Anda di halaman 1dari 3

19

4.2. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan ialah membuat sabun menggunakan bahan
baku minyak sayur dan kaustik soda . Karena asam lemak direaksikan dengan
NaOH dan bukan dengan KOH, maka sabun yang dihasilkan berupa sabun keras .
Minyak sayur (minyak nabati) yang digunakan diasumsikan sebagai trigliserida.
Dengan diasumsikannya minyak sayur sebagai trigiserida murni maka berat
molekul dan massa jenis minyak sayur yang dipakai dalam perhitungan
merupakan berat molekul dan massa jenis trigiserida (C7H35COO)3.
Perbandingan NaOH dan asam lemak yang direaksikan pada percobaan
adalah 5:1. Tujuan diberikan NaOH berlebih (teoritis 3:1) ialah agar asam lemak
seluruhnya terkonversi. Produk yang dihasilkan dalam reaksi safonifikasi pada
percobaan berupa garam karboksilat (sabun) dan gliserol (1,2,3 propanatriol).
Setelah sabun terbentuk ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai agen pemisah
antara sabun, gliserol, dan air. Hal ini disebabkan NaCl yang lebih mudah larut
dalam air dapat menggantikan sabun yang memiliki kelarutan lebih rendah
(sebelumnya membentuk emulsi dengan air) sehingga sabun terpisah dari air.
Dari hasil percobaan didapat tiga lapisan produk yang berupa lapisan
dari campuran gliserol dan air yang terletak dibagian paling atas, dilanjutkan
sabun dilapisan kedua, dan lapisan terakhir berupa minyak yang tidak bereaksi.
Apabila minyak bereaksi sempurna maka produk hanya terdiri dari dua lapisan.
Penyebab masih tersisanya minyak karena kondisi operasi pada saat percobaan
dilakukan tidak berjalan dengan semestinya. Pada saat percobaan dilakukan
minyak sayur dan NaOH telah dicampurkan pada saat temperatur masih berada
dalam kondisi ruang. Hal ini menyebabkan aktivasi diantara keduanya tidak
berjalan dengan maksimal karena tidak sesuainya kondisi yang ada. Temperatur
merupakan hal yang sangat penting dalam mereaksikan suatu zat, karena
temperatur merupakan salah satu fungsi dari kinetika reaksi. Maka apabila
kinetika tidak berjalan dengan baik akan mempengaruhi persen konversi.
Untuk memperoleh konversi reaksi, dilakukan penimbangan produk.
Produk yang beratnya ditimbang ialah sabun, dan sisanya dapat diperoleh dari
neraca massa yang dihitung dengan kesetimbangan reaksi. Dari hasil perhitungan
20

diperoleh %yield sabun sebesar 56,72% dan mol minyak sayur yang tersisa
sebesar -0,042 mol. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil yang tidak
semestinya pada mol minyak sayur yang tersisa bernilai negatif . Hal itu
disebabkan karena asumsi yang diberikan pada minyak sayur . Minyak sayur yang
diasumsikan sebagai trigliserida murni dapat mempengaruhi neraca massa.
Pengaruh tersebut tanpak jelas karena banyaknya konversi yang dilakukan dalam
perhitungan. Minyak sayur yang awalnya berdimensi volume diubah menjadi
berdimensi massa yang artinya dikonversi dengan mengalikan dengan massa jenis
yang berupa massa jenis trigliserida. Apabila minyak sayur tersebut bukan
merupakan trigliserida murni maka ada kemungkinan densitas nya berbeda dari
asumsi yang dipakai. Tidak berbeda dengan densitas, berat molekul yang
merupakan asumsi juga memiliki pengaruh yang sama saat mengonversi massa
menjadi mol. Apabila minyak sayur tidak murni terdiri dari trigliserida maka
seharusnya berat molekul yang digunakan ialah berat molekul rata-rata dari
senyawa-senyawa yang ada pada dalam minyak sayur.
Faktor-faktor penyebab kesalahan dalam percobaan bukan hanya sebatas
sisi praktikal seperti salah dalam memberikan kondisi operasi , tetapi analitik juga
dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan. Untuk menghindari kesalahan
analitik tersebut sebaiknya hindari asumsi yang dapat membuat kesalahan dalam
perhitungan. Untuk meminimalisir pengasumsian seperti yang ada pada percobaan
sebaiknya dilakukan analisa terhadap minyak sayur yang akan digunakan . Dengan
dilakukannya analisa maka minyak sayur dapat dipastikan komposisinya , dimana
minyak sayur biasanya tidak murni terdiri atas trigiserida. Apabila setelah
dilakukan analisa menunjukkan minyak sayur tidak hanya terdiri dari trigliserida
atau bukan dari trigliserida maka sabun yang dihasilkan bukan merupakan garam
dari gliserida dan gliserol bukan barang pasti menjadi hasil samping , tetapi berupa
alkohol jenis lain, karena alkohol yang dihasilkan bergantung dari jenis asam
lemak umpan. Hal ini dapat dilihat dari mekanisme reaksi safonifikasi dimana
19

rantai alkil (R) yang ada pada ester asam lemak berikatan dengan gugus hidroksi
(OH) yang dimiliki oleh NaOH (kaustik soda) membentuk alkohol.

Anda mungkin juga menyukai