Disusun Oleh :
CAMELIA QONITA NAJAH
22010119210008
I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. RK
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Lulus SMA
Ras/Warganegara : Jawa/Indonesia
Alamat : Semarang
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal pemeriksaan : 23 Januari 2020
Diperiksa oleh : Camelia Qonita Najah
DPJP : dr. Rihardini, Sp.KJ
d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemiliteran.
9
Keterangan :
: Laki-laki
: Cerai
Kakak kandung pasien (saudara kembar) menderita gangguan jiwa. Riwayat anggota keluarga mengonsumsi narkoba maupun
alkohol disangkal. Keluarga pasien tidak pernah memiliki konflik dengan lingkungan sekitar.
50
40
30
20
10
0
4 Tahun 3,5 Tahun 2 Tahun
Pramorbid ( 5 5 Tahun 4 Tahun SMRS 3,5 Tahun SMRS 2 Tahun SMRS 1 Bulan
th SMRS ) SMRS SMRS (setelah SMRS (setelah SMRS (setelah SMRS
perawatan) perawatan) perawatan)
GAF 80 70 20 60 40 60 30 60 20
meyakini orang di
rumah sering
membicarakan
keburukan dirinya
dan bermaksud jahat
kepadadirinya.
Pasien mendengar
adanya bisikan laki-
laki tak bersumber di
telinganya berupa
kata perintah untuk
bunuh diri secara
terus menerus
sehingga pasien
akhirnya mencoba
untuk bunuh diri
namun gagal. Pasien
melihat ada
bayangan hitam saat
pasien sadar.
Hendaya - Dalam bekerja Pasien sudah tidak Pasien hanya
tidak fokus dan memiliki pekerjaan. menganggur di
menjadi malas. Hubungan dengan rumah orang
Waktu luang keluarga dan sekitar tuanya. Hubungan
digunakan untuk merenggang. Waktu pasien dengan
melamun. luang pasien keluarga semakin
Hubungan digunakan untuk merenggang.
dengan keluarga melamun. Makan Waktu luang
dan sekitar masih dan mandi harus digunakan untuk
baik, perawatan diingatkan namun melamun. Pasien
masih mandiri. pasien akan marah. jarang mandi dan
Pasien sulit tidur. jarang makan bila
tidak diingatkan.
13
B. Pembicaraan
a. Kefasihan : normal
b. Kuantitas : cukup
c. Kecepatan berbicara : normal
d. Intonasi : jelas
e. Volume : cukup
14
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Halusinasi auditorik (+) tipe phonema Semenjak 4 tahun lalu
pasien mendengar suara bisikan-bisikan laki-laki di telinga pasien
berupa kata perintah untuk bunuh diri.
Halusinasi visual (+) Semenjak 4 tahun lalu pasien melihat
bayangan hitam tak bersumberdalam kondisi pasien sadar.
Halusinasi Taktil (-)
b. Ilusi visual (-)
c. Depersonalisasi : (-)
d. Derealisasi : (-)
D. Pikiran
a. Bentuk pikir : non realistik
b. Arus pikir : Lancar
Flight of idea :tidak ada
Asosiasi longgar : tidak ada
Pikiran berpacu : tidak ada
Tangensialitas : tidak ada
Sirkumtansialitas : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Irelevansi : tidak ada
Asosiasi bunyi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada
Perseverasi : tidak ada
Blocking : tidak ada
Pikiran samar-samar : tidak ada
Neologisme : tidak ada
c. Isi pikir
Obsesi : tidak ada
Kompulsi : tidak ada
Waham : ada
15
F. Pengendalian Impuls
Cukup Baik.
16
G. Tilikan
Derajat 1.
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami
penyakit/gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan pada saat yang bersamaan pasien menyangkalnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit, namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan, namun
penyebabnya adalah sesuatu yang tidak diketahui dari diri pasien.
5. Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya, namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
(tilikan intelektual).
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
H. Pertimbangan
Baik.
B. Status Neurologis
a. GCS : 15 (E4M6V5)
b. Gejala rangsang selaput otak : negatif
c. Tanda-tanda efek samping EPS :
Tremor tangan : negatif
Akatisia : negatif
Bradikinesia : negatif
Cara berjalan : normal
Keseimbangan : baik
Rigiditas : negatif
d. Motorik : kekuatan baik
e. Sensorik : baik
suka marah tanpa sebab. Pasien meyakini orang di rumah suka membicarakan
dirinya dan berniat jahat. Pasien mendengar ada suara bisikan laki-laki yang tak
bersumber di telinganya berupa perintah untuk bunuh diri secara terus menerus
sehingga pasien pernah mencoba untuk bunuh diri dengan meminum racun tikus
namun digagalkan keluarganya. Fungsi peran dan pekerjaan terganggu, fungsi
sosial mulai terganggu, waktu luang masih digunakan untuk melamun, perawatan
diri sudah mulai terganggu. Pasien dibawa ke RSJ Amino Gondohutomo. ( GAF
20 )
Setelah mendapat perawatan selama sekitar 1 bulan di RSJ Amino
Gondohutomo Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien tidak lagi melamun dan
menyendiri lagi. Pasien juga sudah tidak marah-marah tanpa sebab lagi. Bisikan-
bisikan di telinga pasien masih beberapa kali didengar, namun dapat dihiraukan.
Pasien sudah jarang melihat bayangan hitam yang sebelumnya sering dilihatnya.
Fungsi peran terganggu, fungsi sosial membaik, waktu luang digunakan untuk
menonton TV, perawatan diri sudah bisa dilakukan sendiri. (GAF 60 )
Kurang lebih 3,5 tahun yang lalu (pertengahan 2016), pasien kembali
murung dan sering melamun kembali. Pasien lebih sering diam ketika diajak
bicara oleh keluarganya. Pasien kembali sering mendengar bisikan-bisikan di
telinga yang tidak diketahui sumbernya berupa kata perintah dan kembali sering
melihat bayangan hitam. Fungsi peran terganggu, fungsi sosial masih baik, waktu
luang digunakan untuk melamun, perawatan diri mulai menurun. Pasien kembali
dibawa ke IGD RSJ Amino Gondohutomo. (GAF 40)
Setelah dirawat selama 3 minggu di RSJ Amino Gondohutomo Semarang,
kondisi pasien mulai membaik. Pasien sudah tidak murung dan sudah mau
mengobrol dengan orang lain. Pasien sudah jarang mendengar bisikan-bisikan di
telinga yang tak bersumber dan jarang melihat adanya bayangan hitam. Fungsi
peran terganggu, fungsi sosial baik, waktu luang digunakan untuk menonton TV
atau kadang tidur, perawatan diri dapat dilakukan secara mandiri dan inisiatif
sendiri. (GAF 60)
Kurang lebih 2 tahun lalu (akhir 2017), ayah pasien sempat sakit. Karena
tidak ada yang mengantar kontrol (ibu pasien sudah meninggal saat melahirkan
pasien dan kakaknya yang kembar dan kakak pasien juga mengalami gangguan
20
jiwa), pasien menjadi tidak kontrol selama 2 bulan dan tidak meminum obat
selama itu. Pasien menjadi sering keluyuran dan tiba-tiba marah kepada orang lain
yang ditemuinya. Pasien meyakini bahwa orang-orang yang ditemuinya
membicarakan keburukan pasien dan berniat untuk bermaksud jahat kepada
pasien. Pasien kembali sering mendengar suara bisikan di telinga yang tak
bersumber berupa kata perintah untuk bunuh diri dan sering melihat bayangan
hitam yang terus mengikutinya. Pasien meyakini bahwa banyak orang yang
mengawasi dan ingin membunuh pasien. Fungsi peran terganggu, fungsi sosial
merenggang, waktu luang digunakan untuk mondar-mandir atau keluyuran,
perawatan diri tidak bisa dilakukan atas inisiatif sendiri. (GAF 30)
Kurang lebih 1 bulan pasien dirawat di RSJ Amino Gondohutomo
Semarang, kondisi pasien membaik. Pasien masih sering melamun namun sudah
jarang marah-marah tanpa sebab. Pasien sudah bisa diajak berbicara namun hanya
menjawab seadanya. Suara bisikan di telinga tak bersumber sudah sangat jarang
didengar dan bayangan hitam tak bersumber juga sudah tidak dilihat. Pasien
sudah tidak meyakini bahwa ada orang yang ingin bermaksud jahat dengan
pasien. Hubungan dengan keluarga dan orang sekitar membaik. Waktu luang
digunakan untuk tidur dan menonton TV. Makan, minum dan mandi pasien sudah
mampu secara mandiri. Saat malam hari, pasien dapat tidur walaupun agak
kesulitan. (GAF 60)
Kurang lebih 1 bulan lalu (akhir Desember 2019), pasien menjadi sering
keluyuran ke luar rumah. Sebelumnya karena pasien merasa sudah merasa sehat,
pasien menjadi tidak mau kontrol dan tidak mau minum obat. Kemudian, pasien
kembali sering mendengar bisikan-bisikan di telinga yang tak bersumber berupa
kata-kata perintah. Pasien juga masih sering melihat bayangan hitam saat pasien
sadar. Pasien meyakini bahwa ada banyak orang yang mengawasi dan mengejar
pasien untuk melukai bahkan membunuh pasien. Saat di rumah, pasien menjadi
sering tiba-tiba marah dan melukai ayahnya tanpa sebab. Pasien menjadi tidak
mau makan minum dan mandi. Waktu luang digunakan untuk mondar mandir
karena pasien sudah tidak bekerja. Hubungan dengan keluarga menjadi renggang.
Pasien kemudian dibawa kembali ke RSJ Amino Gondohutomo Semarang. (GAF
20).
21
Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis tidak ditemukan adanya
gangguan kepribadian pada masa kanan-kanak pasien. Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan pasien normal sesuai usia. Masa kanak-kanak hingga dewasa
dilalui pasien dengan baik.
22
Aksis III
Pada autoanamnesis dan alloanamnesis pasien tidak memiliki riwayat
penyakit otak dan metabolik. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis. Pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan
disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini, sehingga
gangguan mental organik dapat disingkirkan.
Aksis IV
Pada autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan stressor berupa
kesedihan karena batal menikah dengan pasangannya, lalu usaha keluarganya
bangkrut. Sehingga terdapat masalah dalam keluarga dan ekonomi dari pasien
Aksis V
a. GAF tertinggi 1 tahun terakhir: 60
Gejala ringan dimana kondisi pasien stabil, tidak marah-marah, tidak
bicara melantur, dan tidak mencurigai keluarganya. Menurut keluarga,
pasien masih sering melamun dan ketika diajak berbicara hanya menjawab
seadanya atau sedikit-sedikit. Hubungan sosial dengan keluarga dan
sekitar baik. Waktu luang digunakan untuk menonton TV. Makan, minum,
dan mandi masih mau dilakukan atas inisiatif sendiri.
b. GAF mutakhir : 20
Pasien menjadi sering keluyuran dan suka marah tanpa sebab sampai
melukai ayahnya, pasien menunjukkan waham yang semakin jelas
ditambah adanya halusinasi auditorik dan visual. Pasien meyakini
wahamnya sepenuhnya dan tidak sesuai dengan budaya. Pasien tidak
bekerja, sudah tidak ada hubungan dengan lingkungan sekitar, waktu luang
hanya digunakan untuk melamun dan pasien menjadi jarang mandi dan
makan bila tidak diingatkan. Pasien sudah tidak mau dibawa untuk kontrol
dan minum obat.
23
Pro : Tn. RK
Usia : 32 tahun
Alamat : Semarang
B. Psikoterapi
a. Terapi Keluarga
– Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai kondisi
penyakit yang dialami pasien saat ini. Menjelaskan kepada
keluarga bahwa pasien memerlukan dukungan, sertaharus
kontrol dan meminum obat secara teratur meskipun gejala-
gejala tersebut sudah tidak muncul.
b. Terapi Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien tentang gangguan yang
dialaminya, penyebab gangguan tersebut, dan kepatuhan minum obat.
XIII. PROGNOSIS
FAKTOR BAIK BURUK
GENETIK Tidak ada Ada
PENCETUS Jelas Tidak jelas
STATUS MARITAL Menikah Tidak menikah
STATUS EKONOMI Cukup Kurang
KEKAMBUHAN Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
GEJALA Gejala positif menonjol Gejala negatif menonjol
RIWAYAT PREMORBID Baik Buruk
SUPPORT LINGKUNGAN Baik Kurang
25