Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Tn.

A” DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN (DIARE) DI RUMKITAL dr. F. X. SUHARDJO

AMBON

DISUSUN OLEH :

RIAN P. G. SOUHOKA (124021 2021 067)

ALFIANDRA HOSEA (124021 2021 007)

WELMA MATITALE (124021 2021 078)

ARZHEL F. WAKIM (124021 2021 014)

ABDUL AZAS (124021 2021 001)

OKTOVIANUS ONARELY (124021 2021 063)

ALSTRA LESBATA (124021 2021 006)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKPER RUMKIT TK.III.dr.J.A.LATUMETEN

AMBON
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS
1. DEFENISI
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x
sehari dengan atau tanpa darah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang
dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare adalah
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih BAB dengan jumlah tinja yang encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah (2005)
Diare adalaah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang
berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200ꞡ atau
200 ml /24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih
dari 3 x/hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
2. ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab umum diare
Infeksi bakteria : vibrio, E coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : rotavirus, calcivilus, enterovirus, adenovirus, astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia
lambia), jamur (candida aibicans).
2. Infeksi parental : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti tonsilitis,
broncopneumonia, ensefalitis, meliputi :
Faktor malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, racun, alergi.
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
3. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejalah tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain:
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejalah dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abnominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.

4. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari gastroentritis adalaah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari ganguan
absorbsi dan eksresi cairan dan elektolit yang berlebihan, cairan sodium, potasiumd dan
bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi kekurangan elektolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elekrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal.
Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairran dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi padaa sindrom malabsorbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan dalam
rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Ganguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bila paristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipoklemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
5. PATHWAY
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Pemeriksaan intubasi duodenum
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000)
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
( terutama Na, K, Ca, P serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama
pada diare kronik.

7. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001) adalah :


1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi perubahan
elektrokardiogram).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipoklemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi
5. Syok hipovalemik
6. Asidosis
7. Dehidrasi

8. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaa medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan dengan
cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya air
gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan memberikan air
kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang terlalu banyak
mengandung gula akan memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung
campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral (LRO). LRO ini
dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam dehidrasi kedalam 1 liter air
bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intervena disamping LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus di tempatkan pada tindakan pencegahan enterik
termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila menyentuh
barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya di didik mengenal cara perolehan entero patogen dan
cara mengurangi penularan.
BAB II

A.KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Data demografi
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.
a. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : diare
2. Riwayat kesehatan sekarang : Diare, Muntah, Kurang cairan, Anoreksial
3. Riwayat kesehatan dahulu : pasien pernh mengalami keluhan yang sama
4. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama.
b. Pola Kesehatan sehari-hari
No Pola Hidup Sebelum Sakit Saat Sakit
1 Nutrisi
a.Makan
Frekuensi 3 kali/hari 1 kali/hari

Waktu Pagi, siang, malam Tidak menentu

Nasi, ikan, sayur


Jenis Bubur
1 porsi

Jumlah porsi Tidak ada ½ porsi tidak habis


Diare, muntah
Keluhan 6-7 kali/hari
b.Minum 2-3 kali/hari
Frekuensi Air putih, teh, susu
6-7 gelas/hari Air putih
Jenis
Tidak ada 2-3 gelas/hari
Jumlah
Diare, muntah
Keluhan
2 Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi - 2 kali/hari - + 5 kali/hari
2) Warna - Kuning - Kuning, encer
3) Konsistensi - Lunak - Cair
4) Keluhan - Tidak ada - Perut sakit
b. BAK
1) Frekuensi - 5 kali/hari - + 5 kali/hari
2) Warna - Kuning, jernih - Kuning
3) Jumlah - Tidak dikaji - Tidak dikaji
4) Keluhan - Tidak ada - Tidak ada
3 Istirahat dan tidur
a. Tidur siang - 2 jam - ± 30 menit
b. Tidur malam - 8 jam - ± 5 jam
c. Keluhan - Tidak ada - Diare, muntah
4 Personal hygiene
a. Frekuensi mandi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
b. Frekuensi sikat gigi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
c. Ganti pakaian - 2 kali/hari - 2 kali/hari
d. Masalah saat mandi - Tidak ada - Tidak ada
5 Aktifitas
a. Aktifitas yang dilakukan - Aktifitas - Aktifitas
ringan dibantu oleh
keluarga dan
perawat
b. Aktifitas yang dilakukan oleh - Aktifitas berat - Tidak ada
orang lain

c. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemas
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Penampilan :
4. Tanda-Tanda Vital
TD : 90/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7° C
R : 20x/menit
SpO2 : 95%

5. Kepala
Bentuk : Bulat

Warna : Hitam

Tekstur : Keras

Penyebaran : Tidak

Keadaan : Normal

Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

Benjolan : Tidak ada benjolan

Kebersihan : Bersih

6. Mata
Kesimetrisan : Simetris

Sclera : Putih

Konjunciva : Merah muda

Sekret : Tidak ada


Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan

Fungsi penglihatan : Normal

Reflek pupil : Positif terhadap cahaya

Kebersihan : Bersih

7. Telinga
Kesimetrisan : Simetris

Warna : Sawo matang

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekanan

Fungsi pendengaran : Normal

Kebersihan : Bersih

8. Hidung
Kesimetrisan : Normal

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan


Fungsi Penciuman : Normal

Kebersihan : Bersih

9. Mulut
a. Bibir
Kesimetrisan : Simetris

Warna : Merah muda

Tekstur : Lembab

Mukosa : Kering

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan

Kebersihan : Bersih

Pasien mengatakan sering mual muntah

b.Gigi

Warna : Putih

Caries :Tidak caries

Jumlah : 32 buah

Kebersihan : bersih

c. Lidah

Warna : Merah muda

Fungsi Penegecapan : Baik

Tekstur : Lunak
Kebersihan : Bersih

10. Leher
Bentuk : Normal

JVP : Tidak ada

Thyroid : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri Tekanan

Kebersihan : Bersih

11. Dada
Bentuk : Bulat

Bunyi jantung : Baik

Bunyi Paru : Baik

Frekuensi napas : 24 x/menit

Frekuensi jantung : Baik

Otot-otot bantuan pernapasan : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Sekret : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Ada nyeri tekanan

Perkusi jantung dan paru-paru : Normal

Kebersihan : Bersih
12. Abdomen
Bentuk : Normal

Tekstur : Lunak

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Ada nyeri tekan

Bising Usus : Meningkatl

Distensi abdomen : Tidak ada

Bunyi perkusi lambung : Normal

Kebersihan : Bersih

13. Ekstremitas
Bentuk : Simetris
Warna : Tidak ada
Tekstur : Normal
Kelembaban : Tidak ada
Turgor : Kering
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekanan
Jumlah :-
Ekstermitas atas : Baik
Ekstermitas bawah : Baik
Kekuatan otot : Baik
Kebersihan : Bersih

14. Genetalia : Tidak ada


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebihan
DS :

- Diare 7-8 kali 1 hari


- Konsistensi cair warna kekuningan
DO :

- Ku lemah
- Konjungtiva pucat
- Gelisah
- Turgo Kulit kering
- Mukosa bibir kering
- Feses konsistensi cair, warna kekuningan
 TTV: TD: 90/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7C

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
tidak adekuat
DS :

- Mual, Muntah
DO :

- Ku lemah
- Konjungtiva pucat
- Wajah pucat
 TTV: TD: 90/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7C

3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan konstipasi Ditandai dengan eliminasi


BAB
DS :
- Diare 7-8 kali 1 hari.
- Konsistensi cair warna kekuningan
DO :
- Ku lemah
- Konjungtiva pucat

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang
berlebihan dengan intrake yang kurang (carpenito, 2000).
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : turgor kulit elastis dan mukosa bibir lembab
Intervensi :
a. Kaji status dehidrasi : mata, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : menunjukan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi
b. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan
kontrol penyakit usu juga merupakan pedoman untuk pengganti
cairan.
c. Monitor TTV
Rasional : Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan
intervensi.
d. Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan albumin.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare dan anti biotik.
Rasional : untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan/elektrolit

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah (Carpenito,


2000).
Tujuan :Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :BB klien kembali normal dan nafsu makan meningkat
Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau keefektifan terapi.
b. Monitor intake dan out put
Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan pengeluaran cairan
kedalam tubu.
c. Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat.
Rasional : Memungkinkan aliran usus untuk memastikan kembali proses
pencernaan, protein perlu untuk integritas jaringan.
d. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : Membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan
dan fungsi usus.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi (Doenges, 2001)
Tujuan : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil : Tubuh tidak panas dan suhu tubuh normal (S: 36-37◦C).
Intervensi :
a. Observasi vital sign
Rasional : Membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan
intervensi.
b. Berikan kompres air hangat
Rasional : Untuk mengurangi / menurunkan rasa panas yang disebabkan oleh
infeksi.
c. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan banyak minum.
Rasional : Untuk mengurangi dehidrasi yang disebabkan oleh out put yang
berlebihan.
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan pakaian tipis, longgar dan
menyerap keringat.
Rasional : Agar pasien merasa nyaman
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi tubuh dan mengurangi
terjadinya infeksi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB ( Suriadi, 2001 ).
Tujuan : Kerusakan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil : Kulit utuh dan tidak ada lecet pada area anus
a. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit misal : kemerahan
pada luka.
b. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pakain.
Rasional : Untuk mempertahankan teknik aseptic atau anti septik.
c. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
Rasional : Untuk menghindari pada daerah anus terdapat kuman, bakteri,
karena bakteri suka daerah yang lembab.
d. Observasi keadaan kulit
Rasional : Pada daerah ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan
memerlukan pengobatan lebih intensif.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi badan.
5. Ganguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan frekuensi defekasi
(Doenges, 1999).
Tujuan : BAB dengan konsistensi lunak/lembek,warna kuning
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan rasional program
pengobatan dan meningkatkan fungsi usus mendekati normal.
Intervensi :
a. Observasi / catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
Rasional : Diare sering terjadi setelah memulai diet.
b. Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan cairan sedang sesuai
diet yang di buat
Rasional : Meningkatkan konsistensi feses meskipun cairan perlu untuk fungsi
tubuh optimal, kelebihan jumlah mempengaruhi diare.
c. Batasi masukan lemak sesuai indikasi
Rasional : Diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan dan membatasi
efek laksatif penurunan absorbsi lemak.
d. Awasi elektrolit serum
Rasional : Peningkatan kehilangan gaster potensial resiko ketidakseimbangan
elektrolit, dimana dapat menimbulkan komplikasi lebih serius /
mengancam.
e. Berikan obat sesuai indikasi anti diare.
Rasional : Mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi sampai tubuh
mengatasi perubahan akibat bedah.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dalam membantu klien dari masalah status kesehatan yang membaik sesuai
intervensi atau rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya (Potter, 2015).

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
(Tarwoto & Wartonah, 2015

BAB III

Asuhan Keperawatan Fokus Kdm

1. PENGKAJIAN

a. Data demografi
i. Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.
b. Riwayat kesehatan
i. Keluhan utama : diare
ii. Riwayat kesehatan sekarang : Diare, Muntah, Kurang cairan, Anoreksial
iii. Riwayat kesehatan dahulu : pasien pernh mengalami keluhan yang sama
iv. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama

c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
e. Therapy
2.DIAGNOSA
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang
berlebihan dengan intrake yang kurang (carpenito, 2000)
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
a. Ganguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan frekuensi
defekasi (Doenges, 1999).

3.INTERVENSI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang
berlebihan dengan intrake yang kurang (carpenito, 2000).
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : turgor kulit elastis dan mukosa bibir lembab
Intervensi :
a. Kaji status dehidrasi : mata, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : menunjukan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi
b. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal
dan kontrol penyakit usu juga merupakan pedoman untuk pengganti cairan.
c. Monitor TTV
Rasional : Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan
intervensi.
d. Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan albumin.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare dan anti biotik.
Rasional : untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan/elektrolit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah (Carpenito,
2000).
Tujuan :Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :BB klien kembali normal dan nafsu makan meningkat
Intervensi :
a) Timbang BB tiap hari
Rasional : Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau keefektifan
terapi.
b) Monitor intake dan out put
Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan pengeluaran cairan
kedalam tubu.
c) Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat.
Rasional : Memungkinkan aliran usus untuk memastikan kembali proses
pencernaan, protein perlu untuk integritas jaringan.
d) Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.
e) Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : Membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan
dan fungsi usus.

1. Ganguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan


peningkatan frekuensi defekasi (Doenges, 1999).
Tujuan : BAB dengan konsistensi lunak/lembek,warna kuning
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan rasional program
pengobatan dan meningkatkan fungsi usus mendekati normal.
Intervensi :
a) Observasi / catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
Rasional : Diare sering terjadi setelah memulai diet.
b) Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan cairan sedang
sesuai diet yang di buat
Rasional : Meningkatkan konsistensi feses meskipun cairan
perlu untuk fungsi tubuh optimal, kelebihan jumlah
mempengaruhi diare.
c) Batasi masukan lemak sesuai indikasi
Rasional : Diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan
dan membatasi efek laksatif penurunan absorbsi lemak.
d) Awasi elektrolit serum
Rasional : Peningkatan kehilangan gaster potensial resiko
ketidakseimbangan elektrolit, dimana dapat menimbulkan
komplikasi lebih serius / mengancam.
e) Berikan obat sesuai indikasi anti diare.
Rasional : Mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi
sampai tubuh mengatasi perubahan akibat bedah.

4.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/Nama

1. 31/05/22 1. Mengkaaji TTV S: pasien mengtakan

09:00 Hasil: TTV: - sudah tidak


- TD : 100/70 mmhg diare
Wit
- N : 81 x/menit - konsistensi
- R : 21x/menit feses normal
- S : 36,5C
O: tampak
2. Memonitor tanda dan gejala dehidrasi
Hasil: pasien tampak sudah kekurangan - ku baik
- konjungtiva
cairan lagi
merahmuda
3. Menganjurkan untuk pasien untuk - bibir masih
banyak minum pucat

Hasil: pasien mengerti dan pasien banyak TTV:

minum - TD : 100/70
4. Menjelaskan pentingnya kebutuhan mmhg
- N : 81 x/menit
cairan untuk tubuh
- R : 21x/menit
Hasil: pasien menerima dan mengerti - S : 36,5C
5. Mengkolaborasi dengan dokter obat anti A: Masalah teratasi
diare dan anti biotik
P: intervensi dihentikan
hasil: pasien sembuh dari diare
2. S: Pasien mengatakan

01/06/22 1. Mengkaji ttv pasien - nutrisi sudah


terpenuhi
11:00 Hasil:
O: tampak
Wit
- TD: 110/80 mmhg
- ku baik
- N: 78 x/menit
- konjungtiva
- R: 20 x/menit
merah muda
- S: 36,3C
- wajah terlihat
2. Mengobservasi kebutuhan nutrisi yang
segar
harus di penuhi
TTV:
Hasilnya: mengetahui kebutuhan apa saja
yang harus dipenuhi bagi pasien - TD: 110/80
mmhg
3. Menganjurkan pasien makan dalam porsi
- N: 78 x/menit
sedikit tapi sering - R: 20 x/menit
Hasil: pasien mengerti dan pasien mau - S: 36,3C

mengikuti yang dianjurkan perawat A: Masalah teratasi

4. Mengkolaborasi dengan ahli gizi dalam P: intervensi dihentikan


memenuhi nutrisi pasien
Hasil: nutrisi pasien terpenuhi
3. 1. Mengkaji ttv S: pasien mengatakan

02/06/22 Hasil: - bab kembali


normal
13:00
- TD:120/80 mmhg - bab teratur
wit - N:75x/m
- R:23x/m
- S:36,6C O: tampak
2. Memonitor konsitensi warna feses
- ku baik
hasil: feses kembali normal - konjungtiva
3. Memberikan cairan yang adekuat dan normal
(merah muda)
makanan tinggi serat
TTV:
hasil: konsistensi feses pasien kembali
normal dan cairan tubuh yang kurang - TD:120/80 mmhg
- N:75x/m
dipenuhi - R:23x/m
4. Mengkolaborasi dengan dokter dalam - S:36,6C
pemberian terapi obat
Hasil: pasien merasa sudah baikan
A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,

Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta

Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang


asuhan Keperawatan Dasar dengan Gangguan Kebutuhan “Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit,
Gangguan Kebutuhan Nutrisi Dan Gangguan Kebutuhan Eliminasi” Pada Px Tn. A Dengan
Gastroenteritis” Di Rumkital dr. F. X. Suhardjo Ambon

Tanggal Pengkajian: 31 Mey 2022

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn.A

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Pendidikan : SD

Pekerjaan : buru kasar

Suku Bangsa : Ambon

Status perkawinan` : Sudah menikah

Golongan darah :O

No. RM : 43XXXX

Tanggal masuk : 30 Mey 2022

Tanggal pengkajian : 31 Mey 2022

Jam pengkajian : 09:00 wit


Diagnosa medis : Gastroenteritis

Alamat : Lateri

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama :Nn.D
Umur : 29 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku Bangsa : indonesia

Hubungan dg Klien : Anak

Alamat : Lateri

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh diare sudah 7-8 kali 1 hari,mual muntah

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke rumah sakit dengan mengeluh diare sudah 7-8 kali 1 hari , mual
muntah, kekurangan cairan
P : Nyeri saat lapar

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Perut bagian atas

S : Skala 5 (sedang)

T : Hilang timbul

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada
4) Riwayat Penyakit Keluarga

Genogram 3 generasi

-
-
-
l |
|
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --

-- -
-
-
-
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

KET:
: Laki-laki

: Perempuan

:Meninggal
: Perkawinan
. . . : Tingggaal serumah
:Pasien

HS :Hidup dan sehat


C. Pemeriksaan Fisik.
5) Keadaan umun : Lemas
Kesadaran : Kompos mentis
Penampilan :
Tanda-Tanda Vital : TD : 90/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7 C

BB SMRS : 56 kg

BB MRS : 50 kg

6) Kepala
Bentuk : Bulat

Warna : Hitam

Tekstur : Keras

Penyebaran : Tidak

Keadaan : Normal

Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

Benjolan : Tidak ada benjolan

Kebersihan : Bersih

7) Mata
Kesimetrisan : Simetris

Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan

Fungsi penglihatan : Normal

Reflek pupil : Positif terhadap cahaya

Kebersihan : Bersih

8) Telinga
Kesimetrisan : Simetris

Warna : Sawo matang

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekanan

Fungsi pendengaran : Normal

Kebersihan : Bersih

9) Hidung
Kesimetrisan : Normal

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak


Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan

Fungsi Penciuman : Normal

Kebersihan : Bersih

10) Mulut
a) Bibir
Kesimetrisan : Simetris

Warna : Merah muda

Tekstur : Lembab

Mukosa : Kering

Sekret : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan

Kebersihan : Bersih

Pasien mengatakan sering mual muntah

b) Gigi
Warna : Putih

Caries :Tidak caries

Jumlah : 32 buah

Kebersihan : bersih

c) Lidah
Warna : Merah muda
Fungsi Penegecapan : Baik

Tekstur : Lunak

Kebersihan : Bersih

11) Leher
Bentuk : Normal

JVP : Tidak ada

Thyroid : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri Tekanan

Kebersihan : Bersih

12) Dada
Bentuk : Bulat

Bunyi jantung : Baik

Bunyi Paru : Baik

Frekuensi napas : 24 x/menit

Frekuensi jantung : Baik

Otot-otot bantuan pernapasan : Tidak ada

Bengkak : Tidak ada bengkak

Sekret : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Ada nyeri tekanan


Perkusi jantung dan paru-paru : Normal

Kebersihan : Bersih

13) Abdomen
Bentuk : Normal

Tekstur : Lunak

Bengkak : Tidak ada bengkak

Benjolan : Tidak ada benjolan

Lesi : Tidak ada

Nyeri tekanan : Ada nyeri tekanan

Bising Usus : Meningkat

Distensi abdomen : Tidak ada

Bunyi perkusi lambung : Normal

Kebersihan : Bersih

14) Ekstremitas
Bentuk : Simetris
Warna : Tidak ada
Tekstur : Normal
Kelembaban : Tidak ada
Turgor : Kering
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekanan
Jumlah :-
Ekstermitas atas : Baik
Ekstermitas bawah : Baik
Kekuatan otot : Baik
Kebersihan : Bersih
11). Genetalia : Tidak ada
12). Pola Aktivitas Sehari-hari

NO AKTIVITAS SMRS MRS


1. Pola makan
Frekuensi makan - 3 kali/hari - 1 kali/hari
Waktu makan - Pagi, siang, malam - Tidak menentu
Jenis makanan - Nasi, ikan, sayur - Bubur
Porsi yang dihabiskan - 1 porsi - ½ porsi tidak habis
Keluhan - Tidak ada - Diare, muntah

2. Pola minum
Jenis minuman - Air putih, teh, susu -Air putih

Jumlah minuman - 6-7 gelas/hari - 2-3 gelas/hari


Frekuensi minum - 6-7 kali/hari - 2-3 kali/hari
Keluhan - Tidak ada - Diare, muntah
3. BAB
Frekuensi - 2 kali/hari - + 5 kali/hari
Warna - Kuning - Kuning, encer
Konsistensi - Lunak - Cair
Keluhan - Tidak ada - Perut sakit
4. BAK :
Frekuensi - 5 kali/hari - + 5 kali/hari
Warna - Kuning, jernih - Kuning
Keluhan - Tidak ada - Tidak ada
5. Istirahat dan tidur
Siang - 2 jam - ± 30 menit
Malam - 8 jam - ±5 jam
Keluhan - Tidak ada - Diare, muntah

6. Personal Hygiene
Mandi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
Gosok gigi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
Keramas - 2 kali/hari - 2 kali/hari
Keluhan - Tidak ada - Tidak ada

13) Data Psikologis, Sosial Dan Spiritual


a. Data Psikologis

Pasien terlihat lemas karena diare dan mual muntah

b. Data Sosial

Pasien sangat kooperatif saat ditanya keluhan oleh dokter dan perawat

c. Data Spiritual

Pasien selalu ingat Tuhan dan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya

14) Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hb 11,5 g//dl 14 - 18 g/dl

Leukosit 6.190 sel/µL 3.500-10.500 sel/µL

LED 11 mm/jam 0-15 mm/jam

Trombosit Hematokrit 294.000 150.000-450.000 trombosit/mikroliter


Kadar gula puasa
Ureum 43,7 % 38,8-50 %

Creatinin 65 mg/dL 70-130 mg/dL

SGOT /Asat 25 mg 30 mg

SGPT/Asat 1,3 mg//dL 1,4 mg/dL

20 µ/liter 5-40 µ/liter (mikro per liter)

26 µ/liter 7-56 µ/liter (mikro per liter)


b. Therapi

Tanggal Obat Rute Dosis Waktu

09/11/21 IVFD Infus 28 tpm

Ranitidin inject 50mg/12jam 08:00 wit

ondancentron inject 4mg/8jam 08:00 wit

Newdiatab VO 1x2-3x1/tab 13:00 wit

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Pasien mengatakan : Pasien tampak:

 Diare 7-8 kali 1 hari. 5) Turgor jelek


 Konsistensi cair warna kekuningan 6) Kulit kering
 Mual Muntah 7) Mukosa bibir kering
8) Feses konsistensi cair
9) Warna kuningan
10) TTV: TD : 90/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7 C
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 DS : Pasien mengatakan Out put berlebihan Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit
- Diare 7-8 kali 1 hari
- Konsistensi cair warna kekuningan
DO :

- Ku lemah
- Konjungtiva pucat
- Gelisah
- Turgo Kulit kering
- Mukosa bibir kering
- Feses konsistensi cair, warna
kekuningan
 TTV: TD: 90/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7C
2
DS : Pasien mengatakan

- Mual, Muntah Intake tidak adekuat Pemenuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan
DO :

- Ku lemah
- Konjungtiva pucat
- Wajah pucat
 TTV: TD: 90/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7C

3.

Ds: pasien mengatakan

- Diare 7-8 kali 1 hari.


- Konsistensi cair warna kekuningan Gangguan eliminasi BAB
Konstipasi
Do:
Ku lemah
Konjungtiva pucat
 TTV: TD: 90/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebihan yang ditandai dengan diare

2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat yang ditandai
dengan mual dan muntah

3.
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan konstipasi Ditandai dengan eliminasi BAB
D. NCP

 NAMA PASIEN : Tn.A RUANGAN : Kelas I E


 UMUR : 62 tahun NO. REGISTER : XX43XX
 JENIS KELAMIN : Laki-laki Dx MEDIS :Gastroenteritis
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan keseimbangan cairan dan Kebutuhan cairan dan elektrolit 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
elektrolit berhubungan dengan output terpenuhi setelah dilakukan kedaan umum pasien
TD : 90/70 mmHg
berlebihan : tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam dengan kriteria N : 80x/ menit
DS : Pasien mengatakan hasil :
S : 36,7◦c
c. Minum air putih habis + 4 gelas -Turgor kulit elastis
(+ 1000) / hari. R : 20 x/ menit
d. Diare 7-8 kali 1 hari. -Mukosa bibir lembab
e. Konsistensi cair warna
kekuningan -Feces konsistensi 2. Untuk mengetahui
DO : lembek/padat 2. Monitoring tanda dan tanda-tanda dehidrasi
11) Turgor jelek gejala dehidrasi
12) Kulit kering
13) Mukosa bibir kering
14) Feses konsistensi cair 3. Untuk
15) Warna kuningan 3. Jelaskan pentingnya
Penambah/pengganti
kebutuhan cairan untuk
cairan tubuh
tubuh

4. Untuk mengurangi rasa


4. Lanjutkan kolaborasi
sakit yang di alami
dengan dokter untuk obat
pasien ,memudahkan
anti diare dan anti biotik
pasien untuk
beraktifitas dan
bekerjasama dalam
pemberian tindakan.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang 1. Dengan pemberian


1. Menganjurkan pasien
dari kebutuhan tubuh berhubungan makanan yang sedikit
untuk makan sedikit tapi
2. dengan intake tidak adekuat : Setelah dilakukan tindakan sering tapi sering dapat
keperawatan diharapkan menurunkan kelemahan
DS : Pasien mengatakan aktifitas dapat kembali normal dan meningkatkan
dengan kriteria : pemasukan untuk
Mual
mencegah distraksi
5. Muntah -Klien dapat berpartisipasi gaster
pada aktivitas yang diingankan
-Memenuhi perawatan diri
DO : sendiri

d. Wajah tampak pucat -Mencapai peningkatan 2. Memberikan informasi


tentang
e. Konjungtiva anemis toleransi aktivitas yang dapat 2. Menjelaskan pentingnya ketidakmampuan untuk
di ukur, dibuktikan oleh nutrisi yang adekuat memenuhi kebutuhan
menurunnya kelemahan dan metabolisme
kelelahan menyebabkan
menurunnya berat
badan, memburuknya
kesehatan, menurunnya
kemampuan tubuh
untuk memperbaiki
sel-sel

3. Memberikan diet sesuai


dengan metode
makanan dan
kebutuhan kalori
3. Memberikan diet sesuai didasrkan pada situasi
dengan kondisi pasien atau kebutuhan individu
untuk memberikan
nutrisi maksimal

4. Anti ematik mencegah


muntah dengan
menghambat rangsang
terhadap pusat muntah

4. Melanjutkan advice
dokter untuk obat anti 1. Untuk mengetahui
ematik keadaan umum pasien
Gangguan eliminasi urine berhubungan
dengan konstipasi 1. Observasi ttv

TD : 120/80 mmHg
Ditandai dengan:
N : 80x/ menit
3. Ds: pasien mengatakan Kebutuhan istirrahat tidur
terpenuhi setelah dilakukan S : 37◦c
- Bab 7-8 kali 1 hari. tindakan keperawatan 1x13jam
- Konsistensi cair warna kekuningan jam dengan kriteria hasil: R : 22 x/ menit
2. Agar menegtahui
konsistensi fekal pasien

Do: -Bab normal


- Ku lemah 2. Monitor konsitensi warna 3. Agar bertujuan untuk
- Konjungtiva pucat membantu feses
feses menjadi dalam keadaan
normal
3. Berikan cairan yang
adekuat dan makanan
4. Agar membantu
tinggi serat mengembalikan ke
keadaan normal

4. Kolaborasi dengan dokter


dalam pemberian terapi
obat
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/Nama


o

1. 31/05/22 6. Mengkaaji TTV S: TTV pasien tidak dalam


Hasil: TTV: batas normal
09:00
- TD: 100/70 mmhg pasien mengatakan
Wit - N: 81 x/menit
- R: 21x/menit - sudah tidak
- S: 36,5C diare
7. Memonitor tanda dan gejala dehidrasi - konsistensi
feses normal
Hasil: pasien tampak tidak kekurangan
cairan lagi O: tampak

8. Menganjurkan untuk pasien untuk - ku baik


banyak minum - konjungtiva
merah muda
Hasil: pasien mengerti dan pasien banyak
minum
9. Menjelaskan pentingnya kebutuhan A: Masalah teratasi
cairan untuk tubuh sebagian
Hasil: pasien menerima dan mengerti
P: intervensi dilanjutkan
10. Mengkolaborasi dengan dokter obat anti
diare dan anti biotik
hasil: pasien sembuh dari diare

5. Mengkaji ttv pasien :


Hasil: TTV: S: TTV pasien tidak dalam
batas normal
2. 01/06/22 - TD:110/80 mmhg
- N:78 x/menit Pasien mengatakan
11:00 - R:20 x/menit
- S:36,3C - nutrisi sudah
Wit terpenuhi
6. Mengobservasi kebutuhan nutrisi yang O: tampak
harus di penuhi
- ku baik
Hasilnya: mengetahui kebutuhan apa saja - konjungtiva
yang harus dipenuhi bagi pasien merah muda
- wajah terlihat
7. Menganjurkan pasien makan dalam porsi
segar
sedikit tapi sering
A: Masalah teratasi
Hasil: pasien mengerti dan pasien mau
sebagian
mengikuti yang dianjurkan perawat
P: intervensi dilanjutkan
8. Mengkolaborasi dengan ahli gizi dalam
memenuhi nutrisi pasien
Hasil: nutrisi pasien terpenuhi

5. Mengkaji ttv
Hasil: TTV:
S: TTV pasien dalam batas
- TD:120/80 mmhg normal
- N:75 x/menit
- R:23 x/menit Pasien mengatakan
3. 02/06/22 - S:36,6C
- bab kembali
13:00 normal
6. Memonitor konsitensi warna feses - bab teratur
wit
hasil: feses kembali normal
7. Memberikan cairan yang adekuat dan O: tampak
makanan tinggi serat
- KU baik
hasil: konsistensi feses pasien kembali - konjungtiva
normal dan cairan tubuh yang kurang normal (merah
muda)
dipenuhi
8. Mengkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat A: masalah teratasi
Hasil: pasien merasa sudah baikan
P: intervensi dihentikan
pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai