Di susun oleh :
Helda Nopita Yansen
171030100077
Apa itu HIV AIDS ?
Latar Belakang
Human Immunodefiency Virus (HIV) disebut human
(manusia) karena virus ini hanya menginfeksi manusia,
immune-deficiency karena efek dari virus ini sifatnya
menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, dan virus
ini masuk golongan virus karena salah satu karakteristiknya
yaitu tidak mampu memproduksi diri sendiri, melainkan
memanfaatkan sel-sel dalam tubuh. Virus HIV menyerang
sel darah putih manusia dan menyebabkan turunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Virus
ini merupakan penyebab penyakit AIDS (Desmawati, 2013).
Human Immunodefiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang atau menginfeksi sel darah putih menyebabkan
kekebalan tubuh manusia menurun. Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
penyakit yang muncul karena menurunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi oleh HIV.
PENYEBAB HIV AIDS
Fase klinik 2
Fase klinik 1 a. Penurunan BB (<10%)
Tanpa gejala, tanpa sebab.
limfadenopati b) Infeksi saluran
(gangguan pernafasan atas (sinusitis,
kelenjar/pembuluh tonsillitis, otitis media,
limfe) menetap dan pharyngitis) berulang.
menyeluruh c) Herpes zoster.
d) Infeksi sudut bibir dan
ulkus mulut berulang.
e) Seborrhoic dermatitis.
f) Infeksi jamur pada kuku
Fase klinik 3
Fase klinik 4
a) Penurunan BB (10%) tanpa sebab.
b) Diare kronik tanpa sebab sampai >1 a) Gejala menjadi kurus (HIV
bulan. wasting syndrome).
c) Demam menetap (intermitten atau tetap b) Pneumocystis pneumonia
>1 bulan). (pneumonia karena pneumocystis
d) Kandidiasis oral menetap. carinii)
e) TB pulmonal (baru). c) Pneumonia bakteri
f) Plak putih pada mulut.
berulang’infeksi herpes simplek
g) Infeksi bakteri berat : pneumonia
empyema (nanah dirongga tubuh terutama
kronik (orolabial, genital atau
pleura, abses pada otot skelet, infeksi sendi anorektal >1 bulan) Oesophageal
atau tulang). candidiasis.
h) Meningitis. d) TBC ekstrapulmonal.
i) Bakterimia. e) Cytomegalovirus. Toksoplasma di
j) Gangguan inflamasi berat pada pelvic. 15 SSP.
k) Acute nercrotizing ulcerative stomatitis. g) HIV encephalopathy.
l) Gingivitis atau periodontitis anemia yang
h) Meningitis.
penyebabnya tidak diketahui (<8 g/dL). m)
Neutropenia (<0,5 x 109 /l) dan atau
i) Lymphoma, invasive cervical
trombositopenia kronik (<50 x 109 /l carcinoma.
j) Leukoencephalopathy
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mendeteksi antigen
Tes ELISA virus dengan PCR
(Polimerase Chain
Reaction
western blot
Serologis
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV. Meskipun demikian,
infeksi dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:
1.Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau melalui
dubur. Bila memilih kondom dengan pelumas, pastikan pelumas yang berbahan dasar air.
2.Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat
kondom bocor. Untuk seks oral, gunakan kondom yang tidak berpelumas.
4.Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV dalam masa
kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan, untuk mencegah
penularan dari ibu ke janin.
(i.03119)
No jam Diagnose Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. 09:00 Gangguan Mobilitas 1. mengidentifikasi adanya nyeri atau S : pasien mengatakan masih lemah,cepat lelah
Fisik b.d Program keluhan fisik lainnya. saat bergerak
07-09- 09:30 pembatasan gerak d.d Hasil : adanya keluhan cepat lelah saat
2021 pasien partial care bergerak O : pasien masih terlihat lemas, Td 110/70 mmHg,
10:05 N 120x/menit, R 22x/menit
(D.0054) 2. memonitor frekuensi jantung dan tekanan
10:50 darah sebelum melakukan mobilisasi. A : masalah gangguan mobilitas fisik belum
Hasil : Td 110/70 mmHg, N 120x/menit, R teratasi
12:30 22x/menit
3. memfasilitasi mobilitas dengan alat bantu P : lakukan intervensi yang sama
kruk
4. memfasilitasi melakukan pergerakan
5. melibatkan keluarga dalam membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan.
Hasil : tidak ada anggota keluarga yang
membantu
07-09- 12:40 Disfugsi 1. mengidentifikasi penyebab diare S : pasien mengatakan masih bab
2021 Motilitas Hasil : adanya infeksi gastrointestinal mencret
13:05 Gastrointestina 2. mengidentifikasi riwayat pemberian makanan
l b.d Hasil : makanan diberikan 3xsehari namun tidak dihabiskan O : BAB encer, membran mukosa
13:30 kering, bising usus meningkat 20
Intoleransi 3. memonitor warna,volume, frekuensi dan konstitesi tinja.
13:50 makanan d.d Hasil : warna tinja kuning, dengan frekuensi 7xsehari, dan X/menit
bab cair konstitensi tinja cair A : masalah disfungsi motilitas
14:10 5-7x/hari 4. memonitor tanda dan gejala hypovolemia. gastrointestinal belum teratasi
14:20 Hasil : denyut nadi cepat namun terasa lemah yaitu
(D.0019) 120x/menit, P : lakukan intervensi yang sama
14:35 Napas cepat 22x/menit
Jarak buang air kecil (bak 2xsehari)
14:50
5. memonitor jumlah pengeluaran diare.
15:50 Hasil : bab 7xsehari dengan konstitensi cair
6. memberikan asupan cairan oral
16:55 Hasil : diberikan obat oralit
7. menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.
17:30
8. menganjurkan menghinndari makanan berbentuk gas, pedas
dan mengandung laktosa.
9. berkolaborasi pemberian obat antimotilitas.
Hasil : diberikan obat loperamid ketersediaan obat HCI 2mg
dengan dosis awal 4mg sebanyak 2x sehari
10. berkolaborasi pemberian obat antispasmodic.
Hasil : diberikan obat mabeverine 135mg dikonsumsi 20
menit sebelum makan berat.
11. berkolaborasi pemberian obat pengeras feses
07-09-2021 18: 10 Defisit Nutrisi b.d 1. mengidentifikasi status nutrisi. S : pasien mengatakan sulit menelan,masih
Ketidakmampuan menelan 2. mengidentifikasi alergi dan intoleransi tidak nafsu makan
18:10 makanan d.d kesulitan makanan.
menelan Hasil : kekuatan otot menelan berkurang O : pasien tampak lemas, Bb 46kg, mulut
18:30 kotor, holitosis, lidah ada bercak-
3. mengidentifikasi mkanan yang disukai.
18:50 (D. 0135) Hasil : pasien menyukai makanan pedas dan bercak keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat,
alkohol konjungtiva anemis
19:40 4. memonitor asupan makanan. A : masalah defisit nutrisi belum teratasi
20:30 Hasil : asupan makanan diberikan
3xsehari P : lakukan intervensi yang sama
20:40 5. memonitor berat badan.
Bb :46kg
21:00
6. memberikan makanan tinggi serat.
7. memberikan makanan tinggi kalori dan
protein.
8. memberikan suplemen makanan.
9. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
2. 09:00 Gangguan 1. mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya. S : pasien mengatakan masih terasa
Mobilitas Hasil : adanya keluhan cepat lelah saat bergerak lemah,
08- 09:30 Fisik b.d 2. memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
09- Program melakukan mobilisasi. O : pasien masih terlihat lemas, Td
2021 10:05 110/70 mmHg, N 110x/menit, R
pembatasan Hasil : Td 110/70 mmHg, N 120x/menit, R 22x/menit
10:50 gerak d.d 3. memfasilitasi mobilitas dengan alat bantu kruk 20x/menit
pasien 4. memfasilitasi melakukan pergerakan A : masalah gangguan mobilitas fisik
12:30 partial care 5. melibatkan keluarga dalam membantu pasien dalam belum teratasi
(D.0054) meningkatkan pergerakan.
Hasil : tidak ada anggota keluarga yang membantu P : lakukan intervensi yang sama
08- 12:40 Disfugsi 1. mengidentifikasi penyebab diare S : pasien mengatakan masih serng bab
09- Motilitas Hasil : adanya infeksi gastrointestinal mencret
2021 13:05 Gastrointesti 2. mengidentifikasi riwayat pemberian makanan
Hasil : makanan diberikan 3xsehari namun tidak dihabiskan O : BAB encer, membran mukosa kering,
13:30 nal b.d 3. memonitor warna,volume, frekuensi dan konstitesi tinja.
Intoleransi bising usus meningkat 20 X/menit
Hasil : warna tinja kuning, dengan frekuensi 6xsehari, dan konstitensi
13:50 makanan d.d tinja cair A : masalah disfungsi motilitas
bab cair 5- 4. memonitor tanda dan gejala hypovolemia. gastrointestinal teratasi sebagian
14:10 7x/hari Hasil : denyut nadi cepat namun terasa lemah yaitu 120x/menit,
Napas cepat 22x/menit P : lakukan intervensi yang sama
14:20 (D.0019) Jarang buang air kecil (bak 2xsehari)
5. memonitor jumlah pengeluaran diare.
14:35
Hasil : bab 7xsehari dengan konstitensi cair
14:50 6. memberikan asupan cairan oral
7. menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.
15:50 8. menganjurkan menghinndari makanan berbentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa.
16:55 9. berkolaborasi pemberian obat antimotilitas.
Hasil : diberikan obat loperamid ketersediaan obat HCI 2mg dengan
17:30 dosis 4mg sebanyak 2x sehari
10. berkolaborasi pemberian obat antispasmodic.
Hasil : diberikan obat mabeverine 135mg dikonsumsi 20 menit sebelum
makan berat.
11. berkolaborasi pemberian obat pengeras feses
08- 18: 10 Defisit Nutrisi b.d 1. mengidentifikasi status nutrisi. S : pasien mengatakan sulit menelan,sudah mulai
09- Ketidakmampuan menelan 2. mengidentifikasi alergi dan intoleransi nafsu makan
2021 18:10 makanan d.d kesulitan makanan.
menelan Hasil : kekuatan otot menelan berkurang O : pasien tampak lemas, Bb 47kg, mulut kotor,
18:30 holitosis, lidah sudah tidak ada bercak-bercak
3. mengidentifikasi mkanan yang disukai.
18:50 (D. 0135) Hasil : pasien menyukai makanan pedas 4. keputihan, Hb 10g/dl, konjungtiva anemis
memonitor asupan makanan. A : masalah defisit nutrisi teratasi sebagian
19:40 Hasil : asupan makanan diberikan
20:30 3xsehari P : lakukan intervensi yang sama
5. memonitor berat badan.
20:40 Bb :46kg
6. memberikan makanan tinggi serat.
21:00
7.memberikan makanan tinggi kalori dan
protein.
8. memberikan suplemen makanan.
9. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
3. 09:00 Gangguan Mobilitas Fisik 1. mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : pasien mengatakan sudah tidak lemas
b.d Program pembatasan lainnya.
09- 09:30 gerak d.d pasien partial Hasil : sudah dapat melakukan aktivitas walau O : pasien terlihat bugar, Td 110/80 mmHg,
09- care (D.0054) dengan alat bantu N 90x/menit, R 20x/menit
2021 10:05
2. memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
10:50 sebelum melakukan mobilisasi.
Hasil : Td 120/80 mmHg, N 90x/menit, R 20 P : intervensi dihentikan
12:30 x/menit
3. memfasilitasi mobilitas dengan alat bantu kruk
4. memfasilitasi melakukan pergerakan
5. melibatkan keluarga dalam membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
Hasil : keluarga sudah bias dihubungi dan mau
membantu pasien
09-09- 12:40 Disfugsi Motilitas 1. mengidentifikasi penyebab diare S : pasien mengatakan sudah tidak
2021 Gastrointestinal b.d Intoleransi Hasil : tidak ada infeksi gastrointestinal diare
13:05 makanan d.d bab cair 5-7x/hari 2. mengidentifikasi riwayat pemberian makanan
Hasil : makanan diberikan 3xsehari dihabiskan O : BAB padat, membran mukosa
13:30 (D.0019) lembab, bising usus meningkat 20
3. memonitor warna,volume, frekuensi dan konstitesi
13:50 tinja. X/menit
Hasil : warna tinja kuning, dengan frekuensi A : masalah disfungsi motilitas
14:10 3xsehari, dan konstitensi tinja padat gastrointestinal teratasi
4. memonitor tanda dan gejala hypovolemia.
Hasil : denyut nadi normal yaitu 90x/menit, P : intervensi dihenttikan
Napas cepat 20x/menit
buang air kecil (bak 5xsehari)
5. memonitor jumlah pengeluaran diare.
Hasil : bab 3xsehari dengan konstitensi padat
09-09- 18: 10 Defisit Nutrisi b.d 1. mengidentifikasi status nutrisi. S : pasien sudah bisa menelan,sudah mulai
2021 Ketidakmampuan menelan 2. mengidentifikasi alergi dan nafsu makan
18:10 makanan d.d kesulitan menelan intoleransi makanan.
Hasil : kekuatan otot menelan O : pasien tampak bugar, Bb 55kg, mulut
18:30 (D. 0135) bersih, holitosis, lidah sudah tidak ada
meningkat
18:50 3. memonitor asupan makanan. bercak-bercak keputihan, Hb 10g/dl,
Hasil : asupan makanan diberikan A : masalah defisit nutrisi teratasi
19:40 3xsehari
20:30 4. memonitor berat badan. P : intervensi dihentikan
Bb :55kg
20:40 5. memberikan makanan tinggi serat.
6. memberikan makanan tinggi kalori
21:00
dan protein.
7. memberikan suplemen makanan.
8. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
THANK YOU