Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP

PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Uray Neti, Maria Ulfah, Husni Syahrudin


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak
Emai: urayneti21@gmail.com

Abstract
The research were to determine the intensity of the emloyment of social media within
the students of the Economic Education Study Program of University Tanjungpura, the
consumptive behavior of the scholars of the Economic Education Study Program of the
University of Tanjungpura, and the influence of the intensity of the employment of
social media on the consumptive behavior of the scholars of the Economic Education
Study Program of the University of Tanjungpura. This study used a quantitative
approach to causativ forms. The population was students of standard Economic
Education Study Program A with a sample 65 students and uses a form. The results
showed: That the intensity social media use of Regular Economics science Education
Student A was categorised as high with a share of 65.2%. The level of consumptive
behavior of standard Economic science Education Student A was categorised as high
with a share of 69.60%. The coefficient of determination of 0.215 indicateed that the
intensity of the use of social media has an effect of 21.5% on student consumptive
behavior and the remaining 78.5% is influenced by other variables.

Keywords: Consumptive Behavior, Intensity of Use, Social Media

PENDAHULUAN penggunaan media serta isi media


Media sosial telah jadi bagian dari menciptakan efek terhadap individu”.
sesuatu perlengkapan komunikasi yang Bersumber pada Teori uses and effects,
“ditanamkan” di dalam smartphone, laptop, penggunaan media sosial bisa memberikan
serta Komputer. Dengan semakin cepat, luas efek terhadap individu yang pada riset ini
serta lebarnya sambungan internet, aplikasi ialah lebih ke perilaku konsumtif. Menurut
media sosial semakin mudah untuk di akses Lubis (1997) dalam Sumartono (2002: 117),
oleh konsumen. Menurut Nasrullah (2017: “Perilaku konsumtif merupakan suatu
11), “Media sosial adalah media pada internet perilaku yang tidak lagi didasarpada
yang membolehkan penggunanya untuk pertimbangan yang rasional, melainkan
berhubungan, bekerja sama, berbagi, sebab terdapatnya kemauan yang telah
berbicara dengan pengguna lain, serta menggapai taraf yang telah tidak rasional
membentuk jalinan sosial secara virtual lagi”. Seseorang yang berperilaku konsumtif
”.Kesempatan yang diberikan oleh media bila membeli benda ataupun jasa tidak
sosial membuat banyak industri, usaha kecil memikirkan kebutuhan melainkan hanya
menengah (UKM), serta pengusaha sekedar keinginan. Sebuah riset yang di
memanfaatkannya guna kepentingan lakukan oleh Wilcox dan Stephen (2013)
pemasaran. Berbagai perlengkapan dalam Amonrat Thoumrungroje (2017: 8)
kebutuhan bisa dengan mudah ditemukan di menemukan, “Harga diri seseorang akan
iklan-iklan yang ditawarkan di media sosial. tinggi disebabkan dari penggunaan jejaring
Menjamurnya iklan di media sosial sosial online misalnya Facebook yang
seolah melahirkan trend ataupun style hidup memungkinkan dapat menurunkan kontrol
baru yang berakibat pada perubahan perilaku. diri seseorang dan kemudian mengarah ke
Sejalan perihal tersebut menurut Teori uses perilaku implusif atau berlebihan dan
and effects oleh Sven Windahl (1979), memanjakan.
“Anggapan dasar teori ini ialah bagaimana

1
Sumartono (2002:119) merumuskan berbagai macam iklan yang dapat mendorong
indikator untuk mengukur perilaku konsumtif perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif yaitu
dan membaginya menjadi beberapa item, perilaku dalam membeli produk bukan
yaitu: (1) membeli produk karena iming- berdasarkan kebutuhan tetapi mengikuti
iming hadiah, (2) membeli produk karena keinginan hati.
kemasannya menarik, (3) membeli produk Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
demi menjaga penampilan diri dari gengsi, Reguler, dapat dikatakan sudah memiliki
(4) membeli produk atas pertimbangan harga pengetahuan yang baik karena sudah
(bukan atas dasar manfaat atau menempuh mata kuliah ekonomi mikro,
kegunaannya), (5) membeli produk hanya ekonomi makro dan manajemen keuangan
sekedar menjaga simbol status, (6) memakai namun dalam prakteknya mahasiswa masih
sebuah produk karena unsur konformitas belum dapat menerapkannya. Maka dari itu
terhadap model yang mengiklankan, (7) mahasiswa harus dapat berpikir secara
munculnya penilaian bahwa membeli produk rasional dalam berkonsumsi agar tidak
dengan harga mahal akan menimbulkan rasa menjadi mahasiswa yang konsumtif.
percaya diri yang tinggi, (8) mencoba lebih Berlandaskan pada uraian di atas, sangat
dari 2 produk sejenis (merek berbeda). perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh
Di dalam penelitian ini, penggunaan Intensitas Penggunaan Media Sosial terhadap
media dan penyebabnya memberikan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Prodi
pemahaman tentang hasil dari proses Pendidikan Ekonomi Universitas
komunikasi massa. Menurut teori Use and Tanjungpura”.
Effect, penyebab orang menggunakan media
adalah adanya kebutuhan. Karena di dalam METODE PENELITIAN
media banyak sekali informasi termasuk Metode penelitian yang digunakan
informasi tentang berbagai macam produk. dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Dengan kata lain, orang yang mempunyai kuantitatif bentuk korelasional yang
kebutuhan sesuatu produk, terdorong untuk digunakan untuk menggambarkan tingkat
menggunakan media sosial karena dapat hubungan atau “Pengaruh Intensitas
memperoleh berbagai informasi tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku
produk. Frekuensi, durasi, kemudahan akses Konsumtif Mahasiswa Prodi Pendidikan
internet menjadi faktor yang dapat Ekonomi Universitas Tanjungpura”
menyebabkan orang berperilaku konsumtif berdasakan data-data yang terkumpul di
karena tergiur informasi atau iklan di media lapangan.
sosial. Menurut Ardianto (2004: 125), Populasi dalam penelitian ini ialah
tingkatan penggunaan media bisa dilihat dari mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi
frekuensi serta durasi dari penggunaan Reguler Universitas Tanjungpura semester 2
media. Sejalan dengan hal tersebut menurut -8 yang berjumlah 183 orang. Sampel yang
Christiany dalam Hidayatun (2015: 36) diambil untuk penelitian ini berjumlah 65
durasi penggunaan media dapat dikatakan orang.
tinggi jika ≥ 3jam/hari dan frekuensi Teknik pengumpulan data yang
penggunaan media dapat dikatakan tinggi digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)
jika ≥ 4kali/hari. Maka berdasarkan hal teknik komunikasi tidak langsung, yaitu
tersebut tingkat penggunaan media sosial teknik pengumpulan data yang dilakukan
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas dengan cara menggunakan angket (google
Tanjungpura juga dilihat dari frekuensi dan form) yang langsung di tujukan kepada objek
durasi penggunaan. penelitian atau sumber data yaitu mahasiswa
Hasil penyebaran angket menjelaskan Pendidikan Ekonomi Universitas
bahwa penggunaan media sosial oleh Tanjungpura, (2) teknik studi documenter,
mahasiswa Pendidikan Ekonomi pada yaitu teknik pengumpulan data dilakukan
berbagai semester tergolong sangat tinggi dengan cara pencatatan hasil dokumen yang
dalam setiap harinya. Durasi tertinggi dalam berhubungan dengan masalah penelitian
penggunaan media sosial mencapai 13,28 mengenai intensitas penggunaan sosial media
jam dan frekuensi tertinggi dalam dan perilaku konsumtif mahasiswa
penggunaan mencapai 24,94 jam. Melalui Pendidikan Ekonomi Universitas
media sosial mahasiswa dapat melihat Tanjungpura.

2
Sebaliknya, apabila nilai alpha <0.60 maka
Uji Instrument Penelitian instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel”.
Hasil penelitan yang valid bila terdapat Setelah melakukan perhitungan hasil uji
kesamaan antara data yang terkumpul dengan coba, realibilitas dari 36 pernyataan di SPSS
data yang sebenarnya terjadi pada obyek yang terdiri dari variabel intensitas
yang diteliti. Uji validitas instrument penggunaan media sosial didapat nilai alfa
dilakukan kepada responden yang berbeda, sebesar 0,751 > 0,60 sehingga dapat
yaitu mahasiswa Pendidikan Ekonomi dikatakan realibel dan varibel perilaku
PPAPK. Pengujian validitas menggunakan konsumtif didapat nilai alfa sebesar 0,739 >
bantuan software SPSS versi 16, yang 0,60 sehingga dapat diakatakan realibel. Jadi,
diiterpesentasikan dengan menggunakan kesimpulan yang peneliti ambil bahwa 36
tabel r product moment pearson dengan taraf pernyataan yang valid tersebut adalah
signifikansi 5%. Instrument dinyatakan valid realibel.
apabila hasil perhitungan rhitung > rtabel Terdapat dua hipotesis yang akan diuji
pada taraf signifikansi 5% dan sebaliknya dalam penelitian ini yakni hipotesis nol dan
apabila rhitung < rtabel maka instrument hipotesis alternatif. Ho (Hipotesis Nol):
dinyatakan tidak valid dan tidak bisa “Tidak terdapat pengaruh antara intensitas
digunakan dalam penyebaran angket penggunaan media sosial terhadap perilaku
penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas konsumtif mahasiswa prodi Pendidikan
angket menggunakan program SPSS v16 dari Ekonomi Universitas Tanjungpura”. Ha
49 pernyataan yang diujicobakan terdapat 36 (Hipotesis Alternatif): “Terdapat pengaruh
pernyataan yang valid dan yang tidak valid antara intensitas penggunaan media sosial
berjumlah 13 pernyataan, hal tersebut terhadap perilaku konsumtif mahasiswa prodi
disebabkan bahwa pernyataan yang diberikan Pendidikan Ekonomi Universitas
kata-katanya membingungkan dan sulit untuk Tanjungpura”. Adapun langkah yang
dipahami oleh responden. Angket yang tidak dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut
valid sebanyak 13 pernyataan tidak dapat dilakukan dengan uji t untuk
digunakan untuk menjaring data. Sehingga, menghitung signifikansi hubungan antara
angket yang digunakan sebanyak 36. variabel X (bebas) dan variabel Y (terikat).
Selain melakukan uji validitas Pengujian hipotesis dengan uji t dalam
instrumen, penulis juga perlu melakukan uji penelitian ini dilakukan dengan bantuan
rebialitas instrumen. Apabila terdapat program SPSS versi 16.
kesamaan data dalam waktu yang berbeda
maka hasil penelitian dapat dikatakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
reliiabel. Pengujian reliabilitas instrument Hasil Penelitian
dapat dilakukan secara eksternal maupun Berdasarkan alat pengumpulan data
internal. Menurut Noor (2015: 165-166) yang digunakan oleh peneliti berupa angket,
menyatakan bahwa, “rumus yang digunakan maka selanjutnya peneliti akan menganalisis
untuk melakukan uji realibilitas instrumen angket yang sudah disebarkan kepada
dalam penelitian ini menggunakan rumus mahasiswa Pendidikan Ekonomi regular A
Alfa Cronbach dengan bantuan program dengan penjelasan sebagai berikut.
SPSS. Apabila nilai alpha >0.60 maka 1. Variabel X (Media Sosial)
instrumen tersebut dikatakan reliabel.
Tabel 1. Deskripsi Variabel Media Sosial
No Indikator Skor Ideal Jumlah Skor %
1 Durasi 1625 1043 64,18
2 Frekuensi 1625 1076 66,22
Jumlah 3.250 2.119 65,2

Untuk mengetahui perolehan skor dari tolak ukur menurut Riduwan (2010: 88),
setiap indikator intensitas penggunaan media sebagai berikut:
sosial pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi a. Durasi
Reguler A dapat dirincikan menggunakan Durasi penggunaan media sosial
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A

3
memperoleh jumlah skor 1043 yang didapat mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
dari jawaban angket yang diisi oleh Tanjungpura Pontianak memperoleh jumlah
responden dan skor ideal 1625 didapat dari skor 2.119 yang didapat dari penjumlahan
jumlah skor yang sesuai jawaban dari angket. jumlah skor durasi dan frekuensi dan skor
ideal 3.250 yang didapat dari penjumlahan
b. Frekuensi total skor ideal durasi dan frekuensi.
Frekuensi penggunaan media sosial Persentase intensitas penggunaan media
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A sosial sebesar 65,2 % dalam hal ini menurut
memperoleh jumlah skor 1076 yang didapat acuan persentase Riduwan tergolong dalam
dari jawaban angket yang diisi oleh kategori tinggi.
responden dan skor ideal 1625 didapat dari
jumlah skor yang sesuai jawaban dari angket. 2. Variabel Y (Perilaku Konsumtif)
Berdasarkan perhitungan seluruh indikator
intensitas penggunaan media sosial pada

Tabel 2. Deskripsi Variabel Y


Skor Jumlah %
No Indikator
Ideal Skor
1 Mencoba lebih dari dua produk sejenis 650 423 65,08
Membeli produk atas pertimbangan harga
2 (bukan atas dasar manfaat atau 650 575 88,46
kegunaannya)
Membeli produk karena kemasannya 68,21
3 975 665
menarik
Membeli produk karena unsur
4 konformitas terhadap model yang 1.300 789 60,69
mengiklankan
Membeli produk hanya sekedar menjaga 58,92
5 650 383
simbol status
Membeli produk demi menjaga 68,77
6 1300 894
penampilan diri dan gengsi
Membeli produk berlebihan demi iming- 80,08
7 1.300 1.041
iming hadiah
8 Membeli produk dengan harga mahal 1.625 1.111 68,37

Jumlah 8.450 5.881 69,60

Berdasarkan perhitungan seluruh Untuk mengetahui apakah terdapat


indikator perilaku konsumtif pada mahasiswa pengaruh antara intensitas penggunaan media
Pendidikan Ekonomi Universitas sosial terhadap perilaku konsumtif
Tanjungpura Pontianak memperoleh jumlah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A
skor 5.881 yang didapat dari penjumlahan maka, untuk menganalisis data dalam
jumlah skor 8 indikator dan skor ideal 8.450 penelitian ini digunakan teknik perhitungan
yang didapat dari penjumlahan total skor regresi linear sederhana dengan
ideal indikator.Persentase perilaku konsumtif menggunakan bantuan program SPSS v16.0.
sebesar 6,60 % dalam hal ini menurut acuan Hasil output nilai R2 menunjukkan angka
persentase Riduwan tergolong dalam sebesar 0,215 artinya persentase korelasi
kategori tinggi. sebab akibat intensitas penggunaan media
sosial terhadap perilaku konsumtif sebesar
3. Pengaruh Intensitas Penggunaan 21,5%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Media Sosial Terhadap Perilaku intensitas penggunaan media sosial
Konsumtif berpengaruh terhadap perilaku konsumtif,
masih terdapat 78,5 % ditentukan oleh faktor-

4
faktor yang lain yang tidak di bahas dalam Berdasarkan data diatas, maka untuk
penelitian ini. menjawab sub masalah 1 yaitu bagaimana
intensitas penggunaan media sosial pada
Pembahasan Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi
1. Intensitas Penggunaan Media Sosial Universitas Tanjungpura, setelah melakukan
Berdasarkan hasil pada perolehan penjabaran dan perhitungan persentase
angket intensitas penggunaan media sosial variabel intensitas penggunaan media sosial
(variabel X) yang dijumlahkan dari kedua maka secara umum seluruh persentase
indikator, dapat dilihat intensitas penggunaan sebesar 65,2 %. Sehingga dapat disimpulkan
media sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi intensitas penggunaan media sosial
Reguler A termasuk dalam kategori tinggi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A
yaitu dengan persentase 65,2 %. Adapun dikategorikan tinggi, hal tersebut
terdapat penjelasan mengenai setiap dikarenakan mahasiswa Pendidikan ekonomi
persentase per indikator, dapat dilihat yang selalu tidak lepas dari gadget dan selalu
dibawah ini: membuka media sosial, dapat diketahui
a. Durasi dimedia sosial banyak sekali iklan yang dapat
Menurut Ardianto (2017: 168), “Durasi menarik perhatian yang melihatnya sehingga
adalah penggunaan media dengan bisa berpotensi untuk membeli yang hal
menghitung berapa lama khalayak bergabung tersebut dapat mempengaruhi perilaku
dengan suatu media (berapa jam sehari); atau konsumtif. Sejalan hal tersebut menurut
berapa lama (menit) khalayak mengikuti suau Yuniarti (2015: 39), “Peran media sangat
program”. Terdapat lima pernyataan yang berpengaruh dalam menimbulkan budaya
dipersentasekan dari indikator durasi yang konsumtif, baik media massa maupun
sudah diperhitungkan diatas sehingga didapat elektronik sangat mampu mempengaruhi
sebesar 64, 18 %. Jadi, kesimpulan dari masyarakat untuk membeli setiap produk
indikator durasi penggunaan media sosial yang diiklankan”. Penelitian ini juga sejalan
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi
dapat dikategorikan tinggi hal tersebut karena Hidayatun tentang pengaruh intensitas
anak Pendidikan Ekonomi yang selalu tidak penggunaan media sosial terhadap perilaku
lepas dari gadget dan di setiap waktu luang konsumtif pada siswa kelas XI SMA
selalu menyempatkan diri untuk membuka Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun
media sosial. Pelajaran 2014/2015, bahwa media sosial
dapat mempengaruhi perilaku konsumtif
b. Frekuensi seseorang.
Menurut Ardianto (2017: 168),
“Frekuensi penggunaan media 2. Perilaku Konsumtif
mengumpulkan data khalayak tentang berapa Berdasarkan hasil pada perolehan
kali sehari seseorang menggunakan media angket perilaku konsumtif (variabel Y) yang
dalam satu minggu, berapa kali seminggu dijumlahkan dari delapan indikator, dapat
seseorang menggunakan dalam satu bulan; dilihat perilaku konsumtif mahasiswa
serta berapa kali sebulan seseorang Pendidikan Ekonomi Reguler A termasuk
menggunakan media dalam satu tahun”. dalam kategori tinggi yaitu dengan
Dalam penelitian ini menggnunakan persentase 69,60%.%.
frekuensi berapa kali sehari seseorang Adapun hasil analisis atau pembahasan
menggunakan media. Terdapat lima mengenai perilaku konsumtif berdasarkan
pernyataan yang dipersentasekan dari indikatornya adalah sebagai berikut:
indikator frekuensi sehingga didapat sebesar a. Mencoba lebih dari dua produk sejenis
66,22 %. Jadi, kesimpulan dari indikator Mencoba lebih dari dua produk sejenis
frekuensi penggunaan media sosial artinya responden suka mencoba produk
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A sejenis dari merek yang berbeda-beda
dapat dikategorikan tinggi hal tersebut sehingga hal ini dapat menimbulkan
dikarenakan mahasiswa Pendiikan Ekonomi pemborosan. Terdapat dua pernyataan yang
yang setiap kesempatan disaat waktu luang dipersentasekan untuk indikator ini sehingga
selalu membuka media sosial yang tidak didapat sebesar 65,08 %. Jadi, kesimpulan
dapat dihitung jumlahnya berapa kali sehari. dari indikator mencoba lebih dari dua produk

5
sejenis dapat dikategorikan tinggi sehingga e. Membeli produk hanya sekedar
mempengaruhi intensitas penggunaan media menjaga simbol status
sosial terhadap perilaku konsumtif. Membeli produk hanya sekedar menjaga
simbol status artinya responden membeli
b. Membeli produk atas pertimbangan produk hanya untuk menjaga simbol
harga (bukan atas dasar manfaat atau statusnya bukan berdasarkan manfaatnya.
kegunaannya) Terdapat dua pernyataan yang
Membeli produk atas pertimbangan dipersentasekan untuk indikator ini sehingga
harga (bukan atas dasar manfaat atau didapat 58,92 %. Jadi, kesimpulan dari
kegunaannya) artinya dalam membeli produk indikator membeli produk hanya sekedar
responden lebih mempertimbangkan menjaga simbol status dapat dikategorikan
harganya bukan atas dasar manfaat dari sedang sehingga mempengaruhi intensitas
produk tersebut. Terdapat dua pernyataan penggunaan media sosial terhadap perilaku
yang dipersentasekan untuk indikator ini konsumtif.
sehingga didapat sebesar 88,46 %. Jadi,
kesimpulan dari indikator membeli produk f. Membeli produk demi menjaga
atas pertimbangan harga (bukan atas dasar penampilan diri dan gengsi
manfaat atau kegunaannya) dapat Membeli produk hanya demi menjaga
dikategorikan sangat tinggi sehingga penampilan diri dan gengsi artinya responden
mempengaruhi intensitas penggunaan media membeli produk hanya untuk menjaga
sosial terhadap perilaku konsumtif. penampilan diri dan gengsi bukan
berdasarkan manfaat dari produk tersebut.
c. Membeli produk karena kemasannya Terdapat empat pernyataan yang
menarik dipersentasekan untuk indikator ini sehingga
Membeli produk karena kemasaanya didapat 68,77 %. Jadi, kesimpulan dari
menarik artinya responden mudah tertarik indikator membeli produk hanya menjaga
dengan produk yang kemasannya unik dan penampilan diri dan gengsi dapat
lucu, sehingga responden mudah tertarik dikategorikan tinggi sehingga mempengaruhi
untuk membelinya. Terdapat tiga pernyataan intensitas penggunaan media sosial terhadap
yang dipersentasekan untuk indikator ini perilaku konsumtif.
sehingga didapat 68,21 %. Jadi, kesimpulan
dari indikator membeli produk karena g. Membeli produk berlebihan demi
kemasannya menarik dapat dikategorikan iming-iming hadiah
tinggi sehingga mempengaruhi intensitas Membeli produk berlebihan demi iming-
penggunaan media sosial terhadap perilaku iming hadiah artinya responden mudah
konsumtif. tertarik untuk membeli produk dengan iming-
iming hadiah tanpa memikirkan manfaat dari
d. Membeli produk karena unsur produk tersebut sehingga dapat menimbulkan
konformitas terhadap model yang pemborosan. Terdapat empat pernyataan
mengiklankan yang dipersentasekan untuk indikator ini
Membeli produk karena unsur sehingga didapat 68,37 %. Jadi, kesimpulan
konformitas terhadap model yang dari indikator membeli produk demi iming-
mengiklankan, artinya responden mudah iming hadiah dapat dikategorikan tinggi
tertarik untuk membeli produk karena sehingga mempengaruhi intensitas
melihat model yang mengiklankan. Terdapat penggunaan media sosial terhadap perilaku
empat pernyataan yang dipersentasekan konsumtif.
untuk indikator ini sehingga didapat 60,69 %.
Jadi, kesimpulan dari indikator membeli h. Membeli produk dengan harga mahal
karena unsur konformitas terhadap model Membeli produk dengan harga mahal
yang mengiklankan dapat dikategorikan artinya responden lebih suka membeli produk
sedang sehingga mempengaruhi intensitas dengan harga mahal dibandingkan dengan
penggunaan media sosial terhadap perilaku harga murah karena ragu dengan kualitasnya.
konsumtif. Terdapat 5 pernyataan yang dipersentasekan
untuk indikator ini sehingga didapat 68,37 %.
Jadi, kesimpulan dari indikator membeli

6
produk dengan harga mahal dikategorikan tersebut juga mendukung penelitian-
kategori tinggi sehingga mempengaruhi penelitian sebelumnya yang mengaitkan
intensitas penggunaan media sosial terhadap pengaruh intensitas penggunaan media sosial
perilaku konsumtif. terhadap perilaku konsumtif (Umi
Berdasarkan data diatas, maka untuk Hidayatun, 2015) dengan hasil penelitian
menjawab sub masalah 2 yaitu bagaimana menunjukkan ada pengaruh positif dan
tingkat perilaku konsumtif pada Mahasiswa signifikan antara intensitas penggunaan
Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas media sosial terhadap perilaku konsumtif.
Tanjungpura, setelah melakukan penjabaran
dan perhitungan variabel perilaku konsumtif KESIMPULAN DAN SARAN
maka secara umum seluruh persentase Kesimpulan
sebesar 69,60 %. Sehingga dapat Beradasrkan penelitian yang dilakukan
disimpulkan tingkat perilaku konsumtif serta hasil yang diperoleh, maka secara
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Reguler A umum ditarik kesimpulan bahwa: “Terdapat
dikategorikan tinggi. Sejalan dengan hal pengaruh intensitas penggunaan media sosial
tersebut menurut Yuniarti (2015: 32), terhadap perilaku konsumtif mahasiswa prodi
“Munculnya perilaku konsumtif disebabkan Pendidikan Ekonomi Universitas
oleh melihat iklan dengan rayuan-rayuan Tanjungpura”. (1) Intensitas penggunaan
yang diberikan, ikut-ikutan teman yang media sosial mahasiswa prodi Pendidikan
mengikuti mode yang sedang berkembang, Ekonomi Universitas Tanjungpura termasuk
dan sering mementingkan gengsinya agar kategori tinggi. Terlihat dari perhitungan
tidak ketinggalan zaman”. seluruh indikator intensitas penggunaan
media sosial pada mahasiswa Pendidikan
3. Pengaruh Intensitas Penggunaan Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak
Media Sosial Terhadap Perilaku memperoleh skor 2.119 dari total skor 3.250
Konsumtif dengan persentase 65,2 % dalam hal ini
Pada hasil pengolahan data dengan tergolong dalam kategori tinggi. (2) Perilaku
menggunakan bantuan program SPSS 18.0, konsumtif mahasiswa prodi Pendidikan
diperoleh t hitung sebesar 4.149 lebih besar Ekonomi Universitas Tanjungpura tergolong
dari t tabel yaitu sebesar 1.997. Berdasarkan dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat
hasil tersebut dapat diartikan bahwa koefisien dari perhitungan seluruh indikator perilaku
intensitas penggunaan media sosial konsumtif pada mahasiswa Pendidikan
signifikan terhadap perilaku konsumtif. Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak
berdasarkan perhitungan tersebut maka Ha memperoleh skor 5.881 dari total skor 8.450
diterima dan Ho ditolak. Kriteria penolakan dengan persentase 69,60 % dalam hal ini
Ho adalah apabila t hitung > t tabel (4.149 > tergolong dalam kategori tinggi. (3) Terdapat
1.997). Kontribusi R2= 0,215 menyatakan pengaruh intensitas penggunaan media sosial
bahwa intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku konsumtif mahasiswa prodi
mempengaruhi perilaku konsumtif sebesar Pendidikan Ekonomi Universitas
21,5% sedangkan sisanya 78,5 % ditentukan Tanjungpura. Berdasarkan perhitungan
oleh faktor-faktor yang lain yang tidak di pengujian hipotesis yaitu terdapat pengaruh
bahas dalam penelitian ini. Pengaruh media signifikan positif. Hal ini sejalan perhitungan
sosial terhadap perilaku konsumtif hanya regresi linier sederhana, diperoleh persamaan
25% sedangkan intensitas penggunaan media Y= 63.722 + 0.821 X artinya nilai konstantas
sosial mahasiwa tinggi yiatu sebesar 65,2%, adalah 63.722 yaitu jika intensitas
hal tersebut dikarenakan mahasiswa penggunaan media sosial (X) bernilai 0 maka
Pendidikan Ekonomi menggunakan media perilaku konsumtif (Y) bernilai 63.722, ini
sosial tidak semata-mata untuk melihat iklan berarti bahwa setiap peningkatan intensitas
yang berpotensi untuk berperilaku konsumtif penggunaan media sosial (X) sebesar 1 maka
tetapi anak ekonomi juga menggunakan perilaku konsumtif (Y) akan meningkat
media sosial untuk berinteraksi, belajar, 0.821. Besarnya pengaruh variabel X
mnegerjakan tugas dan lain-lain sehingga terhadap variabel Y (Koefisien Determinasi)
pengaruhnya hanya sebesar 25% dan adalah 0,215 artinya persentase intensitas
selebihya dipengaruhi oleh faktor lain yang penggunaan media sosial terhadap perilaku
tidak dibahas dalam penelitian ini. Analisis konsumtif mahasiswa prodi Pendidikan

7
Ekonomi Universitas Tanjungpura lain yang dapat mempengaruhi perilaku
sebesar 21,5% sedangkan sisanya konsumtif mahasiswa.
dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai
signifikansi dari suatu hipotesis adalah nilai DAFTAR RUJUKAN
kebenaran dari hipotesis yang diterima atau Ardianto. (2004). Komunikasi Massa: Suatu
dtolak karena nilai t hitung > t tabel yaitu Pengantar. Bandung: Simbiosa
4.149 > 1.997, maka Ho ditolak dan Ha Rekatama Media.
diterima yang artinya “Terdapat pengaruh Hidayatun. (2015). Pengaruh Intensitas
intensitas penggunaan media sosial terhadap Penggunaan Media Sosial dan
perilaku konsumtif mahasiswa prodi Dukungan Teman Sebaya Terhadap
Pendidikan Ekonomi Universitas Perilaku Konsumtif Pada Siswa Kelas
Tanjungpura”. XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015. skripsi.
Saran Yogyakarta: Universitas Negeri
Saran yang dapat penulis berikan Yogyakarta.
berdasarkan penelitian yang dilakukan antara Nasrullah. (2017). Media Sosial: Perspektif
lain: (1) Bagi mahasiswa sebaiknya lebih Kounikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
bijak dalam penggunaan media sosial dan Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
harus dapat memilah-milah mana yang harus Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam
benar benar dipenuhi dan mana yang tidak Iklan. Bandung: Alfabeta.
yang hanya keingininan saja (2) Bagi peneliti Thoumrungroje. (2014). The Influence of
lain yang berminat untuk mengakaji dan Social Media Intensity and EWOM on
menelaah kembali secara lebih luas mengenai Conspicuous Consumption. Journal
judul ini, sebaiknya meneliti faktor-faktor Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 148, 7-15.

Anda mungkin juga menyukai