Anda di halaman 1dari 10

Langkah praktis

asuhan keperawatan keluarga


ns. Purwadi, M.Kep, Sp.Kom
1. Tahap pengkajian

Penting untuk dilakukan …


1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pertemuan dan rencana
asuhan keperawatan.
3. Melakukan pengkajian (penjajakan tahap satu)
yaitu tentang identitas keluarga, riwayat
perkembangan dan tugas keluarga, riwayat
kesehatan keluarga, lingkungan dan fungsi
keluarga serta stress dan koping keluarga.
Lanjutan pengkajian …
4. Melakukan pemeriksaan fisik semua anggota keluarga.
5. Melakukan pengkajian (penjajakan) tahap dua yaitu menanyakan (wawancara, observasi,
studi dokumen yang ada) tentang lima tugas kesehatan untuk setiap masalah kesehatan
yang ada. Contoh kelg dg masalah kesehatan hipertensi, ditanyakan;
Tugas 1; mengenal masalah mengenal hipertensi; apa itu hipertensi, apa tanda dan gejalanya,
kesehatan apa penyebabnya.

Tugas 2; mengambil keputusan apa akibat hipertensi, apa tindakan yang sudah diambil saat ini.

Tugas 3; merawat anggota kelg yg merawat; apa yang keluarga lakukan selama ini untuk
sakit mengurangi keluhan, adakah perubahan, apa yang keluarga
ketahui ttg cara merawat & mencegah hipertensi dirumah.
Tugas 4; memodifikasi lingk rumah lingkungan seperti apa yang kelg ketahui agar hipertensinya
stabil atau berkurang (baik lingk fisik dan non fisik).
Tugas 5; memanfaatkan sumber apa yang kelg ketahui ttg sarana pelayanan kesehatan yg ada di
daya yg ada di masy seperti masy, apakah kelg sudah memanfaatkannya, apakah ada
Posyandu/Puskesmas, dll pengalaman negatif ttg pemanfaatan sarana kesehatan tersebut)
Lanjutan pengkajian …

Untuk pengkajian tahap satu 1 kali pertemuan


dengan keluarga.
Untuk pemeriksaan fisik dan pengkajian tahap
dua minimal 1 kali pertemuan dengan keluarga.
Khusus untuk pengkajian tahap dua, untuk
setiap masalah kesehatan ditanyakan lima tugas
kesehatan keluarga.
Ilustrasi pengkajian tahap dua
Masalah Lima tugas kesehatan keluarga
kesehatan
1. Hipertensi Tanyakan bagaimana kemampuan keluarga; mengenal hipertensi,
mengambil keputusan thd hipertensi yang dialami, merawat anggota
kelg dg hipertensi, memodifikasi lingk agar hipertensinya
stabil/berubah dan memanfaatkan sumber daya yg ada di masy.
2. TB paru Tanyakan bagaimana kemampuan keluarga; mengenal TB paru,
mengambil keputusan thd TB paru yang dialami, merawat anggota
kelg dg TB paru, memodifikasi lingk agar TB parunya sembuh dan
memanfaatkan sumber daya yg ada di masy.
3. Gizi kurang Tanyakan bagaimana kemampuan keluarga; mengenal gizi kurang,
mengambil keputusan thd gizi kurang yang dialami, merawat
anggota kelg dg gizi kurang, memodifikasi lingk agar gizi kurang
lebih baik kondisinya dan memanfaatkan sumber daya yg ada di
masy.
Lanjutan pengkajian …

6. Melakukan analisa data


7. Bersama keluarga melakukan penapisan
masalah keperawatan (skoring).
8. Menyepakati hasil proritas masalah
keperawatan keluarga yang dialaminya.
2. Tahap perumusan diagnosa
keperawatan
1. Menetapkan rumusan masalah keperawatan (lihat
klasifikasi Nursing Diagnosis versi NANDA, termasuk
diagnosa keperawatan keluarga).
2. Menetapkan etiologinya, dengan cara ;
a. Berdasarkan lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan,
sekaligus sebagai acuan penetapan tujuan khusus dalam
penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga
(FIKUI, 2000).
b. Berdasarkan hasil analisa dari setiap masalah keperawatan
(Friedman, 1998)
3. Tahapan perencanaan asuhan
keperawatan keluarga
1. Kaidah yang baku dengan pendekatan bagan;
minimal harus ada rumusan diagnosa
keperawatan keluarga, tujuan umum dan
khusus, kriteria, standard dan rencana
intervensi.
2. Perencanaan didiskusikan bersama keluarga.
4. Tahap pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga
1. Menekankan aspek promotif dan preventif.
2. Sesuai dengan sumber daya keluarga.
3. Mulai dari yang sederhana sampai dengan
yang kompleks.
4. Meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif
(Wright & Leahey dalam Friedman, 1998).
5. Fokus tindakan adalah keluarga, BUKAN
individu dalam keluarga.
5. Tahap evaluasi
1. Mengacu pada tujuan khusus.
2. Mempertimbangkan data awal pada saat pengkajian sebagai
rujukan aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Seperti awalnya
tidak tahu bahaya rokok dan sebagai perokok berat, menjadi
paham akan bahaya rokok dan mengurangi atau berhenti
merokok.
3. Mencakup kuantitas dan kualitas. Seperti berat badan anak (3
th) Bp Nu naik 0,5 kg dalam 3 bulan dan selalu diberikan
pemberian makan tambahan setiap harinya)
4. Menggunakan pendekatan SOAP (subjektif, objektif, analisa
dan planning) untuk setiap tujuan khusus atau diagnosa
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai