Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA

MAHASISWA
Mira Nurazijah1, Syaipia Lailla Nur Fitriani2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
miranurazijah@upi.edu, syaipiafitriani04@upi.edu

Abstrak
Menjadi masyarakat ditengah perkembangan informasi dan teknologi, memberi dampak
bagi kehdupan dengan segala kemudahan. Namun karena mudahnya tersebut tidak ayal membuat
masyarakat mempunyai keinginan untuk terus mengikuti trend yang terjadi dan menjurus ke
gaya hedonis atau sikap yang mementingkan kepuasan diri sendiri. Dalam pemenuhan terhadap
gaya tersebut, nantinya akan mengarah ke perilaku konsumtif sebagai gaya yang suka
mengeluarkan uang tanpa berpikir dari segi kegunaannya. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui bagaimana tingkat gaya hedonis yang menyebabkan perilaku konsumtif. Metode
yang digunakan yaitu kuantitaf dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian berasal dari setiap
mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 6-10 November 2022. Responden yang tidak lain
mahasiswa mengaku termasuk individu yang selalu ingin mendapatkan apa yang diiginkan.
Tetapi dalam hal ini perilaku konsumtif dari pengaruh gaya hedonis mahasiswa terhadap apa
yang selalu mereka inginkan masih tergolong sedang.
Kata Kunci : Hedonis, Perilaku Konsumtif, Mahasiswa

Abstract
Being a society amid the development of information and technology, has an impact on
life with all the conveniences. However, because of this ease, it is no doubt that people have the
desire to continue to follow the trends that are happening and lead to a hedonic style or an
attitude that is concerned with self-satisfaction. In fulfilling this style, it will lead to consumptive
behavior as a style that likes to spend money without thinking about its usefulness. This research
was conducted to find out how the level of hedonic style causes consumptive behavior. The
method used is quantitative with a qualitative approach. The research data came from each
student which was conducted on November 6-10 2022. Respondents who were none other than
students admitted that they were individuals who always wanted to get what they wanted. But in
this case the consumptive behavior and hedonic style of students towards what they always want
is still relatively low, where respondents admit that they can still manage pocket money for
expenses.
Keywords: Hedonic, Consumptive Behavior, Students.

PENDAHULUAN
Masuknya era globalisasi yang sudah merambah ke seluruh pelosok dunia termasuk
Negara Indonesia. Globalisasi yang ditandai dengan berbagai kemajuan pada aspek kehidupan
yang salah satunya terhadap gaya masyarakat yang terjadi. Hal ini tentu akan memberi
perubahan yang dapat meningkatkan kemudahan pada taraf kehidupan masyarakat itu sendiri.
Namun dengan kemudahan pada era globalisasi tersebut tidak dapat dipungkiri dapat membuat
pergeseran pada nilai budaya yang selama ini tertanam pada diri masyarakat. Seperti masyarakat
yang lebih bersikap individualis, hedonis atau sikap hura-hura, dan lain sebagainya.
Tentu hal tersebut sebagai implikasi dari berbagai kemudahan yang didapat pada era
globalisasi ini. Masyarakat menjalani kehidupan dengan berbagai kemudahan yang membuat
manusia itu sendiri menjadi terlena. Tidak bisa dipungkIri bahwa kemajuan dari informasi dan
teknologi tersebut memang berguna bagi keberlangsungan hidup yang terjadi. Dimana pola
interaksi struktur sosial masyarakat menjadi lebih luas tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Namun jangan salah dengan mudahnya berbagai hal yang masuk kedalam kehidupan ini,
adanya pergeseran dan perubahan pada potret wajah masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang
seakan bisa mengenggam kecanggihan teknologi, membuat segala keinginan dengan mudahnya
didapatkan. Hal ini tidak terlepas dengan pengaruh teknologi dengan adanya informasi berupa
iklan. Masyarakat menjadi terpengaruh dan memiliki keinginan untuk membeli barang atau jasa
yang diiklankan. Tanpa melihat bagaimana manfaat yang diberikan, tetapi demi tuntutan zaman
untuk menjadi eksis hal tersebut akan dijalankan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dimana adanya pola hidup masyakakat yang seakan-akan
harus mengikuti suatu trend yang terjadi, dan sebagai pemenuhan kesenangan semata. Pola sosial
yang seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan gaya hidup hedonisme. Istilah hedonisme ini
berasal dari bahasa Yunani yaitu “hedon” yang berarti kesenangan. Hedonisme ini merupakan
gaya yang hanya mementingkan terhadap mencari kesenangan dan memuaskan keinginan diri
sendiri. Gaya hidup hedonis merupakan pola hidup seseorang yang mengarah terhadap
bagaimana seseorang tersebut hidup, bagaimana seseorang membelanjakan uangnya dan
bagaimana seseorang tersebut menggunakan waktunya untuk mengejar kesenangan semata,
sehingga perilaku hedonis ini muncul dari perilaku bersenang-senang (Muis dkk, 2019). Apalagi
yang terjadi dewasa ini, dalam pemenuhan keinginannya tersebut tidak membutuhkan waktu
lama dan bisa dimana saja yang hanya menggunakan jaringan internet dengan mengaksis dari
media platform tertentu.
Gaya hedonisme ini sebetulnya boleh dilakukan terkait memberi kesenangan pada diri
sendiri dalam menjalani kehidupan. Namun juga gaya ini seyogyanya kurang baik jika terus
berkelanjutan dalam hal mencari kesenangan semata tanpa melihat dari kebermanfaatan. Dari
gaya tersebut akan memengaruhi sikap terhadap keharusan memenuhi keinginan, yang menjadi
langkah awal meningkatnya tingkat konsumtif pada masyarakat tersebut. Dimana dari adanya
mengikuti gaya yang berkembang dan menjurus ke dalam gaya hedonis ini, maka secara tidak
langsung perilaku masyarakat akan menjadi masyakat yang konsumtif.
Konsumtif ini dapat diartikan sebagai perilaku atau gaya hidup seseorang yang senang
menggunakan uang tanpa mempertimbangkan dengan matang untuk membelanjakan terhadap
sesuatu yang diinginkan. Terjadinya perilaku konsumtif ini karena seseorang mempunyai
kecenderugan yang materialis, ambisi yang besar untuk memiliki suatu benda atau barang tanpa
memerhatikan kebutuhannya untuk apa dan pembelian tersebut sebagian besar didorong hanya
karena memenuhi hasrat kesenangan semata (Pulungan & Febriaty, 2018). Konsumtif ini
mengarah kepada perilaku indvidu yang secara gamblang tidak memperdulikan terhadap
pengeluaran yang dikeluarkan.
Dengan adanya penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana tingkat perilaku konsumtif
mahasiswa yang dipengaruhi dari gaya hidup yang hedonis.

METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mixhed method yang merupakan
gabungan dari pedekatan kuantitatif dan kualitatif. Dimana menyajikan hasil data berupa
kuantitatif dan kemudian mendeskripsikan secara detail untuk mengetahui gambaran dari
keadaan yang terjadi. Populasi penelitian yaitu dari kalangan mahasiswa dengan sampel yang
didapat berjumlah 22 responden. Penelitian dilakukan pada tanggal 6-10 November 2022 dengan
menggunakan instrumen berupa angket atau kesioner yang dibagikan secara online melalui
google form dengan kriteria setiap kalangan dari mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gaya Hedonsisme
Hedonisme sendiri merupakan sebuah doktrin dimana kesenangan merupakan hal yang
sangat penting dalam suatu kehidupan. Hedonisme juga suatu arah hidup atau tujuan hidup
dimana suatu individu akan bahagia dengan cara mencari kebahagian sebanyak mungkin dan
menghindari sesuatu yang menyakitkan pada suatu individu ( Collins Gem, 1993 ).Pada saat
remaja, suatu individu tertarik akan sesuatu yahg baru yang menantang bagi individu tersebut,
dimana pada masa itu suatu individu remaja sedang mencari jati dirinya ( Santrock, 2012 ).
Sejalan dengan hal tersebut hedonisme sendiri berkaitan dengan kekayaan, kenikmatan batin,
kenikmatan seksual,kekuasaan, dan kebebasan.
Gaya hedonisme merupakan suatu gaya hidup yang sangat popular dikalangan remaja
saat ini, dimana gaya hedonisme sendiri bisa menjadi suatu daya pikat untuk remaja lainnya yang
nantinya menyebabkan fenomena – fenomena baru akibat dari adanya faham gaya hedonisme.
Dengan seperti itu remaja saat ini lebih memilih hidup yang mewah, segala sesuatunya cepat,
dan serba berkecukupan tanpa harus bekerja keras (Riadhah & Rachmatan, 2016). Salah satu faktor
yang mengakibatkan remaja mempunyai gaya hidup yang hedonis, yaitu mempunyai sifat selalu
ingin mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara apapun untuk mendapatkan sesuatu yang
nantinya berpengaruh pada gaya hidup remaja yang konsumtif tinggi yang nantinya bisa
merugikan remaja tersebut atau bisa merugikan individu lainnya.
Perilaku konsumtif
Perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan menggunakan sebuah produk yang belum
tuntas pemakaiannya, yang dimana belum habisnya suatu produk yang digunakan oleh satu
individu telah menggunakan satu produk yang sama dari merek yang berbeda yang bisa disebut
membeli suatu produk karena hanya adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli produk
karena banyak orang yang memakai produk tersebut ( Sumartono, 2002 ). Perilaku atau sifat
konsumtif biasanya ada pada diri remaja saat ini, karena pesatnya teknologi dan pengaruh
lingkungan menjadi faktor utama remeja saat ini mempunyai perilaku konsumtif.
Dengan pengaruh lingkungan dan teknologi remaja saat ini sangat mudah untuk melihat
sesuatu dan tertari akan hal tersebut, dimana saat ini aplikasi – aplikasi yang ada di samartphone
yakni pasar online dan media sosial bisa menyebabkan remaja saat ini menjadi sangat konsumtif.
Dengan cara melihat saja saat ini remaja bisa memiliki apa yang mereka suka dan lihat tanpa
melihat ekonomi yang dia miliki. Remaja saat ini juga sering sekali melihat barang yang mereka
sukai tapi manfaat yang mereka dapatkan hanya sedikit bahkan tidak ada manfaat atau
keguanaan yang baik untuk dirinya. Untuk itu gaya hedinisme sendiri bisa mempengaruhi
perilaku atau sikap konsumtif suatu individu terutama mahasiswa.

Gaya Hedonisme mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa


Hasil kuisioner yang disebarkan dalam bentuk google form, dengan jumlah responden 22
orang, dan jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak lima pertanyaan yang berkaitan dengan
penelitian yaitu gaya hedonis. Responden rata – rata berumur 17 – 19 tahun berjenis kelamin laki
– lai dan perempuan yang sedang berkuliah. Berdasarkan dari hasil data dilihat bahwa pada
umur tersebut sangat tepat untuk dijadikan responden, dimana pada masa tersebut responden
selalu ingin mendapatkan apa yang diinginkan tanpa melihat manfaat kedepannya bagi diri
mereka sendiri.

Berkaitan dengan pengalaman responden , sebanyak 63,6% responden termasuk individu


yang selalu ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan 36,4% responden tidak termasuk
individu yang selalu ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. Berdasarkan tanggapan yang
diberikan oleh responden, mereka cenderung memiliki sifat selalu ingin mendapatkan apa yang
mereka inginkan.
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan hedonisme, dimana 68,2% responden kadang –
kandang merasa cukup dan bisa mengatur uang saku yang diberikan orang tua, 22,7% responden
bisa mengatur dan merasa cukup atas uang saku yang diberikan orang tua, dan 9,1% responden
tidak bisa merasa cukup dan tidak bisa mengatur atas uang saku yang diberikan oleh orang tua.
Berdasarkan tanggapan responden, rata – rata ada kalanya para responden bisa mengatur dan
merasa cukup dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua, dan ada kalanya responden tidak
bisa mengatur dan merasa cukup dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua.

Hasil dari pertanyaan mengenai seberapa sering para responden pergi untuk jalan – jalan
dan berbelanja, menunjukan bahwa 90,5% para responden 1-3 kali dalam satu minggu pergi
berbelanja dan jalan – jalan, 4,75% responden 3-5 kali dalam satu minggu pergi berbelanja dan
jalan – jalan, dan 4,7% responden lebih dari 5 kali dalam satu minggu pergi berbelanja dan jalan
– jalan. Hal ini disebabkan adanya kemajuan teknologi yang dimana para responden tidak usah
pergi keluar rumah untuk berbelanja. Adanya beragam aplikasi pasar online merupakan suatu
sebab para responden menjawab 1-3 kali dalam seminggu pergi berbelanja.
Pertanyaan selanjutnya yang berkenaan dengan selalu mengikuti sesuatu yang sedang
trend agar tidak dianggap ketinggalan zaman. 63,6% responden tidak selalu mengikuti sesuatu
yang sedang trend agar tidak dianggap ketinggalan zaman, 36,4% responden selalu mengikuti
sesuatu yang sedang trend agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Hal ini bisa terjadi karena
adanya rasa selektif dalam memilih sesuatu dan trend yang ada dan belum tentu sesuai dengan
apa yang diinginkan para responden.

Responden 68,2% menjawab bahwa mereka tidak langsung tertarik membeli produk baru
yang diiklankan dimedia sosial walaupun tidak terlalu penting, dan 31,8% responden menjawab
bahwa mereka langsung tertarik membeli produk baru yang diiklankan dimedia sosial walaupun
tidak terlalu penting. Responden yang menjawab bahwa mereka tidak langsung tertarik membeli
produk baru yang diiklankan dimedia sosial walaupun tidak terlalu penting, karena mereka
beranggapan bahwa ketika membeli produk tersebut mereka akan mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit, merasa harus membeli setiap barang yang terbaru dan responden tertarik responden
harus membelinya, dan produk yang yang dibeli hanya sekedar menyukainya saja dan dari
produk tersebut hanya sedikit bahkan tidak ada manfaatnya.
PENUTUP
Simpulan
Perkembangan dewasa ini yang memudahkan segala bentuk budaya untuk masuk
kedalam masyarakat Indonesia. Maka tak ayal membentuk sebuah gaya hidup yang selalu ingin
mengikuti apa yang menjadi trend atau sesuatu yang baru dan adanya perilaku dalam memenuhi
keinginan yang sebetulnya tidak dilihat dari kemanfaatannya tetapi hanya sekedar ingin
mengikuti saja atau disebut juga perilaku konsumtif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden selalu ingin mendapatkan apa diinginkan, tetapi bukan berarti suka mengikuti gaya
yang sedang trend. Dimana dalam artian hal tersebut responden memiliki gaya hidup yang harus
mereka penuhi. Kemudian ketika adanya suatu trend yang terjadi dan adanya suat produk baru
yang diiklakan, responden mengaku tidak mengikuti hal tersebut. Dalam kegiatan berbelanja dan
bermain dalam satu minggu juga, responden masih dalam batas yang wajar dan tidak terkesan
berlebihan. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana responden daam mengatur pengeluarannya
yang mengaku kadang-kadang bisa mengatur dan merasa cukup, dan kadang-kadang juga tidak.
Namun berkaitan dengan pola perilaku konsumtif dalam memenuhi gaya tersebut responden
dikatakan masih tergolong rendah.

Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan bagi kalangan mahasiswa ataupun seluruh
kalangan yaitu: 1). Memfilter dan selektif terhadap suatu budaya atau kebiasaan yang masuk dari
luar, 2). Tidak semena-mena dalam memenuhi keinginan diri sendiri yang tidak terlalu penting,
3). Untuk lebih bisa mengatur pengeluaran dan juga diusahakan menyisihkan uang untuk
menabung.

DAFTAR PUSTAKA
GEM, C. 1993. Kamus Saku Biologi. Jakarta: PT. Erlangga
Muis, M., Taibe, P., & Adi, A. (2019). Hubungan Harga Diri dengan Gaya Hidup Hedonis pada
Mahasiswa Tidore di kota Makassar. JURNAL PSIKOLOGI SKIsO (Sosial Klinis
Industri Organisasi), 1(1), 1-9.
Nurhaini, D. (2018). Pengaruh konsep diri dan kontrol diri dengan perilaku konsumtif terhadap
gadget. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(1). 92-100.

Pulungan, D. R., & Febriaty, H. (2018). Pengaruh gaya hidup dan literasi keuangan terhadap
perilaku konsumtif mahasiswa. Jurnal Riset Sains Manajemen, 2(3), 103-110.
https://doi.org/10.5281/zenodo.1410873
Riadhah, C. A., & Rachmatan, R. (2016). Perbedaan Konsumsi Hedonis pada Mahasiswa Universitas Syiah
Kuala Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Asal Fakultas. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2), 179–
190. https://doi.org/10.15575/psy.v3i2.1109
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam iklan. Bandung: Alfabeta.
Santrock, J.W. (2012). Life span development edisi ke-13. Jakarta: Erlangga.
Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan dari perilaku individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha material tetapi sebenarnya tidak berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional (Nurhaini, 2018).

Anda mungkin juga menyukai