JIWA
GONDOHUTOMO PROVINSI
JAWA TENGAH
Pembimbing Klinis
Institusi Pendidikan
NIM : 22409021048
GAF
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
GAF 2016 (7 GAF 2018 (5 GAF 2021 (2 GAF 2022 (10 GAF 2023 (7 GAF 2023 (1 Saat diperiksa
Tahun SMRS) Tahun SMRS) Tahun SMRS) Bulan SMRS) Bulan SMRS) Bulan SMRS)
GAF tahun 2016 (7 Tahun SMRS) (GAF = 80) Pasien mengaku bahwa dirinya
dapat bersekolah dengan baik, tidak ada riwayat berkelahi atau dibully. Pasien
selalu naik kelas. Tidak ada hendaya peran, sosial, waktu luang, dan perawatan diri.
GAF tahun 2018 (5 Tahun SMRS) (GAF = 70) Pasien merasa takut karena
terdapat benjolan di lehernya. Pasien sudah diperiksa ke dokter dan mendapatkan
obat. Benjolan di leher pasien mengecil, pasien sudah tidak takut lagi. Tidak ada
hendaya peran, sosial, waktu luang, dan perawatan diri.
GAF tahun 2021 (2 Tahun SMRS) (GAF = 60) Pasien berhenti bekerja karena
tidak nyaman setelah mendengar temannya mengatakan bahwa pasien perempuan
tidak baik dan tidak mau kembali bekerja karena laki-laki yang disukai pasien tidak
mau berpacaran dengan pasien. Waktu luang pasien digunakan untuk bermain
dengan anak kecil di sekitar rumah dan bermain HP di dalam kamar. Terdapat
hendaya peran dan waktu luang.
GAF tahun 2022 (10 bulan SMRS) (GAF = 50) Pasien merasa bahwa jiwanya
dapat berpindah ke orang lain secara tiba-tiba dan jiwa orang lain dapat berpindah
ke dalam tubuh pasien. Pasien sering merasa dirinya tidak berguna dan merasa
bersalah tanpa alasan yang jelas. Pasien sering berpikiran ingin menyayat tangannya
dan bunuh diri. Terdapat hendaya peran, sosial, dan waktu luang.
GAF tahun 2023 (7 bulan SMRS) (GAF = 40) Pasien tidak mau minum obat
lagi karena merasa tidak sakit. Pasien sering terlihat berbicara sendiri. Ketika diajak
berbicara, pasien sering kebingungan untuk menjawab dan bicara melantur. Pasien
pernah berpikiran untuk bunuh diri dengan menyayat tangannya sampai nadinya
putus namun ia tahan. Terdapat hendaya peran, sosial, dan waktu luang.
GAF tahun 2023 (1 bulan SMRS) GAF = 40) Pasien merasa ada yang
memasuki badannya dan mengontrol gerakan pasien. Pasien tidak tahu siapa yang
memasuki badannya. Pasien merasa yakin bahwa yang menggerakkan tangan pasien
untuk melakukan hal tersebut bukanlah dirinya melainkan sesuatu yang memasuki
badannya tersebut. Pasien sangat sering menyendiri di dalam kamarnya dan jarang
bersosialisasi dengan keluarganya sehingga hubungannya dengan keluarga
merenggang. Pikiran untuk bunuh diri masih ada, namun menurut pasien sudah
berkurang. Terdapat hendaya peran, sosial, dan waktu luang.
GAF saat diperiksa (GAF = 50) Pasien merasa mendengar bisikan yang tidak
ada sumbernya sejak masuk rumah sakit. Bisikan tersebut menyuruh pasien untuk
marah-marah dan memukul orang. Saat ini pasien sudah tidak marah-marah lagi.
Pasien sudah tidak memiliki pikiran untuk melukai dirinya sendiri atau bunuh diri.
Pasien mampu berpartisipasi dalam kegiatan di bangsal. Waktu luang pasien
dihabiskan dengan kegiatan di RSJD Amino Gondohutomo seperti senam dan
konseling. Hubungan pasien dengan pasien satu bangsal dan perawat bangsal cukup
baik karena pasien jarang marah-marah. Perawatan diri seperti makan, minum, dan
mandi dilakukan atas inisiatif pasien dan secara mandiri.
6. Riwayat Pramorbid dan Pribadi
a. Riwayat kehamilan
Berdasarkan keterangan pasien, kehamilan yang dialami ibu pasien saat
mengandung pasien merupakan hal yang direncanakan dan diharapkan. Namun pasien
tidak tahu apakah ibu pasien rutin melakukan kontrol atau antenatal care (ANC) di
bidan/dokter terdekat. Tidak ada masalah selama kehamilan berlangsung. Ibu pasien
tidak dalam kondisi mengonsumsi obat jangka panjang, alkohol, dan zat terlarang
selama kehamilan. Keluarga mendukung penuh kesehatan ibu dan kandungan saat
kehamilan. Tidak ada masalah keluarga atau stress selama ibu hamil.
b. Riwayat persalinan
Pasien tidak tahu kelahirannya ditolong oleh siapa. Persalinan normal dan tidak
ada penyulit selama proses persalinan berlangsung. Pasien lahir langsung menangis.
Berat badan dan panjang badan pasien lahir menurut keluarga normal.
c. Riwayat masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien hidup dengan kedua orang tua, dalam satu rumah milik pribadi. Pasien
juga hidup diasuh oleh ibunya. Pasien diajarkan untuk cebok, buang air kecil, buang
air besar, dan makan sendiri oleh ayahnya. Tidak ada riwayat gangguan tumbuh
kembang. Pasien tidak memiliki kebiasaan menggigit kuku atau mengisap jempol.
Pasien mampu berinteraksi dengan teman-teman seusianya.
d. Riwayat masa anak tengah (3-7 tahun)
Hal-hal yang berhubungan dengan toiletting terus diajarkan, namun pasien sudah
mulai mandiri melakukan itu semua.Tidak ada riwayat gangguan tumbuh kembang. Pasien
dapat berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya. Tidak ada riwayat berkelahi
dengan teman. Pasien sering bermain dengan teman-temannya sepulang sekolah. Tidak ada
riwayat suka menyendiri. Pasien selalu naik kelas.
e. Riwayat masa anak akhir (7-11 tahun)
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya. Tidak didapatkan perilaku yang tidak wajar. Pasien masuk SD pada usia 7
tahun. Pasien dapat berinteksi dengan temannya dengan baik. Tidak ada riwayat
berkelahi dengan teman. Jika terjadi masalah dengan teman akan cepat berbaikan,
pasien tidak pernah menyimpan dendam pada temannya. Tidak ada riwayat suka
menyendiri.
f. Riwayat masa remaja (11-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolahnya ke SMA negeri. Hubungan pasien dengan
teman- temannya baik. Jika terjadi masalah dengan temannya, pasien mudah
memaafkan dan tidak menyimpan dendam. Pasien pernah memiliki pacar saat SMA,
namun sudah putus dengan baik-baik. Sewaktu masih pacaran, pasien tidak memiliki
kecurigaan ataupun mudah cemburu pada pacarnya. Tidak ada riwayat suka
menyendiri. Di rumah pasien dapat membantu merawat adiknya, mulai dari menyuapi
makan, memandikan, dan toiletting adik.
g. Riwayat dewasa
Pendidikan pasien lulus sebagai sarjana akuntansi. Pasien selalu naik kelas dan
pernah mendapat ranking saat SMP. Hubungan pasien dengan guru dan teman
sekolahnya baik.
Pekerjaan pasien bekerja sebagai admin di pabrik lampu. Namun sudah
berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Pernikahan pasien belum menikah.
Keagamaan pasien mengaku beragama Islam, menjalankan sholat 5 waktu
dengan baik dan mengajar ngaji di TPA masjid.
Aktivitas sosial pasien senang bermain dengan anak kecil di sekitar rumahnya.
Hubungan dengan tetangganya baik.
Kemiliteran pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer dan tidak pernah
hidup di daerah konflik.
Hukum pasien tidak pernah terlibat kasus hukum seperti pencurian,
pembunuhan, merampok, pelecehan.
Situasi hidup sekarang saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya.
Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya bekerja sebagai penjahit. Adik
pasien masih bersekolah di SMP kelas 2. Saat ini pasien tidak bekerja. Biaya hidup
sehari-hari masih ditanggung oleh orang tuanya. Keadaan ekonomi cukup. Hubungan
pasien dengan keluarga merenggang semenjak pasien sering marah-marah.
Riwayat psikoseksual pasien tidak pernah mengalami pelecehan atau
penyiksaan seksual. Pasien pertama kali melakukan hubungan intim pada usia 17
tahun dengan mantan pacarnya. Sejak kecil pasien dididik sebagai seorang
perempuan. Pasien tidak menyukai sesama jenis.
7. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien memiliki 1 adik
perempuan. Hubungan dengan adik berlangsung baik. Pasien tinggal serumah dengan ayah,
ibu dan adik. Tidak ada anggota keluarga besar lain, baik dari pihak ayah atau ibu yang
memiliki keluhan dan gejala yang sama dengan pasien. Riwayat asma (-), hipertensi (-),
sakit jantung (-), DM (-). Riwayat psikiatri pada keluarga (-).
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
2. Pemeriksaan Neurologis
a. GCS : E4M6V5 GCS15
b. Motorik : 5/5/5 - 5/5/5 superior et inferior
c. Sensorik : +/+ superior et inferior
d. Tanda-tanda dan efek samping ekstrapiramidal
tremor (-)
akatisia (-)
bradikinesia (-)
cara berjalan (-)
keseimbangan (-)
rigiditas (-)
e. Refleks fisiologis : biceps (-), triceps (-), radialis (-), patella (-), dorsum pedis
D. FORMULASI DIAGNOSIS
1. Axis I
Pasien bernama Nn. IPS, seorang perempuan berusia 24 tahun, beralamat di Boja,
Kendal. Pasien beragama Islam, bersuku Jawa, belum menikah, pendidikan terakhir S1, dan
sebelum sakit bekerja sebagai admin di pabrik lampu. Kebersihan dan kerapihan cukup.
Kesan penampilan tampak sesuai usia dan sesuai jenis kelamin.
Berdasarkan anamnesis, pasien dibawa ke IGD RSJD dr. Amino Gondohutomo
karena sering marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien juga mengalami hendaya peran,
sosial, waktu luang dan perawatan diri.
Pada pemeriksaan status mental, pasien tampak sakit ringan dengan kesadaran
psikiatri jernih dan kesadaran sensorium composmentis. Perilaku pasien normoaktif, sikap
pasien terhadap pemeriksa kooperatif, terdapat kontak psikis yang tidak wajar dan dapat
dipertahankan. Mood biasa dengan afek hipothym yang serasi, kuantitas cukup. Kualitas
pembicaraan pasien cukup, dari segi volume normal, kefasihan cukup, intonasi datar, irama
spontan dan artikulasi jelas. Kuantitas pembicaraan pasien cukup. Terdapat gangguan
persepsi seperti halusinasi auditorik. Arus pikir pasien koheren. Terdapat gangguan isi pikir
berupa delution of control yang dirasakan sudah 7 bulan. Pasien memiliki, orientasi, daya
ingat, kemampuan baca tulis, kemampuan visiospasial, dan konsentrasi yang baik.
Perhatian pasien baik, tidak mudah teralihkan. Pasien memiliki pemikiran abstrak dan daya
nilai yang baik. Pengendalian impuls pasien baik. Pasien dapat dipercaya. Tilikan pasien
derajat 6. Pasien tahu bahwa dirinya sedang sakit gangguan jiwa dan mengetahui alasan
sakitnya, pasien mau untuk diobati.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien ditemukan adanya
perubahan pola perilaku dan psikosis yang secara klinis bermakna dan pasien digolongkan
dalam gangguan jiwa menurut PPDGJ III karena ditemukan adanya gangguan mood/ afek
yang depresif, gangguan persepsi dan isi pikir yang secara klinik bermakna dan
menimbulkan
disabilitas (hendaya) dalam aktivitas kehidupan sehari- hari peran, waktu luang, aktivitas
sosial, peran).
Pasien tidak pernah mengonsumsi zat psikoaktif maupun alkohol, tidak ada bukti
yang menunjukkan bahwa onset dari gangguan secara langsung berkaitan dengan alkohol
berdasarkan PPDGJ III, sehingga pasien tidak masuk dalam kriteria gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif lainnya ( F 10 - F 19).
Pada pasien terdapat gejala depresi yaitu afek depresi, kehilangan minat dan energi
dalam menjalankan aktivitas. Pasien merasa bersalah dan merasa tidak berguna, pasien juga
memiliki pikiran untuk bunuh diri yang sudah dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Pasien
merasa ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya dan mengontrol tangannya untuk berbuat
buruk dengan onset 7 bulan. Pasien mengaku sering mendengar suara yang memerintahnya
untuk berbuat keburukan dengan onset 1 minggu. Sesuai PPDGJ III dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik status mental, kasus ini digolongkan dalam gangguan jiwa menurut
PPDGJ III, pasien dapat didiagnosis F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif.
F 25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif Terpenuhi
Pedoman Diagnostik: Pada pasien terdapat afek
Kategori ini harus dipakai baik untuk depresif, kehilangan minat dan
episode skizoafektif tipe depresid yang energi dalam menjalankan
tunggal, dan untuk gangguan berulang aktivitas. Pasien merasa
dimana sebagian besar episode didominasi bersalah dan merasa tidak
oleh skizoafektif tipe depresif. berguna. Pasien sering
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh berpikiran untuk bunuh diri
sedikitnya dua gejala khas, baik depresif atau melukai dirinya sendiri.
maupun kelainan perilaku terkait seperti Pasien juga merasa dirinya
tercantum dalam uraian untuk episode seperti dimasuki oleh sesuatu
depresif (F32). yang mengontrol pergerakan
Dalam episode yang sama, sedikitnya harus tangannya. Gejala tersebut
jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua, sudah dirasakan pasien selama
gejala khas skizofrenia (sebagaimana 7 bulan. Pasien mengaku sering
ditetapkan dalam pedoman diagnostik mendengar suara yang
skizofrenia, F20.-, (a) sampai (d)). memerintahnya untuk berbuat
keburukan dengan onset 1
minggu.
F20.0 Gangguan Skiofrenia Paranoid Tidak Terpenuhi
Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia.
Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/atau waham harus
menonjol;
(a) suara-suara halusinasi yang
mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengrrng
(humming), atau bunyi tawa
(laughing);
(b) halusinasi pembauan atau
pengecapan-rasa, atau bersifat
seksual, atau lainlain perasaan
tubuh; halusinasi visual mungkin
ada tetapi jarang menonjol;
(c) waham dapat berupa hampir setiap
jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi
(delusion of influence), atau
"passivity" (delusion of passivity),
dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling
khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik, secara relatif
tidak nyata/ tidak menonjol.
2. Axis II
Berdasarkan anamnesis dapat disimpulkan pasien tidak ada kecenderungan memiliki
gangguan kepribadian skizoid dan paranoid. Dapat disimpulkan pula pasien tidak
mengalami retardasi mental.
3. Axis III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status internus, neurologis dan riwayat penyakit
medis pasien pasien tidak memiliki keluhan/riwayat penyakit medis yang bermakna.
4. Axis IV
Masalah pekerjaan & masalah dengan lingkungan sosial.
5. Axis V
GAF tertinggi dalam setahun terakhir =
50 GAF mutakhir = 40
GAF saat masuk rumah sakit = 50
E. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I :
F 25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
F 20.0 Skizofrenia Paranoid
AXIS II : Z03.2 Tidak ada diagnosis
AXIS III : Tidak ada
AXIS IV : Masalah pekerjaan dan lingkungan sosial
AXIS V : GAF tertinggi saat diperiksa =
50 GAF mutakhir = 40
GAF saat masuk rumah sakit = 50
F. TATALAKSANA
1. Farmakologi
RSJ Dr. Amino Gondohutomo
Jl. Soekarno Hatta No.6
Semarang
KHUSUS RAWAT JALAN
Tanggal : 31/07/2023
Nama Dokter : dr. Amron Matoffani
R/ Risperidone 2 mg tab no
XXVIII S 2 dd tab I p.c.
R/ Sertraline 50 mg tab no XXVIII
S 1 dd tab I
Pro : Ny. IPS
Umur : 24 tahun
Alamat : Kendal
2. Nonfarmokologi
a. Psikoedukasi pada pasien
Menjelaskan pada pasien tentang gangguannya.
Menjelaskan pada pasien tentang penyebab gangguannya.
Menjelaskan pada pasien untuk rutin minum obat walaupun pasien merasa
sudah sehat.
Menjelaskan efek samping yang mungkin terjadi dari konsumsi obat.
b. Psikoedukasi pada keluarga
Menjelaskan pada keluarga tentang gangguan yang dialami pasien.
Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab gangguan yang dialami pasien.
Menjelaskan pada keluarga perjalanan gangguan yang dialami pada pasien bila
patuh dan tidak patuh terhadap pengobatan.
Menjelaskan pada keluarga mengenai peran penting keluarga dalam keteraturan
minum obat pasien.
Menjelaskan dan memotivasi keluarga bagaimana pentingnya dukungan
keluarga terhadap kesehatan mental pasien dan keberhasilan terapi.
Menjelaskan pada keluarga tentang efek samping obat.
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam prognosis harapan hidup pasien
dapat baik.
Quo ad functionam : dubia ad bonam pasien masih ada harapan
untuk mengalami pengembalian fungsi kehidupannya seperti sebelum
sakit
Quo ad sanationam : dubia ad bonam pasien masih ada harapan untuk sembuh
dari penyakitnya
Konsentrasi Baik Baik Baik
Perhatian Baik Baik Baik
Kemampuan Baik Baik Baik
visuospasial
Pikiran abstrak Baik Baik Baik
Baca tulis Baik Baik Baik
Pengendalian Baik Baik Baik
impuls
Tilikan 6 6 6
1. Maslim Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan DSM-
5.Jakarta: FK Unika Atma Jaya; 2013
2. Ikawati, W. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Jogjakarta: Bursa Ilmu; 2014
23