Anda di halaman 1dari 118

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai

tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat. Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan bab IV pasal

47 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan meliputi

pencegahan penyakit (preventif ), peningkatan kesehatan (promotif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

(Depkes RI, 2010). Krisis ekonomi yang terjadi di indonesia sejak tahun

1998 berdampak besar pada seluruh aspek yang ada. Hal ini

mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia.

Salah satunya bidang kesehatan yang merupakan aspek penting

dalam kehidupan manusia. Penurunan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dibidang kesehatan menyebabkan daya tahan tubuh seseorang

makin menurun, sehingga rentan penyakit. Hal ini menimbulkan terjadinya

penurunan derajat kesehatan dan makin bertambahnya jumlah orang yang

terkena penyakit dari tahun ke tahun. Penurunan kesehatan juga terjadi


2

pada balita dan anak-anak. Hal ini disebabkab oleh daya beli terutama

pangan

2
menurun, sehingga pemenuhan kebutuhan gisi yang sangat penting pada

usia balita dan anak-anak menjadi berkurang.

Gizi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.

Berbagai penilitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama

pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang

gizi kurang akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Berdampak pula pada

rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak serta berpengaruh

terhadap menurunya produktivitas anak (Depkes RI, 2014).

Gizi kurang atau kurang energi protein (KEP) adalah keadaan

kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan

gizi (AKG) (Arifmanjoer 2000).

Keadaan ini menyebabkan banyak balita di indonesia mengalami

kekurangan asupan gizi yang penting atau mengalami gizi kurang.

Indonesia termasuk dalam lima besar negara didunia untuk jumlah

stunting pada anak-anak. Kurang lebih satu dari tiga orang anak atau

37,2% anak di Indonesia menderita stunting. Hal ini berati 9,5 juta anak-

anak dibawah umur 5 tahun menderita gizi kurang (Word Food

Programme, 2014). Berikut data dari dinas kesehatan kota sukabumi :


4

Tabel 1.1

Data Dinas Kota Sukabumi

NO Nama Puskesmaas Jumlah Presntasi

1 Sukabumi 184 13 %

2 Benteng 160 11,5 %

3 Karangtengah 141 10 %

4 Baros 130 9,3 %

5 Sukakarya 128 9,2 %

6 Cibereum Hilir 115 8,3 %

7 Gendong Panjang 98 7%

8 Cikundul 96 6,9 %

9 Pabuaran 74 5,3 %

10 Limusnunggal 60 4,3 %

11 Lembursitu 50 3,6 %

12 Cipelaang 49 3,5%

13 Tipar 40 2,8 %

14 Selabatu 29 2%

15 Nangeleng 29 2%

Total 1.383

Sumber : Dinas Kota Sukabumi

Dari data diatas, menghasilkan data yang signifikan bahwa

presentasi yang banyak mengalami gizi kurang ada di puskesmas

sukabumi dengan presentasi 13 % dan puskesmas cibeureum hilir

4
5

termasuk kedalam sepuluh besar dengan jumlah presentasi 8,3 %. Alasan

penulis mengambil kasus di puskesmas cibereum hilir karna masuk dalam

sepuluh besar dan perlu penanganan serius. Apabila tidak ditangani

dengan segera, akan menimbulkan gangguan tumbuh kembang pada anak.

Peran perawat disini adalah memberikan asuhan keperawatan kepada

anggota keluarga yang sakit maupun sehat, mengamati masalah kebutuhan

yang memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap

keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk membuat

karya tulis dengan judul : “Asuhan Keperawatan An.S Dengan Gizi

Kurang Pada Keluarga Tn.J Di Rt 01 Rw 07 Kelurahan Babakan Wilayah

Kerja Puskesmas Cibeurem Hilir Kota Sukabumi”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga secara langsung meliputi aspek biologis,

psikologis, sosial, spiritual dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penyusunan karya tulis ini adalah :

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keluarga dengan gizi

kurang.

5
6

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan keluarga dengan

gizi kurang.

c. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan keluarga

dengan gizi kurang.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan asuhan keperawatan keluarga

dengan gizi kurang.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi terhadap hasil asuhan

keperawatan keluarga dengan gizi kurang.

f. Mampu membandingkan antara konsep dengan kenyataan asuhan

keperawatan dengan gizi kurang.

C. Metode Dan Teknik Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini adalah

metode deskriptif, yaitu metode ilmiah yang dimulai dari penumpulan data

diorganisasikan, dijelaskan kemudian disusun.

Adapun teknik pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan

data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Kozier Erb et Al (1995 : 89) wawancara adalah komunikasi

atau percakapan terencana yang memiliki tujuan, misalnya untuk

memberikan informasi, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi

masalah perubahan.

6
7

Wawancara yang digunkan penulis yaitu dengan cara tanya jawab

secara langsung dengan klien dan keluarga untuk memperoleh

informasi, data-data dan riwayat kesehatan.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengumpulkan data dengan menggunakan

5 indra (Kozier Erb et Al, 1995 : 89).

Obsevasi yang digunakan penulisan terhadap keluarga secara cermat

baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan tempat

tinggal klien serta keluarga.

3. Pemeriksaan Fisik

Memeriksa keadaan fisik klien dan anggota keluarga yang serumah

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

4. Studi Dokumen

Mempelajari data-data atau mengumpulkan inforamasi-informasi dan

dokumen yang berkaitan dengan kasus.

5. Studi Kepustakaan

Mencari dan memnuhi sumber sumber atau buku-buku ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan kasus sebagai dasar teoretik.

D. Sistematika Penulisan

Penulisa karya tulis ilmiah ini terdiri empat bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7
8

Tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang konsep


keluarga, konsep perawatan kesehatan keluarga, konsep
dasar penyakit gizi kurang dan konsep keperawatan
keluarga dengan gizi kurang.
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tinjauan kasus yang merupakan pelaksanaan proses
keperawatan terhadap klien yang mencakup pengumpulan
data, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, pelaksanaan, evaluasi dan catatan
perkembangan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisikan kesimpulan dan saran dari asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan yang disusun pada karya tulis
ilmiah ini serta rekomendasi yang diajukan kepada pihak
yang bersangkutan dalam upaya peningkatan kualitas
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (menurut WHO

1969). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau

ibu dan anaknya (menurut UU No.10 thn,1992). Keluarga adalah suatu

ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki

atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,

baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah

tangga (sayekti,1994).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama

lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu kebudayaan (salvicion dan Ara Celis dalam

buku Setiawati 2005).

Jadi dari pengertian diatas saya simpulkan bahwa keluarga adalah

suatu ikatan yang diikat oleh suatu pekawinan yang didalamnya

berisikan suami,istri dan anak yang hidup bersama dan didalamnya

memiliki peran dan tanggung jawab terhadap perannya


2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menunjukan bagaimana keluarga tersebut di

organisasikan, cara unit-unit tersebut ditata serta bagaimana komponen

tersebut berhubungan satu sama lain. Selain itu, struktur data keluarga

dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi

keluarga tersebut di masyarakat.

a. Ciri-ciri struktur keluarga

Menurut Mubarak dkk (2006)

1) Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap

anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing

sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik

ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota

sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

2) Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki

peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam

berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena tetapi

memiliki keterbatasan yang dilandaskan pada tanggug jawab

masing-masing anggota keluarga.

3) Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan

bahwa masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan


fungsi yang berbeda-beda dan khas seperti halnya peran ayah

sebagai pencari nafkah utama dan peran ibu sebagai anggota

keluarga yang merawat anak-anak.

b. Jenis struktur keluarga

Berdasarkan jalur hubungan darah

1) Patrilinear

Yang dimaksud dengan struktur patrilinear adalah keluarga

sedarah yang terdiri dari anak saudara dalam beberapa generasi,

dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis keturunan.

2) Matrilinear

Yang dimaksud dengan struktur matrilinear adalah keluarga

sedarah yang terdiri dari anak saudara dalam beberapa generasi,

dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis keturunan ibu

Berdasarkan keberadaan tempat tinggal

1) Matrilokal

Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah

dan tinggal bersama keluarga sedarah istri.

2) Patrilokal

Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah

dan tinggal bersama keluarga sedarah suami.


Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan

Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami

dan/atau istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, namun tidak

selamanya pengambilan keputusan dilaksanakan bersama-sama.

Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang

mengambil keputusan, adalah sbagai berikut:

1) Patriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

2) Matriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

3. Peran Keluarga

a. Ayah : sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya yang

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungan.

b. Ibu : sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya yang

berperan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota

kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan

disamping dapat berperan pula sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga.
c. Anak : melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman,1998

a. Fungsi Afektif

Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan

keberlangsungan unit keluarga yang dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga.

Komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif

adalah adanya saling asuh, menerima, menghormati dan

mendukung antar anggota keluarga, menaruh perhatian, cinta kasih

dan kehangatan, membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Merupakan fungi yang mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain. Anggota keluarga belajar

disiplin, norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan

interaksi dalam lingkup keluarganya sendiri.

c. Fungsi Ekonomi

Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mencakup

kebutuhan makan, pakaian, tempat berlindung yang aman dan

nyaman (rumah). Yang dilakukan keluarga dalam menjalani


fungsinya adalah mencari sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, mengatur penggunaan penghasilan keluarga

untuk memenuh kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi

keluarga dimasa yang akan datang seperti pendidikan anak dan

jaminan hari tua.

5. Fungsi Reproduksi

Keluarga memiliki fungsi untuk menjaga kelangsungan untuk

generasi dan juga untuk keberlangsungan masyarakat. Komponen

yang dilaksanakan keluarga dalam melaksanakan fungsinya adalah

meneruskan keturunan, memeliihara dan membesarkan anak,

memenuhi gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga.

6. Fungsi Perawatan Keluarga

Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Menurut Effendy (1998: 36) terdapat tiga fungsi pokok keluarga

terhadap anggota keluarganya, adalah:

a. ASIH

Yaitu memberikan kasih sayang, perhatin, rasa aman,

kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan

kebutuhannya.

b. ASUH
Menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan

mereka anak-anak baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

c. ASAH

Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

Selain itu dijabarkan delapan tugas dasar dalam sebuah keluarga

(Effendy, 1998: 37) adalah sebagai berikut :

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan anggotanya.

2) Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya.

4) Sosialisasi antar anggota keluarga

5) Pengaturan jumlah antar anggota keluarga

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota

keluarga.

7. Tahapan Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan suatu proses perubahan system

keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu yang meliputi perubahan


interaksi dan hubungan diantara anggota keluarga. Perkembangan ini

melalui beberapa tahap. Pada setiap tahapan memiliki tugaas

perkembangan dan resiko/masalah kesehatan yang berbeda-beda.

Menurut duvall (1985) dan Mc.Godrick (1989), tahap perkembangan

kehidupan keluarga dapat dibagi menjadi delapan tahap yaitu:

a. Tahap I (Pasangan Keluarga Baru/Keluarga Pemula)

Dimuali saat individu (pria dan wanita) membentuk keluarga

melalui perkawinan. Tugas perkembangannya adalah:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan

lain-lain.

3) Keluarga berencana

b. Tahap II ( Keluarga Anak Pertama/Child Bearing)

Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia

kurang dari 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang

tua yang akan menimbulkan krisi keluarga. Tugas

perkembangannya adalah:

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,

seksual dan kegiatan).

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran

orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan

kehangatan).

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan anak.

5) Menata ruang untuk anak.

6) Biaya/ dana child bearing

7) Mengadakan kebiaasaan keagamaan secara rutin.

c. Tahap III (Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah)

Tahap ini dimulai dari anak pertama berusia 2,5 tahun

sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan

sosialnya, bergaul dengan teman sebaya, sangat sensitif terhadap

pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan,

karena tidak tahu mana yang kotor dan bersih. Tugas

perkembangannya adalah:

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beadaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar

keluarga.

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Pembagian tanggung jawab.


7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh

dan kembang anak.

d. Tahap IV (Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah)

Keluarga pada tahap ini dimulai ketika anak pertama

berusia 6 tahun dan mulai sekolah dasar dan berakhir pada usia 13

tahun dimana merupakan awal dari masa remaja (Dubai,1977).

Pada fase ini umumnya keluarga mencapai anggota

keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Keluarga

perlu bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan. Tugas

perkembangannya adalah:

1) Keluarga beradaptasi terhadap pengaruh teman dan

sekolah anak.

2) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan diluar

rumah, sekolah, dan lingkungan yang lebih luas.

3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan dan

intelektual.

4) Menyediakan aktivitas untuk anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

6) Meningkatkan komunikasi terbuka.


e. Tahap V (Keluarga Dengan Anak Remaja)

Tahap ini dimulai sejak usia 13 tahun sampai dengan 20

tahun. Tahap ini tahap yang paling rawan karena anak akan

mencari identitasnya dalam membentuk kepribadiannya,

mengendaki kebebasan, mengalami perubahan kognitif dan

biologi, menyita banyak perhatian budaya orang muda, oleh

karena itu teladan dari orang tua sangat diperlukan. Tugas

perkembangan keluarganya adalah:

1) Pengembangan tetrhadap remaja (memberikan

kebebasan yang seimbang dan bertaggung jawab

mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda

dan mulai memiliki otonom).

2) Memelihara komunikasi terbuka.

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan

anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh

kembang anggota keluarga.

f. Tahap VI (Keluarga Dengan Anak Dewasa Muda/Tahap

Pelepasan)

Tahap ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah orng

tua sampai dengan anak terakhir. Tugas dan peerkembangannya

adalah:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan.

4) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di

masyarakat.

5) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan

menerima kepergian anaknya.

6) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit atau

memasuki masa tua.

7) Orang tua berperan suami dan istri, kakek dan nenek.

8) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi

contoh bagi anak-anaknya.

g. Tahap VII (Keluarga Usia Pertengahan)

Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan

rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan

meninggal.

Tugas perkembangan keluarganya adalah:

1) Memepertahankan kesehatan.

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

teman sebaya dan anak-anak.

3) Meningkatkan keakraban pasangan.

4) Mempertahankan kesehatan dengan olahraga, pengontrolan

berat badan, diet seimbang dan istirahat cukup.


5) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

mengolah minat sosial dan waktu santai.

6) Memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua.

7) Keakraban dengan pasangan.

8) Memulihkan hubungan atau kontak dengan anak dan

keluarga

9) Persiapan masa tua atau pensiun.

h. Tahap VIII (Keluarga Usia Lanjut)

Tahap ini dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan

memasuki masa pensiun sampai keduanya meninggal.

Tugas perkembangannya adalah:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman,

dll.

3) Mempertahankan keakraban suami istri yang saling

merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial

masyarakat.

5) Melakukan “life review”

8. Tingkatan Keluarga Mandiri

Kemandirian keluarga dalam program perawatan kesehatan

komunitas dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:

a. Keluarga mandiri tingkat satu (KM-I)


1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas

2) Menerima pelayanan perawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

b. Keluarga mandiri tingkat dua (KM-II)

1) Menerima perawatan kesehatan komunitas

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana perawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya

secara benar

4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang

dianjurkan.

c. Keluarga mandiri tingkat tiga (KM-III)

1) Menerima perawatan kesehatan komunitas

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana perawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya

secara benar

4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

5) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang

dianjurkan

6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

d. Keluarga mandiri tingkat empat (KM-IV)

1) Menerima perawatan kesehatan komunitas


2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana perawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya

secara benar

4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

5) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang

dianjurkan

6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

7) Melaksanakan tindakan promotif.

9. Keluarga yang beresiko tinggi dalam kesehatan

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi

prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong beresiko

tinggi dalam bidang kesehatan.

Menurut Sudiharto (2007:31), keluarga yang menjadi kelompok rawan

yaitu :

a. Keluarga dengan anggota keluarga pada masa usia subur yang

mempunyai kondisi seperti:

1) Tingkat sosial ekonomi rendah.

2) Keluarga yang kurang mampu mengatasi kesehatnnya secara

mandiri.

3) Keluarga dalam keturunan yang kurang baik atau keluarga

dengan penyakit keturunan


b. Keluarga dengan resiko tinggi masalah maternitas pada saat

hamil:

1) Usia ibu (<16/>35)

2) Menderita kekurangan gizi atau anemia

3) Menderita hipertensi

4) Riwayat persalinan dengan komplikasi

c. Keluarga dengan anak yang berisiko tinggi :

1) Lahir premature

2) Berat badan kurang atau tidak naik dalam bulan berikutnya

3) Lahir dengan cacat bawaan

4) Asi kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi

5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi

atau anaknya

d. Keluarga mempunyi masalah dalam hubungan antar anggota

keluarganya

1) Adanya anak yang tidak dikehendaki dan pernah mencoba

untuk menggugurkannya.

2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara keluarga dan sering

timbul pertengkaran dan ketegangan antara anggota keluarga.

3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.

4) Salah satu orangtua meninggal, cerai, atau meninggalkan

keluarganya.

5) Keluarga lanjut usia atau balita.\


6) Pasangan lanjut usia tinggal serumah.

7) Keluarga yang memiliki anggota lanjut usia dalam keadaan

tidak sehat.

8) Keluarga memiliki lanjut usia dan balita.

9) Keluarga yang memiliki 2 balita.

10) Keluarga yang tidak mampu menjalankan tugas

perkembangan individu atau tugas perkembangan keluarga.

11) Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit

kronis yang menular, tidak menular atau penyakit metabolik.

10. Tugas keluarga dibidang kesehatan

Ada 5 poko tugas keluarga yang dijabarkan oleh

friedman(1998) dalam Efendi & Mahfudli (2009) tersebut adalah:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang

tua. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu

dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan

berapa besar perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui

dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang

meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan

yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap

masalah.

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat


Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat

mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus

dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat

memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. Berikut ini

adalah hal-hal yang pelru dikaji oleh perawat:

1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah.

2) Apakah keluarga meerasakan adanya masalah kesehatan

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami.

4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit

5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap

masalah kesehatan

6) Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas

kesehatan

7) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya

yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebab, komplikasi,

prognosis dan perawatanya).

2) Sifat dan peerkembangan perawatan yang dibutuhkan.


3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.

4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota

keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan atau

finansial, fasilitas fisik, psikososial).

5) Sikap keluarga terhadap penyakit.

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang

sehat

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana

rumah sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai

berikut:

1) Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga

2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

3) Pentingnya higiene sanitasi

4) Upaya pencegahan penyakit

5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap higiene sanitasi

6) Kekompakan antara-anggota keluarga

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

dimasyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga kefasilitas kesehatan,

keluarga harus mengetahui hal-hal berikut ini:

1) Keberadaan fasilitas kesehatan

2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas

kesehatan
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan

fasilitas kesehatan

4) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas

kesehatan

5) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

Perlu digasir bahawi bahwa 5 tugas kesehatan dalam bidang

kesehatan diatas, mesti selalu dijalankan. Tentu apabila salah

satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan

justru akan menimbulakan masalah kesehatan dalam keluarga.

B. Konsep Dasar Gizi Kurang

1. Definisi Gizi Kurang

Gizi kurang atau kurang energi protein (KEP) adalah keadaan

kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan

gizi (AKG). (Arifmanjoer 2000).

Kurang energi protein atau Gizi kurang adalah suatu penyakit

defisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, yang terjadi karena

berkurangnya intake energi dan protein yang masuk kedalam tubuh

berbagai proporsi (Solihin Pudjiaji, 2000)

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gizi kurang

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein

sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi

2. Klasifikasi Gizi Kurang


Klasifikasi KEP yang sering dipakai adalah sebagai berikut :

a. Klasifikasi KEP menurut Gomez, 1956

Klasifikasi didasarkan pada berat badan individu dibandingkan

dengan berat badan yang diharapkan pada anak sehat

Tabel 2.1

Klasifikasi menurut Gomez

Derajat Malnutrition BB% terhadap st.BB/U

Derajat I 90-75

Derajat II 75-60

Derajat III <60

b. Klasifikasi KEP menurut waterlow 1973

Waterlow membedakan antara penyakit kurang energi protein

yang terjadi akut dan menahun. Beliau berpendapat bahwa defisit

berat badan terhadap tinggi mencerminkan gangguan gizi yang

akut dan menyebabkan keadaan wasting (kurus kering). Sedangkan

defisit tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi

yang berlangsung sangat lama dan menyebabkan stunting (pendek)

pada umurnya.

Tabel 2.2

Klasifikasi menurut waterlow

Derajat malnutrition BB% terhadap st.BB/TB

Derajat I 80-90
Derajat II 70-80

Derajat III <70

Di indonesia klasifikasi dan istilah yang digunakan sesuai dengan

hal lokakarya antropometri Gizi :

1) KEP ringan bila berat badan menurut umur (BB/U)=80-70%

baku median WHO-NCHS dan/atau berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB)=90-80% baku median WHO-NCHS

2) KEP sedang bilang berat badan menurut umur (BB/U)=70-60%

baku median WHO-NCHS dan berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB)=80-70% baku median WHO-NCHS

3) KEP berat badan menurut umur (BB/U)=<60% baku median

WHO-NCHS dan berat badan meurut tinggi badan

(BB/TB)=<70% baku median WHO-NCHS

3. Etiologi

Penyebab gizi kurang atau KEP dibagi menjadi dua yaitu :

a. Penyebab langsung kurang nya asupan protein maupun kalori.

b. Penyebab tidak langsung ekonomi negara yang kurang,

pendidikan umum dan pendidikan gizi yang rendah, produksi

pangan yang tidak mencukupi kebutuhan, keadaan hygiene yang

kurang baik, penghasilan yang kurang.

4. Patofisiologi

Sebanarnya gizi kurang merupakan suatu syndrom yang terjadi

akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan menjadi tiga


faktor penting yaitu bhost, agent, environment (supariasi, 2002).

Memang faktor diet makanan memegang peranan penting tetapi faktor

lain ikut menentukan dalam keadaan makanan, tubuh selalu berusaha

untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok

atau energi.

Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein

dan lemak, merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahnkan

kehidupan (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai

bahan bakar, kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat

sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.

5. Manifestasi klinik

a. Edema, umumnya seluruh tubuh terutama pada kaki

b. Wajah membulat dan sembab

c. Pandangan mata sayu

d. Rambut tipis, kemerahan seperti warna merah jagung mudah

dicabut tanpa rasa sakit, rontok

e. Perubahan status mental : cengeng, rewel, apatis

f. Pembesaran hati

g. Otot mengecil hipotrofi, lebih nyata bila diperiksa pada posisi

berdiri atau duduk.

h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan

berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas

i. Sering disertai anemia, diare


j. Badan tampak sangat kurus

k. Pertumbuhan lambat

l. Wajah seperti orang tua

m. Perut cekung

6. Penatalaksaan

a. Pemberian makanan yang mengandung protein tinggi kalori cairan

vitamin dan mineral

b. Peberian makan pada usia 12-24 bulan sebaiknya asi, bubur susu,

makanan lunak yang disaring, kentang, buncis, kacang polong,

rebusan ikan, cingcangan daging dan hati yang semuanya

dilumatkan terlebih dahulu

c. Sumber protein dan energi diperoleh dari makanan yang mudah

didapat, murah dan dapat diterima keluarga sesuai adat dan

kebiasaan yang berlaku.

d. Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak,

tetapi dinaikan bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi

sering).

e. Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, coklat

dan susu menjelang waktu malam.

f. Melakukan penangan segera penyakit penyerta (misanya: diare)

g. Berikan pendidikan kesehatan tentang pentinnya gizi untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak pada orang tua dan anggota

keluarga.
h. Anjurkan keluarga setiap hari untuk memberikan makanan yang

beraneka ragam untuk meningkatkan selera makan.

i. Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke posyandu atau fasilitas

kesehatan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak.

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Penugukuran hemoglobin (nilai normal pria 14-18gm/100ml,

wanita 12-16gm/100ml)

b. Hematokrit (nilai normal pria 40-45%, wanita 37-47%)

c. Transferin (rendah apabila >16% pembentukan sel darah merah

dalam sumsum berkurang sehingga dapat mengakibatkan defisiensi

besi)

d. Albumin nilai normal 3,5-5,2 g/Di

e. Kreatin nilai normal 0,501,5 mg/dI

8. Tumbuh Kembang Pada Anak

Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat

diukur dengan meter atau sentimeter untuk tinggi badan dan kilogram

atau gram untuk berat badan. Tumbuh kembang pada usia inflan

penting diketahui oleh seorang perawat dalam tujuannya untuk

mengetahui derajat kesehatan bayi (supratini 2005 : 49).

a. Pertumbuhan pada anak usia inflan antara lain

1) Berat badan

Berat badan normal usia inflan = umur(bulan)+9


2) Tinggi Badan

Pertambahan rata-rata tiap bulan 2,5 cm (Joyce Anggel, 2006 :

41)

3) Lingkar lengan

Saat lahir lingkar lengan atas sekitar 11cm, kemudian pada

tahun pertama menjadi 16 cm. (nursalam, 2006 : 53)

4) Gigi

Pada tahun pertama muncul gigi desidua atau gigi primer

5) Lingkar kepala

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34cm, pada anak

umur enam bulan lingkar kepala rata-rata 44cm, umur 1 tahun

47 cm (Soejningsih, 2005 : 23)

b. Perkembangan

Pertumbuhan adalah peningkatan keterampilan dan kapasitas

anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus menerus (Supratini,

2005 : 49).

Pengkajian perkembangan anak antara lain dengan menggunakan

DDST (Denver Develoment Screening Test) dimana dapat

diketahui bila terjadi penyimpangan pada usia tertentu atau

keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. DDST ini

dapat digunkan bagi anak 0 bulan - 6 tahun. Adapun perkembangan

pada usia inflan antara lain :

Perkembangan normal anak usia inflan


1) Motorik Kasar

Pada usia ini anak mampu mengangkat kepala saat terungkup

mencoba duduk sebentar dengan ditopang, jatuh terduduk

dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri.

2) Motorik Halus

Pada usia ini anak sudah dapat melakukan usaha yang

bertujuan untuk memegang sesuatu objek, mengikuti objek dari

sisi kesisi, mencoba memegang benda kedalam mulut,

memegang benda tetapi terlepas.

3) Bahasa

Pada usia ini anak sudah dapat bersuara dan tersenyum dapat

berbunyi huruf hidup

4) Personal sosial

Pada usia ini mulai untuk mengamati tangannya, tersenyum

sepontan, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,

pendengaran dan kontak, tersenyum.

C. Dampak Resiko Tinggi Gizi Kurang

1. Fungsi Ekonomi

Untuk penderita gizi kurang harus diberikan makanan atau nutrisi

yang seimbang untuk anak, bagi keluarga yang kurang ekonomi

mungkin merupakan beban tambahan untuk keluarga.

2. Fungsi Sosial
Keluarga dan anggota keluarga harus memberikan kebebasan bagi

anggota keluarga yang menderita gizi kurang dalam bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar, dan apabila keluarga tidak memberikan

kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota

keluarga menjadi sepi, keadaan ini mengancam status emosi menjadi

labil dan mudah stres

3. Fungsi Afektif

Keluarga dan anggota keluarga penderita gizi kurang harus

memberikan perhatian lebih, apabila diantara keluarga yang tidak

menghargai anggota keluarganya yang menderita gizi kurang, maka

akan menimbulkan stressor tersendiri, hal ini akan menimbulkan

sesuatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan gizi

kurang karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Fungsi Perawat Kesehatan

Keluarga dan anggota keluarga yang menderita gizi kurang sangat

perlu memaksimalkan perawat kesehatan keluarga. Keluarga harus

mampu mengenal dan memahami masalah kesehatan agar dapat

merawat penderita gizi kurang.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gizi Kurang

1. Pengkajian

Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang

berkesinambungan, dianalisa dan diintervrestasikan serta diidentifikasi


secara mendalam. Sumber data pengkajian diperoleh dari anamnesa

(wawancara), mengamatan (observasi), pemeriksaan fisik anggota

keluarga dan data dokumentasi.

Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan,

ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan

menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep

yang berkaitan dengan permasalahan.

Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian

keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (kk)

2) Alamat

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Yaitu tahap perkembangan keluarga tertinggi yang

ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum

terenuhi menjelaskan mengenai tugas perkembangan

keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian

keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status

imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga dari pihat suami dan istri.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah
Diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septiktank

dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan.

2) Denah rumah

3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga

dan komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan

fisik, aturan atau kesepakatan, penduduk setempat serta

budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

4) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan

melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat.

5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan

keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga

yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan

masyarakat.

d. Stuktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga


Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku

3) Struktur peran

menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal.

4) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,

bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

2) Fungsi sosial

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,

norma, budaya serta perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyedikan

makanan, pakaian, pelindungan serta merawat anggota


yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai

sehat sakit. Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan kesehatan keluarga

adalah :

(a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan maka perlu dikaji sejauh mana

keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah

kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi

keluarga terhadap masalah.

(b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat,

perlu dikaji:

(1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti

mengenai sifat dan luasnya masalah?

(2) Apakah masalah kesehatan yang dirasakan

oleh keluarga?

(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap

masalah kesehatan yang dialami?

(4) Apakah keluarga merasa takut akan dari

penyakit?

(5) Apakah keluarga mempunyai sikap negative

terhadap masalah keshatan?


(6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas

kesehatan yang ada?

(7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap

kesehatan yang ada?

(8) Apakah keluarga dapat informasi yang salah

terhadap tindakan mengatasi masalah?

(c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit termasuk

kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan

sumber/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat,

maka perlu dikaji:

(1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan

untuk mengulangi masalah kesehatan atau

penyakit?

(2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya

dan fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan?

(3) Apakah keterampilan keluarga mengenai

macam perawatan yang dilakukan memadai?

(4) Apakah keluarga mempunyai pandangan

negative perawatan yang diperlukan?


(5) Apakah keluarga kurang dapat melihat

keuntungan dalam pemeliharaan lingkungan

dimasa mendatang?

(6) Apakah keluarga mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit?

(7) Apakah keluarga merasa takut akan akibat

tindakan (diagnostik, pengobatan dan

rehabilitas)?

(8) Bagaimana falsafah hidup keluarga

berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan?

(d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat, maka perlu

dikaji:

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-

sumber keluarga yang dimiliki?

(2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan

atau manfaat pemeliharaan lingkungan?

(3) Sejauhmana keluarga mengetahui

pentingnya hygiene dan sanitasi?

(4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya

pencegahan penyakit?
(5) Bagaimana sikap atau pandangan keluarga

terhadap hygiene dan sanitasi?

(6) Sejauhmana kekompakan antara anggota

keluarga

(e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

dimasyarakat, maka perlu dikaji:

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui

keberadaan fasilitas kesehatan?

(2) Sejauhmana keluarga memahami

keuntungan yang dapat diperoleh dari

fasilitas kesehatan?

(3) Sejahumana tingkat kepercayaan keluarga

terhadap petugas dan fasilitas kesehatan ?

(4) Apakah keluarga memiliki pengalaman

kurang baik terhadap petugas kesehatan?

(5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau oleh keluarga?

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah:

(a) Berapa jumlah anak?


(b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan

jumlah anggota keluarga?

(c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi keluarga adalah:

(a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan?

(b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber

yang ada dimasyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga?

f. Stres dan Koping Keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

(a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang

dialami keluarga memerlukan penyelesaian

dalam waktu kurang dari enam bulan

(b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang

dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu lebih dari enam bulan

2) Kemampuan keluarga berspon terhadap stressor

Dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor.

3) Stressor koping yang digunakan

Dikaji bila menghadapi permasalahan atau stres.


4) Strategi adaptasi disfungsional

Digunakan keluarga bila menghadapi masalah atau stres.

g. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada semua anggota keluarga. Pemeriksaan fisik

dilakukan secara head to toe, meliputi:

1) Keadaan umum

Kesadaran: composmentis

Tanda-tanda vital: TD, S, N, RR

2) Kepala, kesimtrisan muka, wajah, mata, hidung, telinga,

mulut, leher, dada, abdomen, genitalia dan ekstremitas.

h. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah kesehatan adalah situasi atau kondisi yang berhubungan

dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota

keluarga. Sedangkan diagnosa keperawatan adalah keputusan aktual

dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan

kewenangan perawat.

Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:

a. Analisa data
Setelah dilakukan pengumpulan data, segera dilakukan

analiasa yaitu dengan mengkaitkan data dan menghubungkan

dengan konsep teori dari prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga.

Cara analisa data adalah sebagai berikut:

1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang

dikumpulkan dalam pengkajian

2) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-

sosial dan spiritual.

3) Membandingkan dengan standar

4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan

5) Data dibagi dalam data subyektif (ungkapan) dan objektif

(data yang dapat diuji kebenarannya melalui observasi,

pempis, dll)

b. Perumusan masalah

Langkah setelah dilakukan analisa data adalah merumuskan

masalah. Perumusan masalah dalam keperawatan keluarga

dalapat diarahkan kepada sasaran kita baik individu maupun

keluarga. Komponen dalam penulisannya terdiri atas problem

(masalah), etiologi (penyebab) dan sing/simptom (tanda dan

gejala). Diagnostik keperawatan keluarga dirumuskan


berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian sebagai

berikut :

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kemungkinan penyebab masalah menurut friendman

(1998) adalah :

(a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi

kurang

(b) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil

keputusan mengatasi masalah gizi kurang

(c) Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang mengalami gizi kurang

(d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang dapat mengatasi masalah gizi

kurang

(e) Ketidakmampuan keluarga memfasilitasi kesehatan

untuk mengatasi masalah gizi kurang

2) Gangguan tumbuh kembang

Kemungkinan penyebab masalah menurut friedman

(1998) :

(a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

tumbuh kembang anak

(b) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil

keputusan mengatasi tumbuh kembang


(c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang mengalami tumbuh kembang

(d) Ketidakmampuan keluarga modifikasi lingkungan

yang dapat mengatasi masalah tumbuh kembang

(e) Ketidakmampuan keluarga mamanfaatkan fasilitas

kesehatan untuk mengatasi masalah tumbuh

kembang

c. Prioritas masalah

Setelah merumuskan masalah, tahap berikutnya adalah

menentukan diagnosa mana yang menjadi diagnosa prioritas.

Diagnosa yang menjadi prioritas, sampai angka yang terendah.

Untuk mendapatkan prioritas masalah, terlebih dahulu

dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala Baylon dan

Maglaya (1978) sebagai berikut:

Skoring :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Skor dibagi menjadi angka tertinggi dan kalikan dengan

bobot:

skor
------------------------ x bobot
Angka tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

4) Skor tertinggi adalah 5 = seluruh.

Tabel 2.3
Skoring

No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat masalah Aktual (tidak/kurang 3 1

sehat)

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan Mudah 2 2

masalah dapat Sebagian 1

diubah Tidak dapat 0

3 Potensial masalah Tinggi 3 1

dapat dicegah Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjolnya Berat, segera ditangani 2 1

masalah Ada masalah 1

tidakperlu segara

ditangani

Tidak dirasakan ada 0

masalah

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:

Kriteria I

Untuk mengetahui sifat masalah ini kita mengacu pada tipologi

masalah kesehatan yang terdiri dari tiga kelompok besar:

1) Ancaman kesehatan
Yaitu keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit

kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatan.

(a) Penyakit keturunan seperti asma, DM, hipertensi, dsb.

(b) Anggota keluarga ada yang menderita panyakit menular

seperti TBC, GO, Hepatitis, dsb.

(c) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai

dengan sumber daya keluarga

(d) \Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu

curam, benda tajam diletakan disembarangan tempat,

lantai yang sangat licit, dll

(e) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing masing

anggota keluarga.

(f) Keadaan yang menimbulkan stres antara lain keluarga

tidak harmonis, hubungan orangtua dan anak tegang,

orangtua yang tidak dewasa

(g) Situasi lingkungan yang buruk, diantaranya ventilasi

kurang baik, sumber air minum tidak memenuhi syarat,

polusi udara, pembungan sampah yang tidak sesuai

dengan syarat, tempat pembuangan tinja yang

mencemari sumber air minum, dsb.

(h) Kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti meroko

minuman keras, minum obat tanpa resep, hygiene


personal yang jelek, dan memakan daging yang tidak

sehat

(i) Sifat kepribadian yang melekan misalnya pemarah

(j) Riwayat persalinan sulit

(k) Peran yang tidak sesuai

(l) Imunisasi anak yang tidak lengkap

2) Kurang atau tidak sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan:

(a) Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)

(b) Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang

tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.

3) Situasi kritis

(a) Perkawinan

(b) Kehamilan

(c) Persalinan

(d) Masa nifas

(e) Menjadi orangtua

(f) Penambahan anggota keluarga (bayi)

(g) Abortus

(h) Anak masuk sekolah

(i) Anak remaja

(j) Kehilangan pekerjaan

(k) Kematian anggota keluarga


(l) Pindah rumah

Kriteria II

Yaitu memungkinkan masalah dapat diubah. Dalam

menentukan hal tersebut, perlu memperhatikan terjangkaunya

faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi dan tidakan

untuk menangani masalah.

2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan

tenaga.

3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan dan waktu.

4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi

dalam bentuk masyarakat dan sekongan masyarakat

Kriteria III

Yaitu potensial masalah dapat dicegah. Yang perlu

diperhatikan adalah:

1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan

penyakit/masalah.

2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah itu terjadi.

3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan

yang tepat dalam memperbaiki masalah.


4) Adanya kelompok “High Risk” atu kelompok yang sangat

peka menambah potensi untuk mecegah masalah.

Kriteria IV

Yaitu menonjolnya masalah. Perawat perlu menilai persepsi

atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

3. Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan adalah acuan tertulis yang terdiri

dari berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat

mengatasi diagnosa keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi

kebutuhan dasarnya (Suprajitno,2004). Perencanaan keperawatan

keluarga meliputi :

a. Penetapan tujuan yang mencakup:

1) Tujuan umum

Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dan lebih

mengarah kepada masalah keperawatan pada klien dengan

gizi kurang.

2) Tujuan khusus

Merupakan tahapan untuk mencapai tujuan dan lebih

mengarah pada penyebab terjadinya gizi kurang.

b. Menetapkan dari kriteria dan strandar

1) Kriteria

Merupakan gambaran tentang faktor-faktor tidak sedap

yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.


Menurut Nurussalam (2001) kriteria hasil yang perlu

diperhatikan mencakup semua respon manusia meiputi:

(a) Kognitif

Kriteria hasil disusun berdasarkan pengulangan

informasi yang telah dianjarkan, untuk mencapai

apakah informasi yang telah disampaikan bisa

dimengerti, klien harus ditanya untuk menyebutkan,

menjelaskan, menyatakan, mendefinisikan, atau

menunjukan pemahamannya terhadap beberapa

informasi secara nyata.

(b) Afektif

Kriteria hasil ditulis dalam bentuk emosional klien yang

bertujuan mengetahui bagaimana respon klien dan

keluarga terhadap stress yang dihadapi, hal yang dapat

berupa penyakit, masalah keluarga atau krisis maturasi.

(c) Psikomotor

Kriteria hasil yang diharapkan dari segi psikomotor

adalah untuk mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa

dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana

pengajaran.

2) Standar

Menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk

membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya.


Memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan yang didapat

diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat

mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau

tujuan tercapai.

c. Menetapkan intervensi

Sekumpulan rencana tindakan yang akan dilakukan pada

keluarga dengan gizi kurang. Berdasarkan diagnosa diatas,

rencana keperawatan keluarga dengan gizi kurang adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.4
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
N Tangg Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
o al keperawatan Umum Khusus Kriter Standar
ia
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perubahan nutrisi Nurtisi TUK 1 Resp Gizi kurang adalah 1. Kaji ulang
kurang dari pada Mengenal masalah on kekurangan zat-zat pemahama
kebutuhan tubuh An.S gizi kurang verba yang diperlukan n keluarga
DS : terpenu a. Menyeb l oleh tubuh tentang
- Ny.Y hi utkan gizi
mengatakan pengerti kurang
bahwa setiap an gizi 2. Diskusika
An.S diberi kurang n dengan
makan yang dengan keluarga
lembek bahasa tentang
lembek sendiri pengertian
seperti gizi
bubur, nasi kurang
tim 3. Evaluasi
- Ny.Y pemahama
mengatakan n klien
anaknya tentang
tidak pengertian
dipantau gizi
makan dan kurang
tidak tau Gizi kurang 4. Beri
porsi b. Menyeb reinforce
utkan 2 disebabkan oleh :
makanya. - Kekurangan men
DO : dari 4 positif
penyeba jumlah
- BB : 9 KG makanan yang pada
- TB : 80 cm b gizi dikonsumsi keluarga
- LK : 43 cm kurang - jenis makanan
- LD : 48 cm yang tidak 1. Kaji ulang
- LP : 46 cm seimbang pemahama
- LLA : 11 cm - pola makan n keluarga
yang tidak tentang
teratur gizi
- adanya kurang
penyakit 2. Diskusika
n dengan
keluarga
tentang
penyebab
gizi
kurang
3. Evaluasi
pemahama
c. Menyeb n klien
Tanda-tanda gizi tentang
utkan 2 kurang : penyebab
dari 4 1. badan
tanda- gizi
kurus kurang
tanda 2. rambut
gizi 4. Berikan
tipis reinforce
kurang 3. lemah dan men
pucat positif
4. kaki dan pada
tangan keluarga
bengkak
1. Kaji
pengetahu
an
keluarga
tentang
tanda-
tanda gizi
kurang
2. Diskusika
n bersama
keluarga
d. Mengen
tentang
al status
tanda-
gizi anak Keluarga tanda gizi
mengungkapkan kurang
bahwa anaknya 3. Evaluasi
mengalami gizi pengetahu
kurang an
keluarga
tentang
tanda-
tanda gizi
kurang
4. Berikan
reinforce
men
positif
pada
keluarga
Resp
on Jelaskan pada
TUK 2 verba keluarga berat
Mengambil l badan ideal
keputusan untuk anak umur 29
merawat anggota bulan adalah
keluarga dengan 14kg, dimana
Akibat dari kurang berat badan
gizi kurang gizi adalah:
a. Menyebu An.S sesuai
1. gangguan pencatan ibu
tkan pertumbuh
akibat kader berada
an dan digasir merah
kurang perkekmb
gizi (BB An.S 9kg).
angan
2. mudah
terkena
penyakit
3. berkurang
nya daya
pikir

b. Memutus
kan untuk 1. Kaji ulang
mengatas pengetahu
i gizi an
kurang keluarga
pada tentang
Keluarga
anaknya akibat gizi
mengambil kurang
keputusan untuk 2. Diskusika
mengatasi gizi n dengan
kurang melalui : keluarga
1. memberik tentang
an jenis akibat dari
makanan gizi
yang kurang
seimbang 3. Evaluasi
2. memberik pengetahu
an an
makanan
c. Menyebu keluarga
tambahan tentang
tkan 2 seperti
dari 4 akibat gizi
telor dan kurang.
cara sayuran
memilih 4. Berikan
3. pola reinforce
bahan makan
makanan men
teratur positif
yang baik
pada
keluarga
1. Motivasi
1. harganya keluarga
terjangkau untuk
2. nilai gizi dapat
yang mengambi
terkandun l
g baik keputusan
3. masih untuk
segar dan mengatasi
tidak giz kurang
busuk yang
Resp 4. mudah dialami
on didapat anaknya
verba 2. Jelaskan
l cara
TUK 3 mengatasi
Keluarga mampu anak yang
merawat anggota gizi
keluarga dengan kurang.
gizi kurang 3. Berikan
a. Menyebu reinforce
tkan men
manfaat positif
gizi bagi pada
tubuh keluarga

1. Kaji ulang
b. Menyebu pengetahu
an
tkan
bahan keluarga
tentang
makanan 1. tenaga
yang cara
untuk
memilih
mengand bekerja
ung zat bahan
2. baik untuk
makanan
tenaga, perkemba
zat yang baik
ngan dan
2. Diskusika
pembang pertumbuh
un dan n dengan
an
keluarga
zat 3. zat
pengatur tentang
pengatur
cara
untuk
memilih
melindung
bahan
i anak dari
makanan
penyakit
yang baik
3. Evaluasi
pengetahu
contoh makanan : an
1. zat keluarga
tenaga : tentang
nasi, cara
bubur, roti memlihi
c. Menyebu dan talas
tkan 2 bahan
2. zat makanan
dari 4
prinsip- pembangu yang baik
prinsip n : daging, 4. Berikan
mengatas tempe, reinforce
i anak ikan dan men
yang tahu positif
tidak mau 3. zat pada
makan pengatur : keluarga
Resp sayuran
on dan buah- 1. Menjelask
verba buahan an kepada
l
keluarga
tentang
manfaat
gizi
2. Evaluasi
pengetahu
TUK 4 an
Keluarga mampu keluarga
memodifikasi Keluarga mampu
tentang
lingkungan menyebutkan topik yang
mengatasi anak dibahas
yang tidak mau
makan, yaitu :
1. Jelaskan
1. jangan
pada
memaksa
keluarga
jika tidak
tentang
mau
bahan-
makan
bahan
2. jangan
makanan
memberik
Resp yang
an
on mengandu
makanan
verba ng zat
yang
l tenaga, zat
manis
pembangu
3. sajikan
n dan zat
TUK 5 makan
pengatur
dalam
Keluarga mampu 2. Evaluasi
memanfaatkan bentuk
pengetahu
menarik
fasilitas kesehatan an
yang ada 4. makan
keluarga
bersama
dengan
cara
kondisi yang dapat menunjuk
meningkatkan an jenis
selera makan, yaitu makan
: yang
1. makan mengandu
bersama ng zat
anggota tenaga, zat
keluarga pembangu
2. mengguna n dan zat
kan alat pengatur.
makan
yang
Diskusikan
menarik
dengan
3. makan keluarga
sambil tentang prinsip-
bercerita prinsip
4. makanan mengatasi anak
yang yang tidak mau
bervariasi makan, yaitu :
Jangan
memaksa anak,
jangan
memberi
makanan yang
manis-manis,
Keluarga
sajikan dalam
memahami manfaat
bentuk
fasilitas kesehatan,
menarik,
yaitu :
makan bersama
1. untuk
dan beri porsi
mendapat
makan sedikit
kan
tapi sering.
informasi
tentang
gizi yang 1. Jelaskan
penting pada
buat balita keluarga
2. mendapat tentan
kan lingkunga
pendidika n yang
n dapat
kesehatan meningkat
kan selera
makan
2. Evaluasi
pengetahu
an
keluarga
tentang
lingkunga
n yang
dapat
meningkat
kan selera
makan.
3. Berikan
reinforce
men
positif
pada
keluarga

1. Kaji ulang
pengetahu
an
keluarga
tentang
manfaat
fasilitas
kesehatan
2. Diskusika
n dengan
keluarga
tentang
manfaat
kunjungan
ke
kesehatan
3. Evaluasi
pengetahu
an
keluarga
tentang
mengunju
ngi
fasilitas
kesehatan
4. Berikan
reinforce
men
positif
pada
keluarga.
2 Gangguan Setelah TUK 1 Resp a. Pertumbu 1. Kaji
tumbuh kembang dilakuk Setelah tiga kali on han adalah pengetahu
anak an pertemuan verba berkaitan an
berhubungan tindaka diharapkan l dengan keluarga
dengan n keluarga mampu masalah mengenai
ketidaktahuan keperaw mengenal perubahan pertumbuh
keluarga atan a. Pertumbu dalam an dan
mengenal tumbuh keluarg han anak besar, perkemba
kembang anak a jumlah ngan
DS : mampu ukuran 2. Diskusika
Ibu klien mengen atau n dengan
mengatakan al dimensi keluarga
anaknya belum tumbuh tingkat mengenai
bisa berbicara, kemban sel, organ pertumbuh
berdiri, berjalan g anak maupun an dan
dan susah makan individu perkemba
DO : yang bisa ngan
Data Denver diukur 3. Evaluasi
Development dengan pengetahu
Srcreening test b. Perkemba ukuran an
 Personal ngan berat, keluarga
Sosial : anak ukuran tentang
Data dari panjang pertumbuh
3 item b. Perkemba an dan
sebelah ngan perkemba
kiri garis adalah ngan
umur, bertambah 4. Berikan
klien nya kesempata
baru kemampu n keluarga
mampu an dalam untuk
membala struktur bertanya
s senyum dan fungsi 5. Berikan
pemeriks tubuh suport
a, yang lebih yang
tersenyu komplek positive.
m dalam
sepontan pola yang
, dan teratur dan
mengam dapat
ati diramalka
tanganny n sebagai
a. hasil dari
 Adaptif- TUK 2 proses
motorik Setelah tiga kali Resp pemantan
halus : pertemuan on gan atau
Dari data diharapkan verba organ-
3 item keluarga dapat l organ dan
sebelah mengambil sistem
kiri garis keputusn dan yang
umur, menyebutkan : berkemba
klien a. Penyebab ng
baru masalah sedemikan
mampu tumbuh rupa
kembang 1. Kaji
meraih, sehingga
pengetahu
memega anak masing-
an
ng jari masing
keluarga
pemeriks dapat
tentang
a dengan memenuhi
masalah
ibu jari fungsinya.
dan faktor
dan jari,
yang
dan
mempeng
mampu
aruhi
tangan
b. Gejala tumbuh
bersentu a. Kelainan
gangguan kembang
han neuromus
tumbuh anak.
 Bahasa : kular : 2. Diskusika
kembang
Dari data mempeng n dengan
3 item aruhi keluarga
sebelah kemampu akibat dari
kiri garis an gangguan
umur, menghisap tumbuh
klien , menelan, kembang
baru mengunya pada anak
mampu h, dan 3. Evaluasi
menoleh akhirnya dengan
ke arah c. Hambata timbul keluarga
suara, n gangguan tentang
bersuara pertumbu bicara dan topik
dan han artikulasi bahasan
berterak. disartria tersebut
 Motorik b. Gangguan 4. Motovasi
kasar : tumbuh keluarga
Dari data kembang untuk
3 item pada usia mengambi
sebelah 10 bulan l
kiri garis menyebab keputusan
umur, kan dalam
klien perubahan merawat
mampu TUK 3 Resp tumbuh anggota
duduk Setelah tiga kali on kembang keluarga
tanpa pertemuan verba dimasa yang
dipegang diharapkan l depan mengalam
, bangkit keluarga mampu c. Gejala i masalah
kepala merawat klien gangguan tumbuh
tegak, dengan baik tumbuh kembang
dan kembang 5. Berikan
membali ada ringan reinforem
k (dislalia), ent positif
sedang pada
(disfasia keluarga
ekspresif),
berat
(disfasia
reseptif
dan tuli
persefsi)
dan
sangan
Resp
berat (tuli
on
persepsi
verba 1. Tingkatka
dan tuli
l n stimulus
sentral)
d. Suatu 2. Beri
TUK 4 keadaan pengertian
Memodifikasi dimana kepada
lingkungan berat orang tua
badan klien agar
anak anaknya
secara untuk
signifikan dirujuk ke
berada psikoterap
dibawah i
berat 3. Evaluasi
badan keluarga
anak lain tentang
yang sama topik yang
umur dan dibahas
jenis 4. Berikan
kelaminny klien
a. program
khusus
1. Memberik seperti
an makan pelatihan
yang wicara
bergizi
2. Meberikan
rangsanga
n tumbuh
kembang
sesuai
dengan
usia anak 1. Kaji
3. Menimban pengetahu
g anak an
Resp secara keluarga
on teratur ke tentang
verba fasilitas cara
TUK 5
l kesehatan memodifi
Setelah tiga kali
terdekat kasi
pertemuan
seperti lingkunga
diharapkan
posyandu n
keluarga dapat
4. Memberik 2. Berikan
menggunakan
an penjelasan
fasilitas kesehatan
pelitihan pada
yang ada untuk
wicara : keluarga
mengatasi masalah
latihan tentang
yang ada
penguatan cara
a. Menyebu
otot memodifi
tkan
rahang, kasi
manfaat
latihan lingkunga
kunjunga
penguatan n untuk
n ke
otot lidah mengatasi
fasilitas
dan masalah
pelayana
latihan gangguan
n
medengar tumbuh
kesehatan
kembang
b. Menyebu
3. Diskusika
tkan
n dengan
fasilitas
keluarga
kesehatan
Ciptakan suasana akibat dari
yang
rumah yang keadaan
dapat
nyaman, serta rumah
digunaka
jauhkan benda tidak sehat
n untuk
berbahaya dari 4. Diskusika
mengetah
sekitar klien. Buat n dengan
ui
lingkungan yang keluarga
program
mendukung cara
tumbuh
pertumbuhan dan memodifi
kembang
perkembangan kasi
klien lingkunga
1. Membersi n rumah
hkan yang
lantai stiap sehat.
hari
2. Mebersihk
an debu
pada
setiap
jendela 1. Kaji
dan rumah pengetahu
3. Membersi an
hkan keluarga
pakaian tentang
stiap hari manfaat
kunjungan
ke fasilitas
kesehatan
2. Diskusika
n dengan
keluarga
tentang
manfaat
kunjungan
ke fasilitas
kesehatan
3. Diskusika
n dengan
keluarga
tentang
fasilitas
kesehatan
yang
dapat
dikunjungi
a. Untuk
mengetah
ui tumbuh
kembang
yang baik
untuk
anak dan
cara
penangana
n
masalahny
a
b. Mencegah
tambah
parahnya
perubahan
tumbuh
kembang
c. Anak bisa
melaksana
kan tugas
perkemba
ngan
(personal,
sosial,
motorik
halus dan
motorik
kasar
sesuai
dengan
usia)
d. Puskesma
s, rumah
sakit dan
dokter
praktek
4. Implementasi Keperawatan

Secara sederhana implementasi adalah melaksanakan tindakan

keperawatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam

melaksanakan tindakan keperawatan seperti ini, perawat

seharusnya tidak boleh bekerja sendiri dan melibatkan keluarga

serta disiplin ilmu lain.

a. Tahap-tahap tindakan

1) Persiapan alat: tugas peraawat adalah mempersiapkan alat-

alat apa saja yang dibutuhkan selama melakukan

perawatan.

2) Persiapan pasien: tugas perawat adalah melakukan kontrak

dengan pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan.

3) Persiapan tempat: tugas perawat adalah mempersiapkan

tempat yang aman bagi pasien jika melakukan tindakan

yang perlu menjaga privasi klien.

4) Pelaksanaan tindakan: dalam melaksanakan tindakan,

perawat harus benar-benar melibatkan klien atau keluarga.

b. Tipe tindakan

1) Tindakan diagnostik

a) Wawancara dengan klien.

b) Observasi dan pemeriksaan fisik.


c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana,

misalnya pemeriksaan Hb

2) Tindakan terapeutik

Adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi dan

mengatasi masalah klien.

3) Tindakan edukatif

Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien.

4) Tindakan merujuk

Tindakan yang didalamnya melkukan kerja sama

dengan tim kesehatan lainnya.

c. Dokumentasi

Setelah pelaksanaan tindakan keperawatan, harus melakukan

dokumentasi yang lengkap dan akurat.

5. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam

mencapai tujuan. Terdapat dua jenis evaluasi dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga, yaitu sebagai berikut:

a. Evaluasi formatif

Evaluasi yang dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan

keperawatan. Penulisannya lebih dikenal dengan menggunakan

format SOAP.

b. Evaluasi sumatif
Evaluasi akhir apabila waktu perawatan sudah sesuai dengan

perencanaan. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam hasil yang

dicapai, keseluruhan proses mulai dari pengkajian sampai

dengan tindakan perlu ditinjau kembali.

Ada beberapa metode yang perlu dilaksanakan dalam

melakukan evaluasi, diantaranya:

1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan

4) Latihan stimulasi

Komponen yang perlu dievaluasi dalam keperawatan keluarga

meliputi komponen kognitif, afektif dan psikomotor dengan

penentuan keputusan sebagai berikut:

1. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan sesuai

dengan tujuan dan standar, sehingga rencana dihentikan.

2. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang

ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources

dan intervensi sebelum tujuan berhasil.

3. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan,

sehingga perlu:

a. Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.


b. Membuat out comes yang baru, mungkin yang

sebelumnya tidak realistis atau tidak dikehendaki

keluarga sehingga susah untuk dicapai.

c. Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal

ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. LAPORAN KASUS

1. PENGKAJIAN

a. Data Umum

1) Nama kk : Tn.J

2) Alamat : Kp.sukamanah RT 01 RW 07 kelurahan

babakan kecamatan cibeurem

3) Pekerjaan kk : Buruh

4) Tanggal di Kaji : 25 Maret 2017

5) Susunan Anggota Keluarga


Tabel 3.1

Susunan Anggota Keluarga

No Nama L/P Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Tn.J L KK 43 SLTP Buruh

2 Ny.Y P Istri 33 SLTP IRT

3 An.S L Anak 23 Belum Tidak

bulan Sekolah bekerja

6) Genogram

Gambar 3.1

Genogram
Keterangan :

= Laki-laki

= perempuan

= klien

= meninggal

= tinggal serumah

= hubungan keluarga

a) Tipe Keluarga

Kelurga Tn.J adalah tipe keluarga inti yaitu terdiri dari

suami, istri dan anak.

b) Suku Bangsa

Keluarga Tn.J berasa dari suku sunda bahasa yang

digunakan sehari-hari adalah bahasa sunda, keluarga Tn.J

mengatakan dikeluarganya tidak ada yang bertentangan

mengenai budaya kesehatan.

c) Agama

Keluarga Tn.J beragama islam dan menjalankan aturan-

aturan agama islam.


d) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Keluarga Tn.J kepala keluarga dimana peghasilan didapat

dari kerja buruh yang perminggunya kurang lebih sekitar

lima ratus ribu rupiah. Pengeluaran perbulannya

e) Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga Tn.J jarang melakukan rekreasi hanya saja dia

setiap hari menonton televisi.

b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Tn.J memiliki 1 orang anak, anaknya berusia 23

bulan, maka keluarga Tn.J berada pada tahap perkembangan

keluarga sedang mengasuh anak (child bearing) karena

memiliki baru seorang anak yang berusia 23 bulan, tugas

perkembangan keluarga yang harusnya dilalui keluarga adalah

membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(intergritas bayi dan keluarga), rekontruksi tugas-tugas

perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota

keluarga, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, menata ruang untuk anak, menyiapkan biaya child

bearing.

2) Tahap Pekembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Tn.J memiliki tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi yaitu didalam keluarga masih ada yang sakit,

kendalanya karena gangguan poal tidur anaknya.

3) Riwayat Keluarga Inti

An.S tinggal bersama kedua orang tuanya, serta nenek dari

ibunya, An.S merupakan anak pertama.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Keluarga Tn.J tidak memiliki riwayat penyakit yang sama

dengan An.S

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

Status rumah milik sendiri, bentuknya semi permanen, luas

tanah dan bangunan 10x10 meter, penerangan rumah siang hari

klien menggunakan sinar matahari dan pada malam hari

menggunakan listrik, atap genting, ventilasi kurang, jumlah

ruangan 7 ruangan dari keadaan rumah, pengaturan cukup

rapih, ada halaman, limbah kamar mandi dibuang ke

septiktank.

2) Denah Rumah

Gambar 3.2
Denah Rumah

G
I
J
F
B H

C
D E
A

Keterangan :

A. Halaman

B. Ruang tamu I

C. Kamar I

D. Ruang tamu II

E. Kamar II

F. Kamar III

G. Kamar IV

H. Ruang TV

I. Dapur

J. Kamar mandi

Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW

a) Adat dan istiadat komunitas sekitar


Keluarga Tn.J dengan tetangga mempunyai kebiasaan

berkumpul bersama, mengaji bersama dan saling

membantu.

b) Pola pergaulan keluarga

Tn.J mengatakan hubungan keluarga dan tetangganya

dalam bersosialisasi bagus.

c) Persepsi masyarakat terhadap komunitas

Kami merasa nyaman hidup di tengah-tengah masyarakat

Rw 7 kelurahan babakan, selalu berkumpul dan saling

membantu satu sama lain.

d) Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan yang

berkaitan dengan komunitas

Keluarga Tn.J tidak mengetahui penyakitnya.

3) Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga Tn.J tidak pernah berpindah pindah tempat.

4) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat

Ny.Y mengatakan keluarga saya selalu berkumpul pada waktu

malam hari karna jika siang hari suami saya bekerja.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Kami selalu menyarankan agar saling terbuka dan saling

membantu jika ada masalah dan kami selalu memberikan

respon keterbukaan dengan baik dan mendengar keterbukaan


keluarga kami dengan baik, keterbukaan keluarga kami secara

langsung pada saat keluarga sedang berkumpul.

2) Struktur kekuatan keluarga

Ny.Y mengatakan Tn.J mengendalikan anggota keluarga

mempengaruhi anggota keluarga yang lain untuk mengubah

perilaku.

3) Struktur peran

Tn.J sebagai kepala keluarga, Ny.Y sebagai ibu rumah tangga,

An.S sebagai anak.

4) Nilai dan norma keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarga saling menghormati satu

sama lain namun tetap terjaga dalam suasana rumah, bisa hidup

dengan saling menghargai.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Tn.J dan Ny.Y sangat menyayangi anaknya yang sedang sakit.

2) Fungsi sosial

Keluarga Ny.Y mengatakan kami sekeluarga saling

menyayangi, dengan tetangga kami saling menghargai.

Keluaraga Ny.Y tidak merasa malu ciga membawa anaknya

keluar.

3) Fungsi perawatan kesehatan


Ny.Y mengatakan saya selalu menyediakan makan pada pagi,

siang dan malam. Ny.Y selalu mencuci pakaian yang kotor,

Ny.Y selalu merawat anaknya yang sedang sakit dan

membawanya kedokter atau puskesmas, Ny.Y mengatakan

tidak tahu penyakit anaknya.

(a) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan

Pada saat dikaji keluarga mengatakan tidak

mengetahui penyakit yang di derita oleh anaknya. TKM :

KM-I (Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas,

menerima pelayanan perawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan)

(b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat

Pada saat dikaji keluarga selalu berusaha untuk

kesehatan An.S dan tidak menyerah begitu saja dan

keluarga yakin akan kesembuhan untuk An.S dan keluarga

dapat menjangkau pelayanan fasilitas kesehatan yang ada

dan selalu mendapatkan informasi kesehatan An.S dari

pelayanan fasilitas kesehatan.

(c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Pada saat dikaji keluarga mengatakan tidak

mengetahui cara merawat An.S dengan baik, keluarga


mengatakan anaknya tidak dipantau makan dan tidak tau

porsi makanya.

(d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

sehat

Keluarga sealalu menjaga lingkungan rumahnya

tetap bersih karena banyak manfaat dalam pemeliharaan

lingkungan selain untuk kesehatan keluarga mengatakan

lingkungan yang bersih membuat keluarga nyaman.

(e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

pelayanan kesehatan dimasyarakat

Keluarga mengatakan anaknya sering dibawa keposyandu

untuk memeriksa berat badan dan imunisasi.

(f) Fungsi reproduksi

Keluarga Ny.Y mempunyai satu orang anak, Ny.Y

mengatakan mengikuti program KB.

(g) Fungsi ekonomi

Ny.Y mengatakan suaminya selalu memberikah nafkah

untuk keluarganya sebesar lima ratus perminggu.

f. Stress Dan Koping Keluarga

a) Stressor jangka panjang dan pendek

Ny.Y masih dalam keadaan bersedih karna selalu memikirkan

penyakit anaknya.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Ny.Y mengatakan suami saya selalu berusaha untuk

kesembuhan anak saya dan selalu menyemangati saya agar

selalu sabar.

c) Stressor koping yang digunakan

Dalam menghadapi masalah biasanya Ny.Y selalu

membicarakannya dengan suaminya.

d) Strategi adaptasi fungsional

Ny.Y tampak menerima kondisi anaknya saat ini dan selalu

mencari tahu bagaimana anaknya dapat sembuh seperti anak

anak pada umumnya.

g. Pemeriksaan fisik

Tabel 3.2

Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan An.S Ny.Y

1 Keadaan Umum Pada saat dikaji Pada saat dikaji

kesadaran kesadaran

composmetis composmetis

S: 37ºC TD: 130/80

N: 10 x/menit mmHg

RR: 29 x/menit S: 36,8ºC

BB : 9 Kg N: 90x/menit

TB : 80 cm RR: 19x/menit

2 Kepala Bentuk sietris, Bentuk simetris,


rambut hitam, tidak rambut hitam,

ada nyeri tekan, tidak ada nyeri

hygiene bersih, LK tekan, bersih dan

43cm tidak ada ketombe

3 Mata Bentuk simetris, Bentuk simetris,

konjungtiva tidak konjungtiva tidak

anemis, seclera anemis,

anikterik, pupil penglihatan jelas,

mengeci ketika ada seclera anikrerik,

cahaya, tidak pupil mengecil

menggunakan alat ketika ada cahaya,

bantu tidak

menggunakan alat

bantu

4 Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris,

fungsi penciuman fungsi penciuman

baik, tidak ada nyeri baik, tidak ada

tekan, hygiene nyeri tekan,

bersih, tidak ada hygien bersih,

sekret dari hidung dapat

membedakan bau

kayu putih.

5 Telinga Bentuk simetris, Bentuk telinga kiri


pendengaran normal dan kanan

simetris, hygiene

tampak bersih,

tidak ada

pengeluaran

serumen

6 Mulut Mukosa bibir Bersih, mukosa

lembab, bibir tidak lembab, tidak

pecah pecah, gigi terdapat karies

sudah tumbuh gigi, lidah bersih,

mampu

membedakan rasa

manis dan pait,

tidak ada

gangguan

mengunyah dan

menelan

7 Leher Bentuk simetris, Bentuk

tidak ada benjolan simtris,tidak

dan lesi teraba pembesaran

tyroid, tidak ada

peningkatan JVT,

tidak ada benjolan


dan lesi

8 Dada Tampak simtris, Bentuk simetris,

tidak teraba tidak ada nyeri

benjolan, lingkar tekan

dada 48cm

9 Abdomen Bentuk perut buncit, Bentuk simetris,

tidak teraba ada tidak ada nyeri

benjolan, lingkar tekan, bising usus

perut 46cm 11x/menit

10 Genitalia Tidak ada kelainan Genitalia menurut

seperti atresiaani klien tidak ada

keluhan

11 Ekstremitas Lengan simetris, Bentuk simetris,

tidak ada kelainan, CRT < 2 detik,

LLA 11cm tidak ada otot

edema, kekuatan

otot

5 5

5 5

Data Denver Development Srcreening test


1) Personal Sosial

Data dari 3 item sebelah kiri garis umur, klien baru mampu

membalas senyum pemeriksa, tersenyum sepontan, dan

mengamati tangannya.

2) Adaptif-motorik halus

Dari data 3 item sebelah kiri garis umur, klien baru mampu

meraih, memegang jari pemeriksa dengan ibu jari dan jari, dan

mampu tangan bersentuhan

3) Bahasa

Dari data 3 item sebelah kiri garis umur, klien baru mampu

menoleh ke arah suara, bersuara dan berterak.

4) Motorik kasar

Dari data 3 item sebelah kiri garis umur, klien mampu duduk

tanpa dipegang, bangkit kepala tegak, dan membalik

h. Harapan keluarga

Tn.J dan Ny.Y selalu berharap akan kesembuhan anaknya, dan

kesehatan keluarganya

2. ANALISA DATA
Tabel 3.3
Analisa Data
Data Masalah Masalah Penyebab masalah
kesehatan keperawatan
DS : Gizi Buruk Perubahan Nutrisi kurang dari
- Ny.Y mengatakan Nutrisi kebutuhan tubuh
bahwa setiap An.S pada An.S
diberi makan yang berhubungan
lembek lembek dengan
seperti bubur, nasi ketidakmampuan
tim keluarga mengenal
- Ny.Y mengatakan masalah nutrisi
anaknya tidak
dipantau makan dan
tidak tau porsi
makanya.
DO :
- BB : 9 KG
- TB : 80cm
- LK : 43cm
- LD :48cm
- LP : 46cm
- LLA : 11cm

DS : Gizi Buruk Gangguan Ketidaktahuan

Ibu klien mengatakan tumbuh keluarga mengenal

anaknya belum bisa kembang anak tumbuh kembang

berbicara, berdiri, anak

berjalan dan susah

makan

DO :

Data Denver

Development Srcreening

test

 Personal Sosial :

Data dari 3 item

sebelah kiri garis

umur, klien baru

mampu

membalas

senyum

pemeriksa,

tersenyum
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi gizi

kurang

b. Gangguan tumbuh kembang anak berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh kembang anak

1) Prioritas masalah keperawatan keluarga

a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah nutrisi gizi kurang

Tabel 3.4

Prioritas Masalah 1

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah: 1 1 3/3x1=1 Kurang atau tidak sehat
Aktual dialami oleh An.S
(tidak/kurang perubahan nutrisi sudah
sehat) terjadi. Berat badan tidak
sesuai dengan usia.
2 Kemungkinan 2 2 1/2x2=1 Masalah dapat diubah
masalah dapat dengan pemberian
diubah: sebagian penyuluhan tentang
pemenuhan nutrisi
3 Potensi masalah 2/3 1 2/3x1=2/3 Masalah nutrisi dapat
untuk dicegah: diubah dengan daya yang
Cukup ada dalam keluarga
4 Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 Masalah harus ditangani
masalah: Ada untuk menangani
masalah tidak komplikasi seperti
perlu segara gangguan tumbuh
ditangani kembang dan rentan
penyakit
Nilai keseluruhan 4 2/3
b) Gangguan tumbuh kembang anak berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh kembang anak

Tabel 3.5
Prioritas Masalah 2
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah: 3 1 3/3x1=1 Ketidakmampuan
Aktual keluarga dalam mengenal
(tidak/kurang gizi kurang.
sehat)
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Pengetahuan keluarga
masalah dapat akan masalah gizi kurang,
diubah: sebagian keluarga termotivasis
untuk diberikan
pendidikan kesehatan.
3 Potensi masalah 3 1 3/3x1=1 Masalah sudah terjadi,
untuk dicegah: apabila An.S segera
tinggi ditangani maka masalah
tidak akan berlanjut
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Hal ini merupakan hal
masalah : Berat, yang nyata dan harus
segera ditangani segera ditangani agar
tidak meluas kemasalah
yang lebih berat.
Nilai keseluruhan 4

4 Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah

a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah nutrisi gizi kurang.

b) Gangguan tumbuh kembang anak berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh kembang anak.


4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tabel 3.6
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga An.S
Dengan Gizi Kurang Pada Keluarga Tn.J

No Tanggal Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi


Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perubahan nutrisi kurang Nurtisi pada An.S TUK 1 Respon verbal Gizi kurang adalah 5. Kaji ulang
dari kebutuhan tubuh terpenuhi Mengenal masalah gizi kekurangan zat-zat yang pemahaman
DS : kurang diperlukan oleh tubuh keluarga tentang
- Ny.Y mengatakan e. Menyebutkan gizi kurang
bahwa setiap An.S pengertian 6. Diskusikan
diberi makan yang gizi kurang dengan keluarga
lembek lembek dengan tentang
seperti bubur, nasi bahasa pengertian gizi
tim sendiri kurang
- Ny.Y mengatakan 7. Evaluasi
anaknya tidak pemahaman klien
dipantau makan dan tentang
tidak tau porsi pengertian gizi
makanya. kurang
DO : 8. Beri reinforcemen
- BB : 9 KG positif pada
- TB : 80 cm keluarga
- LK : 43 cm
- LD : 48 cm 5. Kaji ulang
- LP : 46 cm f. Menyebutkan pemahaman
2 dari 4 Gizi kurang disebabkan oleh
- LLA : 11 cm : keluarga tentang
penyebab gizi gizi kurang
kurang - Kekurangan jumlah
makanan yang 6. Diskusikan
dikonsumsi dengan keluarga
- jenis makanan yang tentang penyebab
tidak seimbang gizi kurang
- pola makan yang tidak 7. Evaluasi
teratur pemahaman klien
- adanya penyakit tentang penyebab
gizi kurang
8. Berikan
reinforcemen
positif pada
keluarga

5. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
tanda-tanda gizi
g. Menyebutkan Tanda-tanda gizi kurang : kurang
2 dari 4 1. badan kurus 6. Diskusikan
tanda-tanda 2. rambut tipis bersama keluarga
gizi kurang 3. lemah dan pucat tentang tanda-
4. kaki dan tangan tanda gizi kurang
bengkak 7. Evaluasi
pengetahuan
keluarga tentang
tanda-tanda gizi
kurang
8. Berikan
reinforcemen
positif pada
keluarga

Jelaskan pada keluarga


berat badan ideal anak
umur 23 bulan adalah
14kg, dimana berat
Keluarga mengungkapkan badan An.S sesuai
h. Mengenal
bahwa anaknya mengalami pencatan ibu kader
status gizi
gizi kurang berada digasir merah
anak
(BB An.S 9kg).
5. Kaji ulang
pengetahuan
keluarga tentang
akibat gizi kurang
TUK 2 Akibat dari kurang gizi 6. Diskusikan
Mengambil keputusan adalah: dengan keluarga
untuk merawat anggota tentang akibat
Respon verbal  gangguan
keluarga dengan gizi dari gizi kurang
pertumbuhan dan
kurang 7. Evaluasi
perkekmbangan
d. Menyebutkan pengetahuan
 mudah terkena
akibat kurang keluarga tentang
penyakit
gizi akibat gizi
 berkurangnya daya
kurang.
pikir 8. Berikan
reinforcemen
positif pada
keluarga

4. Motivasi keluarga
untuk dapat
mengambil
keputusan untuk
mengatasi giz
e. Memutuskan Keluarga mengambil kurang yang
untuk keputusan untuk mengatasi dialami anaknya
mengatasi gizi gizi kurang melalui : 5. Jelaskan cara
kurang pada  memberikan jenis mengatasi anak
anaknya makanan yang yang gizi kurang.
seimbang 6. Berikan
reinforcemen
 memberikan positif pada
makanan tambahan keluarga
seperti telor dan
sayuran 5. Kaji ulang
 pola makan teratur pengetahuan
 harganya keluarga tentang
terjangkau cara memilih
 nilai gizi yang bahan makanan
 terkandung baik yang baik
masih segar dan 6. Diskusikan
f. Menyebutkan dengan keluarga
tidak busuk
2 dari 4 cara tentang cara
 mudah didapat
memilih memilih bahan
bahan makanan yang
makanan yang baik
baik 7. Evaluasi
pengetahuan
keluarga tentang
cara memlihi
bahan makanan
yang baik
8. Berikan
reinforcemen
positif pada
keluarga

3. Menjelaskan
kepada keluarga
tentang manfaat
gizi
4. tenaga untuk 4. Evaluasi
bekerja pengetahuan
5. baik untuk keluarga tentang
perkembangan dan topik yang
pertumbuhan dibahas
TUK 3 6. zat pengatur untuk
Keluarga mampu melindungi anak
merawat anggota 3. Jelaskan pada
dari penyakit keluarga tentang
keluarga dengan gizi
kurang Respon verbal bahan-bahan
d. Menyebutkan contoh makanan : makanan yang
manfaat gizi 4. zat tenaga : nasi, mengandung zat
bagi tubuh bubur, roti dan tenaga, zat
talas pembangun dan
5. zat pembangun : zat pengatur
e. Menyebutkan daging, tempe, ikan 4. Evaluasi
bahan dan tahu pengetahuan
makanan yang 6. zat pengatur : keluarga dengan
mengandung sayuran dan buah- cara menunjukan
zat tenaga, zat buahan jenis makan yang
pembangun mengandung zat
dan zat tenaga, zat
pengatur pembangun dan
zat pengatur.

Diskusikan dengan
keluarga tentang
prinsip-prinsip
Keluarga mampu mengatasi anak yang
menyebutkan mengatasi tidak mau makan, yaitu
anak yang tidak mau makan, :
yaitu : Jangan memaksa anak,
5. jangan memaksa jangan memberi
jika tidak mau makanan yang manis-
f. Menyebutkan makan manis, sajikan dalam
2 dari 4 6. jangan memberikan bentuk menarik, makan
prinsip-prinsip makanan yang bersama dan beri porsi
mengatasi manis makan sedikit tapi
anak yang 7. sajikan makan sering.
tidak mau dalam bentuk
makan menarik 4. Jelaskan pada
8. makan bersama keluarga tentan
lingkungan yang
kondisi yang dapat dapat
meningkatkan selera makan, meningkatkan
yaitu : selera makan
5. makan bersama 5. Evaluasi
anggota keluarga
6. menggunakan alat pengetahuan
makan yang keluarga tentang
TUK 4 menarik lingkungan yang
Keluarga mampu 7. makan sambil dapat
memodifikasi bercerita meningkatkan
lingkungan 8. makanan yang selera makan.
bervariasi 6. Berikan
reinforcemen
positif pada
Respon verbal keluarga

5. Kaji ulang
Keluarga memahami pengetahuan
manfaat fasilitas kesehatan, keluarga tentang
yaitu : manfaat fasilitas
3. untuk mendapatkan kesehatan
informasi tentang 6. Diskusikan
gizi yang penting dengan keluarga
buat balita tentang manfaat
4. mendapatkan kunjungan ke
pendidikan kesehatan
kesehatan 7. Evaluasi
TUK 5
Keluarga mampu pengetahuan
keluarga tentang
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada mengunjungi
fasilitas kesehatan
8. Berikan
reinforcemen
Respon verbal positif pada
keluarga.
2 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan TUK 1 Respon verbal c. Pertumbuhan 6. Kaji pengetahuan
kembang anak tindakan Setelah tiga kali adalah berkaitan keluarga
berhubungan dengan keperawatan pertemuan diharapkan dengan masalah mengenai
ketidaktahuan keluarga keluarga mampu keluarga mampu perubahan dalam pertumbuhan dan
mengenal tumbuh mengenal tumbuh mengenal besar, jumlah perkembangan
kembang anak kembang anak c. Pertumbuhan ukuran atau 7. Diskusikan
DS : anak dimensi tingkat sel, dengan keluarga
Ibu klien mengatakan organ maupun mengenai
anaknya belum bisa individu yang bisa pertumbuhan dan
berbicara, berdiri, berjalan diukur dengan perkembangan
dan susah makan ukuran berat, 8. Evaluasi
DO : ukuran panjang pengetahuan
Data Denver d. Perkembangan keluarga tentang
Development Srcreening adalah pertumbuhan dan
test bertambahnya perkembangan
 Personal Sosial : kemampuan dalam 9. Berikan
Data dari 3 item struktur dan fungsi kesempatan
sebelah kiri garis tubuh yang lebih keluarga untuk
umur, klien baru d. Perkembangan komplek dalam bertanya
mampu anak pola yang teratur 10. Berikan suport
membalas dan dapat yang positive.
senyum diramalkan sebagai
pemeriksa, hasil dari proses
tersenyum pemantangan atau
sepontan, dan organ-organ dan
mengamati sistem yang
tangannya. berkembang
 Adaptif-motorik sedemikan rupa
halus : Dari data sehingga masing-
3 item sebelah masing dapat
kiri garis umur, memenuhi
klien baru fungsinya.
mampu meraih,
memegang jari
pemeriksa
dengan ibu jari
dan jari, dan e. Kelainan
mampu tangan neuromuskular :
bersentuhan mempengaruhi 6. Kaji pengetahuan
 Bahasa : Dari TUK 2 kemampuan keluarga tentang
data 3 item Respon verbal
Setelah tiga kali menghisap, masalah dan
sebelah kiri garis pertemuan diharapkan menelan, faktor yang
umur, klien baru keluarga dapat mengunyah, dan mempengaruhi
mampu menoleh mengambil keputusn akhirnya timbul tumbuh kembang
ke arah suara, dan menyebutkan : gangguan bicara anak.
bersuara dan d. Penyebab dan artikulasi 7. Diskusikan
berterak. masalah disartria dengan keluarga
 Motorik kasar : tumbuh f. Gangguan tumbuh akibat dari
Dari data 3 item kembang anak kembang pada usia gangguan tumbuh
sebelah kiri garis 10 bulan kembang pada
umur, klien menyebabkan anak
mampu duduk perubahan tumbuh 8. Evaluasi dengan
tanpa dipegang, kembang dimasa keluarga tentang
bangkit kepala depan topik bahasan
tegak, dan g. Gejala gangguan tersebut
membalik tumbuh kembang 9. Motovasi
ada ringan keluarga untuk
e. Gejala (dislalia), sedang mengambil
gangguan (disfasia ekspresif), keputusan dalam
tumbuh berat (disfasia merawat anggota
kembang reseptif dan tuli keluarga yang
persefsi) dan mengalami
sangan berat (tuli masalah tumbuh
persepsi dan tuli kembang
sentral) 10. Berikan
h. Suatu keadaan reinforement
dimana berat badan positif pada
anak secara keluarga
signifikan berada
dibawah berat
f. Hambatan
pertumbuhan badan anak lain
yang sama umur
dan jenis
kelaminnya.

5. Memberikan
makan yang bergizi
6. Meberikan
rangsangan tumbuh 5. Tingkatkan
kembang sesuai stimulus
TUK 3 dengan usia anak 6. Beri pengertian
Setelah tiga kali 7. Menimbang anak kepada orang tua
pertemuan diharapkan Respon verbal secara teratur ke klien agar
keluarga mampu fasilitas kesehatan anaknya untuk
dirujuk ke
merawat klien dengan terdekat seperti psikoterapi
baik posyandu 7. Evaluasi keluarga
8. Memberikan tentang topik
pelitihan wicara : yang dibahas
latihan penguatan 8. Berikan klien
otot rahang, latihan program khusus
penguatan otot seperti pelatihan
lidah dan latihan wicara
medengar

Ciptakan suasana rumah


Respon verbal yang nyaman, serta jauhkan
benda berbahaya dari sekitar 5. Kaji pengetahuan
klien. Buat lingkungan yang keluarga tentang
mendukung pertumbuhan cara
dan perkembangan klien memodifikasi
TUK 4 4. Membersihkan lingkungan
Memodifikasi lantai stiap hari 6. Berikan
lingkungan 5. Mebersihkan debu penjelasan pada
pada setiap jendela keluarga tentang
dan rumah cara
6. Membersihkan memodifikasi
pakaian stiap hari lingkungan untuk
mengatasi
masalah
gangguan tumbuh
kembang
7. Diskusikan
dengan keluarga
akibat dari
keadaan rumah
tidak sehat
8. Diskusikan
dengan keluarga
cara
memodifikasi
lingkungan rumah
yang sehat.

e. Untuk mengetahui
tumbuh kembang 4. Kaji pengetahuan
Respon verbal yang baik untuk keluarga tentang
anak dan cara manfaat
penanganan kunjungan ke
masalahnya fasilitas kesehatan
f. Mencegah tambah 5. Diskusikan
TUK 5 dengan keluarga
parahnya
Setelah tiga kali perubahan tumbuh tentang manfaat
pertemuan diharapkan kunjungan ke
kembang
keluarga dapat g. Anak bisa fasilitas kesehatan
menggunakan fasilitas 6. Diskusikan
melaksanakan
kesehatan yang ada tugas dengan keluarga
untuk mengatasi tentang fasilitas
perkembangan
masalah yang ada (personal, sosial, kesehatan yang
c. Menyebutkan dapat dikunjungi
motorik halus dan
manfaat motorik kasar
kunjungan ke sesuai dengan usia)
fasilitas h. Puskesmas, rumah
pelayanan sakit dan dokter
kesehatan praktek
d. Menyebutkan
fasilitas
kesehatan
yang dapat
digunakan
untuk
mengetahui
program
tumbuh
kembang
5. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 3.7
Implentasi dan Evaluasi Asuhan Keprawatan Keluarga Tn.J
NO Implemtasi Evaluasi Paraf
DX
1 27 maret 2017 S:
Pukul 14.00 WIB - Keluarga mengatakan mengerti sebagian tentang pengertian, penyebab, tanda dan
TUK 1 gejala gizi kurang
1. Mengkaji ulang pengetahuan keluarga - Keluarga mengatakan “Gizi kurang adalah kekurangan zat-zat yang diperlukan oleh
tentang pengertian gizi kurang, penyebab, tubuh”
tanda dan gejala serta komplikasi Gizi O:
Kurang. - Keluarga memperhatikan dengan sungguh saat diberikan penjelasan
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Keluarga mampu menjawab sebagian pertanyaaan yang diberikan
pengertian Gizi kurang, penyebab, tanda dan A:
gejala serta komplikasi gizi kurang. - TUK 1 teratasi sebagian
3. Mengevaluasi pemahaman keluarga tentang
penjelasan yang telah diberikan P:
4. Meberikan reinforcement positif jika - Intervensi dilanjutkan
jawaban sesuai standar

Pukul 14.20 WIB


TUK 2
1. Mengkaji pengetahuan keluarga mengenai S:
akibat nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh - Keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Memberikan penjelasan tentang akibat lanjut O:
dari nutrisi kurang dari kubuthan tubuh bila - Klien dan keluarga menyebutkan akibat lanjut dari nutrisi dari kebutuhan tubuh
tidak ditangani A:
3. Memberikan kesempatan keluarga bertanya - TUK 2 teratasi
4. Mengevaluasi terhadap penjelasan yang telah Ragil
diberikan
P:
5. Memberikan reinforcement atas setiap
- Intervensi dilanjutkan
kebersihan keluarga

Pukul 14.40
TUK 3
1. Mengajarkan pada klien dan keluarga cara
mengatasi anak yang tidak mau makan
2. Mendemontrasikan pada klien dan keluarga
cara mengatasi anak yang tidak mau makan S:
3. Memberikan kesempatan pada keluarga - Klien dan keluarga mengatakan tau cara mengatasi anak yang tidak mau makan
untuk mencoba mengatasi anak yang tidak O:
mau makan - Klien dan keluarga mendemonstrasikan mengatasi anak yang tidak mau makan
4. Memberikan reinformacent positif atas usaha A:
yang dilakukan keluarga dan klien - TUK 3 teratasi
- TKM 3
P:
- Intervensi dihentikan
2 28 maret 2017 S:
Pukul 15.00 WIB - Keluarga mengatakan mengerti mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada anak
TUK 1 O:
11. Mengkaji pengetahuan keluarga mengenai - Keluarga memperhatikan dengan sungguh saat diberikan penjelasan
pertumbuhan dan perkembangan - Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
12. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai A:
pertumbuhan dan perkembangan - TUK 1 teratasi
13. Mengevaluasi terhadap penjelasan yang telah
diberikan P:
14. Memberikan kesempatan keluarga untuk - Intervensi dilanjutkan
bertanya
15. Memberikan suport yang positif jika jawaban
sesuai standar

Pukul 15.20 WIB


TUK 2
11. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
S:
masalah dan faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. - Keluarga menyebutkan akibat lanjut dari gangguan tumbuh kembang
O: Ragil
12. Mendiskusikan dengan keluarga akibat lanjut
dari gangguan tumbuh kembang pada anak - Keluarga menyebutkan akibat lanjut dari gangguan tumbuh kembang
A:
13. Mengevaluasi dengan keluarga tentang topik
bahasan tersebut\ - TUK 2 teratasi
14. memotovasi keluarga untuk mengambil
keputusan dalam merawat anggota keluarga P:
yang mengalami masalah tumbuh kembang - Intervensi dilanjutkan
15. Memberikan reinforement positif pada
keluarga

Pukul 15.40 WIB


TUK 3
1. Mengajarkan klien dan keluarga tentang
pelatihan wicara
S:
2. Mendemostrasikan pada klien dan keluarga
- Keluarga mengatakan mengerti sebagian cara pelatihan wicara
cara terapi wicara
O:
3. Meberikan kesempatan pada keluarga untuk
- Keluarga mendemonstrasikan cara pelatihan wicara
mencoba mendemonstrasi terapi wicara
A:
4. Memberikan reinforcement pada keluarga
- TUK 3 teratasi sebagian
atas usaha yang dilakukan
P:
- Intervensi dilanjutkan.
2 29 maret 2017 S:
Pukul 14.00 WIB - Keluarga mengatakan mengerti cara pelatihan wicara
TUK 3 O:
1. Mengevaluasi klien dan keluarga tentang - Keluarga dapat mendemostrasikan cara pelatihan wicara
pelatihan wicara A:
2. Meberikan kesempatan pada keluarga untuk - TUK 3 teratasi
mencoba mendemonstrasi terapi wicara
3. Memberikan reinforcement pada keluarga P:
atas usaha yang dilakukan - Intervensi dihentikan

Pukul 14.20 WIB


1 TUK 1 S:
1. Mengkaji ulang pengetahuan keluarga - Keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala gizi Ragil
tentang pengertian gizi kurang, penyebab, kurang
tanda dan gejala serta komplikasi Gizi - Keluarga mengatakan mengerti cara mengatasi anaknya
Kurang. O:
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Keluarga memperhatikan dengan sungguh saat diberikan penjelasan
pengertian Gizi kurang, penyebab, tanda dan - Keluarga mampu menjawab pertanyaaan yang diberikan
gejala serta komplikasi gizi kurang. A:
3. Mengevaluasi pemahaman keluarga tentang - TUK 1 teratasi
penjelasan yang telah diberikan - TKM 3
4. Meberikan reinforcement positif jika
jawaban sesuai standar P:
- Intervensi dihentikan
B. PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.J dengan

Gizi Kurang pada An.S selama 5 hari mulai tanggal 25 – 30 Maret 2017,

penulis memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan konsep Asuhan

keperawatan Keluarga di lapangan. Selanjutnya akan dibahas mengenai

kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn.J dengan Gizi Kurang pada An.S dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan, mulai dari tahap

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi.

1. Pengkajian

a. Pada tahap ini, penulis melakukan pengkajian di mulai dari tahap

pengumpulan data, perumusan masalah, prioritas masalah dan

penegakan diagnosa keperawatan, hal ini sesuai dengan langkah-

langkah pengkajian yang terdapat dalam teori. Karena keluarga

Tn.J bersikap terbuka dan cukup koopratif melalui teknik

wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi

kepustakaan untuk mendapatkan data yang normal dan seakurat

mungkin. Masalah kesehatan yang penulis temukan pada keluarga

Tn.J yaitu Gizi Kurang yang diderita oleh An.S menurut teori, Arif

Mansjoer (2000) mengatakan Gizi Kurang atau kurang energi

protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari


sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Tanda dan

gejala pada penderita Gizi Kurang menurut materi yaitu

1) Edema, umumnya seluruh tubuh terutama pada kaki

2) Wajah membulat dan sembab

3) Pandangan mata sayu

4) Rambut tipis, kemerahan seperti warna merah jagung mudah

dicabut tanpa rasa sakit, rontok

5) Perubahan status mental : cengeng, rewel, apatis

6) Pembesaran hati

7) Otot mengecil hipotrofi, lebih nyata bila diperiksa pada posisi

berdiri atau duduk.

8) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan

berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas

9) Sering disertai anemia, diare

10) Badan tampak sangat kurus

11) Pertumbuhan lambat

12) Wajah seperti orang tua

13) Perut cekung

Pada saat dikaji ditemukan An.S tampak kurus dan lemas, berat

badan 9kg, nafsu makan menurun, terdapat perubahan status mental

cengeng, rewel, apatis, pertumbuhan lambat. Pada saat pemeriksaan

fisik ditemukan beberapa data pada An.S : BB 9 kg, TB 80 cm, LLA

11 cm, LP 46 cm, LD 48 cm, LK 43cm, kurus, rambut tipis mudah


rontok. Dan pada anggota keluarga yang lain tidak ada masalah

kesehatan. Hal ini membuktikan adanya kesenjangan antara teori dan

praktek, yaitu An.S dengan gizi kurang, hanya menunjukan sebagian

dari tanda dan gejala yang muncul pada penderita gizi kurang menurut

teori, hal ini dikarenakan kondisi setiap individu berbeda-beda. Hasil

pengkajian keluarga, didapatkan data sebagai berikut : tipe keluarga

Tn.J adalah tipe keluarga inti yaitu terdiri dari suami, istri dan anak.

Suku Bangsa Keluarga Tn.J berasa dari suku sunda bahasa yang

digunakan sehari-hari adalah bahasa sunda, keluarga Tn.J mengatakan

dikeluarganya tidak ada yang bertentangan mengenai budaya

kesehatan. Agama Keluarga Tn.J beragama islam dan menjalankan

aturan-aturan agama islam. Status Sosial Ekonomi Keluarga Keluarga

Tn.J kepala keluarga dimana peghasilan didapat dari kerja buruh yang

perminggunya kurang lebih sekitar lima ratus ribu rupiah. Pengeluaran

perbulannya.

Menurut Friedman bahwa keluarga ada 5 pokok tugas keluarga

yang dijabarkan yaitu meliputi mengenal masalah kesehatan keluarga,

membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada

anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan atau

menciptakan suasana rumah sehat, menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada dimasyarakat. Pada keluarga Tn.J 5 pokok tugas

keluarga tersebut belum terpenuhi sepenuhnya terhadap An.S karena

pada saat dikaji keluarga tidak mengetahui penyakit yang di derita oleh
anaknya, hal ini membuktikan keluarga Tn.J tidak mengenal masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarganya yang sakit, dan keluarga

tidak bisa merawat keluarganya yang sakit.

2. Diagnosa Keperawatan

Langkah setelah dilakukan analisa data adalah merumuskan

masalah. Perumusan masalah dalam keperawatan keluarga dalapat

diarahkan kepada sasaran kita baik individu maupun keluarga.

Komponen dalam penulisannya terdiri atas problem (masalah),

etiologi (penyebab) dan sing/simptom (tanda dan gejala). Diagnostik

keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat dari

hasil pengkajian sebagai berikut :

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kemungkinan penyebab masalah menurut friendman (1998)

adalah :

(a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi

kurang

(b) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil

keputusan mengatasi masalah gizi kurang

(c) Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang mengalami gizi kurang

(d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang dapat mengatasi masalah gizi

kurang
(e) Ketidakmampuan keluarga memfasilitasi kesehatan

untuk mengatasi masalah gizi kurang

2) Gangguan tumbuh kembang

Kemungkinan penyebab masalah menurut friedman (1998) :

(a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

tumbuh kembang anak

(b) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil

keputusan mengatasi tumbuh kembang

(c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang mengalami tumbuh kembang

(d) Ketidakmampuan keluarga modifikasi lingkungan

yang dapat mengatasi masalah tumbuh kembang

(e) Ketidakmampuan keluarga mamanfaatkan fasilitas

kesehatan untuk mengatasi masalah tumbuh

kembang

Pada An.S ditemukan data-data yang mendukung timbulnya masalah

berikut :

a. Perubahan nutrisi kurang dai kebutuhan tubuh

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang

2) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengatasi

masalah gizi kurang

3) Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang

mengalami gizi kurang


4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang dapat

mengatasi masalah gizi kurang

5) Ketidakmampuan keluarga memfasilitasi kesehatan untuk

mengatasi masalah gizi kurang

b. Gangguan tumbuh kembang

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang

anak.

2) Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengatasi

tumbuh kembang.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

mengalami tumbuh kembang.

4) Ketidakmampuan keluarga modifikasi lingkungan yang dapat

mengatasi masalah tumbuh kembang.

5) Ketidakmampuan keluarga mamanfaatkan fasilitas kesehatan untuk

mengatasi masalah tumbuh kembang.

Berdasarkan penjelasan diatas diagnosa keperawatan yang muncul pada

tinjauan kasus An.S dengan masalah gizi kurang adalah :

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi gizi

kurang.

b. Gangguan tumbuh kembang anak berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh kembang anak.

3. Perencanaan
Pada proses perencaan, penulisan melibatkan keluarga dalam rencana yang

dibuatkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keluarga. Berdasarkan

diagnosa yang muncul penulis merumuskan rencana tindakan yang

meliputi : tujuan, kriteria yang ingi dicapai dan menetapkan tindakan yang

akan dilaksanakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan

diagnosa keperawatan tersebut adalah :

a. Pada diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

nutrisi gizi kurang, penulis menentukan rencana tindakan berupa

pendidikan kesehatan selama 15 menit, mengenai pengertian

penyebab, tanda dan gejala, dan cara perawatan dirumah serta

pengobatan pada An.S dengan gizi kurang. Dengan tujuan agar

keluarga dapat lebih dalam mengenal masalah, mengambil keputusan

dan merawat anggota keluarga dengan gizi kurang.

b. Pada diagnosa gangguan tumbuh kembang anak berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh kembang anak. Penulis

menetukan rencana tindakan berupa pendidikan kesehatan dan

memberi motivasi keluarga selama 30 menit, mengenai pengertian

penyebab, tanda dan gejala, dan cara perawatan dirumah serta

pengobatan pada An.S dengan gangguan tumbuh kembang. Dengan

tujuan agar keluarga dapat mengenal masalah, mengambil keputusan

dan merawat anggota keluarga dengan gangguan tumbuh kembang

4. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan berdasarkan pada

rencana yang telah dibuat dan implementasi sesuai dengan waktu yang

telah direncanakan. Implementasi berfokus pada masalah kurang

pengetahuan keluarga tentang gizi kurang dan gangguan tumbuh kembang

dan cara penanganannya dengan melakukan pendidikan kesehatan dan

demonstrasi selama 15 menit dengan menggunakan media lembar balik

dan leaflet. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, keluarga koopratif

mengikuti setiap diskusi yang diadakan oleh penulis ditandai dengan

keluarga selalu memperhatikan saat menyampaikan pendidikan kesehatan

serta keluarga mampu mengikuti demonstrasi. Dari 5 fungsi keluarga

menurut teori yaitu mengenai masalah, mau mengambil keputusan yang

tepat, mampu merawat, mampu memodifikasi lingkungan dan

menggunakan fasilitas kesehatan kemudian penulis terapkan lima tugas

keluarga dibidang kesehatan tersebut dalam asuhan keperawatan pada

keluarga Tn.J dan hasil nya tercapai semua, namun keluarga masih belum

bisa mempromosikan kesehatan kepada tetangga sekitanya. hal ini

dibuktikan dengan keluarga Tn.J mengenal masalah anggota keluarga

dengan gizi kurang, mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai

masalah anggota keluarga dengan gizi kurang, mampu merawat anggota

keluarga dengan gizi kurang, mampu memodifikasi lingkungan yang

menunjang kesehatan, dan mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada.

5. Evalusi
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.S

dengan gizi kurang di RT 01 RW 07 kelurahan babakan wilayah kerja

puskesmas cibeureum kota sukabumi dari tanggal 25 - 30 maret 2017,

pada evaluasi hari pertama tidak dapat tercapai sekaligus, hal ini

dikarenakan materi yang diberikan terlalu banya sehingga sulit untuk

dipahami satu persatu. Untuk itu penulis mengadakan tindakan ulang

sesuai dengan hal yang belum dipahami oleh klien dan pada akhirnya

semua masalah dapat dipahami sesuai dengan yang diharapkan yaitu

keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil

keputusan tindakan yang cepat sert merawat anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan. Kemudian penulis menyarankan agar

keluarga dapat mempertahankan semua pengetahuan dan kemampuan

yang telah didapat dalam merawat An.S karena untuk perawatan gangguan

tumbuh kembang dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh baru

teratasi sebagian dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama.


BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksaan Asuhan Keperawatn Keluarga An.S

dengan gizi kurang pada keluarga Tn.J di RT 01 RW 07 di Kelurahan

Babakan Wilayah Kerja Puskesmas Cibeurem Kota Sukabumi yang

dilaksanakan mulai tanggal 25 - 30 maret 2017, seperti yang telah

diuraikan oleh penulis pada tinjauan kasus dan pembahasan, maka dapat

ditarik kesimpulan secara keseluruhan mulai dari tahap pengkajian sampai

evaluasi sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada tahap ini, penulis melaksanakan pengumpulan data dengan

menggunakan teknik wawancara, mengobservasi, pemeriksaan fisik

secara holistik dan studi dokumentasi. Dari hasil pengumpulan data,

diperoleh data yaitu data subyektif ibu klien mengatakan bahwa stiap

hari An.S diberi makan yang lembek-lembek seperti bubur dan nasi

tim serta anaknya tidak dipantau makan dan tidak tau porsi makannya,

sedangkan data objektif klien BB = 9 kg, TB = 80 cm, LK = 43 cm,

LD = 48 cm, LP = 46 cm, LLA = 11 cm. Masalah keperawatan dari

data tersebut adalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Selanjutnya data subjektif ibu klien mengatakan bahwa anaknya

anaknya belum bisa berbicara, berdiri, berjalan dan susah makan.

Sedangkan data objektifnya Data Denver Development Srcreening test


 Personal Sosial : Data dari 3 item sebelah kiri garis umur, klien

baru mampu membalas senyum pemeriksa, tersenyum

sepontan, dan mengamati tangannya.

 Adaptif-motorik halus : Dari data 3 item sebelah kiri garis

umur, klien baru mampu meraih, memegang jari pemeriksa

dengan ibu jari dan jari, dan mampu tangan bersentuhan

 Bahasa : Dari data 3 item sebelah kiri garis umur, klien baru

mampu menoleh ke arah suara, bersuara dan berterak.

 Motorik kasar : Dari data 3 item sebelah kiri garis umur, klien

mampu duduk tanpa dipegang, bangkit kepala tegak, dan

membalik

Bisa disimpulkan masalah keperawatan dari data tersebut adalah

Gangguan tumbuh kembang anak.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian pada masalah-masalah dan analisa

data yang tadi maka penulis menetapkan diagnosa keperawatan yang

pertama yaitu Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

nutrisi gizi kurang yang kedua Gangguan tumbuh kembang anak

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal tumbuh

kembang anak.

3. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang di tegakan oleh penulis maka dari itu

penulis harus membuat perencanaan asuhan keperawatan keluarga

dengan mengikut sertakan keterlibatan keluarga baik dalam

menentukan perencanaan tindakan keperawatan keluarga dengan gizi

kurang yang menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan

tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan

preventif yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan pendidikan

kesehatan baik secara ceramah maupun demonstrasi. Pada diagnosa

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi gizi kurang,

penulis menentukan rencana tindakan berupa pendidikan kesehatan

mengenai pengertian penyebab, tanda dan gejala, dan cara perawatan

dirumah serta pengobatan pada An.S dengan gizi kurang, dan diagnosa

yang kedua penulis membuat perencanaan berupa pendidikan

kesehatan dan memberi motivasi keluarga selama 20 menit, mengenai

pengertian penyebab, tanda dan gejala, dan cara perawatan dirumah

serta pengobatan pada An.S dengan gangguan tumbuh kembang.

4. Implementasi

Penulis memberikan tindakan keperawatan dengan cara

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.J pada

diagnosa pertama menjelaskan mengenai gizi kurang dan cara

penanganannya dirumah. Pada diagnosa kedua penulis memberikan

pendidikan kesehatan dan memberi motivasi keluarga selama 20


menit, mengenai pengertian penyebab, tanda dan gejala, dan cara

perawatan dirumah serta pengobatan pada An.S dengan gangguan

tumbuh kembang. Tujuan dilaksanakannya pendidikan kesehatan

tersebut yaitu untuk meningkatkan kemampuan keluarga dan

kemandirian keluarga dalam mengenal gizi kurang dan memodifikasi

lingkungan.

5. Evaluasi

Pada tahap evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan setiap selesai

dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan, hasil evaluasinya

dapat langsung diketahui, sedangkan evaluasi sumatif untuk

menentukan keberhasilan dari dilaksanakannya semuatindakan untuk

kedua diagnosa secara keseluruhan, maka dari evaluasi tersebut

hasilnya yaitu sebagian besar telah teratasi dengan tingkat kemandirian

keluarga 3.

B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Tn.J pada

An.S dengan gizi kurang pada keluarga Tn.J di RT 01 RW 07 di

Kelurahan Babakan Wilayah Kerja Puskesmas Cibeurem Kota

Sukabumi yang dilaksanakan mulai tanggal 25 - 30 maret 2017 maka

penulis akan merekomendasikan sebagai berikut :

1. Bagi keluarga Tn.J


a. Penulis merekomendasikan agar keluarga Tn.J turut

mempertahankan yang telah dicapainya baik sikap mapun

perilaku dalam menghadapi masalah keperawatan.

b. Setelah Tn.J lebih tahu secara khusu mengenai masalah gizi

kurang diharapkan keluarga Tn.J dapat memenuhi gizi

anggota keluarga, dan keluarga mampu memelihara

lingkungan rumah yang sehat sesuai dengan syarat-syarat

kesehatan. Secara berkesinambungan serta terus

melaksankan program pengobatan yang sudah ditentukan,

dan yang lebih berjalan dengan teratur agar tidak terjadi

pengobatan terputus.

2. Bagi puskesmas

Diharapkan agar pihak puskesmas lebih memperhatikan

dan mebina kepada warga binaanya, khususnya keluarga Tn.J

dengan gizi kurang pada An.S sehingga program pembinaan

yang sedang berjalan dapat terpantau secara teratur.

3. Bagi mahasiswa

Penulis merekomendasi agar dalam pelaksaan asuhan

keperawatan keluarga hendaknya dibuat dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan sesuai teori yaitu pengkajian,

perencanaan, pelaksanan dan evaluasi serta harus melibatkan

keluarga agar dalam pelaksaan asuhan keperawatan keluarga


dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

keluarga.

Anda mungkin juga menyukai