Abstract. The purpose of this research is to find out what factors can affect work-life balance. The research
method in this study was a literature review with the type of literature review used, namely a simple narrative
review or a simple literature review. The researcher collected several sources of previous research discussing
themes related to the factors that influence work-life balance from three journal databases namely Google Scholar,
Taylor and Francis Online, and Garda Digital Referrals (Garuda). Literature search by applying inclusion and
exclusion criteria, researchers got 10 journals to review. The results of the review of the 10 journals are grouped
into three factors that influence work-life balance, namely individual factors, organizational factors, and life
factors. The level of work-life balance of workers can affect worker outcomes and organizational outcomes (Sirgy
& Lee, 2017). The results of this study are expected to provide an overview to companies, leaders, and employees
regarding the factors that affect work-life balance, so that efforts can be made to improve it.
Keyword: work-life balance, worker, factor
Abstrak. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi
work-life balance. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah telaah literatur dengan jenis telaah literatur yang
digunakan yaitu simple narrative review atau telaah literatur sederhana . Peneliti mengumpulkan beberapa sumber
penelitian terdahulu yang membahas tema terkait faktor-faktor yang mempengaruhi work-life balance dari tiga
database jurnal yaitu google scholar, taylor and francis online, dan garda rujukan digital (Garuda). Pencarian
literatur dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi, peneliti mendapatkan 10 buah jurnal untuk ditelaah.
Hasil dari telaah 10 jurnal tersebut dikelompokkan menjadi tiga faktor yang mempengaruhi work-life balance
yaitu faktor Individual, faktor organisasi, dan faktor kehidupan. Tingkat work-life balance para pekerja dapat
mempengaruhi outcomes pekerja dan outcomes organisasi (Sirgy & Lee, 2017). Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran pada perusahaan, pimpinan, dan para pekerja terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi work-life balance, sehingga dapat dilakukan upaya untuk meningkatkannya.
Kata Kunci: work-life balance, pekerja, faktor
¹Korespondensi: Oktufiani Dwi Wulansari. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Jl.
Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60118. Email:
1532100027@untag-sby.ac.id
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
Work-life balance adalah persepsi yang didominasi oleh generasi Z dan milenial.
dimiliki individu tentang keseimbangan Tercatat hasil Sensus Penduduk pada tahun
antara pekerjaan mereka dan kegiatan non- 2020 proporsi penduduk generasi Z dan
kerja (Kalliath & Brough, 2008). Work-life milenial masing-masing mencapai 27,94%
balance merupakan kemampuan individu dan 25,87%, di mana persentase tersebut
untuk mengatur stabilitas antara pekerjaan menunjukkan bahwa kedua generasi adalah
dan kehidupan pribadi agar tetap dinamis generasi terbanyak di bandingkan dengan
dan kompetitif di tempat kerja sambil kalangan generasi yang lainnya.
mempertahankan kehidupan rumah yang
ceria dan sehat dengan kemudahan yang Besarnya persentase pekerja dari dua
diperlukan, terlepas dari stres kerja serta generasi tersebut tentunya memberikan
tindakan tanpa akhir yang membutuhkan dampak yang signifikan dalam dunia kerja
waktu dan pertimbangan (Kundnani & di masa mendatang. Namun hasil survei
Mehta, 2014). Work-life balance dapat yang dilansir dari BBC (dalam Lavenia,
diartikan bahwa pekerja harus memberikan 2022) menunjukkan hasil yang kurang baik,
waktu dan perhatian yang sama atau di mana para pekerja dari kedua generasi
seimbang terhadap peran mereka pada tersebut memiliki kecenderungan lebih
kedua bidang tersebut dan membuat cepat mengalami burnout dibandikan
komitmen yang sama pula, dengan dengan genersi sebelum mereka. Pada
demikian pekerjaan dan kehidupan dapat survei yang dilakukan pada tahun 2021 di
seimbang (Köse, et al., 2021). situs pekerjaan menunjukkan bahwa
pekerja yang berasal dari generasi Z dan
Work-life balance menjadi salah satu faktor generasi milenial mengalami tingkat
yang mempengaruhi tingkat burnout. kelelahan tertinggi dengan persentase
Dalam penelitian yang dilakukan oleh sebesar 58% dan 59%. Pada survei yang
Junaidin, Ikhram, dan Hardiyono (2019) dilakukan di tahun 2022 menunjukkan hasil
menunjukkan hasil bahwa semakun tinggi bahwa pekerja dari generasi Z di Amerikan
work-life balance pekerja maka akan Serikat merasa lebih lelah dibandingkan
semakin rendah tingkat burnout. Survei dengan kelompok usia yang lainnya
yang dilakukan oleh Deloitte berjudul “The (Rosalin, 2022).
Deloitte Global 2022 Gen Z and Millennial
Survey” menunjukkan pandangan- Burnout menjadi suatu hal yang perlu
pandangan dari generasi Z dan milenial diperhatikan, hal ini dikarenakan tingkat
terkait dunia kerja. Survei tersebut burnout yang dialami oleh pekerja dapat
menunjukkan di mana sebesar 32% mempengaruhi kinerja dan berdampak pada
(generasi Z) dan 39% (generasi milenial) hasil kualitas kerja (Apriana, Edris, &
menjadikan work-life balance sebagai hal Sutono, 2021). Hasil kinerja yang buruk
utama yang dapat membuat mereka betah tentunya akan berdampak juga pada
bekerja di tempat kerjanya, pada urutan perusahaan atau organisasi. Kinerja
kedua adalah adanya kesempatan untuk pegawai memberikan pengaruh sangat
belajar kemudian yang ketiga adalah gaji besar terhadap perkembangan suatu
yang tinggi (Angelia, 2022). Hasil tersebut organisai.
menunjukkan bahwa work-life balance Work-life balance dapat menjadi
merupakan hal penting yang akan menjadi keseimbangan yang positif maupun negatif.
pertimbangan bagi generasi milenial dan Keseimbangan positif menunjukkan tingkat
generasi Z untuk tetap betah di kepentingan, relevansi, dan waktu yang
perusahaannya. sama tinggi; sedangkan keseimbangan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik negatif menunjukkan tingkat kepentingan,
(dalam Angelia, 2022) menunjukkan relevansi, dan waktu yang sama rendah
penduduk usia kerja di Indonesia turut (Köse, et al., 2021). Setiap individu
16 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
memiliki pandangan yang berbeda tentang dengan pencapaian tujuan dalam kehidupan
work-life balance, sehingga work-life kerja, namun juga dapat melalui efek
balance sangat bervariasi tergantung pada limpahan positif pada aspek kehidupan
setiap individu itu sendiri. Dengan penting yang lain. Menurut Poelmans et al.
demikian keseimbangan yang dirasakan (dalam Sirgy & Lee, 2017) mengemukakan
setiap pekerja bersifat subjektif. bahwa pekerja yang memiliki keterlibatan
Keseimbangan yang dirasakan oleh satu yang tinggi dalam kehidupan kerja dan
pekerja bisa jadi dianggap sebagai nonkerja dapat mencapai work-life balance
ketidakseimbangan oleh pekerja yang ketika a) pengaruh positif dari satu domain
lainnya. Bagi pekerja yang merasa kehidupan di transfer ke domain kehidupan
kehidupan keluarga merupakan hal yang yang lainnya; b) keterampilan dan
penting, adanya tuntutan yang berasal dari pengalaman individu dalam satu domain
kehidupan kerja yang intens dapat kehidupan dapat meningkatkan kinerja
menimbulkan ketegangan peran di mana peran dalam domain kehidupan yang
hal tersebut bertentangan dengan lainnya; c) dua atau lebih domain
persepsinya tentang work-life balance. kehidupan terintegrasi untuk dapat
Sedangkan bagi pekerja yang merasa memudahkan transfer pengalaman dan
bahwa kehidupan kerja lebih penting dan pengaruh yang positif. Dengan demikian
memberikan lebih sedikit waktu untuk berarti, tingkat work-life balance yang
keluarga tidak serta merta dapat diartikan tinggi membutuhkan keterlibatan peran
bahwa individu tersebut mengalami terkait pekerjaan pada tingkat yang tinggi,
ketidakseimbangan. Dapat dikatakan di mana dapat menghasilkan banyak
bahwa pekerja tersebut membangun pengaruh positif melalui keberhasilan
keseimbangan dengan berpusat pada mentransfer keterampilan, nilai, hak
kehidupan pekerjaan serta tidak melihat istimewa, status, dan pengaruh positif dari
situasi yang terjadi atas keinginannya peran terkait pekerjaan ke peran lain dalam
sendiri sebagai bentuk ketidakseimbangan domain kehidupan non-kerja. Tingginya
(Erben dan Ötken, dalam Köse, et al., keterlibatan dalam kehidupan kerja dapat
2021). memberikan kontribusi pada hasil pribadi
yang positif dengan dihasilkan dari
Menurut Sirgy dan Lee (2017), work-life pengayaan peran dilihat dari sejauh mana
balance melibatkan interaksi yang terjadi partisipasi dalam satu domain kehidupan
tidak hanya pada tingkat keterlibatan peran dapat meningkatkan kinerja dan kualitas
yang tinggi dalam domain pekerjaan dan hidup dalam domain kehidupan yang
non-pekerjaan, tetapi juga termasuk lainnya, misalnya tentang kepuasan hidup
minimalnya konflik antara peran terkait (Frone dalam Sirgy & Lee, 2017). (2)
pekerjaan dan peran sosial lainnya dalam Minimalnya Konflik antara Peran Sosial
kehidupan non-pekerjaan. (1) Keterlibatan dalam Kehidupan Kerja dan Nonkerja.
Peran dalam Kehidupan Kerja dan Non- Aspek kedua dalam work-life balance
kerja. Aspek pertama dalam work-life adalah minimalnya konflik antara peran
balance adalah tingkat keterlibatan yang sosial dalam domain kehidupan kerja
tinggi dalam peran terkait pekerjaan. maupun non-kerja. Penelitian yang
Tingginya tingkat keterlibatan pekerja dilakukan oleh Greenhaus dan Beutell
dalam kehidupan kerja cenderung (1985) beranggapan bahwa work-life
menunjukkan adanya pengaruh yang positif balance dapat tercapai ketika hanya ada
dengan asumsi bahwa individu merasa sedikit atau bahkan tidak ada konflik peran,
tujuan terkait pekerjaan merupakan hal dan hal tersebut sejalan dengan anggapan
yang penting dan ia berhasil mencapai Rau dan Hyland (2002). Konflik peran
tujuan tersebut (Sirgy & Lee, 2017). Work- adalah sejauh mana tanggung jawab peran
life balance tidak hanya dapat ditingkatkan individu dalam satu domain kehidupan dan
domain kehidupan yang lain menunjukkan menggunakan analisis faktor untuk melihat
ketidaksesuaian (Greenhaus & Beutell, perbandingan antara faktor-faktor work-life
1985). Dengan demikian, kinerja peran balance pada mahasiswa yang bekerja
yang lainnya akan menjadi lebih sulit ketika dengan mahasiswa yang tidak bekerja.
ada tuntutan dari satu peran tertentu Yunita (2018) melakukan penelitian terkait
(Netemeyre, Boles, & McMurrian, 1996). faktor work-life balance namun lebih
Pekerja cenderung mengalami konflik berfokus pada faktor situasional pekerjaan
peran antara domain pekerjaan dengan dengan menggunakan metode kuantitatif.
domain keluarga, hal tersebut dikarenakan Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
ketidaksesuaian tuntutan peran dalam Aprilinda, Susyana, Fauziah, Anisa dan
kehidupan kerja dengan tuntutan peran Buana (2020) dengan menggunakan
dalam kehidupan keluarga (Sirgy & Lee, metode literature review terkait work-life
2017). Pekerja termotivasi untuk mencari balance di pendidikan tinggi. Dari
sumber daya guna memenuhi permintaan penelitian terdahulu yang dilakukan di
dari berbagai peran yang mereka jalani, hal Indonesia, peneliti belum menemukan
tersebut membuat keseimbangan penelitian yang menggunakan metode
kehidupan kerja menjadi berkurang karena literature review untuk mengkaji terkait
adanya konflik kerja. Konflik peran akan faktor-faktor yang mempengaruhi work-life
muncul ketika sumber daya terancam di balance. Hal tersebut membuat peneliti
mana untuk dapat memenuhi permintaan tertarik untuk mengkaji tentang faktor-
dari satu peran maka harus mengorbankan faktor work-life balance dengan
peran yang lainnya. Namun ketika sumber menggunakan metode literature review.
daya yang diperoleh dari satu domain dapat
digunakan untuk memfasilitasi kinerja Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
peran di domain yang lain, maka hal ini mengetahui faktor-faktor apa saja yang
akan dapat meningkatkan work-life balance dapat mempengaruhi work-life balance.
(Sirgy & Lee, 2017). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran pada perusahaan,
Paparan di atas menunjukkan cukup banyak pimpinan, dan para pekerja terkait faktor-
area yang dapat dipengaruhi oleh tingkat faktor yang mempengaruhi work-life
work-life balance para pekerja, di mana balance, sehingga dapat dilakukan upaya
area-area tersebut akan sangat berpengaruh untuk meningkatkannya.
pada pertumbuhan organisasi maupun para
pekerjanya. Dengan mengamati fenomena METODE
burnout yang terjadi pada generasi Z dan Pencarian Literatur. Proses pencarian
milenial, di mana dunia kerja pada era literatur dilakukan selama kurang lebih dua
sekarang turut didominasi oleh kedua bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober
generasi tersebut, maka perlu adanya kajian hingga November 2022. Dalam pencarian
mendalam terkait faktor-faktor yang dapat literatur dan proses seleksi literatur
mempengaruhi work-life balance. dilakukan sediri oleh peneliti. Pertama,
Penelitian terkait faktor-faktor yang peneliti melakukan pencarian literatur pada
mempengaruhi work-life balance di tiga database jurnal yaitu Google Scholar,
Indonesia sebelumnya pernah dilakukan Taylor and Francis Online, dan Garda
oleh Pratiwi dan Silvianita (2020) pada Rujukan Digital (Garuda). Keyword yang
pegawai PT. Industri Telekomunikasi digunakan dalam proses pencarian literatur
Indonesia (PERSERO) Bandung. adalah work-life balance, factor work-life
Penelitian tersebut menggunakan metode balance, dan keseimbangan kehidupan
kuantitatif dengan analisis deskriptif dan kerja. Kedua, peneliti melakukan
analisis faktor. Sebelumnya Firmansyah peninjauan terhadap daftar literatur yang
(2016) juga melakukan penelitian dengan ditemukan. Peneliti melakukan skrining
18 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
terhadap judul dan abstrak untuk yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mengetahui kesesuaian tujuan penelitian mempengaruhi work-life balance. Literatur
dengan literatur yang telah diperoleh. yang tidak membahas topik tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi work-life
Kriteria Pemilihan Literatur. Peneliti balance tidak digunakan dalam penelitian
menentukan kriteria inklusi dan eksklusi ini.
untuk membatasi pencarian, hal ini
dilakukan agar lebih memudahkan peneliti Proses Sintesis. Dari 10 literatur yang telah
untuk menemukan literatur yang ditentukan untuk ditelaah, peneliti
diinginkan. Kriteria inklusi dan eksklusi mengumpulkan tiga informasi dari setiap
yang ditetapkan oleh peneliti adalah (1) literatur yaitu metode penelitian yang
Literatur yang digunakan dalam penelitian digunakan, kriteria subjek penelitian, dan
ini menggunakan Bahasa Inggris dan hasil penelitian terkait faktor-faktor yang
Bahasa Indonesia. Literatur yang tidak mempengaruhi work-life balance. Peneliti
menggunakan kedua bahasa tersebut tidak menggunakan metode narrative synthesis
digunakan dalam penelitian ini. (2) Jangka untuk membuat kesimpulan, dengan
waktu publikasi adalah 10 tahun yaitu dari mengelompokkan hasil dari penelitian yang
tahun 2012 hingga tahun 2022. Literatur dipaparkan dalam 10 literatur yang
yang dipublikasi sebelum tahun 2012 tidak ditelaah.
digunakan dalam penelitian ini. (3)
Literatur yang digunakan merupakan HASIL DAN DISKUSI
artikel ilmiah dan tersedia dalam bentuk Peneliti menentukan sepuluh literatur yang
full-text. Artikel yang bukan merupakan akan ditelaah dalam penelitian ini. Gambar
artikel ilmiah tidak digunakan dalam 1 di bawah ini menunjukkan proses seleksi
penelitian ini. (4) Metode penelitian yang literatur yang telah dilakukan.
digunakan dalam literatur dapat berupa
metode penelitian kualitatif maupun
kuantitatif. (5) Literatur membahas topik
20 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
Tabel 2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Work-Life Balance
Metode
Sumber Literatur Kriteria Subjek Faktor-Faktor
Penelitian
Kualitatif
Wanita karir
dengan
sudah
pendekatan
menikah
studi kasus
berusia 36
instrumen
Mayangsari & tahun dan
tunggal. 1. Karakteristik kepribadian
Amalia (2018) dua orang
Teknik
significant
pengumpulan
other yaitu
data dengan
suami dan
wawancara
rekan kerja
dan observasi
1.393
Physicians Kuantitatif
dan Advance deskriptif
1. Beban kerja
Thimmapuram, Practice dengan
2. Alur kerja
dkk. (2019) Clinicians. teknik
3. Penjadwalan
Usia 20 pengumpulan
tahun sampai data survei
71+ tahun
1. Role overload
Tamunomiebi & Karyawan di Literature 2. Jam kerja
Oyibo (2020) Nigeria review 3. Budaya organisasi
4. Kepemimpinan.
157
karyawan
administrasi Kuantitatif
di dengan 1. Stres kerja
Yang & Islam
Bangladesh, teknik 2. Kebijakan organisasi
(2020)
dengan jenis pengumpulan terkait keluarga
kelamin laki- data survei
laki dan
perempuan.
Negara
anggota
Organization
Comparative 1. Jam kerja
Iacovoiu (2020) of Economic
Analysis 2. Fleksibilitas jadwal
Co-
operation
and
Development
(OECD)
1. Faktor spesifik kerja :
jadwal kerja, sistem
penghargaan, dukungan
sosial, fasilitas dari
organisasi, kebijakan dan
Karyawan
Veluthan & cuti
wanita Literature
Valarmathi 2. Faktor spesifik
industri IT di review
(2020) kehidupan : tanggung
India
jawab rumah tangga,
bantuan dukungan dari
keluarga, pengasuhan
anak, dukungan orangtua
dan pasangan.
Wanita
berusia 52
tahun Kualitatif
1. Waktu
bekerja dengan
2. Ekonomi & keluarga
sebagai teknik
Putri (2021) 3. Loyalitas
buruh tani. pengambilan
4. Sikap
Berstatus data
5. Gaji
sebagai wawancara
orang tua
tunggal.
Kuantitatif
200 orang
explanatoris
tenaga medis
kausalitas
Suwito, rumah sakit 1. Faktor individu
dengan
Pamungkas & yang telah 2. Stres kerja
teknik
Indrawati (2022) bekerja 3. Konflik kerja
pengumpulan
minimal
data yaitu
enam bulan.
survei
Kuantitatif
deskriptif
dan
korelasional,
dengan
Moghaddam, 508 perawat
teknik 1. Emotional intellegence
dkk. (2022) rumah sakit
pengumpulan
data studi
pustaka dan
lapangan;
survei.
1. Faktor tekanan kerja :
Kuantitatif
beban kerja, konflik
dengan
Aisha & Ruslan peran, struktur dan iklim
80 perawat teknik
(2022) organisasi, serta
pengumpulan
hubungan interpersonal
data survei
di lingkungan kerja.
22 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
Yang dan Islam (2020) dalam penelitiannya Berdasarkan hasil paparan dari 10 literatur
memaparkan dua faktor yang dapat tersebut peneliti mendapatkan 23 faktor
mempengaruhi work-life balance para yang dapat mempengaruhi tingkat work-life
pekrja. Dua faktor yang dijelaskan yaitu balance yaitu karakteristik kepribadian,
stres tekanan kerja dan kebijakan organisasi faktor individu yaitu sikap individu terkait
terkait keluarga. Dalam penelitian tersebut persepsinya tentang work-life balance,
dijelaskan bahwa work-life balance emotional intellegence, beban kerja, alur
khususnya pada pekerja yang telah kerja, fleksibilitas penjadwalan, role
menikah dapat ditingkatkan dengan overload, jam kerja, struktur dan budaya
meninjau dan merumuskan kebijakan organisasi, kepemimpinan, stres kerja,
organisasi atau pemerintah yang kebijakan organisasi, sistem penghargaan,
mendukung kehidupan keluarga. Pada hubungan interpersonal dan dukungan
penelitian yang dilakukan oleh Iacovoiu sosial di lingkungan kerja, fasilitas yang
(2020) menjelaskan bahwa jam kerja dan diberikan, loyalitas, gaji, konflik kerja,
fleksibilitas jadwal mempengaruhi work- tanggungjawab rumah tangga, pengasuhan
life balance pada pekerja. Jam kerja yang anak, bantuan dukungan dari keluarga,
memungkinkan pekerja untuk lembur dukungan orangtua dan pasangan, serta
mempengaruhi work-life balance secara kondisi ekonomi. Peneliti
negatif. Kebijakan terkait fleksibilitas mengelompokkan menjadi tiga area, yaitu
jadwal kerja memungkinkan pekerja untuk faktor yang berasal dari individu itu sendiri,
menyeimbangkan waktu kerja dan waktu faktor yang berasal dari organisasi, dan
bersama keluarga. faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor
yang berasal dari individu merupakan
Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari faktor yang berkaitan dengan kondisi dan
dan Amalia (2018) menunjukkan bahwa perspektif individu itu sendiri. Faktor yang
karakteristik kepribadian dapat menjadi berasal dari organisasi merupakan faktor
faktor yang mempengaruhi work-life yang berkaitan dengan kondisi yang ada
balance. Karakteristik kepribadian yang pada organisasi tersebut serta respon
dimaksud seperti sikap profesionalisme, individu terhadapnya. Sedangkan faktor
tanggung jawab, dan perubahan suasana yang berasal dari lingkungan merupakan
hati. Penelitian tersebut juga menjelaskan faktor yang berkaitan dengan kondisi
bahwa karakteristik pekerja terkait keluarga kehudupan diluar organisasi individu.
contohnya perhatian terhadap keluarga Faktor yang berasal dari individu meliputi
khususnya pada anak, di mana kedekatan karakteristik kepribadian, sikap, faktor
yang dimunculkan hanya bersifat fisik tidak individu dan emotional intellegence. Faktor
secara emosional. Pada penelitian yang yang berasal dari organisasi meliputi beban
dilakukan Aisha dan Ruslan (2022) kerja, alur kerja, fleksibilitas penjadwalan,
menunjukkan adanya faktor tekanan kerja role overload, jam kerja, struktur dan
yang mempengaruhi work-life balance. budaya organisasi, kepemimpinan, stres
Terdapat empat faktor tekanan kerja yang kerja, kebijakan organisasi, sistem
memiliki hubungan yang signifikan yaitu penghargaan, hubungan interpersonal dan
beban kerja, konflik peran, struktur dan dukungan sosial di lingkungan kerja,
iklim organisasi, serta hubungan fasilitas yang diberikan, loyalitas, gaji, dan
interpersonal di lingkungan kerja. Dari konflik kerja. Faktor yang berasal dari
keempat faktor tersebut, hubungan lingkungan meliputi tanggung jawab rumah
interpersonal pekerja di tempat kerjanya tangga, pengasuhan anak, bantuan
merupakan faktor yang memberikan dukungan dari keluarga, dukungan
sumbangan tertinggi terhadap tekanan orangtua dan pasangan, serta kondisi
kerja. ekonomi. Pengelompokan faktor dapat
dilihat pada Gambar 2.
24 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
26 Wulansari (2023)
Psychopreneur Journal, 2023, 7(1): 15-28
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan education: literature review and
acuan bagi organisasi maupun para pekerja future agenda. Solid State
untuk meningkatkan work-life balance. Technology, 63(3), 4641-4657.
Keterbatasan penelitian ini adalah belum
mengungkapkan faktor-faktor lain yang Firmansyah, Y. (2016). Komperatif faktor
berkaitan dengan data demografis yang work life balance (studi pada
dapat mempengaruhi work-life balance mahasiswa bekerja dan tidak
pekerja dan hasil penelitian ini tidak bekerja di kota Bandung). Jurnal
mempertimbangkan subjek yang diteliti Manajemen dan Bisnis, 13(2), 99-
dalam 10 literatur yang ditelaah. 117.
Keterbatasan tersebut dapat menjadi bahan Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985).
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Sources of conflict between work
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu and family roles. Academy of
mengungkapkan faktor-faktor demografis Management Review, 10, 76-88.
dan dapat menelaah perbedaan gender
terkait faktor-faktor work-life balance. Iacovoiu, V. B. (2020). Work-life balance
Peneliti berasumsi terdapat perbedaan yang between theory and practice. A
signifikan terkait faktor-faktor tersebut comparative analysis. Economic
khususnya di Indonesia yang dipengaruhi Insights – Trends and Challenges ,
oleh adanya budaya patriarki. 57-67.
Junaidin, Ikhram, A. A., & Hardiyono.
REFERENSI (2019). Pengaruh work life balance
terhadap burnout dan kepuasan
Aisha, N. F., & Ruslan, R. (2020). Faktor - kerja karyawan (Studi kasus pada
faktor tekanan kerja yang perusahaan listrik negara (PLN)
mempengaruhi keseimbangan area Makassar Selatan).
kehidupan kerja dalam kalangan Management Development and
jururawat. Research in Applied Research Journal, 1(2), 27-
Management of Technology and 34.
Business, 1(1), 381-390.
Kalliath, T., & Brough, P. (2008).
Angelia, D. (2022, Juli 29). Work Life Achieving work-life balance.
Balance atau Gaji Tinggi, Mana Journal of Management &
yang Lebih Penting?. Organization, 14(3), 224–226.
https://goodstats.id/article/work-
life-balance-atau-gaji-tinggi-mana- Köse, S., Baykal, B., Köse, S., Çuhadar, S.
yang-lebih-penting-OoDKa G., Turgay, F., & Bayat, I. K.
(2021). Role of personality traits in
Apriana, I. W., Edris, M., & Sutono. work-life balance and life
(2021). Pengaruh beban kerja dan satisfaction. Eurasia Business and
burnout terhadap kinerja pegawai Economics Society Conference (pp.
dengan kepuasan kerja sebagai 279-295). Switzerland: Springer.
variabel intervening (studi kasus
pada pegawai dinas pemberdayan Kundnani, N., & Mehta, P. (2014). Role of
masyarakat dan desa kabupaten personality traits in balancing work-
Rembang). Jurnal Studi life. International Journal of
Manajemen Bisnis, 1(1), 1-19. Management Research & Review,
4(7), 722–731.
Aprilinda, J., Susyana, F. I., Fauziah, A. N.,
Anisa, N. S., & Buana, D. M. A. Mayangsari, M. D., & Amalia, D. (2018).
(2020). Work-life balance in higher Keseimbangan kerja-kehidupan
pada wanita karir. Jurnal Ecopsy, Sirgy, M. J., & Lee, D.-J. (2017). Work-life
5(1), 53-50. balance: an integrative review.
Applied Research Quality Life,
Moghaddam, S. A., Tavakoli , A. M., 13(1), 229-254.
Salajegheh, S., Mehdizadeh, S., &
Shokoh, Z. (2022). Work-life Suwito, E. D., Pamungkas, R. A., &
balance in nurses working in Indrawati, R. (2022). Faktor yang
hospital: a model with the mempengaruhi work life balance
mediating role of emotional tenaga kesehatan di rumah sakit
intelligence. Social Determinants of pada masa pandemi covid-19.
Health, 8(1), 1-12. Jurnal Health Sains, 3(3), 378-393.
Netemeyre, R. G., Boles, J. S., & Tamunomiebi, M. D., & Oyibo , C. (2020).
McMurrian, R. (1996). Work-life balance and employee
Development and validation of performance: A literature review.
work-family conflict and family- european journal of business and
work conflict scales. Journal of Management Research, 5(2), 1-10.
Applied Psychology, 81, 400-410.
Thimmapuram, J. R., Grim, R., Bell, T.,
Poulose, S., & Sudarsan. (2014). Work-life Benenson, R., Lavallee, M., Modi,
balance: A conceptual review. M., . . . Salter, R. (2019). Factors
International Journal of Advance in influencing work–life balance in
Management and Economics, 3(2), physicians and advance practice
1-17. clinicians and the effect of
heartfulness meditation conference
Pratiwi, D. P., & Silvianita, A. (2020). on burnout. Global Advances in
Analisis faktor-faktor work-life Health and Medicine, 8, 1-8.
balance pada pegawai PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia Veluthan, R., & Valarmathi , A. (2020).
(PERSERO) Bandung. Jurnal Constituent factors and implications
Bisnis & Akuntansi, 10(2), 123-131. of work-life balance on female
employees: a study on the indian it
Putri, S. A. (2021). Faktor-faktor yang industry. International Journal of
mempengaruhi work-life balance Management and Humanities, 4(5),
pada wanita buruh tani. Jurnal 68-72.
Psikologi Malahayati, 3(1), 28-38.
Yang, Y., & Islam, D. M. (2020). Work-life
Rau, B. L., & Hyland, M. M. (2022). Role balance and organizational
conflict and flexible work commitment: a study of field level
arrangements: the effects on administration in bangladesh.
applicant attraction. Personnel International Journal of Public
Psychology, 55, 111-136. Administration, 1-11.
Rosalin, D. (2022, Juni 22). Alasan Yunita, P. I. (2018) Menciptakan
Mengapa Milenial dan Gen Z Lebih keseimbangan antara pekerjaan dan
Cepat 'Burnout' Saat Bekerja. kehidupan (work-life balance):
https://www.cxomedia.id/business- Apakah faktor situasional pekerjaan
and-career/20220622124307-61- berpengaruh?. Jurnal Ilmiah
175312/alasan-mengapa-milenial- Manajemen dan Bisnis, 3(2), 135-
dan-gen-z-lebih-cepat-burnout- 144.
saat-bekerja
28 Wulansari (2023)