Anda di halaman 1dari 20

Gastroenteritis/Diare

Dr. Yulialdi Bimanto Heryanto Putra


RS AMINAH
Pendahuluan
--Dewasa 99 juta

-AS 8 juta, ¼ juta dirawat


Kematian tinggi usila, anak → dehidrasi sedang
sampai berat
-Negara berkembang 2-3 kali negara maju
Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah
penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (> 3 kali/hari)
disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah
dan/atau lendir .

Diare juga dapat terjadi pada bayi dan


anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir dan
darah.(Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
ETIOLOGI Faktor infeksi
A. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
1). Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas
dan sebagainya.
2). Infeksi virus
entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,
astovirus dan lain-lain.
3). Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat
merangsang peningkatan peristaltik usus.
Patofisiologi :
1. Diare osmotik :osmolaritas cairan intra luminal meninggi →
pencahar MgSO4 , MgOH
2. Diare sekretorik : sekresi cairan dan elektrolit meninggi →
endotoksin E. coli, kholera, reseksi illum
3. Malabsorbsi asam empedu, lemak →peny.sal. Bilier
4. Gangguan pertukaran anion/elektrolit → hambatan Na+K+ATP
ase
5. Motalitas dan waktu transit abnormal
6. Gangguan permeabilitas usus
7. Diare inflamatorik:inflamasi dinding usus (infeksi shigela, non
infeksi kolitis, chron disease)
8. Infeksi dinding usus →tersering
Invasi : entroinvasiv e.coli (EIEC), salmonela, shigela
(nekrosis,ulcerasi mukosa)
Non invasiv : karena toksin (v. cholera)
KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi
dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus
disentri basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetis.

2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :


a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare
yang ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar
usus, misalnya: diare karena bronkhitis.

3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua


golongan yaitu:
a. Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang
bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam
waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang
berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15%
yang berakhir dalam 14 hari.
b. Diare kronik, ádalah diare yang berlangsung 2 minggu
atau lebih (Sunoto, 1990).
TANDA DAN GEJALA
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan
bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
Diagnosis
Anamnesia :
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi (Hb, leukosit, trombosit, hemakotokrit, DC
2. Elektrolit, ereum, kreatinin, pemeriksaan tinja, kultur,
serologi
Virus : leukosit normal, bakteri lekositosis, netropeni pada
salmonela
Derajat dehidrasi :
1. Berdasarkan berat badan
ringan 2-5% BB
sedang 5-8% BB
berat 8-10% BB
1. Bj plasma (ringan 1,025-1,028, sedang 1,028-1,032, berat
1,032-1,040
2. Pengukuran CVP (central Venus Presurure)
3. Sistem skor (Daldiyono)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan :
1. Rehidrasi oral/parental
2. Diet (sari buah, the, tdk bergas, mudah
dicerna)
3. Anti diare (loperamid)
4. Antibiotik
Cara menghitung kebutuhan cairan :
1. BJ plasma

2. Metode pierce
ringan 5% BB
sedang 8% BB
berat 10% BB
3. Daldiyono (sistem skor)
skor / 15 x 10% x kg BB x 1 L
berikan dalam 3 jam :
jam 1 : ½ jam,
jam 2 : 2/3 x ½ +balance
jam 3 : 1/3 x ½ + balance
Score :
1. muntah
2. vock cholerik 2
3. apatis 1
4. somnolen, soporous, koma 2
5. TD sistolon < 90 mmHg 1
6. TD sistolon <60 mmHg 2
7. Nadi >120 x/menit 1
8. Nafas kusmaul >30 x/menit 1
9. turgor turun 1
10. facies cholerika 2
11. washer women hand 1
12. ekstrimitas dingin 1
13. sianosis 2
14. umur >50 thn -1
15. umur 60 thn -2
TERAPI CAIRAN
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan
kepada penderita diare, harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan
sama dengan
1). Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare
dan/muntah muntah PWL (Previous Water Losses)
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal
Water Losses).
2). Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang
masih terus berlangsung CWL (Concomitant water
losses) (Suharyono dkk., 1994 dalam Wicaksono,
2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1). Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang
dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung
Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85
cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90
mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L,
bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa
cairan rehidrasi oral:
a). Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,
NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
b). Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-
cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO
tidak lengkap.

2). Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat


sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama
pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan
evaluasi:
a). Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b). Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994
dalam Wicaksana, 2011).
ANTIDIARE
Contoh obat Diare
Loperamide
Attalpugite
Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang
diindikasikan pada diare akut infeksi, karena
40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari
3 hari tanpa pemberian anti
biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan
pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi seperti demam, feses berdarah,,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
kontaminasi lingkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong, dan
pasien immunocompromised.

Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin


500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin
500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin
300mg (Oral, dosis tunggal),Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari,
7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).
KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat
kerusakan mukosa usus.
ANTI
TERIMA KASIH
DIARE_
DIARE
CLUB

Anda mungkin juga menyukai