertensi : Tidak ada
 Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
 Riwayat sakit jantung : Tidak ada
 Riwayat stroke : Tidak ada
7

c. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan dan Alkohol


Riwayat mengonsumsi obat-obatan dan alkohol disangkal.

III. RIWAYAT PRAMORBID


A. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Riwayat selama
ibu hamil tidak ada data. Penyakit fisik maupun mental ibu saat hamil
tidak ada data. Riwayat konsumsi rokok, alkohol, obat-obatan, dan
jamu tidak ada data. Riwayat usia kehamilan saat lahir tidak ada data,
namun ibu pasien hamil kembar. Riwayat cara persalinan dan
penolong persalinan secara normal pervaginam dan dilakukan oleh
dukun bayi. Ibu meninggal setelah melahirkan pasien dan kakak
pasien. Pasien dan kakak pasien kemudian diadopsi oleh orang tua nya
yang sekarang dari bayi.

B. Masa Kanak Awal (0-3 Tahun)


Riwayat pertumbuhan dan perkembangan saat usia 0-3 tahun
tidak didapatkan data mengenai kelainan maupun keterlambatan.
Perilaku dan hubungan pasien dengan teman-teman tidak didapatkan
data. Keaktifan pasien selama usia 0-3 tahun tidak didapatkan data.

C. Masa Kanak Pertengahan (3-11 Tahun)


Riwayat pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas pasien saat
berusia 3-11 tahun di sekolah baik dan sesuai dengan usianya.
Interaksi dengan keluarga dan teman sebayanya tidak ada masalah.
Tidak ada riwayat sikap yang agresif maupun perilaku antisosial
dalam beraktivitas sehari-hari disekolah maupun dirumah.Tidak ada
riwayat bermasalah dalam pendidikan.

D. Masa Kanak Akhir dan Remaja (11-18 Tahun)


Riwayat tumbuh kembang masa remaja pasien tidak terdapat
adanya ketertinggalan dari teman yang seusia. Riwayat pasien dalam
8

mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah baik dan tidak pernah


tinggal kelas. Hubungan sosial dengan lingkungan sekitar terutama
sekolah dan dengan teman baik, pasien bergaul bersama dengan teman
sekolah. Hubungan pasien dengan keluarganya baik dan tidak
bermasalah.

E. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pendidikan terakhir lulusan SMA.
Riwayat pendidikan SD, SMP, dan SMA baik. Prestasi sekolah
biasa saja dan tidak menonjol. Pasien tidak mengalami
gangguan belajar, dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan cukup baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas, pergaulan
dengan teman sebaya baik dan tidak ada riwayat konflik dengan
teman yang signifikan.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai pedagang toko toserba,
pasien kemudian mulai tidak bekerja. Riwayat hubungan dengan
atasan dan teman sejawat baik-baik saja.
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam, pasien memahami agama secara
baik terkait ibadah solat 5 waktu dan jenis ibadah lainnya.
Pasien menjadi jarang beribadah sejak batal menikah dengan
pasangannya.

d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.

e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemiliteran.
9

f. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah terlibat pelanggaran hukum.

g. Aktivitas Sosial Pasien


Hubungan pasien dengan keluarga pada awalnya baik.
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar juga baik.
Semenjak sakit pasien jarang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan hubungan dengan keluarga merenggang.

h. Situasi Hidup Sekarang


Pasien tinggal di rumah orang tua asuhnya bersama
dengan kakak pasien. Pasien saat ini tidak bekerja. Pasien sering
berkeluyuran pergi keluar rumah dan bila tidak pasien hanya
tiduran di rumah. Kehidupan sehari-hari dibiayai oleh keluarga
(ayah saat ini bekerja ). Pembiayaan dibiayai oleh orang tua
pasien dengan JKN non PBI.
10

IV. RIWAYAT KELUARGA


V. Silsilah keluarga :
VI.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal dunia : Pasien

: Cerai

Kakak kandung pasien (saudara kembar) menderita gangguan jiwa. Riwayat anggota keluarga mengonsumsi narkoba maupun
alkohol disangkal. Keluarga pasien tidak pernah memiliki konflik dengan lingkungan sekitar.

VII. MIMPI, FANTASI, DAN NILAI-NILAI


Pasien ingin memiliki uang yang banyak agar para wanita tidak akan ada yang menolaknya lagi.
11

VI. KURVA PERJALANAN PENYAKIT

Kurva Perjalanan Penyakit


100
90
80
70
60
GAF

50
40
30
20
10
0
4 Tahun 3,5 Tahun 2 Tahun
Pramorbid ( 5 5 Tahun 4 Tahun SMRS 3,5 Tahun SMRS 2 Tahun SMRS 1 Bulan
th SMRS ) SMRS SMRS (setelah SMRS (setelah SMRS (setelah SMRS
perawatan) perawatan) perawatan)
GAF 80 70 20 60 40 60 30 60 20

Pramorbid 5 Tahun SMRS 4 Tahun SMRS 3,5 Tahun SMRS


Stressor Batal menikah Usaha keluarga
- dengan bangkrut -
pasangannya
Gejala Berdiam diri, Semakin sering Pasien murung
melamun, tidak melamun, berdiam dan sering
- mau berkegiatan. diri. Sering marah ke melamun. Nafsu
Bekerja tidak orang-orang yang makan menurun.
fokus. Jarang ditemuinya di rumah
bicara. karena pasien
12

meyakini orang di
rumah sering
membicarakan
keburukan dirinya
dan bermaksud jahat
kepadadirinya.
Pasien mendengar
adanya bisikan laki-
laki tak bersumber di
telinganya berupa
kata perintah untuk
bunuh diri secara
terus menerus
sehingga pasien
akhirnya mencoba
untuk bunuh diri
namun gagal. Pasien
melihat ada
bayangan hitam saat
pasien sadar.
Hendaya - Dalam bekerja Pasien sudah tidak Pasien hanya
tidak fokus dan memiliki pekerjaan. menganggur di
menjadi malas. Hubungan dengan rumah orang
Waktu luang keluarga dan sekitar tuanya. Hubungan
digunakan untuk merenggang. Waktu pasien dengan
melamun. luang pasien keluarga semakin
Hubungan digunakan untuk merenggang.
dengan keluarga melamun. Makan Waktu luang
dan sekitar masih dan mandi harus digunakan untuk
baik, perawatan diingatkan namun melamun. Pasien
masih mandiri. pasien akan marah. jarang mandi dan
Pasien sulit tidur. jarang makan bila
tidak diingatkan.
13

VIII. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum (17 Desember2019)
a. Penampilan
Tampak seorang laki-laki usia 32 tahun, penampilan sesuai usia.
Perawakan tinggi kurus. Mengenakan setelan pakaian berwarma biru
(pakaian RSJD Amino Gondohutomo). Rambut pendek, kulit sawo
matang. Kebersihan dan kerapihan cukup.
b. Tingkah Laku
Normoaktif
c. Sikap terhadap Pemeriksa
 Kooperatif
 Kontak psikis : ada, wajar, dan dapat dipertahankan.
d. Mood dan Afek
 Mood : biasa
 Afek :
Kualitas : eutimik
Kuantitas : sedang
Rentang afek : terbatas
Kewajaran : wajar
Kongruensi : serasi

B. Pembicaraan
a. Kefasihan : normal
b. Kuantitas : cukup
c. Kecepatan berbicara : normal
d. Intonasi : jelas
e. Volume : cukup
14

C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Halusinasi auditorik (+) tipe phonema  Semenjak 4 tahun lalu
pasien mendengar suara bisikan-bisikan laki-laki di telinga pasien
berupa kata perintah untuk bunuh diri.
Halusinasi visual (+)  Semenjak 4 tahun lalu pasien melihat
bayangan hitam tak bersumberdalam kondisi pasien sadar.
Halusinasi Taktil (-)
b. Ilusi visual (-)
c. Depersonalisasi : (-)
d. Derealisasi : (-)

D. Pikiran
a. Bentuk pikir : non realistik
b. Arus pikir : Lancar
 Flight of idea :tidak ada
 Asosiasi longgar : tidak ada
 Pikiran berpacu : tidak ada
 Tangensialitas : tidak ada
 Sirkumtansialitas : tidak ada
 Inkoherensi : tidak ada
 Irelevansi : tidak ada
 Asosiasi bunyi : tidak ada
 Verbigerasi : tidak ada
 Perseverasi : tidak ada
 Blocking : tidak ada
 Pikiran samar-samar : tidak ada
 Neologisme : tidak ada
c. Isi pikir
 Obsesi : tidak ada
 Kompulsi : tidak ada
 Waham : ada
15

Waham referensi semenjak 4 tahun lalu, pasien meyakini


bahwa orang-orang yang ditemuinya seakan sedang
membicarakan keburukan dirinya dan berniat jahat kepada
dirinya.
Waham Persekutorik  semenjak 2 tahun lalu, Pasien
meyakini bahwa ada banyak orang yang mengawasi dan ingin
membunuh dirinya.
 Paranoia : tidak ada
 Preokupasi : tidak ada
 Fobia : tidak ada
 Pikiran bunuh diri/membunuh : ada
 Ide referensi/influence : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada

E. Sensorium dan Kognitif


a. Kesadaran : jernih
b. Orientasi
 Waktu : baik
 Tempat : baik
 Personal : baik
 Situasional : baik
c. Daya ingat
 Daya ingat segera : baik
 Daya ingat jangka pendek : baik
 Daya ingat panjang/jauh : baik
d. Konsentrasi dan perhatian : baik, normovigilitas
e. Kapasitas membaca dan menulis : baik
f. Kemampuan visuospasial : baik
g. Pikiran abstrak : baik

F. Pengendalian Impuls
Cukup Baik.
16

G. Tilikan
Derajat 1.
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami
penyakit/gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan pada saat yang bersamaan pasien menyangkalnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit, namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan, namun
penyebabnya adalah sesuatu yang tidak diketahui dari diri pasien.
5. Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya, namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
(tilikan intelektual).
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.

H. Pertimbangan
Baik.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya.
17

IX. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
a. Keadaan umum : baik
b. Berat/tinggi badan : 57 kg/168cm
c. Indeks massa tubuh : 20.19 (normoweight)
d. Kesadaran : komposmentis
e. Tekanan darah/nadi :120/70 mmHg, 85x/menit
f. Pernafasan/suhu : 20x/menit, 370C
g. Kepala : sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-)
h. Leher : dalam batas normal
i. Toraks : dalam batas normal
j. Abdomen : dalam batas normal
k. Ekstremitas : dalam batas normal

B. Status Neurologis
a. GCS : 15 (E4M6V5)
b. Gejala rangsang selaput otak : negatif
c. Tanda-tanda efek samping EPS :
 Tremor tangan : negatif
 Akatisia : negatif
 Bradikinesia : negatif
 Cara berjalan : normal
 Keseimbangan : baik
 Rigiditas : negatif
d. Motorik : kekuatan baik
e. Sensorik : baik

C. Pemeriksaan Lain (EKG, Foto Toraks, EEG, CT Scan)


Tidak dilakukan.
18

D. Pemeriksaan Psikometri PANSS


Nama : Nn. Usia : 32 tahun
Ruang : R. 8 (Gatotkaca) Alamat : Semarang
Hr Hr Hr
No. PANSS-EC Penilaian .... ....
1 2 12
P4 2
1. Skor
GADUH GELISAH
P7 2
2. Skor
PERMUSUHAN
G4 2
3. Skor
KETEGANGAN
G8 2
4. Skor
KETIDAKOPERATIFAN
G14 2
5. PENGENDALIAN IMPULS Skor
YANG BURUK
Jumlah 10

X. FORMULA DIAGNOSIS (IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA)


Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dengan pasien dan alloanamnesis dengan ayah
asuh pasien, Tn. RK berusia 32 tahun, beragama Islam, bertempat tinggal di
Semarang, belum menikah, pendidikan terakhir lulusan SMA, dikeluhkan sering
keluyuran, marah-marah tanpa sebab hingga melukai orang lain.
Kurang lebih 5 tahun sebelum datang ke RSJD AGH, pasien batal menikah
dengan pasangannya yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Kemudian
dikarenakan terpukul dan sedih, sering berdiam diri dan melamun. Pasien
mengaku sedih namun berusaha untuk pasrah. Fungsi pekerjaan terganggu, fungsi
sosial masih dalam batas normal, waktu luang digunakan untuk melamun dan
menonton TV, dan untuk perawatan diri pasien masih mandiri. ( GAF 70)
Kurang lebih 4 tahun lalu, usaha keluarga pasien bangkrut. Pasien makin
sering terdiam dan melamun. Pasien hanya berdiam diri di rumah saja. Pasien
19

suka marah tanpa sebab. Pasien meyakini orang di rumah suka membicarakan
dirinya dan berniat jahat. Pasien mendengar ada suara bisikan laki-laki yang tak
bersumber di telinganya berupa perintah untuk bunuh diri secara terus menerus
sehingga pasien pernah mencoba untuk bunuh diri dengan meminum racun tikus
namun digagalkan keluarganya. Fungsi peran dan pekerjaan terganggu, fungsi
sosial mulai terganggu, waktu luang masih digunakan untuk melamun, perawatan
diri sudah mulai terganggu. Pasien dibawa ke RSJ Amino Gondohutomo. ( GAF
20 )
Setelah mendapat perawatan selama sekitar 1 bulan di RSJ Amino
Gondohutomo Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien tidak lagi melamun dan
menyendiri lagi. Pasien juga sudah tidak marah-marah tanpa sebab lagi. Bisikan-
bisikan di telinga pasien masih beberapa kali didengar, namun dapat dihiraukan.
Pasien sudah jarang melihat bayangan hitam yang sebelumnya sering dilihatnya.
Fungsi peran terganggu, fungsi sosial membaik, waktu luang digunakan untuk
menonton TV, perawatan diri sudah bisa dilakukan sendiri. (GAF 60 )
Kurang lebih 3,5 tahun yang lalu (pertengahan 2016), pasien kembali
murung dan sering melamun kembali. Pasien lebih sering diam ketika diajak
bicara oleh keluarganya. Pasien kembali sering mendengar bisikan-bisikan di
telinga yang tidak diketahui sumbernya berupa kata perintah dan kembali sering
melihat bayangan hitam. Fungsi peran terganggu, fungsi sosial masih baik, waktu
luang digunakan untuk melamun, perawatan diri mulai menurun. Pasien kembali
dibawa ke IGD RSJ Amino Gondohutomo. (GAF 40)
Setelah dirawat selama 3 minggu di RSJ Amino Gondohutomo Semarang,
kondisi pasien mulai membaik. Pasien sudah tidak murung dan sudah mau
mengobrol dengan orang lain. Pasien sudah jarang mendengar bisikan-bisikan di
telinga yang tak bersumber dan jarang melihat adanya bayangan hitam. Fungsi
peran terganggu, fungsi sosial baik, waktu luang digunakan untuk menonton TV
atau kadang tidur, perawatan diri dapat dilakukan secara mandiri dan inisiatif
sendiri. (GAF 60)
Kurang lebih 2 tahun lalu (akhir 2017), ayah pasien sempat sakit. Karena
tidak ada yang mengantar kontrol (ibu pasien sudah meninggal saat melahirkan
pasien dan kakaknya yang kembar dan kakak pasien juga mengalami gangguan
20

jiwa), pasien menjadi tidak kontrol selama 2 bulan dan tidak meminum obat
selama itu. Pasien menjadi sering keluyuran dan tiba-tiba marah kepada orang lain
yang ditemuinya. Pasien meyakini bahwa orang-orang yang ditemuinya
membicarakan keburukan pasien dan berniat untuk bermaksud jahat kepada
pasien. Pasien kembali sering mendengar suara bisikan di telinga yang tak
bersumber berupa kata perintah untuk bunuh diri dan sering melihat bayangan
hitam yang terus mengikutinya. Pasien meyakini bahwa banyak orang yang
mengawasi dan ingin membunuh pasien. Fungsi peran terganggu, fungsi sosial
merenggang, waktu luang digunakan untuk mondar-mandir atau keluyuran,
perawatan diri tidak bisa dilakukan atas inisiatif sendiri. (GAF 30)
Kurang lebih 1 bulan pasien dirawat di RSJ Amino Gondohutomo
Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien masih sering melamun namun sudah
jarang marah-marah tanpa sebab. Pasien sudah bisa diajak berbicara namun hanya
menjawab seadanya. Suara bisikan di telinga tak bersumber sudah sangat jarang
didengar dan bayangan hitam tak bersumber juga sudah tidak dilihat. Pasien
sudah tidak meyakini bahwa ada orang yang ingin bermaksud jahat dengan
pasien. Hubungan dengan keluarga dan orang sekitar membaik. Waktu luang
digunakan untuk tidur dan menonton TV. Makan, minum dan mandi pasien sudah
mampu secara mandiri. Saat malam hari, pasien dapat tidur walaupun agak
kesulitan. (GAF 60)
Kurang lebih 1 bulan lalu (akhir Desember 2019), pasien menjadi sering
keluyuran ke luar rumah. Sebelumnya karena pasien merasa sudah merasa sehat,
pasien menjadi tidak mau kontrol dan tidak mau minum obat. Kemudian, pasien
kembali sering mendengar bisikan-bisikan di telinga yang tak bersumber berupa
kata-kata perintah. Pasien juga masih sering melihat bayangan hitam saat pasien
sadar. Pasien meyakini bahwa ada banyak orang yang mengawasi dan mengejar
pasien untuk melukai bahkan membunuh pasien. Saat di rumah, pasien menjadi
sering tiba-tiba marah dan melukai ayahnya tanpa sebab. Pasien menjadi tidak
mau makan minum dan mandi. Waktu luang digunakan untuk mondar mandir
karena pasien sudah tidak bekerja. Hubungan dengan keluarga menjadi renggang.
Pasien kemudian dibawa kembali ke RSJ Amino Gondohutomo Semarang. (GAF
20).
21

Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran jernih, tampak


seorang laki-laki usia 32 tahun, penampilan sesuai usia. Perawakan tinggi kurus.
Mengenakan setelah pakaian berwarna biru (pakaian RSJD AGH). Rambut
pendek, kulit sawo matang. Kebersihan dan kerapihan cukup. Perilaku dan
aktivitas psikomotor normoaktif. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif, kontak
psikis : ada, wajar, dan dapat dipertahankan. Mood : biasa, afek : kualitas eutimik,
kuantitas sedang, rentang afek terbatas, wajar, dan serasi. Pembicaraan cukup
fasih, kuantitas cukup, kecepatan bicara cukup, kualitas bicara cukup, intonasi
jelas, dan volume cukup. Terdapat halusinasi auditorik dan visual. Bentuk pikir :
non realistik, arus pikir : lancar, dan isi pikir : terdapat waham referensi dan
persekutorik. Orientasi waktu baik, tempat baik, personal baik, dan situsional
baik. Daya ingat baik. Konsentrasi baik, perhatian normovigilitas. Kapasitas
membaca dan menulis baik, visuospasial baik, pikiran abstrak baik, pengendalian
impuls cukup baik, tilikan : 1, pertimbangan baik, dan taraf dapat dipercaya :
dapat dipercaya.
Dari penjelasan di atas, gejala-gejala yang muncul berupa halusinasi
auditorik dan waham memenuhi kriteria skizofrenia. Gejala-gejala tersebut
berlangsung dalam waktu lebih dari 1 bulan serta menimbulkan hendaya peran,
waktu luang, sosial dan perawatan diri. Gejala waham dan halusinasi pada pasien
menonjol. Onsetnya pertama kali muncul saat pasien berusa 27 tahun. Tidak
ditemukan gangguan arus pikir dan gangguan psikomotor. Kemudian di setiap
periode observasi, GAF pasien tidak pernah kembali ke GAF pramorbid.
Berdasarkan PPDGJ III, gejala dan tanda pasien memenuhi untuk kriteria
skizofrenia paranoid berkelanjutan (F20.00).

Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis tidak ditemukan adanya
gangguan kepribadian pada masa kanan-kanak pasien. Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan pasien normal sesuai usia. Masa kanak-kanak hingga dewasa
dilalui pasien dengan baik.
22

Aksis III
Pada autoanamnesis dan alloanamnesis pasien tidak memiliki riwayat
penyakit otak dan metabolik. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis. Pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan
disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini, sehingga
gangguan mental organik dapat disingkirkan.

Aksis IV
Pada autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan stressor berupa
kesedihan karena batal menikah dengan pasangannya, lalu usaha keluarganya
bangkrut. Sehingga terdapat masalah dalam keluarga dan ekonomi dari pasien

Aksis V
a. GAF tertinggi 1 tahun terakhir: 60
Gejala ringan dimana kondisi pasien stabil, tidak marah-marah, tidak
bicara melantur, dan tidak mencurigai keluarganya. Menurut keluarga,
pasien masih sering melamun dan ketika diajak berbicara hanya menjawab
seadanya atau sedikit-sedikit. Hubungan sosial dengan keluarga dan
sekitar baik. Waktu luang digunakan untuk menonton TV. Makan, minum,
dan mandi masih mau dilakukan atas inisiatif sendiri.
b. GAF mutakhir : 20
Pasien menjadi sering keluyuran dan suka marah tanpa sebab sampai
melukai ayahnya, pasien menunjukkan waham yang semakin jelas
ditambah adanya halusinasi auditorik dan visual. Pasien meyakini
wahamnya sepenuhnya dan tidak sesuai dengan budaya. Pasien tidak
bekerja, sudah tidak ada hubungan dengan lingkungan sekitar, waktu luang
hanya digunakan untuk melamun dan pasien menjadi jarang mandi dan
makan bila tidak diingatkan. Pasien sudah tidak mau dibawa untuk kontrol
dan minum obat.
23

c. GAF saat diperiksa : 20


Pasien menjadi sering keluyuran dan suka marah tanpa sebab sampai
melukai ayahnya, pasien menunjukkan waham yang semakin jelas
ditambah adanya halusinasi auditorik dan visual. Pasien meyakini
wahamnya sepenuhnya dan tidak sesuai dengan budaya. Pasien tidak
bekerja, sudah tidak ada hubungan dengan lingkungan sekitar, waktu luang
hanya digunakan untuk melamun dan pasien menjadi jarang mandi dan
makan bila tidak diingatkan. Pasien sudah tidak mau dibawa untuk kontrol
dan minum obat.

XI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Menurut PPDGJ III
Aksis I : F20.00 Skizofrenia paranoid berkelanjutan
Diagnosis banding :
 F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
 F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan “primary support group”
Masalah ekonomi
Aksis V : 60 (GAF tertinggi 1 tahun terakhir)
20 (GAF mutakhir)
20 (GAF saat diperiksa)
XII. TERAPI
A. Farmakoterapi
PO Risperidone 2 mg/12 jam
24

RSJD AMINO GONDOHUTOMO


SEMARANG

Semarang, 17 Desember 2019

R/ Risperidone 2 mg tab No.LX


S.o.12.h tab I

Pro : Tn. RK
Usia : 32 tahun
Alamat : Semarang

B. Psikoterapi
a. Terapi Keluarga
– Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai kondisi
penyakit yang dialami pasien saat ini. Menjelaskan kepada
keluarga bahwa pasien memerlukan dukungan, sertaharus
kontrol dan meminum obat secara teratur meskipun gejala-
gejala tersebut sudah tidak muncul.
b. Terapi Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien tentang gangguan yang
dialaminya, penyebab gangguan tersebut, dan kepatuhan minum obat.

XIII. PROGNOSIS
FAKTOR BAIK BURUK
GENETIK Tidak ada Ada
PENCETUS Jelas Tidak jelas
STATUS MARITAL Menikah Tidak menikah
STATUS EKONOMI Cukup Kurang
KEKAMBUHAN Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
GEJALA Gejala positif menonjol Gejala negatif menonjol
RIWAYAT PREMORBID Baik Buruk
SUPPORT LINGKUNGAN Baik Kurang
25

ONSET Akut Kronik


USIA < 25 Tahun < 18 tahun atau> 25 tahun

a. Ad Vitam : dubia ad bonam


b. Ad Fungsionam : dubia ad bonam
c. Ad Sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai