SYNDROME COMPARTMENT

Perawat : “selamat pagi bu”

Pasien : “pagi mbak”

Perawat : “perkenalkan saya perawat yang bertugas pada pagi ini, bisa disebutkan nama dan
tanggal lahirnya?”

Pasien : “ibu Veni. 19 Agustus 1980”

Perawat : “iya ibu veni, saya tadi dipanggil oleh keluarga ibu katanya kaki ibu nyeri lagi ya bu?”

Pasien : “iya mbak, kaki saya nyeri”

Perawat : “baik, saya cek dulu ya bu”

Pasien : “iya mbak”

(perawat mengecek CRT, tensi, mengendorkan balutan dll)

Perawat : “ibu selagi saya kendorkan balutannya ini ibu tarik nafas agar nyerinya berkurang”

Pasien : (mengatur nafas)

Perawat : “tarik nafas dari hidung kemudian keluarkan dari mulut perlahan”

Pasien : (tarik nafas)

Perawat : “setelah saya kendorkan saya coba sedikit tinggikan lebih tinggi darijantung ya bu

Pasien : “iya mbak”

Perawat : “bagaimana ibu keadaannya sekarang? Apa ada yang dikeluhkan lagi?”

Pasien : “sudah lebih baik tapi masih agak nyeri sih mbak”

Perawat : “oiya sebentar lagi kami beri injeksi anti nyeri ya bu, sekaligus kami masukkan obat
rutin ke ibu”

Pasien : “oiya kalau begitu mbak”

Perawat kembali untuk injeksi

Perawat : “selamat pagi bu”

Pasien : “pagi mbak”

Perawat : “perkenalkan saya perawat yang bertugas pada pagi ini, bisa disebutkan nama dan
tanggal lahirnya?”

Pasien : “ibu Veni. 19 Agustus 1980”

Perawat : “ibu veni bagaimana apa masih nyeri?”

Pasien : “masih sedikit mbak”

Perawat : “baik bu, saat ini saya akan memasukkan obat anti nyeri pada ibu ya bu. Ini akan agak
sedikit sakit saat obat mulai masuk ya bu”

Pasien : “oiya mbak, silahkan”

Perawat : “permisi ya bu, sambil atur nafasnya ya bu” (sambil memasukkan obat anti nyeri)

Pasien : (mengatur nafas)

Perawat : “yak baik sudah selesai bu”

Pasien : “agak sakit ya mbak”

Perawat : “iya bu, obat sudah kami masukkan. Apakah ada keluhan lagi bu?”

Pasien : “sudah tidak ada mbak”

Perawat : “baik kalau begitu saya permisi dulu jika memerlukan sesuatu pencet bel disamping
tempat tidur ya bu. Mari, permisi bu”

Pasien : “iya mbak, terimakasih”