TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu
“diarroi” yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari
pengeluaran tinja yang terlalu frekuensi (Artikel, 2009). Menurut Hipocrates, diare
merupakan suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan tinja. Menurut
Depkes RI (2010), diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari pada anak dan pada bayi lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.
2. Etiologi
Terdapat tiga bahan dalam etiologi diare pada anak ( Mary E. Muscari , 2009 ) :
1. Diare Akut , diare akut disebabkan karena adanya bakteri , non bakteri dan adanya
infeksi .
A. Infeksi
a. Enteral , yaitu infeksi yang terjadi di dalam saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama terjadinya diare . infeksi enternal meliputi :
- Infeksi Bakteri : Vibrio , E.Coli , Salmonella , Shigella Campylobacter , yersinia
, Aeromonas
- Infeksi Virus : Enterovirus , seperti virus ECHO , Coxsakie , poliomyelitis ,
adenovirus , rotavirus , astrovirus .
- Infeksi Parasit : Cacing ( Ascaris , Trichiuris , Oxyyuris , dan strongylodies ) ,
protozoa ( Entamoeba Histolytica , Giardia Lamblia , Dan Trichomonas
Hominis )
b. Parenteral , yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan misalnya ,
otitis media akut ( OMA ) , tonsilofaringus , bronkopneumonia , ensefalitis .
B. Malabsorbsi
a. Karbohidrat , disakarida ( intoleransi laktosa , maltosa , dan sukrosa ) serta
monosakarida( intoleransi glukosa , fruktosa , dan galaktosa ) . pada anak bayi
paling bahaya adalah intoleransi laktosa .
b. Lemak
c. Protein
2. Diare Kronis biasanya dikatikan dengan satu atau lebih penyebab berikut :
a. sindrome malabrsorbsi
b. Defek Anatomis
c. intoleransi laktosa
d. reaksi alergik
e. respon inflamasi
f. imunodefisiensi
g. parasit
3. Faktor predisposisi diare antara lain , usia yang masih kecil , malnutrisi , penyakit
kronis , penggunaan antibiotik , air yang terkontaminasi , sanitasi , pengelolaaan
makanan yang buruk atau tidak tepat .
3. Manifestasi Klinis
4. pemeriksaan Diagnostik :
1. Diare Akut ,
- Tes darah lengkap : anemia atau trombositosis mengarahkan dengan adanya penyakit
kronis . Albumin yang rendah bisa menjadi patokan untuk tingkat kparahan penyakit
namun tidak spesifik .
- Kultur tinja bisa mengindentifikasi organisme penyebab , Bakteri C.Difficille ditemukan
pada 5% orang sehat ditegakkan berdasarkan adanya gejala serta ditemukanya toksin ,
bukan berdasarkan di temukannya organisme saja .
- Foto polos abdomen : bisa menunjukan gambaran kolitis akut
2. Diare Kronis
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
- Tes darah lengkap : secara umum dilakukan dalam hitung darah lengkap , LED , bikoimiawi
folat .
- Miokroskopik dan kultur tinja (3x) : hasil kultur negatif belum menyingkirkan giardiasis
- foto polos abdomen : pada foto polos abdomen bisa ter;ihat klasifikasi pankras ,
sebaiknya di periksa dengan Endoscopi Retrograde Cholangiopancreatography ( ERCP )
5. Penatalaksaan Medis
Rehidrasi
Jenis cairan
cara rehidrasi oral : Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit
setiap kali diare, Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
cairan parenteral : usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%, Usia 2 hari-3
bulan d100,18 NS, Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS, Usia > 3 tahun D51/2NS, HSD (Half
Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)
Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan kesadaran
menurun).
IV line bila dehidrasi berat
Jumlah cairan
1. Obat-obatan
Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg, Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg
BB/hr
Obat antispasmotiliti
Antibiotik
Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi
elemental formula.
Supportif
6. Komplikasi
2. Renjatan hipovlemik akibat menurunya akibat menurunya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan menyebabkan penurunan
tekanan darah .
3. Hipokalemia dengan gejala yang munul adalah meteorismus , hipotoni otot , kelemahan ,
bradikardi .
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa skunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena kerusakan vili
mukosa usu halus .
6. Kejang
7. Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah , biaanya penderita mengalami
kelaparan .
7. Pathway
BAB III
3.1 Pengkajian
B.Keluhan utama
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada
anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
- pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar
kepala, lingkar abdomen membesar
-Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun
lebih
-Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap
dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
-Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic -
(kontraksi otot pernafasan)
-Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
-Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time
memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
-Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa yang tepat,
sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula, pemeriksaan yang perlu dilakukan
pada anak yang terkena diare, yaitu pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
pemeriksaan darah dan endoskopi abdomen serta pemeriksaan tinja 24 jam .
Daftar Pustaka